Hati Senang

Suratu Nuh 71 – Tafsir al-Munir – Marah Labid (1/2)

TAFSĪR AL-MUNĪR
(MARĀḤ LABĪD)
(Judul Asli: At-Tafsīr-ul-Munīru Lima‘ālim-it-Tanzīl)
Penyusun: Al-‘Allamah asy-Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi (Banten).


(Jilid ke 6 dari Surah al-Aḥqāf s.d. an-Nās)

Penerjemah: Bahrun Abu Bakar, L.C.
Dibantu oleh: H. Anwar Abu Baka, L.C.

Penerbit: Penerbit Sinar Baru Algensindo Bandung

سُوْرَةُ نُوْحٍ

SURAH NŪḤ

Surah Nūḥ termasuk ke dalam kelompok surah Makkiyyah, terdiri atas dua puluh delapan ayat, dua ratus dua puluh empat kalimat, dan sembilan ratus dua puluh sembilan huruf.

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang

 

إِنَّا أَرْسَلْنَا نُوْحًا إِلَى قَوْمِهِ أَنْ أَنذِرْ قَوْمَكَ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ.

71: 1. Sesungguhnya Kami telah mengutus Nūḥ kepada kaumnya (dengan perintah): “Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya ‘adzab yang pedih.” (Nūḥ: 1)

(إِنَّا أَرْسَلْنَا نُوْحًا إِلَى قَوْمِهِ) “Sesungguhnya Kami telah mengutus Nūḥ kepada kaumnya” yang pada zaman itu seluruh penduduk bumi adalah kaumnya.

(أَنْ أَنذِرْ قَوْمَكَ) “Berilah kaummu peringatanAn huruf mashdar, makna yang dimaksud ialah bahwa Kami telah mengutus Nūḥ dengan mengatakan kepadanya: “Berilah peringatan”. Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa Kami telah mengutus Nūḥ dengan memerintahkan kepadanya untuk memberi peringatan. An boleh juga dianggap sebagai huruf yang menunjukkan makna tafsir.

Ibnu Mas‘ūd membacanya Andzir tanpa memakai An dengan menyimpan lafal al-qaul, bentuk lengkapnya adalah: Sesungguhnya Kami telah mengutus Nūḥ, dan Kami perintahkan kepadanya: “Berilah peringatan!

(مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ.) “sebelum datang kepadanya ‘adzab yang pedih” yakni peringatan untuk menghentikan mereka dari perbuatan-perbuatan yang kotor yang biasa mereka lalukan. Ketika Nūḥ datang kepada mereka.

 

قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّيْ لَكُمْ نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌ.

71: 2. Dia Nūḥ berkata: “Wahai kaumku! Sesungguhnya aku ini seorang pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu. (Nūḥ: 2)

(قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّيْ لَكُمْ نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌ) “Nūḥ berkata: “Wahai kaumku! Sesungguhnya aku ini seorang pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu” yakni menerangkan kepada kamu hakikat perkara yang sebenarnya dengan bahasa yang kamu ketahui:

 

أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَ اتَّقُوْهُ وَ أَطِيْعُوْنِ.

71: 3. (yaitu) sembahlah Allah, bertaqwalah kepada-Nya, dan taatlah kepadaku. (Nūḥ: 3)

(أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَ اتَّقُوْهُ) “(yaitu) sembahlah Allah, bertaqwalah kepada-Nya” perintah melakukan ibadah atau penyembahan mencakup semua perkara yang wajib dan yang sunnah dari pekerjaan hati, dan pekerjaan seluruh anggota tubuh. Perintah untuk bertaqwa mencakup larangan,

(وَ أَطِيْعُوْنِ) “dan taatlah kepadaku” perintah taat kepada Nūḥ, mencakup perintah menunaikan semua hal yang diperintahkan dan meninggalkan semua hal yang dilarang.

 

يَغْفِرْ لَكُمْ مِّنْ ذُنُوْبِكُمْ وَ يُؤَخِّرْكُمْ إِلىَ أَجَلٍ مُّسَمًّى إِنَّ أَجَلَ اللهِ إِذَا جَاءَ لَا يُؤَخَّرُ لَوْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ.

71-4. niscaya Dia (Allah) mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu pada batas waktu yang ditentukan. Sungguh, ketetapan Allah itu apabila telah datang tidak dapat ditunda, seandainya kamu mengetahui.” (Nūḥ: 4)

(يَغْفِرْ لَكُمْ مِّنْ ذُنُوْبِكُمْ) “niscaya Dia (Allah) mengampuni sebagian dosa-dosamu” yakni sebagian dosa-dosamu, yaitu apa yang telah dilakukan dahulu pada masa yang jahiliyyah, maka Islam menghapuskannya.

(وَ يُؤَخِّرْكُمْ إِلىَ أَجَلٍ مُّسَمًّى) “dan menangguhkan kamu pada batas waktu yang ditentukan” yakni sampai pada masa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi mereka, tetapi dengan syarat iman. Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa sesungguhnya Allah menetapkan kaum Nūḥ, sebagai misal, bahwa jika mereka beriman, maka Allah akan memberi mereka usia sampai seribu tahun. Jika mereka tetap dalam kekafirannya, maka Allah akan membinasakan mereka saat usia mereka memasuki sembilan ratus tahun.

(إِنَّ أَجَلَ اللهِ) “Sungguh, ketetapan Allah itu” yakni sesungguhnya apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kamu sekiranya kamu tetap dalam kekafiranmu – (إِذَا جَاءَ) “apabila telah datang” sedangkan kamu masih tetap dalam kekafiranmu – (لَا يُؤَخَّرُ) “tidak dapat ditunda” oleh karena itu bergegas-gegaslah kamu kepada iman dan taat sebelum datang waktu ketetapan itu,

(لَوْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ) “seandainya kamu mengetahui” sesuatu yang penting, tentulah kamu bersegera kepada hal yang kuperintahkan kepadamu. Setelah Nūḥ berputus asa terhadap iman mereka sesudah menyeru mereka selama sembilan ratus lima puluh tahun, dan mereka tetap tidak mau beriman dan tidak mau menerima nasihatnya.

 

قَالَ رَبِّ إِنِّيْ دَعَوْتُ قَوْمِيْ لَيْلاً وَ نَهَارًا.

71: 5. Dia (Nūḥ) berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku siang dan malam. (Nūḥ: 5)

(قَالَ) “Dia berkata” yakni Nūḥ berkata dalam doanya – (رَبِّ إِنِّيْ دَعَوْتُ قَوْمِيْ) “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku” kepada keimanan dan ketaatan – (لَيْلاً وَ نَهَارًا.) “malam dan siang” yakni secara terus-menerus tanpa henti baik pada siang hari maupun malam hari.

 

فَلَمْ يَزِدْهُمْ دُعَائِيْ إِلَّا فِرَارًا.

71: 6. tetapi seruanku itu tidak menambah (iman) mereka, justru mereka lari (dari kebenaran). (Nūḥ: 6)

(فَلَمْ يَزِدْهُمْ دُعَائِيْ إِلَّا فِرَارًا) “tetapi seruanku itu tidak menambah (iman) mereka, justru mereka lari” dari apa yang aku serukan kepada mereka.

 

وَ إِنِّيْ كُلَّمَا دَعَوْتُهُمْ لِتَغْفِرَ لَهُمْ جَعَلُوْا أَصَابِعَهُمْ فِيْ آذَانِهِمْ وَ اسْتَغْشَوْا ثِيَابَهُمْ وَ أَصَرُّوْا وَ اسْتَكْبَرُوا اسْتِكْبَارًا.

71: 7. Sesungguhnya setiap kali menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jarinya ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (ke wajahnya) dan mereka tetap (mengingkari) dan sangat menyombongkan diri. (Nūḥ: 7)

(وَ إِنِّيْ كُلَّمَا دَعَوْتُهُمْ) “Sesungguhnya setiap kali menyeru mereka” kepada iman dan tobat – (لِتَغْفِرَ لَهُمْ) “agar Engkau mengampuni mereka” berkat iman dan tobat itu,

(جَعَلُوْا أَصَابِعَهُمْ فِيْ آذَانِهِمْ) “mereka memasukkan anak jarinya ke dalam telinganya” yakni mereka menutup pendengaran mereka dengan maksud agar tidak mendengar seruanku – (وَ اسْتَغْشَوْا ثِيَابَهُمْ) “dan menutupkan bajunya” yakni mereka menutupkan bajunya ke wajah mereka, agar mereka tidak mendengar seruanku dan tidak melihatku.

(وَ أَصَرُّوْا) “dan mereka tetap” dalam kekafiran dan kedurhakaannya – (وَ اسْتَكْبَرُوا) “menyombongkan diri” tidak mau beriman dan tidak mau taat – (اسْتِكْبَارًا) “dengan sangat” dengan kesombongan yang melampaui batas.

 

ثُمَّ إِنِّيْ دَعَوْتُهُمْ جِهَارًا.

71: 8. Lalu sesungguhnya aku menyeru mereka secara terang-terangan. (Nūḥ: 8)

(ثُمَّ إِنِّيْ دَعَوْتُهُمْ) “Lalu sesungguhnya aku menyeru mereka” kepada keesaan Tuhan dan tobat – (جِهَارًا) “secara terang-terangan” yakni dengan sekuat suaraku.

 

ثُمَّ إِنِّيْ أَعْلَنْتُ لَهُمْ وَ أَسْرَرْتُ لَهُمْ إِسْرَارًا.

71: 9. Kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) secara terbuka dan dengan diam-diam. (Nūḥ: 9)

(ثُمَّ إِنِّيْ أَعْلَنْتُ لَهُمْ وَ أَسْرَرْتُ لَهُمْ إِسْرَارًا.) “Kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) secara terbuka dan dengan diam-diam” tahapan seruan yang dilakukan oleh Nūḥ a.s. kepada kaumnya ada tiga macam, Nūḥ a.s. memulai seruannya dengan memberi nasihat kepada mereka secara diam-diam. Kemudian, mereka membalasnya dengan empat sikap, sebagaimana yang telah disebutkan. Selanjutnya Nūḥ a.s. mengiringinya dengan seruan secara terang-terangan yang lebih keras dari cara pertama, kemudian menggabungkan kedua cara yaitu terang-terangan dan diam-diam, cara penggabungan ini lebih berat daripada cara yang tepisah.

 

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا.

71: 10. maka aku berkata (kepada mereka): “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sungguh, Dia Maha Pengampun. (Nūḥ: 10)

(فَقُلْتُ) “maka aku berkata” kepada mereka – (اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ) “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu” Dengan bertobat dari kekafiran dan kedurhakaanmu,

(إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا) “sungguh, Dia Maha Pengampun” kepada setiap orang yang memohon ampunan kepada-Nya.

 

يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًا.

71: 11. niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu. (Nūḥ: 11)

(يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًا.) “niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu” yakni hujan yang deras kepadamu sesuai dengan keperluanmu.

 

وَ يُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَ بَنِيْنَ وَ يَجْعَلْ لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَ يَجْعَلْ لَّكُمْ أَنْهَارًا.

71: 12. Dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu. (Nūḥ: 12)

(وَ يُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَ بَنِيْنَ) “dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu” yakni memberimu harta yang berlimpah berupa ternak unta, sapi dan kambing, serta memperbanyak anak-anakmu baik yang laki-laki maupun yang perempuan.

(وَ يَجْعَلْ لَّكُمْ جَنَّاتٍ) “dan mengadakan kebun-kebun untukmu” yakni kebun-kebun yang subur dan lahan-lahan pertanian – (وَ يَجْعَلْ لَّكُمْ أَنْهَارًا) “dan mengadakan sungai-sungai untukmu” yang mengalir untuk dimanfaatkan oleh kamu.

Menurut suatu pendapat disebutkan bahwa ketika mereka mendustakan Nūḥ a.s., Allah menahan hujan selama empat puluh tahun, memutuskan pengembang-biakan ternak mereka, dan memutuskan keturunan mereka dari istri-istri mereka selama masa yang sama. Allah memusnahkan kebun-kebun mereka serta menjadikan sungai-sungai mereka kering sebelum itu selama masa yang sama.

Maka Nūḥ a.s. menjanjikan kepada mereka bahwa jika mereka mau beriman, maka Allah akan memberi mereka rezeki berupa kesuburan dan melenyapkan apa yang selama itu menimpa mereka.

 

مَّا لَكُمْ لَا تَرْجُوْنَ للهِ وَقَارًا.

71: 13. Mengapa kamu tidak takut akan kebesaran Allah? (Nūḥ: 13)

(مَّا لَكُمْ لَا تَرْجُوْنَ للهِ وَقَارًا.) “Mengapa kamu tidak takut akan kebesaran Allah?” yakni penyebab apakah yang membuat kamu tidak meyakini kebesaran Allah yang harusnya kamu agungkan dengan beriman dan taat kepada-Nya?

 

وَ قَدْ خَلَقَكُمْ أَطْوَارًا.

71: 14. Sungguh, Dia telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan (kejadian). (Nūḥ: 14)

(وَ قَدْ خَلَقَكُمْ أَطْوَارًا.) “Sungguh, Dia telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan (kejadian)” yakni padahal Allah-lah yang telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan, mulai dari nuthfah lalu menjadi ‘alaqah, kemudian menjadi segumpal daging, kemudian Dia menciptakan tulang dan daging, lalu menjadikanmu makhluk yang lain yaitu dengan meniupkan roh ke dalam tubuhmu.

Pendapat lain menyebutkan bahwa padahal Allah s.w.t. telah menciptakan kamu dalam berbagai jenis yang sebagian dari kamu berbeda dengan sebagian yang lain.

 

أَلَمْ تَرَوْا كَيْفَ خَلَقَ اللهُ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا.

71: 15. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis? (Nūḥ: 15)

(أَلَمْ تَرَوْا) “Tidakkah kamu perhatikan” yakni bukankah kamu telah diberi tahu hai orang-orang kafir Makkah – (كَيْفَ خَلَقَ اللهُ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا) “bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis?” yakni sebagiannya berada di atas sebagian yang lain berhubungan dan menempel satu sama lainnya seperti kubah.

 

وَ جَعَلَ الْقَمَرَ فِيْهِنَّ نُوْرًا وَ جَعَلَ الشَّمْسَ سِرَاجًا.

71: 16. Dan di sana Dia menciptakan bulan yang bercahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita (yang cemerlang)? (Nūḥ: 16)

(وَ جَعَلَ الْقَمَرَ فِيْهِنَّ نُوْرًا) “Dan di sana Dia menciptakan bulan yang bercahaya” yakni yang menerangi bumi pada malam hari. Penisbatan bulan kepada seluruh langit, padahal bulan berada di langit yang terdekat, karena setiap lapis langit transparan, sebagaimananya tidak menghalangi sebagian yang lain, sehingga semuanya tampak seperti menyatu menjadi satu langit.

(وَ جَعَلَ الشَّمْسَ سِرَاجًا.) “dan menjadikan matahari sebagai pelita” yang menghapuskan kegelapan dan memberikan penerangan kepada penduduk dunia sehingga mereka dapat melihat muka bumi yang dikenal cahayanya, sebagaimana penduduk sebuah rumah dapat melihat perabotan rumah yang diperlukannya berkat cahaya lampu yang ada di dalamnya.

 

وَ اللهُ أَنْبَتَكُمْ مِّنَ الْأَرْضِ نَبَاتًا.

71; 17. Allah pun menumbuhkan kamu dari tanah, tumbah (berangsur-angsur) (Nūḥ: 17)

(وَ اللهُ أَنْبَتَكُمْ مِّنَ الْأَرْضِ نَبَاتًا.) “Allah pun menumbuhkan kamu dari tanah, tumbah (berangsur-angsur)” yakni Allah menumbuhkan kamu dari tanah, sehingga kamu tumbuh dengan pertumbuhan yang menakjubkan.

Makna yang dimaksud ialah bahwa Allah menumbuhkan kamu dari tanah, lalu kamu tumbuh dengan pertumbuhan yang menakjubkan, karena sesungguhnya Allah menciptakan kita hanya dari nuthfah, sedangkan nuthfah terbentuk dari sari makanan yang terbentuk dari tetumbuhan dan tetumbuhan terbentuk dari tanah.

 

ثُمَّ يُعِيْدُكُمْ فِيْهَا وَ يُخْرِجُكُمْ إِخْرَاجًا.

71: 18. kemudian Dia akan mengembalikan kamu ke dalamnya (tanah) dan mengeluarkan kamu (pada hari Kiamat) dengan pasti. (Nūḥ: 18)

(ثُمَّ يُعِيْدُكُمْ فِيْهَا) “kemudian Dia akan mengembalikan kamu ke dalamnya tanah” dengan mengubur kamu di dalamnya seusai kamu mati – (وَ يُخْرِجُكُمْ) “dan mengeluarkan kamu” darinya saat hari berbangkit dan hari perhimpunan – (إِخْرَاجًا) “dengan (sebenar-benarnya) pasti” dan tidak diragukan lagi.

Alamat Kami
Jl. Zawiyah, No. 121, Rumah Botol Majlis Dzikir Hati Senang,
RT 06 RW 04, Kp. Tajur, Desa Pamegarsari, Parung, Jawa Barat. 16330.