Surah asy-Syarh 94 ~ Tafsir al-Bayan

SURAT KESEMBILAN PULUH EMPAT
ASY-SYARḤ

(Melapangkan dada)
Diturunkan di Makkah, terdiri dari 8 ayat.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ. وَ وَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَ. الَّذِيْ أَنْقَضَ ظَهْرَكَ. وَ رَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ. فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا. إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا. فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ. وَ إِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ.

Dengan – menyebut – asmā’ Allah yang Maha besar (banyak) rahmat-Nya, lagi senantiasa mencurahkan rahmat-Nya.

Berbagai macam ni‘mat Allah kepada Muḥammad:

094:1. Bukankah dada engkau telah Kami lapangkan? (3326¹)

094:2. Dan Kami telah buangkan dari pada engkau – beban yang memberatkan pundak – engkau.

094:3. Yang memberatkan punggung engkau (3327²).

094:4. Dan Kami tinggikan nama engkau (3328³).

094:5. Maka sesungguhnya sesudah kesukaraan, ada kemudahan yang besar.

094:6. sesungguhnya bersama segala kesukaran, ada kemudahannya – yang besar yang lain lagi.

094:7. Maka karena itu, apabila engkau telah selesai dari sesuatu pekerjaan, bekerja keraslah engkau lagi (3329⁴).

094:8. Dan kepada Tuhan engkau sendiri – dalam melaksanakan tugas da‘wah – hadapkanlah pengharapan.

MUQADDIMAH

Surat ini menerangkan bahwa Allah telah menyiapkan Muḥammad untuk menjadi Rasūl pembawa Risālah. Karenanya Allah mencurahkan ni‘mat-Nya yang berganda-ganda kepada Muḥammad, Allah melapangkan dada Muḥammad hingga sangguplah dia memikul beban yang berat.

Surat ini menerangkan ketinggian syahādah, tasyahhud, adzān dan iqāmah.

Segala penderitaan yang diderita Muḥammad, akan disudahi dengan kemenangan dan kelapangan. Allah menyuruh Muḥammad supaya segera menunaikan tugasnya. Yaitu mengajarkan kepada Muḥammad ber‘ibādat menyembah Allah.

Pada akhirnya, Allah menyuruh Muḥammad supaya menghadapkan doanya kepada Allah Sendiri.

Adapun persesuaian surat ini dengan surat yang telah lalu, ialah:

1. Surat ini erat sekali hubungannya dengan surat yang telah lalu. Thāwūs dan ‘Umar ibn ‘Abd-il-‘Azīz pernah berkata: “Dua surat ini adalah satu”. Beliau membaca kedua-dua surat ini sekaligus dalam satu raka‘at dengan tidak memisahkan antara keduanya dengan “basmalah”.
2. Dalam pada itu ada nukilan yang mutawatir menegaskannya, bahwa masing-masing surat ini berdiri sendiri-sendiri, walaupun maksudnya mempunyai hubungan yang sangat erat, karena masing-masingnya menerangkan ni‘mat Ilahi dan mewajibkan kita mensyukurinya.

KHĀTIMAH

Di antara kandungan isi surat asy-Syarḥ ini, ialah:

1. Menerangkan ni‘mat-ni‘mat Allah yang Allah telah berikan kepada Muḥammad.
2. Menjanjikan kepada Muḥammad akan melenyapkan malapetaka dan gangguan-gangguan yang menimpa Muḥammad itu.
3. Menyuruh Muḥammad supaya terus-menerus mengerjakan ‘amalan-‘amalan yang shāliḥ dan menggantungkan pengharapan kepada-Nya semata.
4. Menyuruh Muḥammad bertawakkal kepada Allah Sendiri dan mengharapkan pengharapan kepada-Nya semata.

1. 3326). Ya‘ni: dengan jalan mendatangkan kesenangan dan menampakkan aneka rupa ḥikmah dan hukum yang tadinya tersembunyi.
2. 3327). Ya‘ni: Nabi dipelihara dari kesalahan dan disucikan dari dosa.

   Baca ayat 2 S. 48: al-Fatḥ. Atau Nabi dibanyakkan pengikutnya sesudah mula-mulanya sangat sedikit dan lemah, yang karenanya Nabi merasa sangat tertekan dan melemahkan fisik Nabi.

3. 3328). Dengan jalan menjadikan engkau seorang Rasūl, dan sudah mereka mengakui ke-Esa-an Allah; dan di tempat-tempat yang bersifat umum, nama engkau disebut beserta nama Allah, seperti dalam ucapan syahādah, sembahyang, khuthbah dan adzān. Dan senantiasa engkau diingat disetiap seseorang mengerjakan tha‘at.
4. 3329). Ya‘ni: apabila engkau telah menyelesaikan tugas menantang orang-orang yang musyrikīn atau menjalankan tugas sehari-hari; maka hadapilah ‘ibādah, dzikir, dan istighfār untuk mensyukuri Allah terhadap ni‘mat-Nya.