MAKKIYYAH (11551)
JUMLAH AYAT: 8 AYAT
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Surat al-Fīl: Ayat 1-8
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ. حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ. كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ. ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ. كَلَّا لَوْ تَعْلَمُوْنَ عِلْمَ الْيَقِيْنِ. لَتَرَوُنَّ الْجَحِيْمَ. ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِيْنِ. ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيْمِ
102:1. Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,
102:2. Sampai kamu masuk ke dalam kubur.
102:3. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu).
102:4. Dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.
102:5. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,
102:6. Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jaḥīm,
102:7. Dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ain-ul-yaqīn,
102:8. Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).
(أَلْهَاكُمُ) Alhākum: Telah menyibukkanmu dari ketaatan kepada Allah ta‘ālā.
(التَّكَاثُرُ) At-Takātsur: Membanggakan harta.
(حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ) Ḥattā Zurtum-ul-maqābir: Kamu menyibukkan diri dengan mengumpulkan dan membangga-banggakan harta sampai akhir hayatmu kemudian masuk ke dalam liang kubur.
(كَلَّا) Kallā: Bukan seperti ini seharusnya kamu berbuat, maka tinggalkanlah dari perlombaan (saling memperbanyak).
(سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ) Saufa Ta‘lamūn: Apabila kamu telah masuk ke dalam liang kubur, maka kamu akan mengetahui kesalahanmu dalam saling memperbanyak harta dan anak.
(كَلَّا) Kallā: Sungguh benar.
(لَوْ تَعْلَمُوْنَ عِلْمَ الْيَقِيْنِ) Lau Ta‘lamūn ‘Ilm-al-Yaqīn: ‘Ilmu yang bisa membuat kamu yakin akan akibat dari saling memperbanyak, yaitu ketika kamu bangga dengan banyaknya harta.
(لَتَرَوُنَّ الْجَحِيْمَ) Latarawunna-l-Jaḥīm: Neraka.
(يَوْمَئِذٍ) Yauma’idzin: Pada hari ketika kamu melihat neraka Jaḥīm dengan matamu (sendiri) dan penuh keyakinan.
(عَنِ النَّعِيْمِ) ‘Anin-Na‘īm: Yang kamu nikmati dan rasakan, seperti kesehatan, waktu luang, keamanan, makanan, dan minuman.
Firman-Nya: “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,” (11562) Ayat ini merupakan seruan Allah untuk orang-orang yang menyibukkan diri dengan mengumpulkan harta dan memperbanyaknya untuk saling membanggakan dan bermegah-megahan. Ini semua menyibukkan diri mereka dari ketaatan kepada Allah dan Rasūl-Nya. Mereka mati dalam keadaan belum menyiapkan kebaikan untuk diri mereka sendiri. Maka Allah berfirman kepada mereka “al-hākum” sungguh telah menyibukkan kamu dengan saling memperbanyaknya. Yaitu mereka saling membanggakan dan bermegah-megahan dengan banyaknya harta: “Sampai kamu masuk ke dalam kubur” (11573) setelah kamu mati, maka kamu akan pindah ke dalam liang kubur dan tinggal di dalamnya sampai kamu keluar darinya untuk dihisab dan dibalas pada Hari Kiamat.
Firman-Nya: “Janganlah begitu” bukan demikian yang seharusnya kamu kerjakan. Maka tinggalkanlah sifat ini yang akan membawamu ke dalam kehancuran dan kebinasaan. Kamu akan mengetahui akibat dari menyibukkan diri (bermegah-megah) sehingga melupakan dari ketaatan kepada Allah dan Rasūl-Nya serta mencari bekal untuk akhirat. “Dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui”. (11584) Allah mengulang-ulang ancaman dan peringatan ini.
Firman-Nya: “Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin”. (11595) yaitu (11606) sungguh benar. Apabila kamu mengetahui apa yang akan kamu dapatkan di alam kubur, hari kebangkitan, dan hari pembalasan karena telah menyibukkan diri dan saling membanggakan dengan banyaknya harta.
Firman-Nya: “Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jaḥīm, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ain-ul-yaqīn”. Ayat ini merupakan jawaban untuk sumpah Allah, “Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jaḥīm!” Yaitu di Hari Kiamat kelak, orang-orang musyrik akan melihatnya kemudian akan terjerumus ke dalamnya. Demikian juga orang-orang yang beriman akan melihatnya, tetapi mereka akan diselamatkan oleh Allah. Ayat yang berbunyi: “tsumma latarawunnahā ‘ain-al-yaqīnu” artinya tidak ada keraguan lagi bahwa neraka Jahim akan didatangkan dan semua penduduk Maḥsyar akan melihatnya.
Firman-Nya: “Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu,” yaitu pada hari ketika kamu melihat neraka Jaḥīm dengan mata kepalamu sendiri: “tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)” (11617) yaitu kenikmatan yang kamu miliki di dunia, seperti kesehatan, waktu luang, keamanan, makanan, dan minuman. Barang siapa yang bersyukur kepada Allah, maka akan selamat. Namun, barang siapa yang tidak bersyukur kepada-Nya, maka Allah akan meng‘adzabnya. Disebutkan di dalam sebuah hadits yang shaḥīḥ bahwa Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Abū Bakar dan ‘Amr bin at-Tīhān: “Ini termasuk dari kenikmatan yang akan ditanyakan oleh Allah ta‘ālā di Hari Kiamat kelak.” Pada saat itu, beliau menunjuk ke arah kurma mentah, kurma matang, dan air dingin.” Kemudian ada hadits shaḥīḥ lain yang menyatakan:
لَا يَزُوْلُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدَ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَ أَفْنَاهُ وَ عَنْ شَبَابِهِ فِيْمَ أَبْلَاهُ وَ عَنْ عِلْمِهِ مَاذَا عَمِلَ بِهِ وَ عَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَ فِيْمَ أَنْفَقَهُ؟
“Sesungguhnya kedua kaki seorang hamba tidak akan bisa bergeser sebelum (selesai) ditanya tentang umurnya (dihabiskan untuk apa), masa mudanya (dihabiskan untuk apa), ‘ilmunya bagaimana ia meng‘amalkannya dan hartanya dari mana ia dapatkan dan ke mana ia habiskan.”