بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Ayat 1-3: Membicarakan tentang Fatḥu Makkah di mana ketika itu kaum muslimin menjadi mulia dan agama Islam tersebar ke jazīrah ‘Arab, dan tanda selesainya tugas Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam.
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَ الْفَتْحُ. وَ رَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللهِ أَفْوَاجًا. فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَ اسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا.
Kedua, isyarat bahwa ajal Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam telah semakin dekat. Alasannya adalah bahwa umur Beliau adalah umur yang utama, dan sudah maklum bahwa hal-hal yang utama ditutup dengan istighfar seperti shalat, haji, dsb. Maka Allah subḥānahu wa ta‘ālā memerintahkan Rasūl-Nya shallallāhu ‘alaihi wa sallam memuji dan beristighfar dalam keadaan seperti ini sehingga terdapat isyarat bahwa ajalnya hampir tiba, oleh karena itu hendaknya Beliau bersiap-siap untuk bertemu Tuhannya dan mengakhiri umurnya dengan yang paling utama yang dapat Beliau lakukan. Oleh karena itulah, Beliau mena’wīlkan surah itu dan banyak mengucapkan dalam ruku‘ dan sujudnya, “Subḥānakallāhumma wa biḥamdika, Allāhummaghfirlī.” (artinya: Maha Suci Engkau ya Allah dan dengan memuji-Mu. Ya Allah, ampunilah aku).