Hati Senang

Suratu Nuh 71 ~ Tafsir Hidayat-ul-Insan

Cover Buku Tafsir Hidayat-ul-Insan oleh Abu Yahya Marwan bin Musa
Tafsīru Hidāyat-il-Insān Judul Asli: (هداية الإنسان بتفسير القران) Disusun oleh: Abū Yaḥyā Marwān Ḥadīdī bin Mūsā Tafsir Al Qur’an Al Karim Marwan Bin Musa Dari Situs: www.tafsir.web.id

Surah Nūḥ (Nabi Nūḥ ‘alaih-is-salām)
Surah ke-71. 28 ayat. Makkiyyah

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

 

Ayat 1-4: Pengutusan Nabi Nūḥ ‘alaih-is-salām kepada kaumnya dan pembebanan kepadanya untuk menyampaikan da‘wah.

 

إِنَّا أَرْسَلْنَا نُوْحًا إِلَى قَوْمِهِ أَنْ أَنذِرْ قَوْمَكَ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ. قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّيْ لَكُمْ نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌ. أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَ اتَّقُوْهُ وَ أَطِيْعُوْنِ. يَغْفِرْ لَكُمْ مِّنْ ذُنُوْبِكُمْ وَ يُؤَخِّرْكُمْ إِلىَ أَجَلٍ مُّسَمًّى إِنَّ أَجَلَ اللهِ إِذَا جَاءَ لَا يُؤَخَّرُ لَوْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ.

  1. (2453[efn_note]2453). Allah subḥānahu wa ta‘ālā tidak menyebutkan dalam surah ini selain kisah Nabi Nūḥ ‘alaih-is-salām menerangkan bagaimana da‘wah Beliau di tengah-tengah kaumnya dengan waktu yang cukup lama, yaitu selama 950 tahun, dan berulang kalinya Beliau menda‘wahi mereka kepada tauḥīd serta melarang mereka berbuat syirk. Allah subḥānahu wa ta‘ālā memberitahukan bahwa Dia telah mengutus Nūḥ kepada kaumnya karena rahmat-Nya kepada mereka dan memperingatkan mereka sebelum datang ‘adzab yang pedih karena khawatir jika mereka tetap terus di atas kekafiran, Allah membinasakan mereka dengan kebinasaan yang kekal dan meng‘adzāb mereka selama-lamanya. Maka Nūḥ ‘alaih-is-salām melaksanakan perintah itu sebagaimana yang diterangkan dalam ayat selanjutnya.[/efn_note]) Sesungguhnya Kami telah mengutus Nūḥ kepada kaumnya (dengan perintah): “Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya ‘adzāb yang pedih, (2454[efn_note]2454). Di dunia dan akhirat.[/efn_note])”
  2. Dia (Nūḥ) berkata: “Wahai kaumku! Sesungguhnya aku ini seorang pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu, (2455[efn_note]2455). Yang demikian karena jelasnya peringatan Beliau sehingga tegak ḥujjah.[/efn_note])
  3. (yaitu) sembahlah olehmu Allah (2456[efn_note]2456). Yaitu dengan beribadah hanya kepada-Nya dan menjauhi syrik dan segala sarana yang mengarah kepadanya.[/efn_note]), bertaqwālah kepada-Nya dan taatlah kepadaku,
  4. Niscaya Dia mengampuni sebagian dosa-dosamu (2457[efn_note]2457). Sehingga mereka selamat dari ‘adzāb dan mendapatkan pahala.[/efn_note]) dan menangguhkan kamu (memanjangkan umurmu) (2458[efn_note]2458). Dengan mendapatkan nikmat dan tidak di‘adzāb.[/efn_note]) sampai pada batas waktu yang ditentukan (2459[efn_note]2459). Yaitu ajal kematian.[/efn_note]). Sungguh, ketetapan Allah itu (2460[efn_note]2460). Untuk meng‘adzāb kamu jika tidak beriman.[/efn_note]) apabila telah datang tidak dapat ditunda, seandainya kamu mengetahui. (2461[efn_note]2461). Seandainya kamu mengetahui, tentu kamu tidak akan kafir kepada Allah dan menentang kebenaran.[/efn_note])”

 

Ayat 5-12: Usaha keras Nabi Nūḥ ‘alaih-is-salām dalam berdakwah, kesabarannya dalam berda‘wah dan pengorbanannya di jalan Allah.

 

قَالَ رَبِّ إِنِّيْ دَعَوْتُ قَوْمِيْ لَيْلًا وَ نَهَارًا. فَلَمْ يَزِدْهُمْ دُعَائِيْ إِلَّا فِرَارًا. وَ إِنِّيْ كُلَّمَا دَعَوْتُهُمْ لِتَغْفِرَ لَهُمْ جَعَلُوْا أَصَابِعَهُمْ فِيْ آذَانِهِمْ وَ اسْتَغْشَوْا ثِيَابَهُمْ وَ أَصَرُّوْا وَ اسْتَكْبَرُوا اسْتِكْبَارًا. ثُمَّ إِنِّيْ دَعَوْتُهُمْ جِهَارًا. ثُمَّ إِنِّيْ أَعْلَنْتُ لَهُمْ وَ أَسْرَرْتُ لَهُمْ إِسْرَارًا. فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا. يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًا. وَ يُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَ بَنِيْنَ وَ يَجْعَلْ لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَ يَجْعَلْ لَّكُمْ أَنْهَارًا.

  1. (2462[efn_note]2462). Kaum Nūḥ ‘alaih-is-salām meskipun telah dida‘wahi berkali-kali, tetapi mereka tetap saja kafir dan tidak mau beriman sehingga setelah nyata bagi Nabi Nūḥ ‘alaih-is-salām bahwa mereka tidak akan beriman dan tidak akan tunduk kepada perintahnya, maka Beliau mengeluhkan kepada Allah subḥānahu wa ta‘ālā keadaan kaumnya.[/efn_note]) Dia (Nūḥ) berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku siang dan malam, (2463[efn_note]2463). Ya‘ni terus-menerus.[/efn_note])
  2. tetapi seruanku itu tidak menambah (iman) mereka, justru mereka lari (dari kebenaran). (2464[efn_note]2464). Sehingga da‘wah Beliau tidak ada faedahnya, karena faedah yang diharapkan dari da‘wah adalah tercapainya maksud atau sebagiannya.[/efn_note])
  3. 7. Dan sesungguhnya aku setiap kali aku menyeru mereka (untuk beriman) agar Engkau mengampuni mereka (2465[efn_note]2465). Ya‘ni jika mereka memenuhi seruan itu Engkau akan mengampuni mereka. Hal ini menunjukkan, bahwa maslahatnya adalah untuk mereka sendiri, tetapi mereka menolaknya dan tetap di atas kebatilan.[/efn_note]), mereka memasukkan anak jarinya ke telinganya (2466[efn_note]2466). Agar tidak mendengar kata-kata Nabi Nūḥ ‘alaih-is-salām.[/efn_note]) dan menutupkan bajunya (ke wajahnya) (2467[efn_note]2467). Agar mereka tidak melihat Nabi Nūḥ ‘alaih-is-salām karena benci kepada Beliau dan kepada apa yang Beliau serukan.[/efn_note]) dan mereka tetap (mengingkari) dan sangat menyombongkan diri. (2468[efn_note]2468). Terhadap kebenaran, sehingga keburukan mereka semakin bertambah dan mereka semakin jauh dari kebaikan.[/efn_note])
  4. Lalu sesungguhnya aku menyeru mereka dengan cara terang-terangan. (2469[efn_note]2469) Da‘wah ini dilakukan setelah da‘wah dengan cara diam-diam tidak berhasil, Beliau memperdengarkan kepada mereka semua.[/efn_note])
  5. Kemudian aku menyeru mereka secara terbuka dan dengan diam-diam, (2470[efn_note]2470). Setelah melakukan da‘wah secara diam-diam kemudian secara terang-terangan namun tidak juga berhasil, maka Nabi Nūḥ ‘alaih-is-salām melakukan kedua cara itu sekaligus. Ini menunjukkan perhatian dan sikap nasihat dalam diri Beliau serta menggunakan berbagai cara agar mereka mau menerima da‘wah Beliau.[/efn_note])
  6. maka aku berkata kepada mereka: “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu (2471), sungguh, Dia Maha Pengampun, (2472[efn_note]2472). Ya‘ni Dia banyak mengampuni orang yang bertobat dan beristighfār. Beliau mendorong mereka agar mereka mau diampuni dosa-dosanya, mendapatkan pahala dan terhindar dari siksa. Pada ayat selanjutnya, Beliau mendorong mereka agar meraih kebaikan di dunia, yaitu dalam kata-kata: Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu,”[/efn_note])
  7. Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, (2473[efn_note]2473). Yang menyirami perbukitan dan tanah rendah, menghidupkan negeri dan penghuninya.[/efn_note])
  8. dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu (2474[efn_note]2474). Ya‘ni memperbanyak hartamu yang dengannya kamu dapat memperoleh apa yang kamu inginkan dari dunia.[/efn_note]), dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu. (2475[efn_note]2475). Ini termasuk kenikmatan dunia yang disukai.[/efn_note])”

 

Ayat 13-20: Nabi Nūḥ ‘alaih-is-salām mengingatkan kaumnya nikmat-nikmat Allah ‘azza wa jalla, kekuasaan-Nya dan agungnya ciptaan-Nya.

 

مَّا لَكُمْ لَا تَرْجُوْنَ للهِ وَقَارًا. وَ قَدْ خَلَقَكُمْ أَطْوَارًا. أَلَمْ تَرَوْا كَيْفَ خَلَقَ اللهُ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا. وَ جَعَلَ الْقَمَرَ فِيْهِنَّ نُوْرًا وَ جَعَلَ الشَّمْسَ سِرَاجًا. وَ اللهُ أَنْبَتَكُمْ مِّنَ الْأَرْضِ نَبَاتًا. ثُمَّ يُعِيْدُكُمْ فِيْهَا وَ يُخْرِجُكُمْ إِخْرَاجًا. وَ اللهُ جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ بِسَاطًا. لِتَسْلُكُوْا مِنْهَا سُبُلًا فِجَاجًا.

  1. Mengapa kamu tidak takut akan kebesaran Allah?
  2. Dan sungguh, Dia telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan (kejadian). (2476[efn_note]2476). Yaitu dari mani lalu menjadi segumpal darah kemudian menjadi segumpal daging dst. kemudian lahir ke dunia, lalu disusui, kemudian menjadi anak-anak, lalu menjadi besar sehingga bisa membedakan, kemudian menjadi pemuda dan menjadi orang tua dan seterusnya sampai keadaannya yang terakhir. Lihat pula surat al-Mu’minūn ayat 12, 13 dan 14. Nah, Tuhan yang menciptakan sendiri dan mengatur dengan pengaturan yang indah jelas berhak satu-satunya diibadahi. Disebutkan awal penciptaan untuk mengingatkan manusia agar mereka mengakui adanya kebangkitan dan bahwa yang menciptakan mereka dari yang sebelumnya tidak ada berkuasa menghidupkan mereka kembali setelah mereka mati untuk diberikan balasan.[/efn_note])
  3. (2477[efn_note]2477). Nabi Nūḥ ‘alaih-is-salām juga berdalih terhadap adanya kebangkitan dengan penciptaan langit yang keadaannya lebih besar daripada manusia.[/efn_note]) Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis?
  4. Dan di sana Dia menciptakan bulan yang bercahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita (yang cemerlang)? (2478[efn_note]2478). Besarnya makhlūq-makhlūq itu menunjukkan keagungan Allah subḥānahu wa ta‘ālā, dan banyaknya manfaat pada matahari dan bulan menunjukkan rahmat Allah dan luasnya iḥsān-Nya Oleh karena itu, Allah Yang Maha Agung dan Maha Penyayang berhak untuk diagungkan, dicintai, diibadahi, ditakuti dan diharap.[/efn_note])
  5. Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah, tumbuh (berangsur-angsur), (2479[efn_note]2479). Ketika Dia menciptakan nenek moyang kamu Ādam sedangkan kamu dalam tulang shulbī (punggung)nya.[/efn_note])
  6. Kemudian Dia akan mengambalikan kamu ke dalamnya (tanah) (2480[efn_note]2480). Dalam keadaan terkubur.[/efn_note]) dan mengeluarkan kamu (pada hari kiamat) dengan pasti. (2481[efn_note]2481). Untuk dibangkitkan. Dengan demikian, Dialah yang berkuasa menghidupkan, mematikan dan membangkitkan.[/efn_note])
  7. Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, (2482[efn_note]2482). Ya‘ni terhampar dan siap untuk dimanfaatkan.[/efn_note])
  8. agar kamu dapat pergi kian-kemari di jalan-jalan yang luas. (2483[efn_note]2483). Jika sekiranya Dia tidak membentangkannya, tentu mereka tidak tidak dapat pergi kian-kemari di jalan yang luas, bahkan mereka tidak akan bisa menggarap tanahnya, menanam tanaman, membuat bangunan dan tinggal di atasnya.[/efn_note])

 

Ayat 21-25: Pengaduan Nabi Nūḥ ‘alaih-is-salām kepada Tuhannya tentang pengingkaran kaumnya, keadaan kaum Nūḥ yang tetap saja di atas kekafiran dan kesesatan serta menghina Nabi Nūḥ ‘alaih-is-salām sehingga Allah menengelamkan mereka dalam banjir yang besar.

 

. قَالَ نُوْحٌ رَّبِّ إِنَّهُمْ عَصَوْنِيْ وَ اتَّبَعُوْا مَنْ لَّمْ يَزِدْهُ مَالُهُ وَ وَلَدُهُ إِلَّا خَسَارًا. وَ مَكَرُوْا مَكْرًا كُبَّارًا. وَ قَالُوْا لَا تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَ لَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَ لَا سُوَاعًا وَ لَا يَغُوْثَ وَ يَعُوْقَ وَ نَسْرًا. وَ قَدْ أَضَلُّوْا كَثِيْرًا وَ لَا تَزِدِ الظَّالِمِيْنَ إِلَّا ضَلاَلًا. مِمَّا خَطِيْئَاتِهِمْ أُغْرِقُوْا فَأُدْخِلُوْا نَارًا فَلَمْ يَجِدُوْا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِ اللهِ أَنْصَارًا.

  1. Nūḥ berkata (2484[efn_note]2484). Sambil mengeluhkan kepada Tuhannya bahwa da‘wahnya itu tidak berpengaruh apa-apa bagi mereka.[/efn_note]): “Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka durhaka kepada (perintah)ku, dan mereka (2485[efn_note]2485). Ya‘ni rakyat jelata dan orang-orang fakir.[/efn_note]) mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya (2486[efn_note]2486). Yaitu para pemimpin yang mendapatkan kesenangan; yang harta dan anaknya hanya menambah kerugian bagi mereka dan menghilangkan keuntungan. Jika demikian, bagaimana dengan orang yang tunduk menaati mereka?[/efn_note]) hanya menambah kerugian baginya,
  2. dan mereka (2487[efn_note]2487). Ya‘ni para pemimpin itu.[/efn_note]) melakukan tipu-daya yang sangat besar.” (2488[efn_note]2488). Untuk menolak kebenaran. Mereka mendustakan Nabi Nūḥ, menyakiti Beliau dan menyakiti orang-orang yang mengikuti Beliau.[/efn_note])
  3. Dan mereka (2489[efn_note]2489). Ya‘ni para pemimpin itu.[/efn_note]) berkata (2490[efn_note]2490). Kepada orang-orang yang berada di bawah mereka (rakyat jelata) mengajak mereka berbuat syirk dan membuat indah perbuatan itu.[/efn_note]): “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwā‘, Yaghūts, Ya‘ūq dan Nasr (2491[efn_note]2491). Wadd, Suwā‘, Yaghūts, Ya‘ūq dan Nasr adalah nama-nama berhala yang terbesar pada kabilah-kabilah kaum Nūḥ yang semula nama-nama orang shāliḥ. Ketika mereka meninggal, maka kaum Nūḥ merasa kehilangan mereka, sehingga untuk mengenang mereka dibuatlah patung-patung dengan nama-nama mereka mengikuti bisikan setan. Ketika itu, patung-patung tersebut belum disembah, maka ketika mereka telah wafat dan diganti oleh generasi selanjutnya dan ‘ilmu agama pun telah hilang, syaithan pun membisikkan kepada generasi setelah mereka untuk menyembah patung dan menghias perbuatan itu, mulailah mereka menyembahnya. Oleh karena itulah, mengapa Islam melarang membuat patung meskipun tidak disembah, karena bisa saja suatu saat patung-patung itu disembah di samping sebagai sarana kepada perbuatan syirk.[/efn_note])”.
  4. Dan sungguh, mereka telah menyesatkan banyak orang (2492[efn_note]2492). Yaitu dengan perintah mereka (para pemimpin) menyembah patung-patung itu.[/efn_note]); dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zhālim itu selain kesesatan. (2493[efn_note]2493). Nabi Nūḥ ‘alaih-is-salām mendoakan keburukan untuk mereka adalah karena Beliau telah mendapatkan wahyu bahwa kaumnya tidak ada lagi yang beriman kepada Beliau selain yang telah beriman.[/efn_note])
  5. Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka (2494[efn_note]2494). Yaitu telah diberi peringatan tetapi malah ditolaknya.[/efn_note]), mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong selain Allah. (2495[efn_note]2495). Maksudnya, berhala-berhala mereka tidak dapat memberi pertolongan kepada mereka. Hanya Allah yang dapat menolong mereka, tetapi karena mereka menyembah berhala, maka Allah tidak memberi pertolongan.[/efn_note])

 

Ayat 26-28: Doa Nabi Nūḥ ‘alaih-is-salām untuk kebinasaan kaumnya ketika mereka lebih memilih kekafiran dan kesesatan daripada iman dan petunjuk.

 

وَ قَالَ نُوْحٌ رَّبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِيْنَ دَيَّارًا. إِنَّكَ إِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوْا عِبَادَكَ وَ لَا يَلِدُوْا إِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا. رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَ لِوَالِدَيَّ وَ لِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ وَ لَا تَزِدِ الظَّالِمِيْنَ إِلَّا تَبَارًا.

  1. Dan Nūḥ berkata: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.
  2. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hambaMu, dan mereka hanya akan melahirkan anak-anak yang jahat dan tidak tahu bersyukur. (2496[efn_note]2496). Ya‘ni tetap tinggalnya mereka di bumi hanyalah menambah mafsadāt (kerusakan) saja. Nabi Nūḥ ‘alaih-is-salām mengatakan demikian karena Beliau telah mendakwahi mereka sekian lama dan mengetahui keadaan dan akhlāq mereka, sehingga Beliau dapat menyimpulkan demikian. Maka Allah subḥānahu wa ta‘ālā mengabulkan doa Beliau, Dia menenggelamkan mereka semua dan menyelamatkan Nūḥ ‘alaih-is-salām dan orang-orang yang mengikutinya.[/efn_note])
  3. Ya Tuhanku! ampunilah aku, ibu-bapakku, dan siapa pun yang memasuki rumahku dengan beriman (2497[efn_note]2497). Disebutkan mereka secara khusus karena besarnya hak mereka, selanjutnya Nabi Nūḥ ‘alaih-is-salām meratakan doa Beliau untuk semua kaum mu’min dan mu’minah sampai hari Kiamat.[/efn_note]) dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zhālim itu selain kehancuran.”

Selesai tafsir surah Nūḥ dengan pertolongan Allah dan taufīq-Nya, wal-ḥamdulillāhi rabb-il-‘ālamīn.

Laman Terkait

Alamat Kami
Jl. Zawiyah, No. 121, Rumah Botol Majlis Dzikir Hati Senang,
RT 06 RW 04, Kp. Tajur, Desa Pamegarsari, Parung, Jawa Barat. 16330.