Suratu Nuh 71 ~ Tafsir Rahmat

Tafsir Rahmat
 
Oleh: H. Oemar Bakry

71. NŪḤ (NABI NŪḤ)

 

Surat ini termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Jumlah ayatnya 28. Diturunkan sesudah surah an-Naḥl.

Dinamakan Surah Nūḥ, karena surat ini menerangkan kisah Nūḥ menyeru kaumnya.

Di antara isinya:

  1. Nūḥ diutus Tuhan kepada kaumnya. Ia telah menyampaikan da‘wah, wahyu Allah yang ditugaskan kepadanya dengan segala cara. Dengan terang-terangan atau mirip dengan rapat-rapat umum yang diadakan orang sekarang dan juga dengan sembunyi-sembunyi atau berkelompok-kelompok dan dari rumah ke rumah (from home to home).
  2. Nūḥ memberikan harapan-harapan kepada mereka jika mereka beriman. Dosa mereka akan diampuni dan ni‘mat Tuhan yang berlipat ganda akan mereka peroleh. Nūḥ juga menerangkan berbagai ni‘mat Tuhan yang telah mereka terima. Semenjak dari ni‘mat diri mereka sendiri sampai kepada ruang angkasa yang berlapis-lapis dan bumi yang terbentang luas diterangkan dengan jelas oleh Nūḥ.
  3. Sudah letih Nūḥ memanggil mereka ke jalan yang benar, namun mereka tidak juga mau mengindahkannya. Akhirnya mereka tenggelam dalam taufan yang terkenal taufan Nabi Nūḥ.
  4. Nūḥ bermohon kepada Tuhan agar ia, ibu, bapaknya dan seluruh orang yang beriman, pria dan wanita, diampuni-Nya. Dengan doa itulah Nūḥ menenangkan hatinya dan menghilangkan segala kesedihan dan kekesalannya selama menjalankan tugas. Dengan mengingat Allah itu jualah akan tenang hati setiap mu’min.

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

إِنَّا أَرْسَلْنَا نُوْحًا إِلَى قَوْمِهِ أَنْ أَنذِرْ قَوْمَكَ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ. قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّيْ لَكُمْ نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌ. أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَ اتَّقُوْهُ وَ أَطِيْعُوْنِ. يَغْفِرْ لَكُمْ مِّنْ ذُنُوْبِكُمْ وَ يُؤَخِّرْكُمْ إِلىَ أَجَلٍ مُّسَمًّى إِنَّ أَجَلَ اللهِ إِذَا جَاءَ لَا يُؤَخَّرُ لَوْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ. قَالَ رَبِّ إِنِّيْ دَعَوْتُ قَوْمِيْ لَيْلًا وَ نَهَارًا. فَلَمْ يَزِدْهُمْ دُعَائِيْ إِلَّا فِرَارًا. وَ إِنِّيْ كُلَّمَا دَعَوْتُهُمْ لِتَغْفِرَ لَهُمْ جَعَلُوْا أَصَابِعَهُمْ فِيْ آذَانِهِمْ وَ اسْتَغْشَوْا ثِيَابَهُمْ وَ أَصَرُّوْا وَ اسْتَكْبَرُوا اسْتِكْبَارًا. ثُمَّ إِنِّيْ دَعَوْتُهُمْ جِهَارًا. ثُمَّ إِنِّيْ أَعْلَنْتُ لَهُمْ وَ أَسْرَرْتُ لَهُمْ إِسْرَارًا. فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا. يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًا. وَ يُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَ بَنِيْنَ وَ يَجْعَلْ لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَ يَجْعَلْ لَّكُمْ أَنْهَارًا. مَّا لَكُمْ لَا تَرْجُوْنَ للهِ وَقَارًا. وَ قَدْ خَلَقَكُمْ أَطْوَارًا. أَلَمْ تَرَوْا كَيْفَ خَلَقَ اللهُ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا. وَ جَعَلَ الْقَمَرَ فِيْهِنَّ نُوْرًا وَ جَعَلَ الشَّمْسَ سِرَاجًا. وَ اللهُ أَنْبَتَكُمْ مِّنَ الْأَرْضِ نَبَاتًا. ثُمَّ يُعِيْدُكُمْ فِيْهَا وَ يُخْرِجُكُمْ إِخْرَاجًا. وَ اللهُ جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ بِسَاطًا. لِتَسْلُكُوْا مِنْهَا سُبُلًا فِجَاجًا. قَالَ نُوْحٌ رَّبِّ إِنَّهُمْ عَصَوْنِيْ وَ اتَّبَعُوْا مَنْ لَّمْ يَزِدْهُ مَالُهُ وَ وَلَدُهُ إِلَّا خَسَارًا. وَ مَكَرُوْا مَكْرًا كُبَّارًا. وَ قَالُوْا لَا تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَ لَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَ لَا سُوَاعًا وَ لَا يَغُوْثَ وَ يَعُوْقَ وَ نَسْرًا. وَ قَدْ أَضَلُّوْا كَثِيْرًا وَ لَا تَزِدِ الظَّالِمِيْنَ إِلَّا ضَلاَلًا. مِمَّا خَطِيْئَاتِهِمْ أُغْرِقُوْا فَأُدْخِلُوْا نَارًا فَلَمْ يَجِدُوْا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِ اللهِ أَنْصَارًا. وَ قَالَ نُوْحٌ رَّبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِيْنَ دَيَّارًا. إِنَّكَ إِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوْا عِبَادَكَ وَ لَا يَلِدُوْا إِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا. رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَ لِوَالِدَيَّ وَ لِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ وَ لَا تَزِدِ الظَّالِمِيْنَ إِلَّا تَبَارًا.

NŪḤ (NABI NŪḤ)

Surat ke-71. Jumlah ayatnya 28

 

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

  1. Sesungguhnya Kami telah mengutus Nūḥ kepada kaumnya (dengan tugas): “Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepada mereka ‘adzab yang berat.”
  2. Nūḥ berkata: “Hai kaumku! Sesungguhnya aku pemberi peringatan dan penjelasan kepadamu.
  3. Sembahlah Allah! Bertaqwalah kepada-Nya dan taatilah (ikutlah) aku.
  4. niscaya Dia akan mengampuni sebahagian dosa-dosamu dan memberi tangguh kepadamu sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Allah apabila sudah datang waktunya tidak dapat diundurkan, kalau kamu mengetahui.”
  5. Nūḥ bermohon: “Wahai Tuhanku! Sesungguhnya aku telah memanggil kaumku siang dan malam.
  6. tetapi seruanku menambah mereka lari.
  7. Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka, supaya Engkau mengampuni mereka, dimasukkannya anak jarinya ke dalam telinganya dan mereka menutup (mukanya) dengan pakaian mereka dan mereka tetap (menyangkal) dan angkuh sekali.

 

Ayat 1 s/d 7 menerangkan:

  1. Nūḥ diutus untuk menyeru kaumnya agar mereka iman kepada Allah, bertaqwa dan mentaati-Nya.
  2. Seruan itu tidak diindahkan kaumnya. Bahkan semakin diseru mereka semakin menjauh. Kadang-kadang mereka menutup telinga mereka agar jangan terdengar seruan Nūḥ.
  3. Nūḥ tidak bosan-bosannya menyampaikan da‘wah walaupun bagaimana ejekan kaumnya. Selain dari ancaman yang disampaikannya, ia juga menyampaikan harapan-harapan. Ampunan dan kelapangan akan diberikan Allah kepada mereka jika mereka mau beriman.

 

  1. Sesungguhnya aku telah menyeru mereka dengan suara lantang.
  2. Kemudian aku (menyeru) mereka dengan terang-terangan dan (tempo-tempo) dengan diam-diam.
  3. Maka aku katakan kepada mereka: “Mohonkanlah ampun kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun,
  4. niscaya Dia akan menurunkan kepadamu hujan lebat.
  5. dan Dia berikan kepadamu anak-anak dan harta yang banyak, diadakan-Nya kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu.
  6. Mengapa kamu tidak takut (mengharapkan) akan kebesaran Allah?
  7. Sesungguhnya Dia telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan (periode).
  8. Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah menciptakan tujuh ruang angkasa bertingkat-tingkat?
  9. Dan diciptakan-Nya dalam ruang angkasa itu bulan bercahaya (karena dapat cahaya dari matahari) dan matahari bersinar (memancarkan cahaya).
  10. Dan Allah menumbuhkan (menciptakan) kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya.
  11. Kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu daripadanya.
  12. Dan Allah menjadikan bumi untukmu bagai hamparan,
  13. supaya kamu menjalani jalan-jalan yang lebar.”

 

Ayat 8 s/d 20 menerangkan:

  1. Nūḥ telah menyeru kaumnya dengan segala cara, terang-terangan dan secara sembunyi-sembunyi. Walaupun begitu mereka tidak juga mau beriman.
  2. Nūḥ tetap sabar. Ia memohonkan agar mereka diampuni Tuhan. Ia peringatkan berbagai ni‘mat Tuhan yang mereka terima, agar mereka menyembah-Nya.

 

  1. Nūḥ mendoa: “Wahai Tuhanku! Sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku dan mereka mengikuti orang yang harta dan anak-anaknya menambah kerugian mereka (saja).
  2. Dan mereka melakukan tipu-daya yang besar.”
  3. Dan mereka berkata: “Janganlah kamu sekali-kali meninggalkan tuhan-tuhan kamu dan jangan pula kamu meninggalkan (menyembah) Wadd, Suwā‘, Yaghūts, Ya‘ūq, dan Nasr (berhala-berhala).”
  4. Dan mereka telah banyak menyesatkan (orang). Dan Engkau tambahlah kesesatan orang-orang yang zhalim itu.
  5. Mereka ditenggelamkan disebabkan kesalahan mereka, lalu mereka dimasukkan ke dalam neraka. Maka mereka tidak memperoleh penolong-penolong selain dari Allah.
  6. Nūḥ berdoa: “Wahai Tuhanku! Jangan Engkau biarkan orang-orang kafir itu bertempat tinggal di muka bumi.
  7. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka menyesatkan hamba-hambaMu. Dan mereka hanya akan melahirkan anak-anak yang jahat dan sangat kafir.
  8. Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu-bapakku, orang beriman yang masuk ke rumahku dan semua orang-orang beriman pria dan wanita. Dan tambahlah kebinasaan kepada orang-orang yang zhalim.

 

Ayat 21 s/d 28 menerangkan:

  1. Karena kaum Nūḥ tetap membangkang, akhirnya ia mendoakan agar mereka dimusnahkan dari muka bumi. Tidak ada gunanya mereka tinggal, karena mereka hanya akan menambah malapetaka belaka. Anak-anak mereka juga akan mengikuti jejak mereka menjadi orang pembangkang.
  2. Nūḥ mendoakan agar ia dan semua orang-orang mu’min, pria dan wanita, diampuni Tuhan.
  3. Kisah Nūḥ dengan kaumnya banyak memberikan pelajaran. Suatu peringatan bagi orang-orang yang sudah lupa daratan melupakan Tuhan. Bagaimana pun kekuatan dan kekayaan serta kebesaran seseorang atau satu bangsa yang tidak menyembah Tuhan, akhirnya akan hancur.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *