قَالَ نُوْحٌ رَّبِّ إِنَّهُمْ عَصَوْنِيْ وَ اتَّبَعُوْا مَنْ لَّمْ يَزِدْهُ مَالُهُ وَ وَلَدُهُ إِلَّا خَسَارًا. وَ مَكَرُوْا مَكْرًا كُبَّارًا. وَ قَالُوْا لَا تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَ لَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَ لَا سُوَاعًا وَ لَا يَغُوْثَ وَ يَعُوْقَ وَ نَسْرًا. وَ قَدْ أَضَلُّوْا كَثِيْرًا وَ لَا تَزِدِ الظَّالِمِيْنَ إِلَّا ضَلَالًا.
71: 21. Nūḥ berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka durhaka kepadaku, dan mereka mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya hanya menambah kerugian baginya,
71: 22. dan mereka melakukan tipu-daya yang sangat besar”.
71: 23. Dan mereka berkata: “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwā‘, Yaghūts, Ya‘ūq dan Nasr”.
71: 24. Dan sungguh, mereka telah menyesatkan orang banyak; dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zhalim itu selain kesesatan.
(عَصَوْنِيْ) ‘Ashaunī: Mereka tidak menaati da‘wahku dan ajakan agar mereka beribadah kepada-Mu semata dan meninggalkan kemusyrikan.
(وَ اتَّبَعُوْا) Wattaba‘ū: Mereka mengikuti orang hina di antara mereka dan orang-orang kafir.
(مَنْ لَّمْ يَزِدْهُ مَالُهُ وَ وَلَدُهُ) Man Lam Yazidhu Māluhū wa Waladuhū: Para pemimpin yang memberi nikmat kepada mereka.
(إِلَّا خَسَارًا) Illā Khasāran: Sikap kesewenang-wenangan dan kekafiran.
(مَكْرًا كُبَّارًا) Makran Kubbāran: Makar besar, yaitu mendustakan dan menyakiti Nabi Nūḥ.
(وَ قَالُوْا) Wa Qālū: Para pembesar mereka berkata kepada orang-orang yang hina di antara mereka.
(لَا تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ) Lā Tadzarunna Ālihatakum: Janganlah kalian meninggalkan tuhan-tuhan kalian.
(وَ لَا تَذَرُنَّ) Wa Lā Tadzarunna: Janganlah kalian menginggalkan Wadd, Suwā‘, Yaghūts, Ya‘ūq, dan Nasr.
(وَ قَدْ أَضَلُّوْا) Wa Qad Adhallū: Dengan berhala-berhala tersebut, mereka telah banyak menyesatkan manusia, karena mereka telah menyuruh orang lain supaya menyembah berhala tersebut.
Setelah Nabi Nūḥ menjelaskan semua pengaduan ini kepada Rabbnya agar Dia memaafkan dan memuliakannya, maka beliau melanjutkan dengan doa kehancuran bagi orang-orang zhalim. “Nūḥ berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku, dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan kerugian belaka,” (7481) yaitu orang-orang yang telah melampaui batas dan sangat ingkar, “dan melakukan tipu-daya yang amat besar” (7492) Karena mereka berani menentang Nabi Nūḥ dan terkadang menyakitinya. Akan tetapi, beliau mampu bersabar dan mengharapkan pahala (dari Allah). Mereka berkata kepada teman-temannya menyampaikan nasihat bathil, “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu”, Tuhan-tuhan mereka berjumlah lima, yaitu Wadd, Suwā‘, Yaghūts, Ya‘ūq, dan Nasr. (7503) Sesungguhnya mereka telah menyesatkan orang lain, yaitu mereka menyesatkan orang lain agar tidak beribadah kepada Allah, karena mereka telah mewariskan berhala tersebut di dalam kehidupan mereka sehingga diikuti oleh orang lain. Akhirnya mereka pun menjadi sesat.
Kemudian Nabi Nūḥ mendoakan keburukan terhadap mereka seraya berkata: “dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zhalim itu selain kesesatan”. Nabi Nūḥ mengatakan doa (itu) setelah beliau merasa putus asa. Mereka tidak bisa diharapkan lagi untuk beriman dan mendapatkan petunjuk karena beliau telah menda‘wahi mereka beratus-ratus tahun lamanya. (7514) Akan tetapi, hasil yang beliau terima hanyalah kekufuran mereka yang semakin menjadi-jadi. (7525).
مِمَّا خَطِيْئَاتِهِمْ أُغْرِقُوْا فَأُدْخِلُوْا نَارًا فَلَمْ يَجِدُوْا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِ اللهِ أَنْصَارًا. وَ قَالَ نُوْحٌ رَّبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِيْنَ دَيَّارًا. إِنَّكَ إِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوْا عِبَادَكَ وَ لَا يَلِدُوْا إِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا. رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَ لِوَالِدَيَّ وَ لِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ وَ لَا تَزِدِ الظَّالِمِيْنَ إِلَّا تَبَارًا.
71: 25. Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong selain dari Allah.
71: 26. Dan Nūḥ berkata: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.
71: 27. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak-anak yang jahat dan tidak tahu bersyukur.
71: 28. Ya Tuhanku, ampunilah aku, ibu bapakku, dan siapa pun yang memasuki rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zhalim itu selain kehancuran”.
(مِمَّا خَطِيْئَاتِهِمْ أُغْرِقُوْا) Mimmā Khathī’ātihim Ughriqū: Disebabkan karena dosa-dosa mereka, akhirnya mereka ditenggelamkan dengan banjir besar.
(فَأُدْخِلُوْا نَارًا) Faudkhilū Nāran: Setelah kematian mereka, ruh mereka akan dimasukkan ke dalam neraka.
(دَيَّارًا) Dayyāran: Orang yang pulang-pergi, maksudnya jangan disisakan walau seorang pun.
(إِنْ تَذَرْهُمْ) In Tadzarhum: Kalau mereka dibiarkan hidup dan Engkau tidak membinasakan mereka.
(إِلَّا تَبَارًا) Illā Tabāran: Kehancuran dan kerugian.
Firman-Nya: “Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan,” (7536) Allah ta‘ālā memberitahukan akhir hayat kaum Nabi Nūḥ setelah beliau mendoakan kejelekan terhadap mereka setelah beliau mengetahui (dari wahyu Allah) bahwa kaumnya tidak akan beriman kepada ajaran beliau. Maka Allah berfirman: “Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka”, yaitu dosa-dosa mereka, seperti kemusyrikan, kezhaliman, dan mendustakan serta menyakiti Nabi Nūḥ a.s. Akhirnya mereka ditenggelamkan oleh banjir besar, sehingga tidak tersisa walau seorang pun.
“Lalu dimasukkan ke neraka” Tubuhnya ditenggelamkan, dan di alam barzakh, ruhnya akan dimasukkan ke dalam neraka. Allah ta‘ālā berfirman: “maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah” (7547) Siapakah yang akan menolong orang yang akan dihancurkan dan diadzab oleh Allah? Kemudian Allah ta‘ālā mengabulkan doa Nabi Nūḥ yang menginginkan datangnya banjir besar agar kaum yang ingkar dihancurkan, yaitu firman-Nya: “Nūḥ berkata: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.” Maksudnya janganlah Engkau menyisakan orang kafir yang masih hidup di atas muka bumi ini, “tinggal di atas bumi,” (7558) maksudnya janganlah Engkau membiarkan orang-orang kafir berseliweran di muka bumi. Kemudian beliau menjelaskan alasan doanya ini (doa kehancuran untuk orang-orang kafir), beliau berkata: “Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, (7569) niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu,” menyesatkan hamba-Mu dari jalan-Mu yang akan berujung pada keridahaan-Mu yang direalisasikan dengan beribadah kepada-Mu, menaati-Mu dan Rasūl-Mu.
“Dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat ma‘siat lagi sangat kafir.” (75710) Orang-orang kafir hanya akan melahirkan anak-anak yang kafir juga, yang bermaksiat terhadap agama-Mu dan tidak beriman kepada-Mu dan Rasūl-Mu. Nabi Nūḥ mendoakan seperti ini karena beliau sudah merasa sangat lama menda‘wahi kaumnya, kurang lebih sepuluh abad kurang lima puluh tahun. Kemudian Nabi Nūḥ berdoa kepada Allah untuk keselamatan dirinya dan kedua orang tuanya dan orang-orang yang masuk ke masjid (tempat shalatnya) dari golongan orang-orang yang beriman, baik laki-laki maupun perempuan. Beliau juga mendoakan agar orang-orang zhalim mendapatkan kerugian dan kebinasaan.
Nabi Nūḥ berkata: “Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, (75811) orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan, dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zhalim itu selain kebinasaan.” (75912).