Surah ath-Thalaq 65 ~ Tafsir al-Bayan

تَفْسِيْرُ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ
AL-BAYĀN
JILID IV
 
Oleh:
Prof. T.M. Hasbi ash-Shiddieqy.
 
Penerbit: PT ALMA‘ARIF – Bandung

SURAT KEENAM PULUH LIMA
ATH-THALĀQ

(Thalāq)
Diturunkan di Madīnah, terdiri dari 12 ayat.

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِذَا طَلَّقْتُمُ النِّسَاءَ فَطَلِّقُوْهُنَّ لِعِدَّتِهِنَّ وَ أَحْصُوا الْعِدَّةَ وَ اتَّقُوا اللهَ رَبَّكُمْ لَا تُخْرِجُوْهُنَّ مِنْ بُيُوْتِهِنَّ وَ لَا يَخْرُجْنَ إِلَّا أَنْ يَأْتِيْنَ بِفَاحِشَةٍ مُّبَيِّنَةٍ وَ تِلْكَ حُدُوْدُ اللهِ وَ مَنْ يَتَعَدَّ حُدُوْدَ اللهِ فَقَدْ ظَلَمَ نَفْسَهُ لَا تَدْرِيْ لَعَلَّ اللهَ يُحْدِثُ بَعْدَ ذلِكَ أَمْرًا. فَإِذَا بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمْسِكُوْهُنَّ بِمَعْرُوْفٍ أَوْ فَارِقُوْهُنَّ بِمَعْرُوْفٍ وَ أَشْهِدُوْا ذَوَيْ عَدْلٍ مِّنْكُمْ وَ أَقِيْمُوا الشَّهَادَةَ للهِ ذلِكُمْ يُوْعَظُ بِهِ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ الْيَوْمِ الْآخِرِ وَ مَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَّهُ مَخْرَجًا. وَ يَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَ مَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا. وَ اللَّائِيْ يَئِسْنَ مِنَ الْمَحِيْضِ مِنْ نِّسَائِكُمْ إِنِ ارْتَبْتُمْ فَعِدَّتُهُنَّ ثَلَاثَةُ أَشْهُرٍ وَ اللَّائِيْ لَمْ يَحِضْنَ وَ أُوْلَاتُ الْأَحْمَالِ أَجَلُهُنَّ أَنْ يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّ وَ مَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا. ذلِكَ أَمْرُ اللهِ أَنْزَلَهُ إِلَيْكُمْ وَ مَنْ يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَ يُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا. أَسْكِنُوْهُنَّ مِنْ حَيْثُ سَكَنْتُمْ مِّنْ وُجْدِكُمْ وَ لَا تُضَارُّوْهُنَّ لِتُضَيِّقُوْا عَلَيْهِنَّ وَ إِنْ كُنَّ أُوْلَاتِ حَمْلٍ فَأَنْفِقُوْا عَلَيْهِنَّ حَتَّى يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّ فَإِنْ أَرْضَعْنَ لَكُمْ فَآتُوْهُنَّ أُجُوْرَهُنَّ وَ أْتَمِرُوْا بَيْنَكُمْ بِمَعْرُوْفٍ وَ إِنْ تَعَاسَرْتُمْ فَسَتُرْضِعُ لَهُ أُخْرَى. لِيُنْفِقْ ذُوْ سَعَةٍ مِّنْ سَعَتِهِ وَ مَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللهُ لَا يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آتَاهَا سَيَجْعَلُ اللهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا. وَ كَأَيِّنْ مِّنْ قَرْيَةٍ عَتَتْ عَنْ أَمْرِ رَبِّهَا وَ رُسُلِهِ فَحَاسَبْنَاهَا حِسَابًا شَدِيْدًا وَ عَذَّبْنَاهَا عَذَابًا نُّكْرًا. فَذَاقَتْ وَ بَالَ أَمْرِهَا وَ كَانَ عَاقِبَةُ أَمْرِهَا خُسْرًا. أَعَدَّ اللهُ لَهُمْ عَذَابًا شَدِيْدًا فَاتَّقُوا اللهَ يَا أُوْلِي الْأَلْبَابِ الَّذِيْنَ آمَنُوْا قَدْ أَنْزَلَ اللهُ إِلَيْكُمْ ذِكْرًا. رَّسُوْلًا يَتْلُوْ عَلَيْكُمْ آيَاتِ اللهِ مُبَيِّنَاتٍ لِّيُخْرِجَ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَ عَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ وَ مَنْ يُؤْمِنْ بِاللهِ وَ يَعْمَلْ صَالِحًا يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِيْنَ فِيْهَا أَبَدًا قَدْ أَحْسَنَ اللهُ لَهُ رِزْقًا. اللهُ الَّذِيْ خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَ مِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ وَ أَنَّ اللهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا.

Dengan – menyebut – asmā’ Allah yang Maha besar (banyak) rahmat-Nya, lagi senantiasa mencurahkan rahmat-Nya.

Hukum-hukum ‘Iddah:

65: 1. Wahai Nabi, apabila kamu menthalāq istri-istrimu, maka thalāqlah mereka pada waktu ‘iddahnya – pada waktu mereka dapat langsung menjalankan ‘iddahnya – (29441), kemudian hitunglah waktu yang ditentukan itu; dan bertaqwālah kepada Allah, Tuhanmu, janganlah kamu mengeluarkan mereka dari rumah-rumahnya dan janganlah pula mereka keluar – dengan sesuka hati sendiri, terkecuali kalau mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang (29452). Yang demikian itu, adalah batasan-batasan Allah. Barang siapa melampaui batasan-batasan Allah itu, maka sungguh dia telah menzhālimkan diri sendiri. Karena engkau tidak mengetahui, mudah-mudahan Allah mengadakan sesudah itu, kejadian yang baru (29463).
65: 2. Maka apabila mereka – yang dithalāq itu pada waktu ‘iddah – telah sampai kepada waktu yang ditentukan (29474), maka tahanlah mereka secara ma‘rūf, atau lepaskanlah mereka secara ma‘rūf dan persaksikanlah kepada dua orang yang ‘adil di antara kamu (29485) dan tegakkanlah kesaksian itu karena Allah (29496); yang demikian itu adalah pengajaran yang diberikan kepada orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Barang siapa bertaqwā kepada Allah, niscaya Allah mengadakan untuk orang itu jalan keluar. (29507).
65: 3. Dan Allah memberikan rezeki kepada orang taqwā dari jalan yang tidak disangka-sangka. Dan barang siapa bertawakkal kepada Allah, maka Allah akan memenuhi kehendaknya (29518). Sesungguhnya Allah pasti mencapai segala kehendak-Nya (sesungguhnya Allah sangat sempurna urusan-Nya) Allah sungguh telah mengadakan ukuran bagi segala sesuatu.
65: 4. Perempuan-perempuan tua yang telah berputus asa dari kedatangan bulan, dari istri-istrimu, jika kamu ragu-ragu tentang hukum yang diberikan kepada mereka, maka ‘iddah mereka ialah tiga bulan; dan perempuan-perempuan yang belum berḥaidh – masih kecil -, maka ‘iddahnya – tiga bulan juga – . Perempuan-perempuan yang hamil, maka waktu yang ditentukan baginya, ialah melahirkan kandungannya (29529). Barang siapa bertaqwā kepada Allah, niscaya Allah memudahkan baginya urusannya (295310).
65: 5. Yang demikian itu, adalah ketetapan Allah yang diturunkannya kepada kamu. Barang siapa tertaqwā kepada Allah, niscaya Allah menghapuskan dari padanya kesalahannya dan memperbesarkan pahala untuknya (dan melipat gandakan pahalanya).
65: 6. Tempatkanlah perempuan-perempuan di tempat kediamanmu yang sanggup kamu usahakan, dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menimpahkan kepicikan atas mereka (295411); dan jika mereka, wanita-wanita yang hamil (295512), maka nafkahkanlah mereka hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka (yang telah dithalāq dan ba’in dari padamu) menyusukan anakmu, maka hendaklah kamu berikan bayarannya; dan hendaklah kamu rundingkan di antara kamu menurut cara yang patut dan jika kamu sama menimbulkan kesulitan (295613), maka boleh diupah perempuan lain untuk menyusukannya. (295714).
65: 7. Hendaklah orang yang mampu memberikan belanjanya sesuai dengan kemampuannya; dan barang siapa disempitkan rezeki terhadapnya, maka hendaklah dia memberikan belanjanya dari pemberian Allah kepadanya (295815). Allah tidak memberatkan seseorang, melainkan sesuai dengan pemberian Allah kepadanya (295916). Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesulitan.

Janji baik dan ancaman Allah:

65: 8. Berapa banyak – penduduk – kota yang berpaling dari perintah Tuhannya dan perintah rasūl-rasūlNya dengan cara berkepala batu, lalu Kami membuat perkiraan dengan mereka secara keras, dan Kami ‘adzābkan mereka dengan ‘adzāb yang mengerikan.
65: 9. Maka karena itu, merekapun merasakan akibat buruk dari perbuatan mereka dan kerugianlah yang menjadi akibat perbuatanya.
65: 10. Allah telah menyediakan untuk mereka siksaan yang keras; maka karena itu bertaqwālah kepada Allah, wahai orang-orang yang berakal kuat,, yang telah beriman – kepada Allah dan Rasūl-Nya sungguh Allah telah menurunkan peringatan kepadamu.
65: 11. – Yaitu – seorang Rasūl (Muḥammad) yang membaca kepadamu ayat-ayat Allah dalam keadaan terang dan nyata menjelaskan segala yang dihajati manusia, supaya dia mengeluarkan segala orang yang beriman dan mengerjakan ‘amal yang shāliḥ dari kegelapan kepada cahaya. Barang siapa beriman kepada Allah dan ber‘amal shāliḥ, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal buat selama-lamanya di dalamnya; Allah sungguh telah meluaskan rezeki kepadanya (telah memberikan rezeki yang baik kepadanya).
65: 12. Allah yang telah menciptakan tujuh petala langit, dan dari bumi serupa itu pula (296017). Berlaku hukum terhadap semuanya itu. – Allah menciptakan langit dan bumi – , adalah supaya kamu mengetahui bahwasanya Allah senantiasaa berkuasa atas tiap-tiap sesuatu dan bahwasanya pengetahuan Allah meliputi segala sesuatu.

MUQADDIMAH

Surat ini menerangkan hukum-hukum thalāq, rujū‘, ‘iddah, susuan dan tempat tinggal istri serta nafkahnya.

Surat ini juga menerangkan bahwa orang yang beriman kepada Allah tentulah takut akan ‘adzāb-Nya dan tentulah kelak akan menjumpai ‘adzāb yang pedih jika berdosa.

Adapun persesuaian antara surat yang telah lalu dengan surat ini, ialah:

  1. Dalam surat yang telah lalu, Tuhan menerangkan bahwasanya di antara anak-anak dan istri kita ada yang menjadi musuh, menjadi perintang dalam kita memperoleh keridhāan Allah.
  2. Dalam surat ini Allah menerangkan, hukum thalāq dan melepaskan diri dari cengkeraman istri yang merusakkan agama dan akhlāq kita.

KHĀTIMAH

Dalam surat ath-Thalāq ini, Allah menerangkan beberapa hukum syara‘ yang disyarī‘atkan untuk menegakkan neraca keadilan dalam masyarakat ummat, istimewa hukum-hukum yang berkenaan dengan thalāq dan hukum-hukum yang harus dipenuhi oleh suami terhadap istrinya, serta ‘iddah-‘iddah yang harus dijalani oleh istri yang dithalāq, serta hukum nafkah, kiswah (pakaian) dan tempat diam (tempat tinggal).

Di samping itu Allah menerangkan pula hukum susuan.

Catatan:

  1. 2944). Ya‘ni: dalam keadaan suci yang belum disetubuhi.
  2. 2945). Ya‘ni: Zina, mencuri, memaki dan yang sebagainya.
  3. 2946). Ayat ini, yang menjadi pegangan ‘ulamā’ dalam membagi thalāq kepada thalāq sunnah dan thalāq bid‘ah. Thalāq sunnah, ialah: thalāq dalam keadaan si istri suci dan belum dijima‘i, atau telah nyata hamilnya. Thalāq bid‘ah, ialah: thalāq dalam keadaan ḥaidh, atau dalam suci yang telah disetubuhi dan tidak diketahui apakah dia bunting (hamil) atau tidak. Ayat ini memberikan pengertian:
    a). Bahwa menthalāq istri, hendaklah dalam keadaan si istri suci yang belum dijima‘i. Demikianlah thalāq sunnah. Sedangkan menjatuhkan thalāq dalam ḥaidh, atatu suci yang telah dijima‘, adalah bid‘ah dan haram.
    Thalāq yang bukan sunnah, bukan bid‘ah, ialah menthalāq istri yang masih kecil, yang tidak berḥaidh lagi dan yang belum didukhūli (dijima‘i).
    Segolongan ‘ulamā’ berdalil dengan ayat ini, bahwa thalāq dalam masa ḥaidh, tidak jatuh (tidak sah = shaḥḥ).
    b). Bahwa wajib diberikan tempat tinggal kepada istri yang dithalāq selama mereka masih dalam ‘iddah dan ḥarām pula mereka keluar pindah ke tempat lain kecuali jika mereka bersikap yang tidak baik.
    c). Bahwa tempat tinggal, tidak wajib diberikan kepada istri yang tidak dapat dirujū‘i lagi.
    d). Bahwa thalāq boleh dilakukan untuk jalan keluar dari pergaulan suami istri yang tidak aman.
    e). Bahwa mengumpulkan thalāq tiga sekaligus, tidak dibenarkan. Baca masalah thalāq dalam kitab-kitab Ightsatullahfan (?????), Zād-ul-Ma‘ād oleh Ibnu Qayyim dan al-Fatāwā oleh Ibnu Taimiyyah.
  4. 2947). Telah dekat kepada akhir ‘iddahnya.
  5. 2948). Mendirikan dua orang saksi yang ‘adil, baik di ketika menyatakan akan rujū‘ maupun untuk menyatakan, bahwasanya si istri dibiarkan mengakhiri ‘iddahnya, adalah wajib.
  6. 2949). Baca: ayat 135 S. 4: an-Nisā’.
  7. 2950). Ya‘ni: barang siapa memelihara aturan-aturan Allah dan Rasūl-Nya dalam menjatuhkan thalāq, tentulah dia tidak memerlukan bermacam helah untuk dapat kembali kepada si istri: jika timbul penyesalan sesudah thalāq itu. Dan Firman ini menunjukkan kepada haram menjatuhkan thalāq sekaligus semuanya. Juga ayat ini mengharamkan kita meminta upah untuk menjadi saksi.
  8. 2951). Ya‘ni: barang siapa tetap berpegang teguh kepada aturan yang telah ditetapkan Allah, tidak mencari jalan keluar dengan yang tidak disyarī‘atkan; jalan Allah cukup baginya.
  9. 2952). Wanita yang mengandung ini melengkapi yang dithalāq dan yang meninggal suaminya.
  10. 2953). Ya‘ni: boleh dia rujū‘ dalam ‘iddah dan boleh dipinang kembali sesudah habis ‘iddah.
  11. 2954). Ayat ini mewajibkan suami memberikan tempat kediaman kepada istri-istri yang dithalāqnya, baik yang ba’in maupun yang tidak. Bahkan ayat ini mengandung pengertian bahwasanya suami wajib memberikan tempat kediaman bagi istrinya.
  12. 2955). Ya‘ni: walaupun yang ba’in, yang sedang hamil dan lain-lain. Inilah pendapat ‘Umar dan ‘Abdullāh ibn Mas‘ūd.
  13. 2956). Ya‘ni: yang seorang minta lebih dari yang mau diberikan oleh yang seorang lagi.
  14. 2957). Ayat ini adalah dasar bagi kewajiban nafkah anak atas ayah.
  15. 2958). Ayat ini memberikan pengertian bahwa dalam soal kadar nafkah, diperhatikan keadaan orang yang memberikannya.
  16. 2959). Ayat ini tidak membolehkan hakim memfasakhkan wanita lantaran kemiskinan suaminya.
  17. 2960). Hanya ayat ini sajalah dalam al-Qur’ān yang dapat difahamkan dari padanya, bahwa bumi juga tujuh. Al-Qāsimī 16: 5848.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *