Surah ash-Shaff (Barisan)
Surah ke-61. 14 ayat. Madaniyyah
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Ayat 1-4: Pengagungan bagi Allah subḥānahu wa ta‘ālā, peringatan kepada kaum mu’min agar tidak mengingkari janji dan ajakan kepada mereka untuk menyatukan barisan.
سَبَّحَ للهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَ مَا فِي الْأَرْضِ وَ هُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ.
- (1963) (1964) Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi bertasbīḥ kepada Allah; dan Dialah Yang Mahaperkasa (1965) lagi Mahabijaksana (1966).
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا لِمَ تَقُوْلُوْنَ مَا لَا تَفْعَلُوْنَ.
- Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (1967)
كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللهِ أَنْ تَقُوْلُوْا مَا لَا تَفْعَلُوْنَ.
- (Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الَّذِيْنَ يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَّرْصُوْصٌ.
- (1968) Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.
Ayat 5-6: Sikap orang-orang Yahūdī terhadap Nabi Mūsā dan Nabi ‘Īsā ‘alaihim-as-salām dan bagaimana keduanya mendapatkan gangguan di jalan Allah, di mana di sana terdapat hiburan bagi Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam terhadap gangguan yang diterimanya dari kaum Quraisy.
وَ إِذْ قَالَ مُوْسَى لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ لِمَ تُؤْذُوْنَنِيْ وَ قَدْ تَّعْلَمُوْنَ أَنِّيْ رَسُوْلُ اللهِ إِلَيْكُمْ فَلَمَّا زَاغُوْا أَزَاغَ اللهُ قُلُوْبَهُمْ وَ اللهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِيْنَ.
- Dan (ingatlah) ketika Mūsā berkata kepada kaumnya: “Wahai kaumku! Mengapa kamu menyakitiku (1969), padahal kamu sungguh mengetahui bahwa sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu?” (1970) Maka ketika mereka berpaling (dari kebenaran) (1971), Allah memalingkan hati mereka (1972). Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fāsiq (1973)
وَ إِذْ قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ إِنِّيْ رَسُوْلُ اللهِ إِلَيْكُمْ مُّصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَ مُبَشِّرًا بِرَسُوْلٍ يَأْتِيْ مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوْا هذَا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ.
- (1974) Dan (ingatlah) ketika “Īsā putra Maryam berkata: “Wahai Bani Isrā’īl! (1975) Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu (1976), yang membenarkan kitāb (yang turun) sebelumku, yaitu Taurāt (1977) dan memberi kabar gembira dengan seorang rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Aḥmad (Muḥammad) (1978).” Namun ketika Rasūl itu (1979) datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata (1980), mereka berkata (1981): “Ini adalah sihir yang nyata (1982).”