Surah at-Taghabun 64 ~ Tafsir Hidayat-ul-Insan (1/2)

Tafsīru Hidāyat-il-Insān
Judul Asli: (
هداية الإنسان بتفسير القران)
Disusun oleh:
Abū Yaḥyā Marwān Ḥadīdī bin Mūsā

Tafsir Al Qur’an Al Karim Marwan Bin Musa
Dari Situs: www.tafsir.web.id

Rangkaian Pos: Surah at-Taghabun 64 ~ Tafsir Hidayat-ul-Insan

Surah at-Taghābun (Hari Ditampakkan Kesalahan-Kesalahan)

Surah ke-64. 18 ayat. Madaniyyah

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ayat 1-4: Menerangkan tentang keagungan Allah subḥānahu wa ta‘ālā, kekuasaan-Nya dan dalil-dalil terhadap keesaan-Nya, serta penyempurnaan penciptaan manusia.

يُسَبِّحُ للهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَ مَا فِي الْأَرْضِ لَهُ الْمُلْكُ وَ لَهُ الْحَمْدُ وَ هُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.

  1. (20811) Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi senantiasa bertasbīḥ kepada Allah; milik-Nya semua kerajaan dan bagi-Nya segala puji; dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.

هُوَ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ فَمِنْكُمْ كَافِرٌ وَ مِنْكُمْ مُّؤْمِنٌ وَ اللهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ.

  1. Dialah yang menciptakan kamu, lalu di antara kamu ada yang kafir dan di antara kamu (juga) ada yang mu’min. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَ الْأَرْضَ بِالْحَقِّ وَ صَوَّرَكُمْ فَأَحْسَنَ صُوَرَكُمْ وَ إِلَيْهِ الْمَصِيْرُ.

  1. (20822) Dia menciptakan langit dan bumi (20833) dengan (tujuan) yang benar (20844), Dia membentuk rupamu lalu memperbagus rupamu (20855), dan kepada-Nya tempat kembali (20866).

يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَ الْأَرْضِ وَ يَعْلَمُ مَا تُسِرُّوْنَ وَ مَا تُعْلِنُوْنَ وَ اللهُ عَلِيْمٌ بِذَاتِ الصُّدُوْرِ.

  1. (20877) Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi (20888), dan mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu nyatakan. Dan Allah Maha Mengetahui segala isi hati (20899).

Ayat 5-6: Hukuman bagi umat-umat yang mendustakan para rasūl Allah.

أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَبَأُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ قَبْلُ فَذَاقُوْا وَ بَالَ أَمْرِهِمْ وَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ.

  1. (209010). Apakah belum sampai kepadamu (orang-orang kafir) berita orang-orang kafir dahulu? Maka mereka telah merasakan akibat buruk dari perbuatannya (di dunia) dan mereka memperoleh ‘adzāb yang pedih.

ذلِكَ بِأَنَّهُ كَانَتْ تَّأْتِيْهِمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَقَالُوْا أَبَشَرٌ يَهْدُوْنَنَا فَكَفَرُوْا وَ تَوَلَّوْا وَّ اسْتَغْنَى اللهُ وَ اللهُ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ.

  1. Yang demikian itu (209111) karena sesungguhnya ketika rasūl-rasūl datang kepada mereka membawa keterangan-keterangan (209212), lalu mereka berkata: “Apakah (pantas) manusia yang memberi petunjuk kepada kami?” (209313) Lalu mereka ingkar dan berpaling (209414); padahal Allah tidak memerlukan (keimanan mereka). Dan Allah Mahakaya (209515) lagi Maha Terpuji (209616).

Ayat 7-10: Membicarakan tentang kebangkitan dan Kiamat yang pasti terjadi dan bagaimana kaum musyrik sampai mengingkarinya.

زَعَمَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا أَنْ لَّنْ يُبْعَثُوْا قُلْ بَلَى وَ رَبِّيْ لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ وَ ذلِكَ عَلَى اللهِ يَسِيْرٌ.

  1. (209717) Orang-orang yang kafir mengira, bahwa mereka tidak akan dibangkitkan. Katakanlah (Muḥammad): “Tidak demikian, demi Tuhanku, kamu pasti dibangkitkan, kemudian diberitakan semua yang telah kamu kerjakan.” Dan yang demikian itu mudah bagi Allah (209818).

فَآمِنُوْا بِاللهِ وَ رَسُوْلِهِ وَ النُّوْرِ الَّذِيْ أَنْزَلْنَا وَ اللهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ.

  1. (209919) Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasūl-Nya (210020) dan kepada cahaya (al-Qur’ān) yang telah Kami turunkan (210121). Dan Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan (210222).

يَوْمَ يَجْمَعُكُمْ لِيَوْمِ الْجَمْعِ ذلِكَ يَوْمُ التَّغَابُنِ وَ مَنْ يُؤْمِنْ بِاللهِ وَ يَعْمَلْ صَالِحًا يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِيْنَ فِيْهَا أَبَدًا ذلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ.

  1. (Ingatlah) pada hari (ketika) Allah mengumpulkan kamu pada hari berhimpun (210323), itulah hari pengungkapan kesalahan-kesalahan (210424). (210525) Dan barang siapa beriman kepada Allah dan ber‘amal shāliḥ (210626) niscaya Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai (210727), mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung.

وَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَ كَذَّبُوْا بِآيَاتِنَا أُولئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ خَالِدِيْنَ فِيْهَا وَ بِئْسَ الْمَصِيْرُ.

  1. Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami (210828), mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali (210929).

Catatan:

  1. 2081). Ayat yang mulia ini dan setelahnya mengandung sejumlah sifat-sifat Allah yang agung. Disebutkan di sana keberhakan-Nya untuk disembah, luasnya kekayaan-Nya, butuhnya semua makhlūq kepada-Nya, dan bertasbīḥnya semua yang ada di langit dan di bumi dengan memuji Tuhannya, dan bahwa kerajaan semuanya milik Allah, sehingga tidak ada satu pun makhlūq yang keluar dari milik-Nya, segala puji adalah untuk-Nya. Dia terpuji karena sifat-sifat sempurna yang dimiliki-Nya, terpuji karena apa yang diwujudkan-Nya, terpuji karena hukum-hukum yang disyariatkan-Nya, dan ni‘mat-ni‘mat yang diberikan-Nya. Kekuasaan-Nya menyeluruh, di mana semua yang ada tidak lepas dari kekuasaan-Nya, sehingga tidak ada sesuatu pun yang dapat melemahkan keinginan-Nya. Dia yang menciptakan semua hamba, di antara mereka ada yang mu’min dan ada yang kafir. Keimanan dan kekafiran mereka adalah dengan qadhā’ Allah dan qadar-Nya, Dialah yang menghendaki hal itu (namun apa yang dikehendaki tidak mesti dicintai-Nya) dengan memberikan kepada mereka kemampuan dan keinginan sehingga mereka dapat melakukan apa yang mereka inginkan, dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.
  2. 2082). Setelah Allah menyebutkan penciptaan-Nya kepada manusia yang mendapat beban perintah dan larangan, Dia menyebutkan penciptaan makhlūq-makhlūq yang lain.
  3. 2083). Dan semua yang ada di sana.
  4. 2084). Ya‘ni dengan hikmah (tepat) dan tujuan yang diinginkan Allah subḥānahu wa ta‘ālā.
  5. 2085). Oleh karena itu, manusia adalah makhlūq yang paling baik rupanya dan paling indah dipandang.
  6. 2086). Pada hari Kiamat, lalu Dia membalas keimanan dan kekafiranmu dan menanyakan kepadamu tentang berbagai nikmat yang diberikan-Nya kepada kamu, apakah kamu mensyukurinya atau tidak?
  7. 2087). Selanjutnya Allah subḥānahu wa ta‘ālā menyebutkan tentang meratanya pengetahuan-Nya.
  8. 2088). Baik yang dirahasiakan maupun yang ditampakkan, yang ghaib maupun yang nyata.
  9. 2089). Baik rahasia yang baik maupun yang buruk, niat yang baik maupun yang buruk dan keyakinan. Jika apa yang tersembunyi dalam hati Allah mengetahuinya, maka orang yang berakal dan berpandangan tajam akan berusaha menjaga batinnya dari akhlāq yang buruk serta menyifatinya dengan akhlāq yang mulia.
  10. 2090 Setelah Allah subḥānahu wa ta‘ālā menyebutkan sifat-sifatNya yang sempurna dan agung, di mana dengan sifat-sifat itu Dia dikenal, di‘ibādahi, dikerahkan pengorbanan untuk mencari keridhāan-Nya serta dihindari hal-hal yang mendatangkan kemurkaan-Nya, maka Dia memberitahukan apa yang dilakukan-Nya terhadap umat-umat terdahulu di mana berita-berita mereka selalu dibicarakan oleh orang-orang yang datang kemudian, dan bahwa ketika para rasūl datang kepada mereka dengan membawa kebenaran, namun mereka mendustakannya dan menentangnya, maka Allah subḥānahu wa ta‘ālā menimpakan kepada mereka akibat dari perbuatan mereka di dunia dan menghinakan mereka di sana, dan bagi mereka di akhirat ada ‘adzāb yang pedih.
  11. 2091). Ya‘ni ‘adzāb di dunia dan akhirat.
  12. 2092). Ya‘ni ayat-ayat yang jelas yang menunjukkan mana yang benar dan mana yang bāthil, tetapi mereka membencinya dan menyombongkan diri.
  13. 2093). Maksud mereka, jika rasūl itu manusia, maka tidak ada kelebihannya di atas kami dan karena sebab apa Allah subḥānahu wa ta‘ālā melebihkan mereka di atas kami? Pertanyaan ini telah dijawab Allah subḥānahu wa ta‘ālā dalam ayat yang lain: “Rasūl-rasūl mereka berkata kepada mereka: “Kami tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, akan tetapi Allah memberi karunia kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hambaNya. Dan tidak patut bagi Kami mendatangkan suatu bukti kepada kamu melainkan dengan izin Allah. dan hanya kepada Allah sajalah hendaknya orang-orang mu’min bertawakkal.” (Terj. Ibrāhīm: 11) Mereka yang menolak seruan rasūl karena alasan demikian sesungguhnya sama saja hendak mencegah karunia Allah dan ni‘mat-Nya kepada para nabi-Nya berupa ni‘mat menjadi para rasūl(utusan)-Nya kepada manusia, mereka telah sombong untuk tunduk kepada mereka (para rasūl) sehingga mereka ditimpa musibah dengan menyembah batu, pohon, dsb.
  14. 2094). Dari taat kepada Allah.
  15. 2095). Dia tidak butuh kepada semua makhlūq-Nya.
  16. 2096). Dalam perkataan-Nya, perbuatan-Nya dan sifat-sifatNya.
  17. 2097). Allah subḥānahu wa ta‘ālā memberitahukan tentang keras kepalanya orang-orang yang kafir, persangkaan mereka yang bāthil dan pendustaan mereka kepada kebangkitan tanpa ilmu dan petunjuk serta tanpa kitab yang menerangi, maka Allah subḥānahu wa ta‘ālā memerintahkan kepada manusia yang paling mulia yaitu Nabi Muḥammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam untuk bersumpah dengan nama Tuhannya memastikan bahwa mereka akan dibangkitkan dan bahwa ‘amal mereka yang buruk serta pendustaan mereka kepada kebenaran akan mendapat balasan.
  18. 2098). Ya‘ni betapa pun kebangkitan itu berat bagi makhlūq, di mana jika mereka semua berkumpul untuk membangkitkan makhlūq tentu tidak akan bisa, namun hal itu mudah bagi Allah ‘azza wa jalla yang apabila Dia menghendaki sesuatu, maka Dia hanya mengatakan kepadanya, “Jadilah” maka jadilah ia. Allah subḥānahu wa ta‘ālā berfirman: “Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).” (Terj. az-Zumar: 68).
  19. 2099). Setelah Allah subḥānahu wa ta‘ālā menyebutkan pengingkaran orang-orang yang mengingkari kebangkitan dan bahwa hal itu sama saja mereka kafir kepada Allah dan ayat-ayat-Nya, maka Allah subḥānahu wa ta‘ālā memerintahkan hamba-hambaNya untuk melakukan sesuatu yang dapat menjaga seseorang dari kebinasaan dan kesengsaraan, yaitu beriman kepada Allah, Rasūl-Nya dan kitāb-Nya.
  20. 2100). Beriman kepada Allah, Rasūl-Nya dan kitāb-Nya menghendaki keyakinan yang pasti serta ber‘amal terhadap konsekwensi dari pembenaran itu berupa mengerjakan perintah dan menjauhi larangan.
  21. 2101). Allah subḥānahu wa ta‘ālā menamai kitāb-Nya dengan “cahaya” karena keadaannya yang menyinari gelapnya kebodohan dan kesesatan, dan dengannya seseorang dapat berjalan di tengah kegelapan-kegelapan itu.
  22. 2102). Lalu Dia akan membalas amalmu yang baik dan yang buruk.
  23. 2103). Yaitu hari Kiamat. Pada hari itu, Allah subḥānahu wa ta‘ālā mengumpulkan orang-orang yang terdahulu dan yang datang kemudian, menempatkan mereka pada tempat yang menegangkan dan Dia memberitahukan kepada mereka amal yang mereka kerjakan, ketika itulah tampak perbedaan antara makhlūq, di mana sebagian kaum ditempatkan ke tempat-tempat yang tinggi (surga) yang penuh kesenangan dan sebagian kaum ditempatkan ke tempat yang rendah (neraka) yang menjadi tempat kesedihan, kegundahan, kesengsaraan dan ‘adzāb yang keras sebagai hasil dari apa yang mereka kerjakan untuk diri mereka.
  24. 2104). Ada pula yang menafsirkan bahwa dikatakan hari Kiamat dengan ‘taghābun’ karena pada hari itu orang-orang mu’min mengalahkan orang-orang kafir dengan mengambil tempat tinggal dan calon istri mereka di surga yang sudah disiapkan jika mereka beriman.
  25. 2105) Seakan-akan ada pertanyaan: “Karena apa mereka memperoleh keberuntungan dan kenikmatan atau kesengsaraan dan ‘adzāb?” Maka pada lanjutan ayat ini Allah subḥānahu wa ta‘ālā sebutkan sebabnya.
  26. 2106). Yang wajib maupun yang sunat, baik berupa memenuhi hak Allah maupun hak hamba-hambaNya.
  27. 2107). Di dalamnya terdapat apa yang disenangi jiwa, enak dipandang mata, disukai hati dan menjadi akhir cita-cita.
  28. 2108). Mereka mengingkarinya tanpa sandaran syar‘ī maupun ‘aqlī (akal), bahkan datang kepada mereka dalil-dalil dan bukti, namun mereka tetap mendustakan dan menentangnya.
  29. 2109). Hal itu, karena di neraka menghimpun semua keburukan, kesengsaraan dan ‘adzāb.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *