Suratu Quraisy 106 ~ Tafsir Ibni Katsir

Dari Buku:
Tafsir Ibnu Katsir, Juz 30
(An-Nabā’ s.d. An-Nās)
Oleh: Al-Imam Abu Fida’ Isma‘il Ibnu Katsir ad-Dimasyqi

Penerjemah: Bahrun Abu Bakar L.C.
Penerbit: Sinar Baru Algensindo Bandung

Sūratu Quraisy

(Kaum Quraisy)

Makkiyyah atau Madaniyyah, 4 ayat,

Turun sesudah Sūrat-ut-Tīn

 

Keutamaan surat ini disebutkan di dalam hadis yang gharīb, disebutkan oleh Imam Baihaqi di dalam Kitāb-ul-Khilafiyyāt, bahwa telah menceritakan kepada kami Abu ‘Abdullah al-Hafizh, telah menceritakan kepada kami Bakar ibnu Muhammad ibnu Hamdan ash-Shairafi, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu ‘Abdullah az-Zainabi, telah menceritakan kepada kami Ya‘qub ibnu Muhammad az-Zuhri, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Muhammad ibnu Tsabit ibnu Syurahbil, telah menceritakan kepadaku ‘Utsman ibnu ‘Abdullah ibnu Abu ‘Atiq, dari Sa‘id ibnu ‘Amr ibnu Ja‘dah ibnu Hubairah, dari ayahnya, dari neneknya (yaitu Ummu Hana‘ binti Abu Thalib), bahwa Rasulullah s.a.w. pernah bersabda:

فَضَّلَ اللهُ قُرَيْشًا بِسَبْعِ خَلَالٍ: إِنِّيْ مِنْهُمْ وَ إِنَّ النَّبُوَّةَ فِيْهِمْ وَ الْحَجَابَةُ وَ السِّقَايَةُ فِيْهِمْ،وَ إِنَّ اللهَ نَصَرَهُمْ عَلَى الْفِيْلِ، وَ إِنَّهُمْ عَبَدُوا اللهَ عَزَّ وَ جَلَّ عَشْرَ سِنِيْنَ لَا يَعْبُدُهُ غَيْرُهُمْ، وَ إِنَّ اللهَ أَنْزَلَ فِيْهِمْ سُوْرَةً مِنَ الْقُرْآنِ.

Allah telah mengutamakan Quraisy dengan tujuh perkara: Sesungguhnya aku dari kalangan mereka, dan kenabian berada di kalangan mereka; hijabah dan siqayah berada di tangan mereka, dan sesungguhnya Allah telah menolong mereka dari (serangan) pasukan bergajah; dan sesungguhnya mereka pernah menyembah Allah s.w.t. selama sepuluh tahun, tiada seorang pun yang menyembah-Nya (di masa-masa itu) selain mereka; dan sesungguhnya Allah telah menurunkan berkenaan dengan mereka suatu surat dari al-Qur’an.

Kemudian Rasulullah s.a.w. membaca firman-Nya:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. لِإِيْلَافِ قُرَيْشٍ. إِيْلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَ الصَّيْفِ. فَلْيَعْبُدُوْا رَبَّ هذَا الْبَيْتِ. الَّذِيْ أَطْعَمَهُمْ مِّنْ جُوْعٍ وَ آمَنَهُمْ مِّنْ خَوْفٍ.

Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (Yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka‘bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan. (Quraisy: 1-4)

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

 

Sūratu Quraisy, ayat 1-4

لِإِيْلَافِ قُرَيْشٍ. إِيْلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَ الصَّيْفِ. فَلْيَعْبُدُوْا رَبَّ هذَا الْبَيْتِ. الَّذِيْ أَطْعَمَهُمْ مِّنْ جُوْعٍ وَ آمَنَهُمْ مِّنْ خَوْفٍ.

106:1. Karena kebiasaan orang-orang Quraisy,

106:2. (Yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.

106:3. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka‘bah).

106:4. Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.

Surat ini menurut Mushḥaf Induk terpisah dari surat yang sebelumnya, mereka menuliskan di antara keduanya baris pemisah, yaitu Bismillāh-ir-Raḥmān-ir-Raḥīm, sekalipun bila dipandang dari segi maknanya dengan surat yang sebelumnya mempunyai kaitan yang erat. Hal ini dijelaskan oleh Muhammad ibnu Ishaq dan ‘Abd-ur-Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam. Dengan alasan karena makna yang dimaksud ialah: Kami menahan pasukan bergajah dari Makkah dan Kami binasakan pula para pemiliknya, demi kebiasaan orang-orang Quraisy. Yakni untuk memelihara kelestarian kebiasaan dan terhimpunnya mereka di negerinya dalam keadaan aman.

Menurut pendapat yang lain, makna yang dimaksud degnan īlāf ialah tradisi mereka dalam melakukan perjalanan di musin dingin ke negeri Yaman dan di musim panas ke negeri Syam untuk tujuan berniaga dan lain-lainnya. Kemudian mereka kembali ke negerinya dalam keadaan aman tanpa ada gangguan di perjalanan mereka. Demikia itu karena mereka dihormati dan disegani oleh orang lain, mengingat mereka adalah penduduk kota suci Allah. Maka siapa yang mengenal mereka, pasti menghormati mereka. Bahkan barang siapa yang dipilih oleh mereka untuk menjadi teman perjalanan mereka, maka ia ikut aman berkat keberadaan mereka.

Demikianlah keadaan mereka dalam perjalanan dan misi mereka di musim dingan dan musim panas. Adapun mengenai keadaan mereka bila menetap di kota mereka, maka disebutkan oleh firman-Nya:

أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا جَعَلْنَا حَرَمًا آمِنًا وَ يُتَحَطَّفُ النَّاسُ مِنْ حَوْلِهِمْ

Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman, sedangkan manusia sekitarnya rampok-merampok.” (al-‘Ankabūt: 67).

Untuk itulah maka disebutkan oleh firman-Nya:

لِإِيْلَافِ قُرَيْشٍ. إِيْلَافِهِمْ

Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (Yaitu) kebiasaan mereka (Quraisy: 1-2)

Īlāf yang kedua menjadi badal dan tafsir dari yang pertama, untuk itulah maka disebutkan dalam firman berikutnya:

إِيْلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَ الصَّيْفِ.

(Yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.” (Quraisy: 2)

Ibnu Jarir mengatakan bahwa yang benar ialah bahwa lām dalam permulaan ayat surat ini menunjukkan makna ta‘ajjub, seakan-akan disebutkan bahwa kagumlah kamu kepada kebiasaan orang-orang Quraisy dan nikmat-Ku yang telah Kulimpahkan kepada mereka dalam hal tersebut. Ibnu Jarir mengatakan bahwa menurut kesepakatan kaum muslim, kedua surat ini merupakan surat yang masing-masing berdiri sendiri dan terpisah dari yang lainnya.

Kemudian Allah s.w.t. memberi mereka petunjuk untuk bersyukur atas semua nikmat yang besar ini, melalui firman-Nya:

فَلْيَعْبُدُوْا رَبَّ هذَا الْبَيْتِ.

Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka‘bah).” (Quraisy: 3)

Yakni hendaklah mereka mengesakan-Nya dalam menyembah-Nya, sebagaimana Dia telah menjadikan bagi mereka kota yang suci lagi aman dan Ka‘bah yang disucikan. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:

إِنَّمَا أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ رَبَّ هذِهِ الْبَلْدَةِ الَّذِيْ حَرَّمَهَا وَ لَهُ شَيْءٍ وَ أُمِرْتُ أَنْ أَكُوْنَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ.

Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Makkah) Yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nyalah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (an-Naml: 91).

Firman Allah s.w.t.:

الَّذِيْ أَطْعَمَهُمْ مِّنْ جُوْعٍ

Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar” (Quraisy: 4)

Yaitu Dia adalah Tuhan Pemilik Ka‘bah ini, Dialah yang memberi mereka makan agar tidak lapar.

وَ آمَنَهُمْ مِّنْ خَوْفٍ.

dan mengamankan mereka dari ketakutan” (Quraisy: 4)

Allah telah memberikan karunia keamanan dan banyak kemurahan kepada mereka, maka hendaklah mereka menyembah-Nya dengan mengesakan-Nya semata, tiada sekutu bagi-Nya. Dan janganlah mereka menyembah-Nya dengan yang lain-Nya, baik berhala maupun patung atau lain-lainnya yang mereka persekutukan dengan-Nya. Karena itulah barang siapa yang memenuhi perintah ini, maka Allah menghimpunkan baginya keamanan di dunia dan keamanan di akhirat nanti; dan barang siapa yang durhaka kepada-Nya, maka Allah s.w.t. mencabut keduanya dari dia. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

وَ ضَرَبَ اللهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُّطْمَئِنَّةً يَأْتِيْهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللهِ فَأَذَاقَهَا اللهُ لِبَاسَ الْجُوْعِ وَ الْخَوْفِ بِمَا كَانُوْا يَصْنَعُوْنَ. وَ لَقَدْ جَاءَهُمْ رَسُوْلٌ مِّنْهُمْ فَكَذَّبُوْهُ فَأَخَذَهُمُ الْعَذَابُ وَ هُمْ ظَالِمُوْنَ

Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya dengan melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)-nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka seorang rasul dari mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya; karena itu mereka dimusnahkan adzab dan mereka adalah orang-orang yang zhalim.” (an-Nahl: 112-113).

Ibnu Abi Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah ibnu ‘Amr al-Ghaziy, telah menceritakan kepada kami Qubaishah, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Laits, dari Syahr ibnu Hausyab, dari Asma’ binti Yazid yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

وَيْلٌ لَكُمْ قُرَيْشُ لِئِيْلَافِ قُرَيْشٍ.

Kecelakaan yang besarlah bagi kalian, hai Quraisy, karena adanya surat Quraisy ini.

Ibnu Abi Hatim mengataka, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami al-Mu’ammal ibn-ul-Fadhl-il-Harrani, telah menceritakan kepada kami ‘Isa ibnu Yunus, dari ‘Abdullah ibnu Abu Ziyad, dari Syahr ibnu Hausyab, dari Usamah ibnu Zaid yang mengatakan bahwa Rasulullah s.a.w. pernah bersabda:

لِإِيْلَافِ قُرَيْشٍ. إِيْلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَ الصَّيْفِ، وَيْحَكُمْ يَا مَعْشَرَ قُرَيْشٍ اُعْبُدُوْا رَبَّ الْبَيْتِ الَّذِيْ أَطْعَمَكُمْ مِنْ جُوْعٍ وَ آمَنَكُمْ مِنْ خَوْفٍ.

Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (Yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Celakalah kalian, hai golongan orang-orang Quraisy, sembahlah oleh kalian Tuhan Pemilik rumah ini (Ka‘bah) yang telah memberi kalian makan dari kelaparan dan memberi kalian keamanan dari rasa takut.

Demikianlah yang telah kusaksikan hadis dari Usamah ibnu Zaid, sebenarnya dari Asma’ binti Yazid ibn-us-Sakan Ummu Salamah al-Anshariyyah r.a. Barangkali terjadi salah pernyalinan dari asal riwayatnya; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.

Demikianlah akhir tafsir surat Quraisy, segala puji bagi Allah atas limpahan karunia-Nya.