Hati Senang

Surah at-Takatsur 102 ~ Tafsir Ibni Katsir (3/3)

Tafsir Ibnu Katsir

Dari Buku:
Tafsir Ibnu Katsir, Juz 30
(An-Nabā’ s.d. An-Nās)
Oleh: Al-Imam Abu Fida’ Isma‘il Ibnu Katsir ad-Dimasyqi

Penerjemah: Bahrun Abu Bakar L.C.
Penerbit: Sinar Baru Algensindo Bandung

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yazid, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu ‘Amr, dari Shafwan ibnu Sulaim, dari Mahmud ibnur Rabi‘ yang mengatakan bahwa ketika diturunkan firman-Nya:

أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ

Bermegah-megahan telah melalaikan kalian. (at-Takātsur: 1)

Ia meneruskan bacaannya sampai pada firman-Nya:

ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيْمِ.

kemudian kalian pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kalian megah-megahkan di dunia ini). (at-Takātsur: 8)

Maka para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, tentang nikmat apakah yang kami akan ditanyai mengenainya? Pada hal sesungguhnya hanya kurma dan air, dan pedang kami yang selalu tersandang, sedangkan musuh menghadang di hadapan. Lalu nikmat apakah yang akan dipertanyakan kepada kami?” Rasulullah s.a.w. menjawab: “Ingatlah, sesungguhnya pertanyaan tentang hal itu pasti akan terjadi.”

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu ‘Amir alias ‘Abd-ul-Malik ibnu ‘Amr, telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Mu‘adz ibn ‘Abdillah ibnu Habib, dari ayahnya, dari pamannya yang mengatakan bahwa kami berada di suatu majelis, lalu muncullah Nabi s.a.w., sedangkan di kelapa beliau terdapat bekas air. Maka kami berkata: “Wahai Rasulullah, kami melihat engkau dalam keadaan senang.” Rasulullah s.a.w. menjawab: “Ya.”

Kemudian orang-orang berbincang-bincang tentang kekayaan. Maka Rasulullah s.a.w. bersabda:

لاَ بَأَسَ بِالْغِنَى لِمَنِ اتَّقَى اللهَ وَ الصِّحَّةُ لِمَنِ اتَّقَى اللهَ خَيْرٌ مِنَ الْغِنَى وَ طِيْبُ النَّفْسِ مِنَ النَّعِيْمِ.

Tidak mengapa kekayaan itu bagi orang yang bertakwa kepada Allah, dan sehat itu lebih baik bagi orang yang bertakwa kepada Allah daripada kekayaan, dan senang hati lebih baik daripada kesenangan.

Ibnu Majah meriwayatkannya dari Abu Bakar ibnu Abu Syaibah, dari Khalid ibnu Makhlad, dari ‘Abdullah ibnu Sulaiman dengan sanad yang sama.

Imam Tirmidzi mengatakan, telah menceritakan kepada kami ‘Abdu ibnu Humaid, telah menceritakan kepada kami Syababah, dari ‘Abdullah ibnul ‘Ala, dari adh-Dhahhak ibnu ‘Abdur-Rahman ibnu Arzab al-Asy‘ari yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Nabi s.a.w. pernah bersabda:

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُسْئَلُ عَنْهُ – يَعْنِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ – الْعَبْدُ مِنَ النَّعِيْمِ أَنَّ يُقَالَ لَهُ أَلَمْ نُصِحَّ لَكَ بَدَنَكَ وَ نُرْوِكَ مِنَ الْمَاءِ الْبَارِدِ؟

Sesungguhnya yang mula-mula dipertanyakan kepada seorang hamba – yakni di hari kiamat nanti – mengenai kesenangan ialah dikatakan kepadanya: Bukankah Kami telah menyehatkan tubuhmu dan memberimu minum dengan air yang sejuk?”

Imam Tirmidzi meriwayatkan secara munfarid. Dan Ibnu Hibban meriwayatkannya di dalam kitab shaḥīḥ-nya melalui jalur al-Walid ibnu Muslim, dari ‘Abdullah ibnul ‘Ala ibnu Zubair dengan sanad yang sama.

Ibnu Abi Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Zar‘ah, telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Muhammad ibnu ‘Amr, dari Yahya ibnu Hathib, dari ‘Abdullah ibnuz-Zubair yang mengatakan bahwa az-Zubair pernah mengatakan bahwa ketika turun firman-Nya:

ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيْمِ.

kemudian kalian pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kalian megah-megahkan di dunia ini). (at-Takātsur: 8)

Mereka bertanya: “Wahai Rasulullah, nikmat apakah yang dipertanyakan kepada kami, pada hal sesungguhnya makanan kami hanyalah kurma dan air saja?” Rasulullah s.a.w. menjawab:

إِنَّ ذلِكَ سَيَكُوْنُ

Sesungguhnya pertanyaan itu akan ada.

Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Imam Ibnu Majah melalui hadis Sufyan ibnu ‘Uyainah dengan sanad yang sama. Imam Ahmad telah meriwayatkannya dari jalur yang sama, dan Imam Tirmidzi mengatakan bahwa hadis ini ḥasan.

Ibnu Abi Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hafsh ibnu ‘Umar al-Adni, dari al-Hakam ibnu Aban, dari ‘Ikrimah yang mengatakan bahwa ketika ayat ini diturunkan, yaitu firman-Nya:

ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيْمِ.

kemudian kalian pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kalian megah-megahkan di dunia ini). (at-Takātsur: 8)

Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, nikmat apakah yang kami dapatkan, sesungguhnya kami hanya makan roti gandum untuk mengganjal perut kami?” Maka Allah mewahyukan kepada Nabi-Nya:

قُلْ لَهُمْ: أَلَيْسَ تَحْتَذُوْنَ النِّعَالَ وَ تَشْرَبُوْنَ الْمَاءَ الْبَارِدَ؟ فَهذَا مِنَ النَّعِيْمِ

Katakanlah kepada mereka: “Bukankah kamu mengenakan terompah dan minum air yang sejuk? Itu adalah termasuk nikmat.”

Ibnu Abi Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Zar‘ah, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Sulaiman ibnul Ashbahani, dari Ibnu Abu Laila, yang menurut perawi diyakini ia menerimanya dari ‘Amir, dari Ibnu Mas‘ud, dari Nabi s.a.w. sehubungan dengan makna firman-Nya:

ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيْمِ.

kemudian kalian pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kalian megah-megahkan di dunia ini). (at-Takātsur: 8)

Kemudian beliau s.a.w. bersabda:

الأَمْنُ وَ الصِّحَّةُ

(yaitu) keamanan dan kesehatan.

Zaid ibnu Aslam telah mengatakan dari Rasulullah s.a.w. sehubungan dengan makna firman-Nya:

ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيْمِ.

kemudian kalian pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kalian megah-megahkan di dunia ini). (at-Takātsur: 8)

Yakni perut kenyang, minuman yang sejuk, naungan rumah, penciptaan bentuk yang tegak (sempurna), dan nikmatnya tidur. Ibnu Abi Hatim telah meriwayatkan dengan sanad seperti di atas, dari Zaid ibnu Aslam dalam permulaan surat ini.

Sa‘id ibnu Jubair mengatakan bahwa akan dipertanyakan juga sampai madu yang diminum. Mujahid mengatakan akan dipertanyakan pula semua kesenangan dunia. Al-Hasan al-Bashri mengatakan bahwa termasuk nikmat yang akan dipertanyakan ialah makan siang dan makan malam. Abu Qilabah mengatakan bahwa termasuk nikmat ialah makan samin dan madu dengan roti. Dan pendapat yang paling mencakup adalah yang dikemukakan oleh Mujahid.

‘Ali ibnu Abu Thalhah telah meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya:

ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيْمِ.

kemudian kalian pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kalian megah-megahkan di dunia ini). (at-Takātsur: 8)

Bahwa nikmat itu adalah kesehatan tubuh, pendengaran, dan penglihatan. Allah akan mempertanyakan hamba-hambaNya untuk apakah semuanya itu digunakan, sedangkan Dia Maha Mengetahui hal tersebut dari mereka. Hal ini disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:

إِنَّ السَّمْعَ وَ الْبَصَرَ وَ الْفُؤَادَ كُلُّ أُولئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْؤُوْلاً

Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya. (al-Isrā’: 36).

Di dalam kitab Shaḥīḥ Bukhārī dan Sunan Tirmidzī serta Sunan Nasā’ī dan Sunan Ibnu Mājah telah disebutkan melalui hadis ‘Abdullah ibnu Sa‘id ibnu Abi Hindun, dari ayahnya, dari Ibnu ‘Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah s.a.w. pernah bersabda:

نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَةُ وَ الْفَرَاغِ

Ada dua macam nikmat yang banyak memperdaya kebanyakan manusia, yaitu kesehatan dan waktu luang.

Makna yang dimaksud dari hadis ini ialah bahwa mereka melalaikan mensyukuri kedua nikmat tersebut dan tidak mengerjakan apa yang seharusnya dilakukan terhadap keduanya. Dan barang siapa yang tidak menunaikan suatu hak yang diwajibkan atas dirinya, maka dia adalah orang yang terpedaya.

Al-Hafizh Abu Bakar al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada kami al-Qasim ibnu Muhammad ibnu Yahya al-Marwazi, telah menceritakan kepada kami ‘Ali ibnu Husain ibnu Syaqiq, telah menceritakan kepada kami Abu Hamzah, dari Laits, dari Abu Fazzarah, dari Yazid ibnu Asam, dari Ibnu ‘Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah s.a.w. telah bersabda:

مَا فَوْقَ الإِزَارِ وَ ظِلِّ الْحَائِطِ وَ جُرٍّ، يُحَاسَبُ بهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَوْ يُسْئَلُ عَنْهُ.

Pakaian di atas kain, naungan tembok (rumah), dan air minum, kelak seorang hamba akan dihisab mengenainya atau diminta pertanggungjawabannya.

Kemudian Imam al-Bazzar mengatakan bahwa kami tidak mengenai hadis ini kecuali hanya melalui sanda ini.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Bahz dan ‘Affan, keduanya mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Hammad, bahwa ‘Affan telah mengatakan dalam hadisnya bahwa Ishaq ibnu ‘Abdillah telah meriwayatkan dari Abu Shaleh, dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi s.a.w. yang telah bersabda:

يَقُوْلُ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ – قَالَ عَفَّانُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ – يَا ابْنَ آدَمَ حَمَلْتُكَ عَلَى الْخَيْلِ وَ الإِبِلِ وَ زَوَّجْتُكَ النِّسَاءَ وَ جَعَلْتُكَ تَرْبَعَ وَ تَرْأَسَ فَأَيْنَ شُكْرُ ذلِكَ.

Allah s.w.t. berfirman – ‘Affan mengatakan pada hari kiamat nanti – “Hai anak Adam, Aku telah membawamu di atas kuda dan unta, dan Aku kawinkan kamu dengan wanita, dan Aku jadikan kamu dapat memimpin dan berkuasa, maka manakah ungkapan rasa syukurmu atas semuanya itu?”

Imam Ahmad meriwayatkan hadis ini secara munfarid melalui jalur ini.

Demikianlah akhir tafsir sūrat-ut-Takātsur, dan segala puji bagi Allah s.w.t. atas segala karunia-Nya.

Alamat Kami
Jl. Zawiyah, No. 121, Rumah Botol Majlis Dzikir Hati Senang,
RT 06 RW 04, Kp. Tajur, Desa Pamegarsari, Parung, Jawa Barat. 16330.