Ayat 46-78: Rincian keni‘matan yang akan diperoleh kaum mu’min dan pujian bagi Allah subḥānahu wa ta‘ālā terhadap hal tersebut.
وَ لِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ جَنَّتَانِ.
فَبِأَيِّ آلآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ.
- Maka ni‘mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
ذَوَاتَا أَفْنَانٍ.
- Kedua surga itu mempunyai aneka pepohonan dan buah-buahan (15393).
فَبِأَيِّ آلآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ.
- Maka ni‘mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
فِيْهِمَا عَيْنَانِ تَجْرِيَانِ.
- Di dalam kedua surga itu ada dua buah mata air yang memancar (15404).
فَبِأَيِّ آلآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ.
- Maka ni‘mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
فِيْهِمَا مِنْ كُلِّ فَاكِهَةٍ زَوْجَانِ.
- Di dalam kedua surga itu terdapat aneka buah-buahan yang berpasang-pasangan (15415).
فَبِأَيِّ آلآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ.
- Maka ni‘mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
مُتَّكِئِيْنَ عَلَى فُرُشٍ بَطَائِنُهَا مِنْ إِسْتَبْرَقٍ وَ جَنَى الْجَنَّتَيْنِ دَانٍ.
- Mereka bersandar di atas permadani yang bagian dalamnya dari sutra tebal (15426). Dan buah-buahan di kedua surga itu dapat (dipetik) dari dekat (15437).
فَبِأَيِّ آلآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ.
- Maka ni‘mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
فِيْهِنَّ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَ لَا جَانٌّ
- Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang membatasi pandangan (15448), yang tidak pernah disentuh oleh manusia maupun jinn sebelumnya (15459).
فَبِأَيِّ آلآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ.
- Maka ni‘mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
كَأَنَّهُنَّ الْيَاقُوْتُ وَ الْمَرْجَانُ.
- Seakan-akan mereka itu permata yakut dan marjān (154610).
فَبِأَيِّ آلآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ.
- Maka ni‘mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ.
فَبِأَيِّ آلآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ.
- Maka ni‘mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
وَ مِنْ دُوْنِهِمَا جَنَّتَانِ.
- Dan selain dari dua surga itu ada dua surga lagi (154913).
فَبِأَيِّ آلآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ.
- Maka ni‘mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
مُدْهَامَّتَانِ.
- Kedua surga itu (kelihatan) hijau tua warnanya.
فَبِأَيِّ آلآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ.
- Maka ni‘mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
فِيْهِمَا عَيْنَانِ نَضَّاخَتَانِ.
- Di dalam keduanya (syurga itu) ada dua buah mata air yang memancar.
فَبِأَيِّ آلآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ.
- Maka ni‘mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
فِيْهِمَا فَاكِهَةٌ وَ نَخْلٌ وَ رُمَّانٌ.
- Di dalam kedua surga itu ada buah-buahan, kurma dan delima.
فَبِأَيِّ آلآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ.
- Maka ni‘mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
فِيْهِنَّ خَيْرَاتٌ حِسَانٌ.
- Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik (akhlāqnya) dan cantik wajahnya (155014).
فَبِأَيِّ آلآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ.
- Maka ni‘mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
حُوْرٌ مَّقْصُوْرَاتٌ فِي الْخِيَامِ.
- Bidadari-bidadari yang dipelihara di dalam kemah-kemah (155115).
فَبِأَيِّ آلآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ.
- Maka ni‘mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَ لَا جَانٌّ.
- Mereka sebelumnya tidak pernah disentuh oleh manusia maupun oleh jinn.
فَبِأَيِّ آلآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ.
- Maka ni‘mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
مُتَّكِئِيْنَ عَلَى رَفْرَفٍ خُضْرٍ وَ عَبْقَرِيٍّ حِسَانٍ.
- Mereka bersandar pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah (155216).
فَبِأَيِّ آلآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ.
- Maka ni‘mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
تَبَارَكَ اسْمُ رَبِّكَ ذِي الْجَلَالِ وَ الإِكْرَامِ.
- (155317) Mahasuci nama Tuhanmu Pemilik Keagungan dan Kemuliaan.
Selesai tafsir surah ar-Raḥmān dengan karunia Allah dan raḥmat-Nya, wal-ḥamdulillāhi Rabb-il-‘ālamīn.
Catatan:
- 1537). Ya‘ni berdiri di hadapan-Nya untuk diḥisāb.
- 1538). Ya‘ni bagi orang yang takut kepada Tuhannya dan takut berhadapan dengan-Nya, di mana hal itu membuatnya mengerjakan perintah dan menjauhi larangan, maka dia memperoleh dua surga. Menurut Syaikh as-Sa‘dī, dia akan mendapatkan dua surga dari emas, baik bejana, perhiasan, bangunan dan apa yang ada di sana (dari emas); surga yang satu sebagai balasan karena meninggalkan larangan, sedangkan surga yang satu lagi karena mengerjakan ketaatan.
- 1539). Ada pula yang menafsirkan kata ‘afnān’ dengan berbagai jenis keni‘matan, baik keni‘matan luar maupun dalam yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga dan terlintas di hati manusia.
- 1540). Mereka dapat memancarkannya ke tempat yang mereka inginkan dan mereka kehendaki.
- 1541). Setiap jenisnya memiliki rasa dan warnanya masing-masing yang tidak dimiliki oleh jenis yang lain.
- 1542). Syaikh as-Sa‘dī menerangkan, ini adalah sifat permadani penghuni surga dan sifat duduknya mereka di atasnya, dan bahwa mereka sambil bersandar sambil santai. Permadani ini tidak diketahui sifatnya kecuali oleh Allah subḥānahu wa ta‘ālā, sampai-sampai bagian dalamnya dari sutera tebal yang merupakan sutra terbaik dan dibanggakan, lalu bagaimana dengan luarnya yang bersentuhan langsung dengan kulit mereka?
Ibnu Mas‘ūd berkata: “Ini bagian dalamnya, lalu bagaimana kalau kamu melihat bagian luarnya?” - 1543). Ya‘ni bisa dipetik sambil berdiri, sambil duduk dan sambil berbaring.
- 1544). Kepada suami mereka karena cakep dan gantengnya suami mereka, dan cintanya mereka kepadanya.
- 1545). Mereka masih sebagai gadis.
- 1546). Ya‘ni karena bersih, cantik dan indahnya mereka.
- 1547). Ya‘ni tidak ada balasan bagi orang yang berbuat iḥsān dalam ber‘ibādah kepada Allah dan berbuat iḥsān dalam bergaul dengan manusia kecuali dibalas dengan kebaikan, berupa pahala yang besar, keberuntungan yang besar, keni‘matan yang kekal, dan kehidupan yang sentosa. Kedua surga yang tinggi yang terbuat dari emas ini diperuntukkan bagi orang-orang yang didekatkan dengan Allah subḥānahu wa ta‘ālā (al-Muqarrabīn).
- 1548). Dengan keni‘matan surga.
- 1549). Selain dari dua surga yang tersebut di atas ada dua surga lagi yang disediakan untuk orang-orang mu’min yang derajatnya di bawah orang-orang mu’min yang dimasukkan ke dalam kedua surga yang pertama. Menurut Syaikh as-Sa‘dī, kedua surga yang lain itu dari perak, baik bangunannya, bejananya, perhiasannya, dan apa yang ada di dalamnya. Kedua surga ini diperuntukkan kepada Ashḥāb-ul-Yamīn (Golongan kanan).
- 1550). Mereka menggabung antara indahnya luar dan dalam; fisiknya indah dan akhlāq-nya baik.
- 1551). Bidadari itu tertahan dalam kemah-kemah mutiara; yang telah mempersiapkan diri mereka untuk suami mereka, namun hal itu tidaklah menafikan mereka untuk keluar ke kebun-kebun dan taman-taman surga sebagaimana kebiasaan putri-putri raja dan wanita-wanita yang dipingit.
- 1552). Orang-orang yang mendapatkan kedua surga yang kedua ini tempat sandaran mereka adalah rafraf (permadani) hijau, yaitu permadani yang berada di atas majlis-majlis (tempat duduk) yang tinggi yang menjadi tambahan terhadap majlis (tempat duduk) mereka. Dengan demikian, majlis tersebut memiliki rafrafah (permadani) di atas majlis mereka sehingga semakin indah dan bagus. Adapun ‘abqarī sebagai nisbat kepada setiap yang ditenun dengan tenunan yang indah dan mewah, oleh karenanya, disifati dengan keindahan yang menyeluruh karena bagus buatannya, indah dilihat serta halus disentuh. Kedua surga ini bukanlah surga yang sebelumnya sebagaimana disebutkan oleh Allah ‘azza wa jalla: “Dan selain dari dua surga itu ada dua surga lagi.” Selain itu, Allah subḥānahu wa ta‘ālā telah menyifatkan dua surga yang pertama dengan beberapa sifat yang tidak disifatkan kepada dua surga yang setelahnya. Pada dua surga yang pertama Allah subḥānahu wa ta‘ālā berfirman: “Di dalam kedua surga itu ada dua buah mata air yang memancar,” sedangkan pada kedua surga setelahnya, Allah subḥānahu wa ta‘ālā berfirman: “Di dalam keduanya (syurga itu) ada dua buah mata air yang memancar.” Sudah menjadi ma‘lūm, bahwa keduanya berbeda, yang satu mengalir, sedangkan yang satu lagi memancar. Pada kedua surga yang pertama, Allah subḥānahu wa ta‘ālā berfirman: “Kedua surga itu mempunyai aneka pepohonan dan buah-buahan.” Dan Dia tidak berfirman demikian pada surga yang kedua. Pada kedua surga yang pertama, Allah subḥānahu wa ta‘ālā berfirman: “Di dalam kedua surga itu terdapat aneka buah-buahan yang berpasang-pasangan.” Sedangkan pada kedua surga yang setelahnya, Allah subḥānahu wa ta‘ālā berfirman, “Di dalam kedua surga itu ada buah-buahan, kurma dan delima.” Pada kedua surga yang pertama, Allah subḥānahu wa ta‘ālā berfirman: “Mereka bersandar di atas permadani yang bagian dalamnya dari sutera tebal. Dan buah-buahan di kedua surga itu dapat (dipetik) dari dekat.” Sedangkan pada dua surga yang kedua (setelahnya), Allah subḥānahu wa ta‘ālā berfirman:“Mereka bersandar pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah.” Pada kedua surga yang pertama, Allah subḥānahu wa ta‘ālā berfirman: “Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang membatasi pandangan, yang tidak pernah disentuh oleh manusia maupun jinn sebelumnya.” Sedangkan pada kedua surga yang setelahnya, Allah subḥānahu wa ta‘ālā berfirman: “Bidadari-bidadari yang dipelihara di dalam kemah-kemah.” Sudah menjadi ma‘lūm adanya perbedaan di antara keduanya. Pada kedua surga yang pertama, Allah subḥānahu wa ta‘ālā berfirman: “Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula).” Dan Dia tidak berfirman demikian, pada dua surga setelahnya, maka hal ini menunjukkan bahwa hal itu sebagai balasan bagi orang-orang yang berbuat iḥsān. Di samping itu, didahulukan kedua surga yang pertama daripada yang kedua menunjukkan keutamaan yang pertama. Berdasarkan sisi-sisi di atas dapat diketahui kelebihan dua surga yang pertama daripada dua surga yang kedua, dan bahwa kedua surga yang pertama itu diperuntukkan kepada orang-orang yang didekatkan dari kalangan para nabi, para shiddīqīn dan hamba-hamba pilihan Allah subḥānahu wa ta‘ālā yang shāliḥ, sedangkan pada kedua surga yang kedua disiapkan untuk kaum mu’min pada umumnya. Di semua surga itu terdapat sesuatu yang belum pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga dan terlintas di hati manusia, di dalamnya terdapat apa yang diinginkan jiwa dan indah dipandang mata, penduduknya benar-benar santai, ridhā, tenang, dan mendapatkan tempat tinggal yang terbaik, bahkan masing-masing dari mereka tidak melihat bahwa orang lain lebih bagus darinya dan lebih tinggi keni‘matannya darinya.
- 1553). Setelah Allah subḥānahu wa ta‘ālā menyebutkan luasnya karunia dan iḥsān-Nya, maka Dia berfirman: “Mahasuci nama Tuhanmu Pemilik Keagungan dan Kemuliaan.” Ya‘ni Mahaagung dan banyak kebaikan Allah subḥānahu wa ta‘ālā yang memiliki kebesaran yang unggul di atas segalanya, Mahamulia secara sempurna, serta memuliakan para wali-Nya.