Surah at-Tahrim 66 ~ Tafsir Hidayat-ul-Insan (2/2)

Tafsīru Hidāyat-il-Insān
Judul Asli: (
هداية الإنسان بتفسير القران)
Disusun oleh:
Abū Yaḥyā Marwān Ḥadīdī bin Mūsā

Tafsir Al Qur’an Al Karim Marwan Bin Musa
Dari Situs: www.tafsir.web.id

Rangkaian Pos: Surah at-Tahrim 66 ~ Tafsir Hidayat-ul-Insan

Ayat 6-7: Peringatan terhadap hari Kiamat dan tanggung-jawab seorang mu’min terhadap diri dan keluarganya.

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا قُوْا أَنْفُسَكُمْ وَ أَهْلِيْكُمْ نَارًا وَقُوْدُهَا النَّاسُ وَ الْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلآئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُوْنَ اللهَ مَا أَمَرَهُمْ وَ يَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ.

  1. Wahai orang-orang yang beriman! (22021) Peliharalah dirimu (22032) dan keluargamu (22043) dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia (22054) dan batu (22065
    ); penjaganya malaikat-malaikat yang kasar (22076), dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَا تَعْتَذِرُوا الْيَوْمَ إِنَّمَا تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ.

  1. Wahai orang-orang kafir! Janganlah kamu mengemukakan alasan pada hari ini (22087). Sesungguhnya kamu hanya diberi balasan menurut apa yang telah kamu kerjakan (22098).

 

Ayat 8-9: Perintah kepada kaum mu’min untuk bertobat nashūḥa yang balasannya adalah ampunan Allah dan surga-Nya, serta perintah kepada Nabi Muḥammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam untuk berjihad melawan orang-orang kafir dan munāfiq.

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا تُوْبُوْا إِلَى اللهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَ يُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللهُ النَّبِيَّ وَ الَّذِيْنَ آمَنُوْا مَعَهُ نُوْرُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَ بِأَيْمَانِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُوْرَنَا وَ اغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.

  1. (22109) Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapuskan kesalahan-kesalahanmu, dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman yang bersama dengannya; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka berkata: “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami (221110) dan ampunilah kami; sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَ الْمُنَافِقِيْنَ وَ اغْلُظْ عَلَيْهِمْ وَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَ بِئْسَ الْمَصِيْرُ.

  1. (2212) Wahai Nabi! Perangilah orang-orang kafir (221311) dan orang-orang munāfiq (221412) dan bersikap keraslah terhadap mereka. tempat mereka adalah Jahannam dan itu adalah seburuk-buruk tempat kembali (221513).

 

Ayat 10-12: Contoh-contoh istri yang tidak baik dan istri yang baik, dan peringatan kepada hamba bahwa seseorang tidak dapat membela orang lain pada hari Kiamat, yang membelanya adalah imannya dan ‘amal shāliḥ-nya.

ضَرَبَ اللهُ مَثَلًا لِّلَّذِيْنَ كَفَرُوا اِمْرَأَةَ نُوْحٍ وَ اِمْرَأَةَ لُوْطٍ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللهِ شَيْئًا وَ قِيْلَ ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِيْنَ.

  1. (221614) Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir, istri Nūḥ dan istri Lūth. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang shāliḥ di antara hamba-hamba kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya (221715), tetapi kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah (221816); dan dikatakan (kepada kedua istri itu): “Masuklah kamu berdua ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka).

 

وَ ضَرَبَ اللهُ مَثَلًا لِّلَّذِيْنَ آمَنُوا امْرَأَةَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِيْ عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَ نَجِّنِيْ مِنْ فِرْعَوْنَ وَ عَمَلِهِ وَ نَجِّنِيْ مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ.

  1. Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman istri Fir‘aun (221917), ketika dia berkata: “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir‘aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhālim (222018),”

وَ مَرْيَمَ ابْنَتَ عِمْرَانَ الَّتِيْ أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيْهِ مِنْ رُّوْحِنَا وَ صَدَّقَتْ بِكَلِمَاتِ رَبِّهَا وَ كُتُبِهِ وَ كَانَتْ مِنَ الْقَانِتِيْنَ.

  1. dan (ingatlah) Maryam putri ‘Imrān yang memelihara kehormatannya (222119), maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari rūḥ (ciptaan) Kami (222220), dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya (222321) dan Kitāb-KitābNya (222422), dan dia termasuk orang-orang yang taat (222523).

Selesai tafsir surah at-Taḥrīm dengan pertolongan Allah dan taufīq-Nya, wal-ḥamdulillāhi rabb-il-‘ālamīn.

Catatan:

  1. 2202). Ya‘ni wahai orang-orang yang Allah karuniakan keimanan kepada mereka, kerjakanlah hal yang menjadi lazim (bagian) dari keimanan serta syarat-syaratnya.
  2. 2203). Yaitu dengan mendorong diri kita untuk menaati Allah subḥānahu wa ta‘ālā dan menjauhi larangan-Nya, bertobat dari sesuatu yang membuat Allah murka dan mendatangkan ‘adzāb-Nya.
  3. 2204). Yaitu dengan men-ta’dīb (mengajarkan adab) dan mengajari mereka agama serta mendorong mereka melaksanakan perintah Allah. Oleh karena itu, seorang hamba tidaklah akan selamat sampai ia dapat melaksanakan perintah Allah pada dirinya dan pada orang yang berada di bawah kekuasaannya seperti istri, anak dan sebagainya.
  4. 2205). Seperti orang-orang kafir.
  5. 2206). Seperti patung-patung yang mereka sembah. Allah subḥānahu wa ta‘ālā berfirman: “Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan Jahannam, kamu pasti masuk ke dalamnya.” (Terj. al-Anbiyā’: 98). Allah subḥānahu wa ta‘ālā menyifati neraka dengan sifat-sifat ini agar hamba tidak meremehkan perintah-Nya.
  6. 2207). Ya‘ni kasar akhlāqnya dan keras bentakannya sehingga mereka takut ketika mendengar suaranya dan melihat mereka. Jumlahnya ada sembilan belas malaikat sebagaimana diterangkan dalam surah al-Muddatstsir: 30.
  7. 2208). Syaikh as-Sa‘dī menerangkan, bahwa penghuni neraka akan dicela dengan celaan ini pada hari Kiamat. Menurut penyusun tafsir al-Jalālain, kalimat ini diucapkan kepada mereka ketika mereka dimasukkan ke dalam neraka.
  8. 2209). Ketika itu yang ada adalah pembalasan terhadap ‘amal, sedangkan ‘amal yang kamu siapkan wahai orang-orang kafir untuk hari Kiamat ini adalah kekafiran kepada Allah, mendustakan ayat-ayat-Nya, memerangi para rasūl-Nya dan para wali-Nya.
  9. 2210). Allah subḥānahu wa ta‘ālā memerintahkan tobat nashūḥ (yang sesungguhnya) dalam ayat ini dan menjanjikan akan menghapuskan segala kesalahan, memasukkan ke dalam surga, memperoleh kemenangan dan keberuntungan ketika orang-orang mukmin berjalan pada hari Kiamat dengan cahayanya dan mereka takut kalau cahaya itu padam seperti yang menimpa orang-orang munāfiq. Oleh karena itu, mereka meminta kepada Allah subḥānahu wa ta‘ālā agar menyempurnakan cahaya mereka, lalu Allah mengabulkan doa mereka dan menyampaikan mereka dengan cahaya dan keyakinan mereka ke surga yang penuh keni‘matan. Ini semua merupakan pengaruh dari tobat yang nashūḥ. Tobat yang nashūḥ adalah tobat yang menyeluruh teradap semua dosa yang telah diazamkan oleh seorang hamba kepada Allah untuk tidak mengulanginya lagi, di mana maksudnya adalah mencari keridhaan-Nya, mendekatkan diri kepada-Nya dan tetap terus di atasnya dalam semua keadaannya.
  10. 2211). Agar sampai ke surga, sedangkan cahaya orang-orang munāfiq padam.
  11. 2213). Dengan senjata.
  12. 2214). Dengan kata-kata dan ḥujjah.
  13. 2215). Dimana orang-orang yang sengsara dan rugi akan kembali ke sana.
  14. 2216). Ayat ini menerangkan bahwa hubungan orang kafir dengan orang mukmin dan kedekatannya kepadanya tidaklah berguna apa-apa baginya, dan bahwa hubungan orang mu’min dengan orang kafir tidaklah merugikannya sedikit pun ketika dia (orang mu’min) melaksanakan kewajiban. Dalam ayat ini seakan-akan terdapat isyārat dan peringatan terhadap istri-istri Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam agar mereka tidak melakukan maksiat dan bahwa hubungan mereka dengan Beliau shallallāhu ‘alaihi wa sallam tidaklah bermanfaat apa-apa jika mereka tidak ber‘amal shāliḥ sebagaimana istri Nabi Nūḥ dan Nabi Lūth, meskipun suami mereka nabi, tetapi jika mereka kafir, maka kedekatan hubungan mereka dengannya tidaklah berguna apa-apa.
  15. 2217). Dengan kafir kepada agama suaminya.
  16. 2218). Ayat ini menunjukkan bahwa para nabi pun tidak dapat membela istri-istrinya atas ‘adzāb Allah apabila mereka menentang agama.
  17. 2219). Yaitu Āsiyah bintu Muzāhim radhiyallāhu ‘anhā, ia beriman kepada Nabi Mūsā ‘alaih-is-salām hingga akhirnya ia disiksa oleh Fir‘aun.
  18. 2220). Maka Allah mengabulkan doanya, ia pun hidup di atas keimanan yang sempurna, keteguhan yang sempurna dan keselamatan dari segala fitnah (cobaan). Oleh karena itu, Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda:

    كَمَلَ مِنَ الرِّجَالِ كَثِيْرٌ، وَ لَم يَكْمُلْ مِنَ النِّسَاءِ إِلَّا آسِيَةُ امْرَأَةَ فِرْعَوْنَ، وَ مَرْيَمَ بِنْتِ عِمْرَانَ، وَ إِنَّ فَضْلَ عَائِشَةَ عَلَى النِّسَاءِ كَفَضْلِ الثَّرِيْدِ عَلَى سَائِرِ الطَّعَامِ.

    Laki-laki yang sempurna banyak, sedangkan wanita yang sempurna hanyalah Āsiyah istri Fira‘un dan Maryam bintu ‘Imrān, dan sesungguhnya kelebihnan ‘Ā’isyah daripada wanita lain adalah seperti kelebihan makanan tsarīd (roti yang direndam dalam kuah) di atas makanan yang lain.” (HR. Bukhārī dan Muslim)

  19. 2221). Karena sempurnanya agamanya, ‘iffah (sikap menjaga diri dari yang haram) dan kebersihannya.
  20. 2222). Yaitu dengan mengutus Malaikat Jibrīl meniupkan rūḥ ciptaan-Nya ke leher bajunya lalu sampai kepada Maryam, maka dari sanalah muncul ‘Īsā ‘alaih-is-salām rasūl yang mulia.
  21. 2223). Ini merupakan sifat bagi Maryam, yaitu ber‘ilmu dan berpengetahuan, karena membenarkan kalimat Allah mencakup kalimat Allah yang terkait agama maupun taqdīr.
  22. 2224). Membenarkan kitāb-kitābNya menghendaki mengetahui sesuatu yang dengannya tercapai sikap membenarkan dan hal itu tidak bisa kecuali dengan ‘ilmu dan ‘amal.
  23. 2225). Ya‘ni kepada Allah dan selalu taat dengan rasa takut dan khusyū‘. Ini merupakan sifat untuk Maryam yaitu amalnya yang sempurna, karena Beliau adalah shiddīqah (wanita yang sangat membenarkan), sedangkan shiddīqah adalah kesempurnaan dalam ‘ilmu dan ‘amal.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *