Surah an-Nashr 110 ~ Tafsir al-Aisar

TAFSĪR AL-AISAR
(Judul Asli: أَيْسَرُ التَّفَاسِيْرِ لِكَلَامِ الْعَلِيِّ الْكَبِيْرِ)
Edisi Indonesia:
Tafsir al-Qur’an al-Aisar (Jilid 7)

Penulis: Syaikh Abū Bakar Jābir al-Jazā’irī

(Jilid ke 7 dari Surah Qāf s.d. an-Nās)
 
Penerbit: Darus Sunnah

SURAT AN-NASHR (11931)

MAKKIYYAH
JUMLAH AYAT: 3 AYAT

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

 

Surat an-Nashr: Ayat 1-3

إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَ الْفَتْحُ. وَ رَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللهِ أَفْوَاجًا. فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَ اسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا.

110:1. Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,
110:2. dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah,
110:3. maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat.

PENJELASAN KATA

(إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ) Idzā jā’a nashrullāhi: Pertolongan Allah kepada Nabi-Nya, Muḥammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam dari musuh-musuhnya, yaitu orang-orang musyrik.

(وَ الْفَتْحُ.) Wal-fatḥ: Pembebesan kota Makkah.

(فِيْ دِيْنِ اللهِ أَفْوَاجًا) Fī dīnillāhi afwājā: Masuk Islām dengan berbondong-bondong.

(فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ) Fa sabbiḥ biḥamdi rabbika: Sucikanlah Rabbmu dari sekutu.

(وَ اسْتَغْفِرْهُ) Wastaghfirhu: Mohonlah ampunan kepada Allah dengan bertaubat yang sebenar-benarnya.

MAKNA AYAT 1-3 SECARA UMUM

Firman-Nya: “Apabila telah datang pertolongan Allah” (11942) tiga ayat yang penuh berkah ini turun di akhir hayat Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam sekaligus sebagai berita sudah dekatnya ajal Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam.

Allah ta‘ālā berfirman: “Apabila telah datang pertolongan Allah,” yaitu untukmu, wahai Rasūl Kami, sehingga engkau menang melawan musuh-musuhmu dalam setiap peperangan. Maka akan tibalah saatnya membebaskan kota Makkah, karena Allah akan menaklukannya untukmu (kota Makkah). Sehingga menjadi negara Islām padahal sebelumnya adalah negara kufur. “Dan engkau melihat manusia” (11953) yaitu penduduk Yaman dan penduduk yang lainnya, “masuk ke dalam” agamamu yaitu agama Islām, “berbondong-bondong” beramai-ramai. Padahal sebelumnya para shahabat masuk Islām satu per satu karena merasa sangat takut. Apabila engkau melihat hal ini, “Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu” (11964) ungkapkanlah rasa syukurmu kepada Allah atas nikmat ini (nikmat kemenangan yaitu Pembebasan Kota Makkah) dan masuknya mereka ke dalam agama Islām serta hancurnya agama paganisme yang bāthil. “Mohonlah ampun kepada-Nya” maksudnya mintalah ampunan kepada Allah dari dosa-dosamu walaupun hal itu tidak akan menjadi dosa.

Firman-Nya: “Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima tobat” sesungguhnya Allah yang telah memerintahkanmu untuk memohon ampunan kepada-Nya, karena Dia Maha Pengampun atas dosa-dosa yang pernah dilakukan para hamba-Nya.

PELAJARAN YANG DAPAT DIAMBIL DARI AYAT 1-3.

  1. Disyarī‘atkannya merasa sedih karena ditinggal mati (oleh seseorang). Akan tetapi, jangan sampai berteriak-teriak dengan suara yang sangat keras (histeris).
  2. Kewajiban bersyukur kepada Allah ketika mendapatkan kenikmatan. Di antaranya dengan cara melakukan sujūd syukur.
  3. Disyariatkannya mengucapkan:

سُبْحَانَكَ اللهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ اللهُمَّ اغْفِرْ لِيْ.

Maha Suci Engkau wahai Allah, kami memuji-Mu wahai Allah. Ampunilah kami,” ketika rukū‘.

Catatan:

  1. 1193). Ijma‘ para ‘ulamā’ mengatakan bahwa surat yang terakhir turun semuanya adalah surat an-Nashr. Inilah yang dikatakan Ibnu ‘Abbās sebagaimana yang tercantum di dalam riwayat Imām Muslim.
  2. 1194). Kata “an-nashr” artinya pertolongan, berasal dari kalimat, “hujan sangat menolong bumi” yaitu karena telah membantu menumbuhkan (menyirami) tumbuh-tumbuhan sehingga tidak kekeringan.
  3. 1195). Diriwayatkan bahwa orang-orang ‘Arab telah mengatakan: “Apabila Muḥammad memenangkan melawan penduduk Makkah karena dahulu saja Allah telah menyelamatkan mereka dari tentara bergajah. Maka kalian tidak memiliki kekuatan (untuk melawan Muḥammad – pent.)”. Akhirnya mereka pun masuk Islām dengan berbondong-bondong, sekitar empat puluh orang-empat puluh orang.
  4. 1196). Imām Muslim meriwayatkan dari ‘Ā’isyah Radhiyallāhu ‘anhā yang berkata bahwa Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam sering memperbanyak bacaan: “Subḥānallāhi wa biḥamdihi, astaghfirullāha wa atūbu ilaihi.” ‘A’isyah berkata: “Wahai Rasūlullāh, aku sering melihat anda banyak membaca: Subḥānallāhi wa biḥamdihi, astaghfirullāha wa atūbu ilaihi”. Maka berliau bersabda: “Allah telah memberitahukan kepadaku bahwa aku akan melihat suatu tanda pada umatku. Apabila engkau melihatnya, maka perbanyaklah untuk mengucapkan: Subḥānallāhi wa biḥamdihi, astaghfirullāha wa atūbu ilaihi” karena sesungguhnya engkau telah melihatnya, yaitu: “Idzā jā’a Nashrullāhi wal-Fatḥ dan seterusnya. Di dalam sebuah hadits shaḥīḥ disebutkan bahwa Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam biasa membaca doa ini ketika beliau rukū‘ “Subḥānallāhi wa biḥamdihi, astaghfirullāha wa atūbu ilaihi”.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *