Surah an-Nashr 110 ~ Tafsir al-Bayan

تَفْسِيْرُ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ
AL-BAYĀN
JILID IV
 
Oleh:
Prof. T.M. Hasbi ash-Shiddieqy.
 
Penerbit: PT ALMA‘ARIF – Bandung

SURAT KESERATUS SEPULUH
AN-NASHR

(Pertolongan)
Diturunkan di Madīnah, terdiri dari 3 ayat.

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَ الْفَتْحُ. وَ رَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللهِ أَفْوَاجًا. فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَ اسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا.

Dengan – menyebut – asmā’ Allah yang Maha besar (banyak) rahmat-Nya, lagi senantiasa mencurahkan rahmat-Nya.

 

Keharusan bersyukur dan memuji Allah apabila kita memperoleh kebajikan dan keharusan memohon ampun:

110:1. Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. (33881)
110:2. Dan engkau melihat manusia masuk ke dalam agama Allah berduyun-duyun.
110:3. Maka tasbīḥkanlah Tuhan engkau (33892), sambil memuji Tuhan engkau (33903) dan bermohon ampunlah kepada-Nya. (33914), karena sesungguhnya Dia amat banyak menerima tobat.

MUQADDIMAH

Surat ini dinamai juga surat “at-Taujīḥ”, oleh sebahagian ahli Tafsīr.

Ada diriwayatkan bahwa surat ini diturunkan di Minā di ketika Nabi berhajji Wada‘. Sesudah surat ini turun, baharulah diturunkan ayat “al-yauma akmaltu lakum dīnakum.”

Nabi hanya hidup sesudahnya selama 80 hari. Kemudian turun ayat “al-Kalālah”. Nabi hidup sesudahnya hanya lima puluh hari. Kemudian turunlah ayat “laqad jā’akum Rasūlum min anfusikum.” Nabi hidup sesudahnya hanya 35 hari. Kemudian turunlah ayat “wat-taqu yauman turja‘ūna fīhi ilallāhi”. Nabi hidup sesudahnya selama 21 hari.

Di ketika ‘Umar mendengar surat ini beliaupun menangis. Beliau berkata: “Al-Kamālu dalīl-uz-zawāli = kesempurnaan itu menunjuk kepada akan hilang.”

Surat ini menyuruh kita memuji Allah dan bermohon ampun kepada-Nya apabila kita memperoleh sesuatu kemenangan.

Menurut pendapat Ibnu ‘Abbās, bahwa surat ini adalah surat yang memberi peringatan bahwa Muḥammad telah dekat kepada ajalnya.

Rasūlullāh senantiasa membaca: “Subānallāhi wa biḥamdihi” dan “Astaghfirullāha wa atūbu ilaihi”, sesudah turunnya ayat ini sebagai diriwayatkan al-Bukhārī – Muslim dari ‘Ā’isyah.

Al-‘Abbās pun demikian pula halnya di ketika mendengar surat ini.

Adapun persesuaian antara surat yang telah lalu dengan surat ini, ialah:

  1. Dalam surat yang telah lalu Allah menerangkan perbedaan agama Rasūl dengan agama yang dianut orang kafir.
  2. Dalam surat ini Allah mengisyaratkan bahwa agama orang kafir itu akan lenyap dan bahwa agama yang dibawa Muḥammad akan menang dan menjadi agama yang dianut oleh jumlah terbesar dari penduduk dunia.

KHĀTIMAH

Surat an-Nashr ini memerintahkan Muḥammad supaya bertasbih dan memuji Allah serta memohon ampun untuk dirinya, walaupun beliau bukan seorang yang berdosa dan untuk ummatnya, sebagai tanda kesyukuran atas kemenangan yang diberi oleh Allah.

Catatan:

  1. 3388). Ya‘ni: kemenangan menduduki kota Makkah, membebaskannya dari kekuasaan musyrikīn.
  2. 3389). Ya‘ni: akuilah kesucian Tuhan engkau dari membiarkan kebenaran ditolak oleh kebathalan – Tuhan tidak berbuat demikian.
  3. 3390). Ucapkanlah “Subānallāhi wa biḥamdihi”.
  4. 3391). Ya‘ni: untuk engkau dan shahabat-shahabat engkau yang telah dipengaruhi kegelisahan lantaran terlambat datangnya kegelisahan.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *