Surah ar-Rahman 55 ~ Tafsir Hidayat-ul-Insan (1/3)

Tafsīru Hidāyat-il-Insān
Judul Asli: (
هداية الإنسان بتفسير القران)
Disusun oleh:
Abū Yaḥyā Marwān Ḥadīdī bin Mūsā

Tafsir Al Qur’an Al Karim Marwan Bin Musa
Dari Situs: www.tafsir.web.id

Rangkaian Pos: Surah ar-Rahman 55 ~ Tafsir Hidayat-ul-Insan

Surah ar-Raḥmān (Allah Yang Maha Pengasih)

Surah ke-55. 78 ayat. Makkiyyah

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ayat 1-13: Ayat-ayat Allah begitu banyak; baik di langit, di bumi maupun pada penciptaan manusia.

الرَّحْمنُ.

  1. (14911) (Allah) yang Maha Pengasih,

عَلَّمَ الْقُرْآنَ.

  1. Yang telah mengajarkan al-Qur’ān (14922).

خَلَقَ الْإِنْسَانَ.

  1. Dia menciptakan manusia (14933),

عَلَّمَهُ الْبَيَانَ.

  1. mengajarnya pandai berbicara (14944).

الشَّمْسُ وَ الْقَمَرُ بِحُسْبَانٍ.

  1. Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan (14955).

وَ النَّجْمُ وَ الشَّجَرُ يَسْجُدَانِ.

  1. Dan tetumbuhan dan pepohonan (14966), keduanya tunduk (kepada-Nya).

وَ السَّمَاءُ رَفَعَهَا وَ وَضَعَ الْمِيْزَانَ.

  1. Dan langit telah ditinggikan-Nya (14977) dan Dia letakkan keseimbangan (keadilan) (14988).

أَلَّا تَطْغَوْا فِي الْمِيْزَانِ.

  1. Agar kamu jangan merusak keseimbangan itu (14999),

وَ أَقِيْمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ وَ لَا تُخْسِرُوا الْمِيْزَانَ.

  1. Dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu (150010).

وَ الْأَرْضَ وَضَعَهَا لِلْأَنَامِ.

  1. Dan bumi telah dibentangkan-Nya untuk makhlūq(-Nya) (150111),

فِيْهَا فَاكِهَةٌ وَ النَّخْلُ ذَاتُ الْأَكْمَامِ.

  1. (150212) di dalamnya ada buah-buahan (150313) dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang (150414),

وَ الْحَبُّ ذُو الْعَصْفِ وَ الرَّيْحَانُ.

  1. dan biji-bijian yang berkulit (150515) dan bunga-bunga yang harum baunya (150616).

فَبِأَيِّ آلآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ.

  1. (150717) Maka ni‘mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (150818)

Ayat 14-25: Penciptaan jinn dan manusia dan asal penciptaannya, dan beberapa ni‘mat Allah subḥānahu wa ta‘ālā yang dapat dirasakan di dunia.

خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ.

  1. (150919) Dia menciptakan manusia (151020) dari tanah kering (151121) seperti tembikar,

وَ خَلَقَ الْجَانَّ مِنْ مَّارِجٍ مِّنْ نَّارٍ.

  1. dan Dia menciptakan jinn (151222) dari nyala api tanpa asap (151323).

فَبِأَيِّ آلآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ.

  1. (151424) Maka ni‘mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

رَبُّ الْمَشْرِقَيْنِ وَ رَبُّ الْمَغْرِبَيْنِ.

  1. Tuhan (yang memelihara) dua timur dan Tuhan (yang memelihara) dua barat (151525).

فَبِأَيِّ آلآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ.

  1. Maka ni‘mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ.

  1. Dia membiarkan dua laut mengalir yang (kemudian) keduanya bertemu,

بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لَّا يَبْغِيَانِ.

  1. di antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing (151626).

فَبِأَيِّ آلآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ.

  1. Maka ni‘mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

يَخْرُجُ مِنْهُمَا اللُّؤْلُؤُ وَ الْمَرْجَانُ.

  1. Dari keduanya keluar mutiara dan marjān.

فَبِأَيِّ آلآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ.

  1. Maka ni‘mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

وَ لَهُ الْجَوَارِ الْمُنْشَآتُ فِي الْبَحْر كَالْأَعْلَامِ.

  1. Milik-Nyalah kapal-kapal yang berlayar di lautan bagaikan gunung-gunung (151727).

فَبِأَيِّ آلآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ.

  1. Maka ni‘mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Catatan:

  1. 1491). Surah yang mulia ini dimulai dengan nama Allah ar-Raḥmān yang menunjukkan luasnya raḥmat-Nya, meratanya iḥsān-Nya, banyaknya kebaikan-Nya dan luasnya karunia-Nya. Selanjutnya Allah subḥānahu wa ta‘ālā menyebutkan sesuatu yang menunjukkan raḥmat-Nya dan atsār (pengaruh)nya yang Allah sampaikan kepada hamba-hambaNya berupa ni‘mat-ni‘mat agama, dunia maupun akhirat, dan setelah itu Allah subḥānahu wa ta‘ālā mengingatkan manusia dan jinn yang mendapatkan ni‘mat itu agar bersyukur kepada-Nya dengan firman-Nya: “Maka ni‘mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
  2. 1492) Allah subḥānahu wa ta‘ālā menyebutkan, bahwa Dia telah mengajarkan al-Qur’ān, ya‘ni Dia telah mengajarkan lafazh dan ma‘nanya serta memudahkannya kepada hamba-hambaNya. Ini adalah ni‘mat dan raḥmat yang paling besar yang Allah limpahkan kepada hamba-hambaNya, di mana Dia menurunkan kepada mereka al-Qur’ān berbahasa ‘Arab dengan lafazh dan keterangan yang paling baik yang mengandung semua kebaikan dan melarang semua keburukan.
  3. 1493). Dia telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya; sempurna anggota badannya dan tepat bagian-bagiannya (seperti meletakkan mata di kepala tidak di anggota badan yang lain), Allah subḥānahu wa ta‘ālā telah merapihkan dan menyempurnakannya serta membedakannya dengan makhlūq-makhlūq yang lain, yaitu dengan mengajarkannya pandai berbicara.
  4. 1494). Al-Bayān artinya menerangkan, sehingga termasuk pula menerangkan dengan lisan maupun tulisan. Al-Bayān yang Allah lebihkan manusia dengannya termasuk ni‘mat yang besar yang diberikan kepadanya.
  5. 1495). Allah subḥānahu wa ta‘ālā menciptakan matahari dan bulan dan menundukkannya untuk beredar menurut perhitungan sebagai rahmat kepada hamba-hambaNya dan perhatian-Nya kepada mereka dan agar maslahat mereka dapat tegak dengannya, demikian juga agar mereka dapat mengetahui perhitungan tahun.
  6. 1496). Ada yang menafsirkan ‘najm’ dengan tumbuhan yang tidak berbatang, sedangkan ‘syajar’ dengan tumbuhan yang memiliki batang. Ada pula yang menafsirkan najm di sini dengan bintang, ya‘ni bintang yang ada di langit dan pepohonan yang ada di bumi mengenal Tuhannya, sujud, taat dan tunduk kepada-Nya. Dia menundukkannya untuk maslahat dan manfaat hamba-hambaNya.
  7. 1497). Sebagai atap untuk makhlūq-makhlūq di bumi.
  8. 1498). Ya‘ni keadilan di antara hamba-hambaNya baik dalam ucapan maupun perbuatan. Mīzān (timbangan atau keseimbangan) di sini bukan hanya sekedar timbangan saja, akan tetapi termasuk pula takaran yang dengannya dapat diukur segala sesuatu, pengukur untuk mengukur sesuatu yang belum jelas dan hakikat yang dengannya dipisahkan di antara makhlūq serta ditegakkan keadilan di antara mereka. Oleh karena itulah, Allah subḥānahu wa ta‘ālā berfirman di ayat selanjutnya: “Agar kamu jangan merusak keseimbangan itu,
  9. 1499). Hal itu, karena jika Allah tidak menurunkan keseimbangan itu dan menyerahkan perkara tersebut kepada akal dan pendapat mereka yang terbatas, tentu akan terjadi kerusakan yang besar yang hanya diketahui oleh Allah subḥānahu wa ta‘ālā, dan tentu langit dan bumi akan hancur.
  10. 1500). Ya‘ni jangan kamu kurangi keseimbangan itu dan kamu kerjakan hal yang bertentangan dengannya, yaitu zhālim, aniaya dan melampaui batas.
  11. 1501). Agar mereka dapat tinggal di atasnya, dapat mendirikan bangunan, dapat menggarap tanahnya, bercocok tanam, membuat jalan, menggalinya, memanfaatkan barang tambangnya dan segala yang perlu mereka lakukan.
  12. 1502). Selanjutnya Allah subḥānahu wa ta‘ālā sebutkan berbagai makanan pokok yang mereka sangat butuhkan.
  13. 1503). Yang dapat dini‘mati oleh hamba, seperti buah anggur, buah tin, buah delima, buah apel, dan lain-lain.
  14. 1504). Ya‘ni yang mempunyai wadah yang terbelah dari tangkai-tangkai yang keluar sedikit demi sedikit sehingga menjadi sempurna sehingga menjadi makanan yang dimakan dan disimpan, dipakai bekal oleh musāfir serta sebagai makanan yang lezat bagi mereka.
  15. 1505). Seperti gandum, beras dsb.
  16. 1506). Bisa juga maksud ‘raiḥān’ adalah semua rezeki yang dimakan manusia.
  17. 1507). Setelah Allah subḥānahu wa ta‘ālā menyebutkan sekian ni‘mat-ni‘matNya yang dapat dilihat oleh mata dan dipikirkan oleh hati, maka Allah subḥānahu wa ta‘ālā mentaqrir mereka (membuat mereka (jinn dan manusia) mengakuinya) dengan firman-Nya di atas. Sungguh bagus jawaban jinn ketika Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam membacakan kepada mereka surah ini, di mana Beliau tidak membacakan ayat: “Maka ni‘mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” kecuali mereka mengatakan: “Tidak ada satu pun dari ni‘mat-ni‘mat Engkau wahai Tuhan kami yang kami dustakan. Maka untuk-Mulah segala puji.” Demikianlah yang seharusnya dilakukan seorang hamba, ya‘ni ketika disebutkan kepada mereka ni‘mat-ni‘mat Allah, maka ia mengakuinya dan mensyukurinya serta memuji Allah ta‘ālā terhadapnya.
  18. 1508). Pertanyaan di sini adalah untuk mengokohkan.
  19. 1509). Termasuk ni‘mat-ni‘matNya kepada hamba-hambaNya adalah Dia memperlihatkan kepada mereka atsār (pengaruh) dari qudrah (kekuasaan)-Nya dan indahnya ciptaan-Nya.
  20. 1510). Bapak manusia yaitu Ādam ‘alaih-is-salām.
  21. 1511). Yaitu tanah yang basah, yang dikokohkan sehingga menjadi kering dan berbunyi seperti suara tembikar yang dibakar di atas api.
  22. 1512). Bapak jinn yaitu Iblīs yang terlaknat.
  23. 1513). Ya‘ni kobaran api yang bersih. Hal ini menunjukkan keutamaan unsur (bahan baku) manusia yang diciptakan dari tanah, di mana tanah dapat dimanfaatkan, seperti dengan digarap dan ditanam tumbuh-tumbuhan. Berbeda dengan api, yang keadaannya ringan, tidak tentu arah, buruk dan merusak.
  24. 1514). Setelah Allah subḥānahu wa ta‘ālā menerangkan penciptaan manusia dan jin serta bahan bakunya, di mana hal itu merupakan ni‘mat Allah subḥānahu wa ta‘ālā kepada mereka, Allah subḥānahu wa ta‘ālā berfirman: “Maka ni‘mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”
  25. 1515). Maksudnya tempat terbit dan terbenam matahari di musim panas dan di musim dingin.
  26. 1516). Sehingga tidak bercampur. Di antara ahli tafsir ada yang berpendapat bahwa lā yabghiyān maksudnya masing-masingnya tidak menghendaki. Dengan demikian maksud ayat 19-20 ialah bahwa ada dua laut yang keduanya terpisah karena dibatasi oleh tanah genting, tetapi tanah genting itu tidaklah dikehendaki (tidak diperlukan), maka pada akhirnya, tanah genting itu dibuang (digali untuk keperluan lalu lintas), maka bertemulah dua lautan itu, seperti terusan Suez dan terusan Panama. Menurut Syaikh as-Sa‘dī, maksud dua buah laut adalah; laut yang terasa tawar dan laut yang terasa asin, keduanya bertemu bersama, sehingga laut yang berair tawar mengena kepada laut yang berair asin sehingga keduanya bercampur. Akan tetapi, Allah subḥānahu wa ta‘ālā menjadikan di antara keduanya ada batas pemisah dari daratan sehingga yang satu tidak dapat dilampaui oleh masing-masing, namun tercapai manfaat dari keduanya. Dari air yang tawar dapat dimanfaatkan dengan diminum oleh manusia dan hewan serta digunakan menyirami tanaman, sedangkan dari air laut yang asin ada udara menjadi sejuk, ikan, mutiara dan marjān. Demikian pula menjadi tempat berlayar perahu dan kapal-kapal.
  27. 1517). Allah subḥānahu wa ta‘ālā telah menundukkan kapal-kapal untuk hamba-hambaNya sehingga kapal yang dibuat mereka itu dapat membelah lautan dengan idzin-Nya. Saking besarnya kapal itu, maka ia bagaikan gunung yang besar, di mana manusia dapat menaikinya, mereka dapat membawa barang-barang mereka ke atasnya serta yang mereka butuhkan lainnya untuk dibawa ke atasnya. Allah subḥānahu wa ta‘ālā yang menjaga langit dan bumi telah menjaga kapal itu untuk mereka. Ini termasuk di antara ni‘mat-ni‘mat Allah yang besar yang diberikan-Nya kepada mereka.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *