Surah at-Tin 95 ~ Tafsir Hidayat-ul-Insan

Tafsīru Hidāyat-il-Insān
Judul Asli: (
هداية الإنسان بتفسير القران)
Disusun oleh:
Abū Yaḥyā Marwān Ḥadīdī bin Mūsā

Tafsir Al Qur’an Al Karim Marwan Bin Musa
Dari Situs: www.tafsir.web.id

Surah at-Tīn (Buah Tīn)
Surah ke-95. 8 ayat. Makkiyyah

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

 

Ayat 1-8: Manusia diciptakan Allah subḥānahu wa ta‘ālā dalam bentuk yang sebaik-baiknya, yang menjadi pokok kemuliaan manusia adalah iman dan ‘amal shāliḥ, dan menetapkan adanya kebangkitan.

 

وَ التِّيْنِ وَ الزَّيْتُوْنِ. وَ طُوْرِ سِيْنِيْنَ. وَ هذَا الْبَلَدِ الْأَمِيْنِ. لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِيْ أَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ. ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِيْنَ. إِلَّا الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَ عَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُوْنٍ. فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِالدِّيْنِ. أَلَيْسَ اللهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِيْنَ

  1. Demi (buah) Tīn dan (buah) Zaitūn, (32211)
  2. demi gunung Sinai, (32222)
  3. dan demi negeri (Makkah) yang aman ini, (32233)
  4. Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, (32244)
  5. kemudian Kami kembalikan Dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), (32255)
  6. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan ‘amal shāliḥ; maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya. (32266).
  7. Maka apa yang menyebabkan (mereka) mendustakanmu (tentang) hari pembalasan setelah (adanya keterangan-keterangan) itu. (32277)?
  8. Bukankah Allah hakim yang paling adil? (32288)

Selesai tafsir surah at-Tīn dengan pertolongan Allah, taufīq-Nya dan kemudahan-Nya, wal-ḥamdulillāhi rabb-il-‘ālamīn.

Catatan:

  1. 3221). Yang dimaksud dengan Tīn menurut sebagian mufassir ialah tempat tinggal Nabi Nūḥ, yaitu Damaskus yang banyak pohon Tīn; dan Zaitūn ialah Bait-ul-Maqdis yang banyak tumbuh pohon Zaitūn. Allah subḥānahu wa ta‘ālā bersumpah dengan kedua pohon itu karena banyaknya manfaat pada pohon dan buahnya, dan karena biasa tumbuh di negeri Syām; negeri tempat kenabian ‘Īsā putra Maryam ‘alaih-is-salām.
  2. 3222). Bukit Sinai adalah tempat Nabi Mūsā ‘alaih-is-salām diajak bicara oleh Allah subḥānahu wa ta‘ālā dan menerima wahyu dari-Nya. Sinin artinya yang diberkahi atau indah karena pohon-pohon yang berbuah.
  3. 3223). Yang merupakan negeri tempat kenabian Muḥammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam. Allah subḥānahu wa ta‘ālā bersumpah dengan tempat-tempat yang mulia tersebut yang dari sana dibangkitkan nabi-nabi yang utama dan mulia. Isi sumpahnya adalah apa yang disebutkan dalam ayat selanjutnya.
  4. 3224). Ya‘ni sempurna dan seimbang fisiknya serta sesuai letak anggota badannya. Namun sayang, nikmat yang besar ini tidak disyukuri oleh kebanyakan manusia. Kebanyakan mereka berpaling dari sikap syukur, sibuk dengan permainan dan yang melalaikan, dan lebih senang dengan perkara yang hina dan rendah, sehingga Allah subḥānahu wa ta‘ālā mengembalikan mereka ke tempat yang paling rendah, yaitu neraka yang merupakan tempat para pelaku maksiat yang durhaka.
  5. 3225). Ada pula yang menafsirkan dengan masa tua, pikun dan lemah.
  6. 3226). Mereka memperoleh kenikmatan yang penuh, kegembiraan yang berturut-turut, kesenangan yang banyak selama-lamanya.
  7. 3227). Ya‘ni setelah mereka tahu bahwa manusia diciptakan Allah dalam bentuk yang sebaik-baiknya, lalu dikembalikan-Nya kepada keadaan yang paling rendah di mana pada semua itu terdapat dalil yang menunjukkan bahwa Allah subḥānahu wa ta‘ālā berkuasa membangkitkan.
  8. 3228). Ya‘ni bukankah hikmah (kebijaksanaan)-Nya menghendaki untuk tidak membiarkan makhlūq ciptaan-Nya begitu saja tanpa diperintah dan tanpa dilarang serta tanpa diberikan balasan? Bukankah Allah subḥānahu wa ta‘ālā yang menciptakan manusia secara bertahap dan mengirimkan berbagai kenikmatan yang tidak dapat mereka jumlahkan serta mengurus mereka dengan pengurusan yang sebaik-baiknya pasti akan mengembalikan mereka ke tempat terakhir mereka menetap? Dan bukankah Allah subḥānahu wa ta‘ālā hakim yang paling adil dan tidak pernah berbuat zhālim kepada seorang pun? Ya, benar kami menjadi saksi terhadap hal itu.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *