Surah asy-Syarh 94 ~ Tafsir Hidayat-ul-Insan

Tafsīru Hidāyat-il-Insān
Judul Asli: (
هداية الإنسان بتفسير القران)
Disusun oleh:
Abū Yaḥyā Marwān Ḥadīdī bin Mūsā

Tafsir Al Qur’an Al Karim Marwan Bin Musa
Dari Situs: www.tafsir.web.id

Surah al-Insyirāḥ (Melapangkan Dada)
Surah ke-94. 8 ayat. Makkiyyah

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ayat 1-8: Kedudukan Nabi Muḥammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam dan ketinggian derajatnya, serta perintah Allah subḥānahu wa ta‘ālā kepada Nabi Muḥammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam agar terus berjuang dengan ikhlas dan tawakkal.

 

أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ. وَ وَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَ. الَّذِيْ أَنْقَضَ ظَهْرَكَ. وَ رَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ. فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا. إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا. فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ. وَ إِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ

  1. (32131) Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muḥammad), (32142)?
  2. Dan Kami pun telah menurunkan bebanmu darimu, (32153)
  3. yang memberatkan punggungmu,
  4. Dan Kami tinggikan sebutan (nama)mu (32164) bagimu.
  5. Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,
  6. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. (32175)
  7. (32186) Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras untuk (urusan yang lain), (32197)
  8. dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap. (32208)

Selesai tafsir surah al-Insyirāḥ dengan pertolongan Allah, taufīq-Nya dan kemudahan-Nya, wal-ḥamdulillāhi rabb-il-‘ālamīn.

Catatan:

  1. 3213). Allah subḥānahu wa ta‘ālā berfirman menyebutkan nikmat-Nya kepada Rasūl-Nya shallallāhu ‘alaihi wa sallam.
  2. 3214). Yakni dengan kenabian dan lainnya. Menurut Syaikh as-Sa‘dī maksudnya adalah: “Bukankah Kami telah meluaskan dadamu untuk menerima syarī‘at agama dan berda‘wah kepada Allah, memiliki sifat berakhlāq mulia, menghadap (hati) kepada akhirat dan memudahkan kebaikan, sehingga tidak menjadi sempit dan berat yang (keadaannya) tidak tunduk kepada kebaikan dan hampir tidak ditemukan kelapangan.”
  3. 3215). Wizr di ayat ini bisa diartikan dengan “dosa”, ya‘ni “Bukankah Kami telah menggugurkan dosamu.” Hal ini sebagaimana firman Allah ta‘ālā: “Agar Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus,” (Terj. al-Fatḥ: 2). Ada pula yang berpendapat, bahwa yang dimaksud dengan beban di sini ialah kesusahan-kesusahan yang diderita Nabi Muḥammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam dalam menyampaikan risalah.
  4. 3216). Meninggikan nama Nabi Muḥammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam di sini maksudnya ialah meninggikan derajat dan mengikutkan nama Beliau dengan nama Allah subḥānahu wa ta‘ālā dalam kalimat syahadat, adzan dan iqāmat, tasyahhud dalam shalat, khutbah dan lain-lain serta menjadikan taat kepada Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam termasuk taat kepada Allah. Di samping itu, Beliau sangat dicintai, dimuliakan dan dibesarkan di hati umatnya setelah Allah subḥānahu wa ta‘ālā.
  5. 3217). Ini merupakan kabar gembira untuk Nabi Muḥammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam, yaitu bahwa setiap kali Beliau mendapatkan kesulitan, maka Beliau akan mendapatkan kemudahan setelahnya, dan bahwa betapa pun besar kesusahan yang Beliau alami, maka setelahnya Beliau akan merasakan kemudahan. Oleh karena itu, sebelumnya Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam merasakan kesulitan dan penderitaan dari orang-orang kafir, selanjutnya Beliau mendapatkan kemudahan dengan diberi-Nya kemenangan atas mereka.
  6. 3218). Selanjutnya Allah subḥānahu wa ta‘ālā memerintahkan Rasūl-Nya, demikian pula kaum mu’min untuk bersyukur kepada-Nya dan mengerjakan kewajiban dari nikmat itu.
  7. 3219). Sebagian mufassir menafsirkan, bahwa apabila kamu (Muḥammad) telah selesai berda‘wah, maka beribadahlah kepada Allah; apabila kamu telah selesai mengerjakan urusan dunia, maka kerjakanlah urusan akhirat, atau apabila kamu telah selesai dari kesibukan dunia, maka bersungguh-sungguhlah dalam beribadah dan berdoa. Ada pula yang berpendapat, bahwa maksudnya adalah, apabila kamu telah selesai mengerjakan shalat, maka berdoalah. Orang yang berpendapat demikian, berdalih dengan pendapat tafsir ini, bahwa disyarī‘atkan berdoa dan berdzikr setelah shalat fardhu.
  8. 3220). Ya‘ni perbesarlah harapanmu agar doamu dikabulkan dan ibadahmu diterima, dan janganlah engkau termasuk orang yang apabila telah selesai melakukan sesuatu, ia malah bermain-main dan berpaling dari Tuhan mereka dan dari mengingat-Nya sehingga engkau termasuk orang-orang yang rugi.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *