Ayat 7-9: Sunnatullāh dalam menolong agama-Nya dan para nabi-Nya, dan bagaimana kaum musyrik memerangi agama Allah.
وَ مَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللهِ الْكَذِبَ وَ هُوَ يُدْعَى إِلَى الْإِسْلَامِ وَ اللهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِيْنَ.
- Dan siapakah yang lebih zhālim daripada orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah (19831) padahal dia diajak kepada (agama) Islam? (19842) Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhālim (19853).
يُرِيْدُوْنَ لِيُطْفِؤُوْا نُوْرَ اللهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَ اللهُ مُتِمُّ نُوْرِهِ وَ لَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ.
- Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (ucapan) mereka (19864), tetapi Allah (tetap) menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir membencinya (19875).”
هُوَ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَ دِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَ لَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ.
- (19886) Dialah yang mengutus Rasūl-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar (19897), untuk memenangkannya di atas segala agama (19908) meskipun orang musyrik membencinya.
Ayat 10-14: Ajakan kepada kaum mu’min untuk melakukan perniagaan yang menguntungkan, yaitu berjihād di jalan Allah dengan jiwa dan harta, dan ajakan kepada mereka untuk menolong agama Allah sebagaimana yang dilakukan kaum ḥawāriyyūn.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيْكُمْ مِّنْ عَذَابٍ أَلِيْمٍ
- Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkanmu dari ‘adzāb yang pedih? (19919)
تُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ وَ رَسُوْلِهِ وَ تُجَاهِدُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَ أَنْفُسِكُمْ ذلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ.
- (yaitu) kamu beriman (199210) kepada Allah dan Rasūl-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu (199311). Itulah yang lebih baik bagi kamu, jika kamu mengetahui.
يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَ يُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَ مَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِيْ جَنَّاتِ عَدْنٍ ذلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ.
- Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu (199412) dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai (199513), dan ke tempat-tempat tinggal yang baik di dalam surga ‘Adn (199614). Itulah kemenangan yang agung.
وَ أُخْرَى تُحِبُّوْنَهَا نَصْرٌ مِّنَ اللهِ وَ فَتْحٌ قَرِيْبٌ وَ بَشِّرِ الْمُؤْمِنِيْنَ.
- (199715) Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya) (199816). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang mu’min (199917).
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُوْنوْا أَنْصَارَ اللهِ كَمَا قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوَارِيِّيْنَ مَنْ أَنْصَارِيْ إِلَى اللهِ قَالَ الْحَوَارِيُّوْنَ نَحْنُ أَنْصَارُ اللهِ فَآمَنَتْ طَّائِفَةٌ مِّنْ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ وَ كَفَرَتْ طَّائِفَةٌ فَأَيَّدْنَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا عَلَى عَدُوِّهِمْ فَأَصْبَحُوْا ظَاهِرِيْنَ.
- Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah (200018) (200119) sebagaimana ‘Īsā putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?” Pengikut-pengikutnya yang setia itu berkata: “Kamilah penolong-penolong (agama) Allah,” lalu segolongan dari Bani Isrā’īl beriman (200220) dan segolongan yang lain kafir (200321); lalu Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, sehingga mereka menjadi orang-orang yang menang (200422).
Selesai tafsir surah ash-Shaff dengan pertolongan Allah dan taufīq-Nya, wal-ḥamdulillāhi rabb-il-‘ālamīn.
Catatan:
- 1983). Seperti menisbatkan sekutu dan anak kepada-Nya serta menyifati ayat-ayatNya dengan sihir.
- 1984). Di mana segala bukti dan keterangan telah disampaikan kepadanya.
- 1985). Ya‘ni mereka yang senantiasa berada di atas kezhālimannya, tidak membekas nasihat yang disampaikan kepadanya, tidak membuatnya berhenti, terutama sekali mereka yang menentang kebenaran dan membela yang bāthil serta berusaha memadamkan cahaya Allah dengan mulutnya sebagaimana yang diterangkan dalam ayat selanjutnya.
- 1986). Seperti dengan kata-kata mereka bahwa ia adalah sihir, syair atau perdukunan. Padahal ini semua adalah ucapan yang tidak ada hakikatnya, bahkan menambah jelas kebatilan mereka bagi orang yang berpandangan dalam.
- 1987). Ya‘ni Allah subḥānahu wa ta‘ālā yang menjamin untuk menolong agama-Nya dan menyempurnakan kebenaran yang dibawa para rasūl-Nya serta menyebarkan cahaya-Nya ke seluruh penjuru meskipun orang-orang kafir benci dan mengerahkan segala sebab untuk memadamkan cahaya Allah, tetapi mereka tetap akan kalah. Bahkan mereka seperti orang yang meniup sinar matahari dengan mulutnya agar padam, tetapi tetap saja tidak akan hilang cahayanya itu.
- 1988). Selanjutnya Allah subḥānahu wa ta‘ālā menyebutkan sebab tetap tampilnya agama Islam dan tetap menangnya, baik sebab hissiy (konkret) maupun sebab ma‘nawī (abstrak).
- 1989). Ya‘ni membawa ‘ilmu yang bermanfaat dan ‘amal yang shāliḥ.‘Ilmu tersebut menunjukkan seseorang kepada Allah dan kepada surga, menunjukkan kepada ‘amal dan akhlāq yang paling baik serta menunjukkan kepada hal yang bermaslaḥat di dunia dan akhirat. Agama yang benar adalah ‘ibādah yang benar dan ‘amal yang shāliḥ, di mana semua itu merupakan makanan bagi rūḥ dan badan, penyegar bagi badan sekaligus penyelamat dari keburukan dan kerusakan. Apa yang dibawa Nabi Muḥammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam berupa petunjuk dan agama yang benar merupakan dalil dan bukti yang paling besar yang menunjukkan kebenarannya, di mana ia merupakan bukti yang kekal sepanjang zaman, di mana setiap kali orang yang berakal meningkat kedewasaannya dalam berpikir, maka semakin jelas pula buktinya.
- 1990). Maksudnya, untuk meninggikannya di atas seluruh agama dengan ḥujjah dan bukti, dan meninggikan para pemeluknya dengan persenjataan seperti pedang dan tombak. Keadaan agama ini, sifatnya yang unggul selalu melekat padanya sehingga tidak bisa dikalahkan di setiap waktu, sedangkan para pemeluknya jika mereka meng‘amalkannya maka mereka akan unggul dan tidak terkalahkan. Tetapi jika mereka hanya mengaku Islam tetapi tidak mau meng‘amalkannya, maka mereka dapat dikalahkan oleh musuh. Dengan demikian, jelaslah, bahwa sebab kemunduran umat Islam adalah ketika mereka meninggalkan agamanya sebagaimana sabda Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam:
إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِيْنَةِ وَ أَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَ رَضِيْتُمْ بِالزَّرْعِ وَ تَرَكْتُمُ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوْا إِلَى دِيْنِكُمْ.
“Apabila kamu berjual-beli dengan cara ‘īnah (salah satu jenis riba), kamu pegang buntut-buntut sapi dan kamu ridhā dengan tanaman kamu serta kamu tinggalkan jihād, maka Allah akan menimpakan kehinaan kepada kamu, di mana Dia tidak akan mencabutnya sampai kamu kembali kepada agama kamu.” (HR. Abū Dāwūd, di-shaḥīḥ-kan oleh Syaikh al-Albānī dalam Shaḥīḥ-ul-Jāmi‘ no. 423).
- 1991). Ini merupakan wasiat, petunjuk dan bimbingan dari Allah subḥānahu wa ta‘ālā Tuhan Yang paling sayang kepada hamba-hambaNya yang mu’min terhadap perdagangan yang paling menguntungkan, di mana setelahnya mereka akan memperoleh keselamatan dari ‘adzāb yang pedih dan memperoleh surga yang penuh keni‘matan. Allah subḥānahu wa ta‘ālā menggunakan kata-kata tawaran yang menunjukkan bahwa hal ini merupakan sesuatu yang paling diinginkan oleh orang-orang yang berpandangan tajam, seakan-akan ada jawaban dari mereka: “Apa perdagangan yang begitu menguntungkan ini?”
- 1992). Ya‘ni tetap terus beriman. Iman yang sempurna adalah pembenaran yang pasti terhadap apa yang diperintahkan Allah untuk diimani, di mana hal ini menghendaki untuk ber‘amal shāliḥ, dan di antara ‘amal shāliḥ yang paling besar adalah jihād fī sabīlillāh.
- 1993). Ya‘ni kamu korbankan jiwa ragamu dan hartamu untuk melawan musuh-musuh Islam dan bertujuan menegakan agama Allah dan meninggikan kalimat-Nya serta mengorbankan sedikit hartamu untuk itu, karena hal itu meskipun tidak enak bagi jiwa dan berat melakukannya, tetapi lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui, karena di sana terdapat kebaikan di dunia dan di akhirat. Kebaikan di dunia adalah dengan mendapatkan kemenangan terhadap musuh, kemuliaan, rezeki, kelapangan dada dsb. Sedangkan di akhirat dengan memperoleh pahala Allah, selamat dari siksa-Nya dan lain sebagainya yang telah diterangkan dalam ayat selanjutnya.
- 1994). Baik dosa-dosa kecil maupun dosa-dosa besar.
- 1995). Ya‘ni di bawah tempat tinggal, istana dan pohon-pohon mengalir sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh segala macam buah-buahan di dalamnya.
- 1996) Yang menghimpun semua yang baik berupa tempat yang tinggi, bangunan yang indah dan menarik sampai-sampai penghuni surga yang berada di tempat yang tinggi dilihat oleh penghuni surga yang lain seperti dilihatnya bintang yang gemerlap di ufuk timur atau di ufuk barat, bahkan bangunan surga sebagiannya dari bata emas dan sebagian lagi dari bata perak, kemahnya dari mutiara dan marjan, sebagian tempat dari zamrud dan permata yang berwarna indah. Saking beningnya; bagian luar dapat terlihat dari dalam dan bagian dalam dapat terlihat dari luar. Kebaikan dan keindahan di dalamnya tidak dapat disifatkan oleh orang-orang yang menyifatkan, tidak pernah terlintas di hati manusia, dan mereka tidak mungkin mengetahui sampai mereka melihatnya, dan mereka bersenang-senang dengan indahnya serta merasa sejuk mata mereka karenanya. Surga dinamakan ‘Adn karena penduduknya kekal di sana, tidak akan keluar darinya selama-lamanya.
- 1997). Adapun balasan di dunia terhadap perdagangan ini sebagaimana dalam ayat tersebut adalah pertolongan dari Allah terhadap musuh sehingga diperoleh kemuliaan dan kegembiraan, serta kemenangan yang dekat (waktunya).
- 1998). Dari kemenangan itu wilayah Islam menjadi meluas dan kaum muslimīn mendapatkan rezeki yang banyak. Ini merupakan balasan bagi kaum mukmin yang berjihad, adapun kaum mu’min yang tidak berjihad karena sudah diwakili oleh yang lain, maka Allah subḥānahu wa ta‘ālā tidak membuat mereka berputus-asa karena karunia dan iḥsān-Nya, bahkan Dia berfirman: “Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang mu’min.”
- 1999). Ya‘ni dengan pahala yang segera atau ditunda, masing-masing disesuaikan dengan keimanannya meskipun mereka tidak mencapai derajat para mujāhid fī sabīlillāh sebagaimana dalam hadits berikut:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ: مَنْ آمَنَ بِاللهِ وَ رَسُوْلِهِ، وَ أَقَامَ الصَّلَاةَ، وَ صَامَ رَمَضَانَ، كَانَ حَقًّا عَلَى اللهِ أَنْ يُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ هَاجَرَ، فِيْ سَبِيْلِ اللهِ، أَوْ جَلَسَ فِيْ أَرْضِهِ الَّتِيْ وُلِدَ فِيْهَا. قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَفَلَا نُنَبِّئَ النَّاسَ بِذلِكَ؟ قَالَ: إِنَّ فِي الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللهُ لِلْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ سَبِيْلِهِ، كُلُّ دَرَجَتَيْنِ مَا بَيْنَهُمَا كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَ الْأَرْضِ، فَإِذَا سَئَلْتُمُ اللهَ فَسَلُوْهُ الْفِرْدَوْسَ، فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَ أَعْلَى الْجَنَّةِ، وَ فَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمنِ، وَ مِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ.
Dari Abū Hurairah dari Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda: “Barang siapa beriman kepada Allah dan Rasūl-Nya, mendirikan shalat dan berpuasa di bulan Ramadhān, maka Allah berhak memasukkannya ke surga, baik ia berhijrah di jalan Allah atau duduk di negeri tempat ia dilahirkan.” Para sahabat berkata: “Wahai Rasūlullāh, bolehkah kami memberitahukan hal itu kepada manusia.” Beliau menjawab: “Sesungguhnya di surga ada seratus derajat yang Allah siapkan bagi mujāhid fī sabīlillāh, di mana masing-masing derajat sebagaimana jarak antara langit dan bumi. Jika kamu meminta (surga) kepada Allah, maka mintalah surga Firdaus, karena ia adalah surga yang paling tengah dan paling tinggi, di atasnya ada singgasana ar-Raḥmān dan dari sana mengalir sungai-sungai surga.” (HR. Bukhārī)
- 2000). Yaitu dengan menegakkan agama Allah baik dengan ucapan maupun perbuatan, pada diri dan orang lain.Demikian juga berjihad kepada orang-orang yang menentangnya baik dengan jiwa maupun harta. Termasuk menegakkan agama Allah adalah mempelajari kitābullāh dan sunnah Rasūl-Nya serta mendorong manusia kepadanya, dan melakukan amr ma‘rūf dan nahi munkar.
- 2001). Selanjutnya, Allah mendorong kaum mu’min untuk mengikuti generasi sebelum mereka yang shāliḥ.
- 2002). Dengan sebab da‘wah Nabi ‘Īsā ‘alaih-is-salām dan para pengikut setianya (ḥawāriyyīn).
- 2003). Mereka tidak mau mengikuti da‘wah mereka (Nabi ‘Īsā dan ḥawāriyyīn), sehingga kaum mu’min berjihad melawan orang-orang kafir.
- 2004). Oleh karena itu, kamu wahai umat Muḥammad jadilah penolong agama Allah dan para penyeru kepadanya, niscaya Allah akan menolongmu sebagaimana Dia telah menolong orang-orang sebelummu dan memenangkan mereka terhadap musuh mereka.