Diturunkan di Makkah
Jumlah Ayat: 31.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”
هَلْ أَتَى عَلَى الْإِنْسَانِ حِيْنٌ مِنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا مَذْكُوْرًا. إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ، نَبْتَلِيْهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيْعًا بَصِيْرًا. إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيْلَ إِمَّا شَاكِرًا وَ إِمَّا كَفُوْرًا. إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِيْنَ سَلَاسِلَاْ وَ أَغْلَالًا وَ سَعِيْرًا. إِنَّ الْأَبْرَارَ يَشْرَبُوْنَ مِنْ كَأْسٍ كَانَ مِزَاجُهَا كَافُوْرًا. عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا عِبَادُ اللهِ يُفَجِّرُوْنَهَا تَفْجِيْرًا. يُوْفُوْنَ بِالنَّذْرِ وَ يَخَافُوْنَ يَوْمًا كَانَ شَرُّهُ مُسْتَطِيْرًا. وَ يُطْعِمُوْنَ الطَّعَامَ عَلَى حُبِّهِ مِسْكِيْنًا وَ يَتِيْمًا وَ أَسِيْرًا. إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللهِ لَا نُرِيْدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَ لَا شُكُوْرًا. إِنَّا نَخَافُ مِنْ رَبِّنَا يَوْمًا عَبُوْسًا قَمْطَرِيْرًا. فَوَقَاهُمُ اللهُ شَرَّ ذلِكَ الْيَوْمِ وَ لَقَّاهُمْ نَضْرَةً وَ سُرُوْرًا. وَ جَزَاهُمْ بِمَا صَبَرُوْا جَنَّةً وَ حَرِيْرًا. مُتَّكِئِيْنَ فِيْهَا عَلَى الْأَرَائِكِ، لَا يَرَوْنَ فِيْهَا شَمْسًا وَ لَا زَمْهِرِيْرًا. وَ دَانِيَةً عَلَيْهِمْ ظِلَالُهَا وَ ذُلِّلَتْ قُطُوْفُهَا تَذْلِيْلًا. وَ يُطَافُ عَلَيْهِمْ بِآنِيَةٍ مِنْ فِضَّةٍ وَ أَكْوَابٍ كَانَتْ قَوَارِيْرَاْ. قَوَارِيْرَاْ مِنْ فِضَّةٍ قَدَّرُوْهَا تَقْدِيْرًا. وَ يُسْقَوْنَ فِيْهَا كَأْسًا كَانَ مِزَاجُهَا زَنْجِبِيْلًا. عَيْنًا فِيْهَا تُسَمَّى سَلْسَبِيْلًا. وَ يَطُوْفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُخَلَّدُوْنَ إِذَا رَأَيْتَهُمْ حَسِبْتَهُمْ لُؤْلُؤًا مَنْثُوْرًا. وَ إِذَا رَأَيْتَ ثَمَّ رَأَيْتَ نَعِيْمًا وَ مُلْكًا كَبِيْرًا. عَالِيَهُمْ ثِيَابُ سُنْدُسٍ خُضْرٌ وَ اِسْتَبْرَقٌ وَ حُلُّوْا أَسَاوِرَ مِنْ فِضَّةٍ وَ سَقَاهُمْ رَبُهُمْ شَرَابًا طَهُوْرًا. إِنَّ هذَا كَانَ لَكُمْ جَزَاءً وَ كَانَ سَعْيُكُمْ مَشْكُوْرًا. إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ تَنْزِيْلًا. فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَ لَا تُطِعْ مِنْهُمْ آثِمًا أَوْ كَفُوْرًا. وَ اذْكُر اسْمَ رَبِّكَ بُكْرَةً وَ أَصِيْلًا. وَ مِنَ الَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَ سَبِّحْهُ لَيْلًا طَوِيْلًا. إِنَّ هؤُلَاءِ يُحِبُّوْنَ الْعَاجِلَةَ وَ يَذَرُوْنَ وَرَاءَهُمْ يَوْمًا ثَقِيْلًا. نَحْنُ خَلَقْنَاهُمْ وَ شَدَدْنَا أَسْرَهُمْ، وَ إِذَا شِئْنَا بَدَّلْنَا أَمْثَالَهُمْ تَبْدِيْلًا. إِنَّ هذِهِ تَذْكِرَةٌ، فَمَنْ شَاءَ اتَّخَذَ إِلَى رَبِّهِ سَبِيْلًا. وَ مَا تَشَاءُوْنَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللهُ، إِنَّ اللهَ كَانَ عَلِيْمًا حَكَيْمًا. يُدْخَلُ مَنْ يَشَاءُ فِيْ رَحْمَتِهِ، وَ الظَّالِمِيْنَ أَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيْمًا.
076: 1. Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?
076: 2. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.
076: 3. Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.
076: 4. Sesungguhnya Kami menyediakan bagi orang-orang kafir rantai, belenggu, dan neraka yang menyala-nyala.
076: 5. Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur,
076: 6. (yaitu) mata air (dalam surga) yang darinya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya.
076: 7. Mereka menunaikan nadzar dan takut akan suatu hari yang ‘adzābnya merata di mana-mana.
076: 8. Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan.
076: 9. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhāan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.
076: 10. Sesungguhnya kami takut akan (‘adzāb) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan.
076: 11. Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati.
076: 12. Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (berupa) surga dan (pakaian) sutra,
076: 13. di dalamnya mereka duduk bertelekan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan.
076: 14. Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya.
076: 15. Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening laksana kaca,
076: 16. (yaitu) kaca-kaca (yang terbuat) dari perak yang telah diukur mereka dengan sebaik-baiknya.
076: 17. Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe.
076: 18. (Yang didatangkan dari) sebuah mata air surga yang dinamakan salsabil.
076: 19. Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda. Apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka mutiara yang bertaburan.
076: 20. Dan apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu akan melihat berbagai keni‘matan dan kerajaan yang besar.
076: 21. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal, dan dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih.
076: 22. Sesungguhnya ini adalah balasan untukmu, dan usahamu adalah disyukuri (diberi balasan).
076: 23. Sesungguhnya Kami telah menurunkan al-Qur’ān kepadamu (hai Muḥammad) dengan berangsur-angsur.
076: 24. Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antara mereka.
076: 25. Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang.
076: 26. Dan pada sebagian dari malam, maka sujūdlah kepada-Nya dan bertasbīḥlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari.
076: 27. Sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak memperdulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat (hari akhirat).
076: 28. Kami telah menciptakan mereka dan menguatkan persendian tubuh mereka, apabila Kami menghendaki, Kami sungguh-sungguh mengganti (mereka) dengan orang-orang yang serupa dengan mereka.
076: 29. Sesungguhnya (ayat-ayat) ini adalah suatu peringatan, maka barang siapa menghendaki (kebaikan bagi dirinya) niscaya dia mengambil jalan kepada Tuhannya.
076: 30. Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
076: 31. Dia memasukkan siapa yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya (surga). Dan bagi orang-orang zhālim disediakan-Nya ‘adzāb yang pedih.
Dalam beberapa riwayat dikatakan bahwa surah ini Madaniyyah (diturunkan di Madīnah), akan tetapi sebenarnya ia diturunkan di Makkah; dan ke-Makkiyyahannya ini sangat jelas terlihat dalam temanya, susunan kalimatnya, dan ciri-cirinya. Oleh karena itu, kami menguatkan riwayat-riwayat lain yang mengatakan bahwa ia Makkiyyah. Bahkan, dari konteksnya kami melihat bahwa ia termasukk surah-surah Makkiyyah yang turun pada masa-masa permulaan….
Surah ini melukiskan keni‘matan indrawi dengan lukisan yang terperinci dan panjang, dan melukiskan gambaran ‘adzāb yang berat. Di samping itu juga memuat pengarahan kepada Rasūlullāh s.a.w. supaya bersabar terhadap keputusan Tuhannya, dan supaya tidak mengikuti orang-orang yang suka berbuat dosa atau orang-orang kafir yang bersikap amat keras dan kasar mengganggu dakwah dan pelaku-pelakunya di Makkah, juga supaya bersabar terhadap sikap kaum musyrikīn yang mengabaikan dakwah tersebut. Selain itu juga dimantapkanlah hati Rasūlullāh s.a.w. terhadap kebenaran yang turun kepada beliau, dan agar tidak condong kepada sikap manis muka mereka, sebagaimana disebutkan dalam surah al-Qalam, surah al-Muzzammil, dan surah al-Muddatstsir yang dekat sekali dengan isi pengarahan surah ini……
Surah ini secara keseluruhan berisi seruan yang berkumandang untuk melakukan ketaatan, untuk kembali kepada Allah, mencari ridhā-Nya, mengingat ni‘mat-Nya, merasakan karunia-Nya, menjaga diri dari ‘adzāb-Nya, menyadar ujian-Nya, dan memahami hikmah-Nya di dalam menciptakan, memberi ni‘mat, memberi ujian, dan memberi kesempatan…..
Surah ini dimulai dengan sentuhan yang lembut terhadap hati manusia di manakah mereka berada sebelum menjadi manusia? Siapakah yang menjadikan dirinya? Siapakah yang menjadikannya layak disebut-sebut dan menjadi pencaturan di alam semesta ini? Padahal sebelumnya ia tidak pernah disebut-sebut dan belum ada wujūdnya…..?
“Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?” (al-Insān: 1).
Sentuhan ini diikuti oleh sentuhan lain tentang hakikat asal-usul manusia dan kejadiannya, hikmah Allah di dalam menciptakannya, dan diberinya mereka bekal dengan bermacam-macam potensi dan pengetahuan:
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.” (al-Insān: 2).
Sentuhan ketiga adalah tentang pemberian petunjuk-Nya ke jalan yang lurus, pertolongan-Nya kepada manusia untuk mengikuti petunjuk itu, dan dibebaskannya manusia setelah itu untuk memilih tempat kembalinya nanti:
“Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.” (al-Insān: 3).
Setelah diberikan tiga macam sentuhan yang mengesankan, yang memberi pengaruh yang dalam di dalam hati dan pikiran, supaya manusia menengok ke belakang, kemudian melihat ke depan, lantas mencurahkan perhatian untuk memilih jalan hidup…. Sesudah diberikan ketiga sentuhan ini, surah ini menyeru manusia yang berada di persimpangan jalan agar berhati-hati, jangan sampai menempuh jalan menuju ke neraka, dan dipersuasinya mereka untuk menempuh jalan ke surga dengan menggunakan bermacam-macam bentuk targhīb (persuasi, rayuan) dan dengan dibisikannya bermacam-macam kesenangan, keni‘matan, dan kemuliaan:
“Sesungguhnya Kami menyediakan bagi orang-orang kafir rantai, belenggu, dan neraka yang menyala-nyala. Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur, (yaitu) mata air (dalam surga) yang darinya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya.” (al-Insān: 4-6).
Sebelum melanjutkan pemaparan tentang bentuk-bentuk keni‘matan itu, surah ini melukiskan ciri-ciri dan sifat-sifat orang-orang yang baik-baik itu dengan menggunakan kalimat-kalimat yang semuanya menggambarkan kehalusan, kelembutan, kebagusan, dan kekhusyu‘an yang sesuai dengan keni‘matan yang nyaman dan menyenangkan itu:
“Mereka menunaikan nadzar dan takut akan suatu hari yang ‘adzābnya merata di mana-mana. Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhāan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. Sesungguhnya kami takut akan (‘adzāb) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan.” (al-Insān: 7-10).
Kemudian dipaparkanlah balasan bagi orang-orang yang rajin melaksanakan tugas-tugas dan kewajiban-kewajiban itu, yang takut kepada suatu hari yang ketika itu ada orang-orang yang bermuka-masam penuh kesulitan, yang suka memberi makan kepada orang-orang yang membutuhkan (ya‘ni orang-orang miskin), yang semuanya mereka lakukan hanya untuk mencari keridhāan Allah saja, tidak mengharapkan balasan dan ucapan teriman kasih dari seorang pun. Mereka hanya takut terhadap hari yang ketika itu ada wajah-wajah yang macam penuh kesulitan.
Dipaparkanlah balasan bagi orang-orang yang senantiasa takut kepada Allah, suka memberi makan kepada orang-orang miskin, dan suka berbuat baik kepada orang lain itu. Mereka mendapatkan balasan yang berupa keamanan, kemakmuran, dan keni‘matan yang lembut dan nyaman:
“Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati. Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (berupa) surga dan (pakaian) sutra, di dalamnya mereka duduk bertelekan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan. Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya. Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening laksana kaca, (yaitu) kaca-kaca (yang terbuat) dari perak yang telah diukur mereka dengan sebaik-baiknya. Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe. (Yang didatangkan dari) sebuah mata air surga yang dinamakan salsabil. Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda. Apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka mutiara yang bertaburan. Dan apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu akan melihat berbagai keni‘matan dan kerajaan yang besar. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal, dan dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih. Sesungguhnya ini adalah balasan untukmu, dan usahamu adalah disyukuri (diberi balasan).” (al-Insān: 11-22).
Setelah memaparkan keni‘matan yang halus, nyaman, menenteramkan, menenangkan, dan menyenangkan ini maka beralihlah sasaran khithāb (firman Ilahi) ini kepada Rasūlullāh s.a.w., untuk memantapkan hati beliau di dalam menghadapi tantangan, kekafiran, dan pendustaan orang-orang kafir, dan diberi-Nya beliau pengarahan supaya bersabar dan menunggu keputusan Allah dalam urusan ini, dan supaya beliau terus berhubungan dengan Tuhannya dan selalu memohon pertolongan kepada-Nya sepanjang jalan perjuangannya:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan al-Qur’ān kepadamu (hai Muḥammad) dengan berangsur-angsur. Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antara mereka. Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang. Dan pada sebagian dari malam, maka sujūdlah kepada-Nya dan bertasbīḥlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari.” (al-Insān: 23-26).
Kemudian diingatkannya mereka terhadap hari yang berat yang tidak dapat mereka perhitungkan, dan yang ditakuti oleh orang-orang yang baik-baik dan bertaqwā, dan ditunjukkan kepada mereka betapa entengnya urusan mereka menurut pandangan Allah yang telah menciptakan mereka dan memberi kekuatan kepada mereka, sedang Dia berkuasa untuk melenyapkan mereka dan mendatangkan kaum yang lain. Kalau bukan karena karunia-Nya untuk membiarkan mereka eksis, niscaya sudah dimusnahkanlah mereka melalui cobaan-cobaan dan ‘adzāb-Nya. Dan, pada bagian terakhir diberitahukanlah kepada mereka akibat dari ujian ini:
“Sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak memperdulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat (hari akhirat). Kami telah menciptakan mereka dan menguatkan persendian tubuh mereka, apabila Kami menghendaki, Kami sungguh-sungguh mengganti (mereka) dengan orang-orang yang serupa dengan mereka. Sesungguhnya (ayat-ayat) ini adalah suatu peringatan, maka barang siapa menghendaki (kebaikan bagi dirinya) niscaya dia mengambil jalan kepada Tuhannya. Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dia memasukkan siapa yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya (surga). Dan bagi orang-orang zhālim disediakan-Nya ‘adzāb yang pedih.” (al-Insān: 27-31).