Suratu Nuh 71 ~ Tafsir Muyassar

TAFSIR MUYASSAR

Oleh: Para Penyusun:
Dr. Hikmat Basyir
Dr. Hazim Haidar
Dr. Mushthafa Muslim
Dr. Abdul Aziz Isma‘il

Dikaji Ulang Oleh Sejumlah Ulama, di Bawah Arahan:
Syaikh al-Allamah Dr. Shalih bin Muhammad Alu asy-Syaikh

Penerjemah:
Muhammad Ashim, Lc.
Izzudin Karimi, Lc.
Penerbit: DARUL HAQ

Surat ke-071

NŪḤ (Nabi Nūḥ a.s.)

Makkiyyah – 28 Ayat

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

 

KISAH NŪḤ a.s. DENGAN KAUMNYA

Seruan Nabi Nūḥ a.s. Kepada Kaumnya.

إِنَّا أَرْسَلْنَا نُوْحًا إِلَى قَوْمِهِ أَنْ أَنذِرْ قَوْمَكَ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ. قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّيْ لَكُمْ نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌ. أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَ اتَّقُوْهُ وَ أَطِيْعُوْنِ. يَغْفِرْ لَكُمْ مِّنْ ذُنُوْبِكُمْ وَ يُؤَخِّرْكُمْ إِلىَ أَجَلٍ مُّسَمًّى إِنَّ أَجَلَ اللهِ إِذَا جَاءَ لَا يُؤَخَّرُ لَوْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ.

71: 1. Sesungguhnya Kami telah mengutus Nūḥ kepada kaumnya (dengan perintah): “Berilah peringatan kepada kaummu sebelum datang kepada mereka ‘adzab yang pedih.”

71: 2. Dia (Nūḥ) berkata: “Wahai kaumku! Sesungguhnya aku ini seorang pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kalian,

71: 3. (yaitu) sembahlah Allah, bertaqwalah kepada-Nya, dan taatlah kepadaku,

71-4. niscaya Dia mengampuni sebagian dosa-dosa kalian dan menangguhkan (memanjangkan umur) kalian sampai batas waktu yang ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Allah, apabila telah datang, tidak dapat ditunda, seandainya kalian mengetahui.

Sesungguhnya Kami telah mengutus Nūḥ kepada kaumnya. Kami berfirman kepadanya: “Peringatkanlah kaummu sebelum adzab yang pedih datang kepada mereka.” Nūḥ berkata: “Wahai kaumku, sesungguhnya aku memperingatkan kalian dengan peringatan yang jelas terhadap adzab Allah bila kalian mendurhakaiku. Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian, maka sembahlah Allah semata, takutlah kepada hukuman-Nya, taatilah aku dalam apa yang aku perintahkan kepada kalian dan aku larang. Bila kalian menaatiku dan menjawab seruanku, niscaya Allah memaafkan dan mengampuni dosa-dosa kalian, serta memanjangkan umur-umur kalian hingga waktu yang ditentukan dalam ilmu Allah. Sesungguhnya kematian, bila ia datang, sama sekali tidak dapat diakhirkan. Bila kalian mengetahui, niscaya kalian bersegera untuk beriman dan patuh.

Pengaduan Nūḥ a.s. Kepada Allah s.w.t. Tentang Keingkaran Kaumnya.

قَالَ رَبِّ إِنِّيْ دَعَوْتُ قَوْمِيْ لَيْلاً وَ نَهَارًا. فَلَمْ يَزِدْهُمْ دُعَائِيْ إِلَّا فِرَارًا. وَ إِنِّيْ كُلَّمَا دَعَوْتُهُمْ لِتَغْفِرَ لَهُمْ جَعَلُوْا أَصَابِعَهُمْ فِيْ آذَانِهِمْ وَ اسْتَغْشَوْا ثِيَابَهُمْ وَ أَصَرُّوْا وَ اسْتَكْبَرُوا اسْتِكْبَارًا. ثُمَّ إِنِّيْ دَعَوْتُهُمْ جِهَارًا. ثُمَّ إِنِّيْ أَعْلَنْتُ لَهُمْ وَ أَسْرَرْتُ لَهُمْ إِسْرَارًا. فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا.

71: 5. Dia (Nūḥ) berkata: “Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang,

71: 6. tetapi seruanku itu tidak menambah bagi mereka, kecuali semakin menjauhkan diri (dari kebenaran).

71: 7. Dan sesungguhnya aku setiap kali menyeru mereka (untuk beriman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan jari mereka ke telinga mereka dan menutupkan bajunya (ke wajahnya), serta mereka tetap (mengingkari) dan sangat menyombongkan diri.

71: 8. Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka dengan cara terang-terangan,

71: 9. kemudian aku menyeru mereka secara terbuka dan (juga) dengan diam-diam,

71: 10. lalu aku katakan (kepada mereka): “Mohonlah ampunan kepada Tuhan kalian, sesungguhnya Dia Maha Pengampun.”

Nūḥ berkata: “Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku telah mengajak kaumku untuk beriman kepada-Mu dan menaati-Mu malam dan siang, tetapi ajakanku kepada mereka agar beriman tidak membuat mereka kecuali berlari dan berpaling. Setiap kali aku mengajak mereka agar beriman kepada-Mu, agar dosa-dosa mereka diampuni, mereka meletakkan jari-jari mereka di telinga-telinga mereka, agar mereka tidak mendengar dakwah kebenaran, mereka menutup wajah mereka dengan kain agar tidak melihatku, mereka tetap bersikukuh di atas kekafiran mereka, menyombongkan diri dan menolak iman dengan kesombongan yang besar. Kemudian aku mengajak mereka agar beriman secara terang-terangan, tidak bersembunyi. Kemudian aku mengumumkan dakwah dengan suara tinggi dalam satu kondisi dan memelankannya dalam kondisi lainnya. Aku berkata kepada kaumku: “Mintalah ampunan dari dosa-dosa kalian kepada Tuhan kalian, bertaubatlah kepada-Nya dari kekafiran kalian, sesungguhnya Allah Maha Pengampun bagi siapa yang bertaubat dari hamba-hambaNya dan kembali kepada-Nya.

 

يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًا. وَ يُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَ بَنِيْنَ وَ يَجْعَلْ لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَ يَجْعَلْ لَّكُمْ أَنْهَارًا. مَّا لَكُمْ لَا تَرْجُوْنَ للهِ وَقَارًا. وَ قَدْ خَلَقَكُمْ أَطْوَارًا. أَلَمْ تَرَوْا كَيْفَ خَلَقَ اللهُ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا. وَ جَعَلَ الْقَمَرَ فِيْهِنَّ نُوْرًا وَ جَعَلَ الشَّمْسَ سِرَاجًا.

71: 11. niscaya Dia akan mengirimkan hujan yang silih berganti dari langit kepada kalian,

71: 12. dan Dia memperbanyak harta-benda dan anak-anak kalian, dan (juga) mengadakan kebun-kebun untuk kalian serta mengadakan sungai-sungai untuk kalian.

71: 13. Mengapa kalian tidak takut terhadap keagungan Allah?

71: 14. Dan sungguh Dia telah menciptakan kalian dalam beberapa tahap (kejadian). (4221).

71: 15. Tidakkah kalian memperhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis (bertingkat-tingkat)?

71: 16. Dan di sana Dia menciptakan bulan yang bercahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita (yang cemerlang)?

Bila kalian bertaubat dan beristighfar, niscaya Allah menurunkan kepada kalian hujan deras yang terus-menerus, memperbanyak anak-anak dan harta kalian, membuatkan untuk kalian kebun-kebun yang indah dengan buah-buahan yang kalian nikmati, membuatkan untuk kalian sungai-sungai yang darinya kalian menyiram kebun-kebun kalian dan memberi minum ternak-ternak kalian. Mengapa kalian wahai kaumku, tidak takut kepada keagungan Allah dan kekuasaaan-Nya, sementara Allah telah menciptakan kalian dalam beberapa tahapan: Setetes air, kemudian segumpal darah, kemudian seonggok daging, kemudian tulang dan daging? Tidakkah kalian melihat bagaimana Allah menciptakan tujuh langit yang sebagian di atas sebagian lainnya, menciptakan rembulan yang bercahaya di langit, dan menjadikan matahari sebagai lampu bagi penduduk bumi?

 

وَ اللهُ أَنْبَتَكُمْ مِّنَ الْأَرْضِ نَبَاتًا. ثُمَّ يُعِيْدُكُمْ فِيْهَا وَ يُخْرِجُكُمْ إِخْرَاجًا. وَ اللهُ جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ بِسَاطًا. لِتَسْلُكُوْا مِنْهَا سُبُلًا فِجَاجًا.

71; 17. Dan Allah menumbuhkan kalian dari tanah dengan pertumbuhn (berangsur-angsur),

71: 18. kemudian Dia akan mengembalikan kamu ke dalamnya (tanah) dan akan mengeluarkan kalian (kembali pada Hari Kiamat) secara pasti.

71: 19. Dan Allah menjadikan bumi untuk kalian sebagai hamparan,

71: 20. agar kalian dapat pergi kian kemari di jalan-jalan yang luas.”

Allah menciptakan bapak kalian dari tanah, kemudian mengembalikan kalian ke tanah saat kalian mati, dan mengeluarkan kalian darinya pada hari kebangkitan secara pasti. Allah menjadikan bumi bagi kalian terbentang seperti tikar agar kalian dapat menelusuri jalan-jalan yang lapang padanya.”

 

قَالَ نُوْحٌ رَّبِّ إِنَّهُمْ عَصَوْنِيْ وَ اتَّبَعُوْا مَنْ لَّمْ يَزِدْهُ مَالُهُ وَ وَلَدُهُ إِلَّا خَسَارًا. وَ مَكَرُوْا مَكْرًا كُبَّارًا. وَ قَالُوْا لَا تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَ لَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَ لَا سُوَاعًا وَ لَا يَغُوْثَ وَ يَعُوْقَ وَ نَسْرًا. وَ قَدْ أَضَلُّوْا كَثِيْرًا وَ لَا تَزِدِ الظَّالِمِيْنَ إِلَّا ضَلاَلًا.

71: 21. Nūḥ berkata: “Wahai Tuhanku, sesungguhnya mereka durhaka kepadaku, dan mereka mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya yang menambah kerugian bagi mereka,

71: 22. dan mereka melakukan makar (tipu-daya) yang sangat besar.

71: 23. Dan mereka berkata: “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan terhadap) tuhan-tuhan kalian dan jangan pula sekali-kali kalian meninggalkan (penyembahan terhadap) Wadd, dan jangan pula Suwā‘, Yaghūts, Ya‘ūq dan Nasr”. (4232).

71: 24. Dan sungguh mereka telah menyesatkan banyak orang. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zhalim itu selain kesesatan”.

Adzab yang Ditimpakan Kepada Kaum Nūḥ a.s.

مِمَّا خَطِيْئَاتِهِمْ أُغْرِقُوْا فَأُدْخِلُوْا نَارًا فَلَمْ يَجِدُوْا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِ اللهِ أَنْصَارًا.

71: 25. “Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong selain dari Allah”.

Nūḥ berkata: “Wahai Tuhanku, sesungguhnya kaumku mendurhakaiku dan mendustakanku dengan sangat, orang-orang lemah dari mereka mengikuti para pemimpin yang sesat yang harta dan anak-anak mereka hanya menambah kesesatan bagi mereka di dunia dan hukuman di akhirat. Para pemimpin kesesatan itu melakukan makar besar terhadap orang-orang lemah: “Jangan meninggalkan tuhan-tuhan kalian untuk menyembah Allah semata yang diserukan oleh Nūḥ. Jangan meninggalkan Wadd, Suwā‘, Yaghūts, Ya‘ūq dan Nasr”.” Dan itu adalah nama berhala-berhala mereka yang mereka sembah selain Allah. Mereka aslinya adalah nama orang-orang shalih, saat orang-orang shalih tersebut wafat, syaithan membisikkan kepada kaum mereka agar membuat relief-relief dan patung-patung, agar hal itu membuat mereka giat, dalam anggapan mereka, untuk melakukan ketaatan dengan melihat mereka. Manakala orang-orang tersebut telah meninggal dunia, masa berlalu, dan mereka digantikan oleh generasi sesudah mereka, maka syaithan datang membisikkan kepada mereka bahwa para leluhur mereka menyembah relief-relief dan patung-patung itu dan menjadikan mereka sebagai wasilah. Ini adalah salah satu hikmah diharamkannya patung dan mendirikan bangunan kubah di atas kuburan, karena dengan berlalunya masa, ia bisa disembah oleh orang-orang bodoh. Para pemimpin itu telah menyesatkan banyak orang melalui jalan-jalan kesesatan dan penyimpangan yang mereka perindah. Kemudian Nūḥ berkata: “Wahai Tuhan kami, jangan menambahkan kepada orang-orang yang menzhalimi diri mereka dengan kekafiran dan penentangan kecuali semakin jauh dari kebenaran.” Disebabkan oleh dosa-dosa, kekafiran dan pelanggaran mereka, mereka ditenggelamkan, mereka dimasukkan ke dalam api neraka yang berkobar besar dan menyala-nyala, mereka tidak mendapatkan siapapun selain Allah yang dapat menolong mereka atau melindungi mereka dari adzab Allah.

 

وَ قَالَ نُوْحٌ رَّبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِيْنَ دَيَّارًا. إِنَّكَ إِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوْا عِبَادَكَ وَ لَا يَلِدُوْا إِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا. رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَ لِوَالِدَيَّ وَ لِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ وَ لَا تَزِدِ الظَّالِمِيْنَ إِلَّا تَبَارًا.

71: 26. Dan Nūḥ berkata: “Wahai Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.

71: 27. Sesungguhnya jika Engkau membiarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hambaMu, dan mereka hanya akan melahirkan anak yang gemar berbuat dosa lagi sangat kafir.

71: 28. Wahai Tuhanku, ampunilah aku, ibu bapakku, dan siapa pun yang memasuki rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zhalim itu selain kehancuran”.

Nūḥ a.s. berkata sesudah merasa pesimis terhadap kaumnya: “Wahai Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang kafir pun hidup di muka bumi ini bergerak dan beraktivitas. Karena bila Engkau membiarkan mereka, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hambaMu yang beriman kepada-Mu dari jalan kebenaran, tidak hadir (lahir) dari tulang sulbi dan rahim mereka kecuali orang yang menyimpang dari kebenaran, serta sangat kuat penentangan dan kekafirannya kepada-Mu. Wahai Tuhanku, ampunilah aku, kedua orangtuaku, orang yang masuk ke rumahku dalam keadaan beriman, dan orang-orang beriman laki-laki dan perempuan, serta janganlah Engkau tambahkan kepada orang-orang kafir itu kecuali kebinasaan dan kerugian dunia dan akhirat.”

Catatan:

  1. 422). Lihat Surat al-Mu’minūn: 12, 13, dan 14.
  2. 423). Wadd, Suwā‘, Yaghūts, Ya‘ūq dan Nasr pada dasarnya adalah nama-nama orang-orang shalih. Setelah mereka wafat satu demi satu, syaithan datang kepada kaum mereka, agar membuatkan patung-patung (arca-arca) untuk mengenang kebaikan dan pengajaran mereka, dan menamakannya dengan nama-nama orang-orang shalih tersebut. Sampai saat itu, patung-patung itu belum disembah, tetapi pada generasi berikutnya, ketika ilmu sudah pudar, berhala-berhala itu pun disembah. Kepada masyarakat itulah, Nabi Nūḥ diutus oleh Allah s.w.t.