Surah al-Waqi’ah 56 ~ Tafsir Hidayat-ul-Insan (2/3)

Tafsīru Hidāyat-il-Insān
Judul Asli: (
هداية الإنسان بتفسير القران)
Disusun oleh:
Abū Yaḥyā Marwān Ḥadīdī bin Mūsā

Tafsir Al Qur’an Al Karim Marwan Bin Musa
Dari Situs: www.tafsir.web.id

Rangkaian Pos: Surah al-Waqi'ah 56 ~ Tafsir Hidayat-ul-Insan

Ayat 41-56: Rincian ‘adzāb yang diperoleh Ashḥāb-usy-syimāl dan bantahan terhadap pendustaan mereka terhadap kebangkitan.

وَ أَصْحَابُ الشِّمَالِ مَا أَصْحَابُ الشِّمَالِ.

  1. Dan golongan kiri, alangkah sengsaranya golongan kiri itu? (15861)

فِيْ سَمُوْمٍ وَ حَمِيْمٍ.

  1. (Mereka) dalam siksaan angin yang sangat panas dan air yang mendidih (15872),

وَ ظِلٍّ مِّنْ يَحْمُوْمٍ.

  1. dan naungan asap yang hitam,

لَّا بَارِدٍ وَ لَا كَرِيْمٍ.

  1. tidak sejuk dan tidak menyenangkan (15883).

إِنَّهُمْ كَانُوْا قَبْلَ ذلِكَ مُتْرَفِيْنَ.

  1. (15894) Sesungguhnya mereka sebelum itu (dahulu) hidup bermewah-mewah (15905)

وَ كَانُوْا يُصِرُّوْنَ عَلَى الْحِنْثِ الْعَظِيْمِ.

  1. dan mereka terus-menerus mengerjakan dosa besar (15916),

وَ كَانُوْا يَقُوْلُوْنَ أَئِذَا مِتْنَا وَ كُنَّا تُرَابًا وَ عِظَامًا أَئِنَّا لَمَبْعُوْثُوْنَ.

  1. Dan mereka berkata (15927): “Apabila kami sudah mati, menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan kembali?

أَوَ آبَاؤُنَا الْأَوَّلُوْنَ.

  1. Apakah nenek moyang kami yang terdahulu (dibangkitkan pula)?

قُلْ إِنَّ الْأَوَّلِيْنَ وَ الْآخِرِيْنَ.

  1. Katakanlah: “(Ya), sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan yang kemudian,

لَمَجْمُوْعُوْنَ إِلَى مِيْقَاتِ يَوْمٍ مَّعْلُوْمٍ.

50. pasti semua akan dikumpulkan pada waktu tertentu, pada hari yang sudah dimaklumi (15938).

ثُمَّ إِنَّكُمْ أَيُّهَا الضَّالُّوْنَ الْمُكَذِّبُوْنَ.

  1. Kemudian sesungguhnya kamu, wahai orang-orang yang sesat (1594) lagi mendustakan (15959)!

لَآكِلُوْنَ مِنْ شَجَرٍ مِّنْ زَقُّوْمٍ.

  1. pasti akan memakan pohon zaqqūm (159610),

فَمَالِؤُوْنَ مِنْهَا الْبُطُوْنَ.

  1. maka kamu akan memenuhi perutmu dengannya.

فَشَارِبُوْنَ عَلَيْهِ مِنَ الْحَمِيْمِ.

  1. Setelah itu kamu akan meminum air yang sangat panas.

فَشَارِبُوْنَ شُرْبَ الْهِيْمِ.

  1. Maka kamu minum seperti unta (yang sangat haus) minum.

هذَا نُزُلُهُمْ يَوْمَ الدِّيْنِ.

  1. Itulah hidangan untuk mereka pada hari pembalasan.”

Ayat 57-74: Dalil terhadap kekuasaan Allah subḥānahu wa ta‘ālā yang menunjukkan bahwa Dia berkuasa membangkitkan dan menghisab, serta menyebutkan ni‘mat Allah subḥānahu wa ta‘ālā dengan adanya tanaman, air dan sumber-sumber api.

نَحْنُ خَلَقْنَاكُمْ فَلَوْلَا تُصَدِّقُوْنَ.

  1. (159711) Kami telah menciptakan kamu, mengapa kamu tidak membenarkan (hari berbangkit) (159812)?

أَفَرَأَيْتُمْ مَّا تُمْنُوْنَ.

  1. Maka adakah kamu perhatikan tentang nutfah (mani) yang kamu pancarkan (159913).

أَأَنْتُمْ تَخْلُقُوْنَهُ أَمْ نَحْنُ الْخَالِقُوْنَ.

  1. Kamukah yang menciptakannya (160014), atau Kamikah penciptanya?

نَحْنُ قَدَّرْنَا بَيْنَكُمُ الْمَوْتَ وَ مَا نَحْنُ بِمَسْبُوْقِيْنَ.

  1. Kami telah menentukan kematian masing-masing kamu dan Kami tidak lemah,

عَلَى أَنْ نُّبَدِّلَ أَمْثَالَكُمْ وَ نُنْشِئَكُمْ فِيْ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ.

  1. untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu (di dunia) dan membangkitkan kamu kelak (di akhirat) dalam keadaan yang tidak kamu ketahui.

وَ لَقَدْ عَلِمْتُمُ النَّشْأَةَ الْأُوْلَى فَلَوْ لَا تَذكَّرُوْنَ.

  1. Dan sungguh, kamu telah tahu penciptaan yang pertama, mengapa kamu tidak mengambil pelajaran (untuk penciptaan yang kedua) (160115)?

أَفَرَأَيْتُمْ مَّا تَحْرُثُوْنَ.

  1. (160216) Pernahkah kamu perhatikan benih yang kamu tanam?

أَأَنْتُمْ تَزْرَعُوْنَهُ أَمْ نَحْنُ الزَّارِعُوْنَ.

  1. Kamukah yang menumbuhkannya ataukah kami yang menumbuhkan? (160317)

لَوْ نَشَاءُ لَجَعَلْنَاهُ حُطَامًا فَظَلْتُمْ تَفَكَّهُوْنَ.

  1. Sekiranya Kami kehendaki, niscaya Kami hancurkan (160418) sampai lumat (160519); maka kamu akan heran tercengang (160620).

إِنَّا لَمُغْرَمُوْنَ.

  1. (sambil berkata): “Sungguh, kami benar-benar menderita kerugian,

بَلْ نَحْنُ مَحْرُوْمُوْنَ.

  1. bahkan kami tidak mendapat hasil apa pun (160721).”

أَفَرَأَيْتُمُ الْمَاءَ الَّذِيْ تَشْرَبُوْنَ.

  1. (160822) Pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum?

أَأَنْتُمْ أَنْزَلْتُمُوْهُ مِنَ الْمُزْنِ أَمْ نَحْنُ الْمُنْزِلُوْنَ.

  1. Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan?

لَوْ نَشَاءُ جَعَلْنَاهُ أُجَاجًا فَلَوْ لَا تَشْكُرُوْنَ.

  1. Sekiranya Kami kehendaki, niscaya Kami menjadikannya asin, mengapa kamu tidak bersyukur? (160923)

أَفَرَأَيْتُمُ النَّارَ الَّتِيْ تُوْرُوْنَ.

  1. (161024) Maka pernahkah kamu memperhatikan tentang api yang kamu nyalakan (dengan kayu)?

أَأَنْتُمْ أَنْشَأْتُمْ شَجَرَتَهَا أَمْ نَحْنُ الْمُنْشِؤُوْنَ.

  1. Kamukah yang menumbuhkan kayu itu atau Kami yang menumbuhkan?

نَحْنُ جَعَلْنَاهَا تَذْكِرَةً وَ مَتَاعًا لِّلْمُقْوِيْنَ.

  1. Kami menjadikannya (api itu) untuk peringatan (161125) dan bahan yang berguna bagi musāfir (161226).

فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيْمِ.

  1. (161327) Maka bertasbīḥlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Mahabesar (161428).

Catatan:

  1. 1586). Yang dimaksud golongan kiri di sini adalah penghuni neraka. Allah subḥānahu wa ta‘ālā pada ayat selanjutnya menyebutkan ‘adzāb yang ditimpakan kepada mereka karena keadilan-Nya.
  2. 1587). Yang memotong usus-usus mereka.
  3. 1588). Atau tidak indah dipandang. Maksudnya, bahwa di sana terdapat kesedihan, kecemasan dan kegelisahan serta keburukan, dan suasananya panas, berbeda dengan naungan-naungan yang lain.
  4. 1589). Selanjutnya Allah menyebutkan ‘amal yang membuat mereka sampai ke tempat itu.
  5. 1590). Tidak mau mengerjakan ‘amal shāliḥ dan dibuat lalai oleh dunia. Yang ada di benak mereka adalah keinginan hidup enak di dunia, sehingga mereka kerahkan pikiran dan tenaga untuk memperolehnya sampai lupa terhadap akhirat.
  6. 1591). Yaitu syirk dan dosa-dosa besar yang lain. Mereka tidak bertobat darinya dan tidak menyesal terhadapnya, bahkan mereka senantiasa mengerjakan perbuatan yang membuat murka Tuhan mereka sehingga mereka menemui-Nya dengan membawa dosa-dosa yang besar, wal-‘iyādz billāh.
  7. 1592). Mengingkari adanya kebangkitan.
  8. 1593). Yaitu pada hari Kiamat; hari di mana Allah subḥānahu wa ta‘ālā membalas ‘amal yang mereka kerjakan selama di dunia.
  9. 1595). Ya‘ni mendustakan Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam dan apa yang Beliau bawa berupa kebenaran, janji dan ancaman.
  10. 1596). Jenis pohon yang paling buruk, paling busuk dan tidak sedap dipandang. Pohon yang tumbuh di neraka yang mengakibatkan derita yang luar biasa bagi yang memakannya. Pohon ini tidak membuat pemakannya gemuk dan tidak menutupi dirinya dari lapar. Inilah makanan mereka, adapun minumannya, maka berupa minuman yang paling buruk, yaitu air yang sangat mendidih.
  11. 1597). Selanjutnya Allah subḥānahu wa ta‘ālā menyebutkan dalil ‘aqlī (akal) yang menunjukkan adanya kebangkitan.
  12. 1598). Padahal yang mampu menciptakan pasti mampu mengulangi penciptaan kembali.
  13. 1599). Di rahim istri-istrimu. Maksudnya, tidakkah kamu perhatikan awal penciptaan kamu yang berasal dari mani, apakah kamu yang menciptakan mani itu dan apa yang terjadi setelahnya, ya‘ni menjadi segumpal darah, lalu menjadi segumpal daging dan menjadi manusia, ataukah Allah yang menciptakannya?
  14. 1600). Menjadi manusia.
  15. 1601). Yaitu bahwa yang menciptakan pertama kali tentu mampu menciptakan kembali setelah mereka mati.
  16. 1602). Apa yang disebutkan merupakan ni‘mat Allah subḥānahu wa ta‘ālā kepada hamba-hambaNya, Dia mengajak mereka dengan menyebutkan ni‘mat itu untuk mentauḥīdkan-Nya, beribadah dan kembali kepada-Nya karena Dia telah melimpahkan ni‘mat kepada mereka dengan memudahkan mereka menanam tanaman dan tumbuhan, di mana dari sana keluar makanan dan buah-buahan yang menjadi kebutuhan pokok mereka maupun kebutuhan pelengkap (sekunder) mereka, dan mendapatkan kenikmatan lainnya yang tidak bisa mereka jumlahkan, terlebih untuk mensyukurinya dan memenuhi haknya, maka Dia membuat mereka mengakuinya, Dia berfirman: “Kamukah yang menumbuhkannya ataukah kami yang menumbuhkan?
  17. 1603). Ya‘ni apakah kamu yang megeluarkannya dari dalam bumi atau menumbuhkannya atau mengeluarkan tangkai dan buahnya sehingga menjadi biji yang dapat dipanen dan buah yang masak? Ataukah Allah yang sendiri melakukannya dan memberimu nikmat dengannya. Perbuatan kamu hanyalah menggarap tanah, menabur benih dan menyiraminya selanjutnya kamu tidak mengetahui apa yang terjadi dan kamu tidak berkuasa lagi setelahnya. Oleh karena itu, Allah subḥānahu wa ta‘ālā mengingatkan kita bahwa tanaman yang kita tanam sesungguhnya siap menerima bahaya jika Allah tidak menjaganya dan memeliharanya, agar menjadi bahan makanan bagi kita sampai waktu tertentu.
  18. 1604). Tanaman yang ditanam itu beserta buahnya.
  19. 1605). Sehingga tidak bermanfaat dan tidak menjadi rezeki.
  20. 1606). Ya‘ni karena dijadikan-Nya hancur setelah kamu bersusah payah menanamnya dan mengeluarkan belanja untuknya, kamu pun menjadi menyesal dan kegembiraanmu menjadi hilang.
  21. 1607). Oleh karena itu, pujilah Allah subḥānahu wa ta‘ālā karena Dia telah menumbuhkannya untuk kamu, menjaganya dan memeliharanya hingga sempurna dan tidak mengirimkan musibah yang membuat kamu tidak dapat mengambil manfaat dan kebaikannya.
  22. 1608). Setelah Allah subḥānahu wa ta‘ālā menyebutkan ni‘mat-Nya kepada hamba-hambaNya berupa makanan, maka Dia menyebutkan ni‘mat-Nya kepada mereka yang berupa minuman yang segar, dan bahwa jika Allah tidak memudahkannya untuk mereka tentu mereka tidak akan bisa memperolehnya. Allah subḥānahu wa ta‘ālā yang menurunkan air itu dari awan, di mana dari sana mengalirlah air di permukaan bumi dan di bawahnya.
  23. 1609). Termasuk ni‘mat-Nya adalah Dia menjadikan air itu segar yang menyegarkan peminumnya, kalau Dia menghendaki, bisa saja Dia jadikan air itu terasa asin sehingga tidak enak diminum. Oleh karena itu, mengapa kamu tidak bersyukur kepada Allah atas ni‘mat-ni‘matNya yang dilimpahkan kepadamu?
  24. 1610). Apa yang disebutkan di ayat ini dan setelahnya juga termasuk bagian ni‘mat yang dikaruniakan-Nya kepada mereka, di mana ni‘mat ini tergolong ni‘mat dharūrī (pokok), karena manusia butuh nyala api dalam banyak keperluan mereka, maka Dia membuat mereka mengakuinya dengan menerangkan bahwa Dia yang menumbuhkan pohon yang hijau yang dari sana mereka bisa menyalakan api untuk kebutuhan mereka, setelah itu mereka memadamkannya.
  25. 1611). Terhadap ni‘mat-ni‘mat Allah dan terhadap neraka Jahannam yang Dia siapkan untuk orang-orang yang bermaksiat dan sebagai cemeti untuk menggiring hamba-hambaNya menuju negeri yang penuh keni‘matan (surga).
  26. 1612). Disebutkan musāfir secara khusus, karena musāfir lebih banyak membutuhkannya daripada selainnya. Atau maksudnya, karena dunia ini tempat safar, bukan tempat menetap, maka seorang hamba dari sejak dilahirkan maka dia sedang mengadakan perjalanan menuju Tuhannya. Nah, api itu Allah siapkan untuk musāfir tersebut sebagai bahan berguna baginya dan sebagai peringatan baginya terhadap negeri yang kekal (akhirat).
  27. 1613). Setelah Allah subḥānahu wa ta‘ālā menerangkan ni‘mat-ni‘matNya kepada mereka yang menghendaki agar Dia dipuji oleh hamba-hambaNya, disyukuri dan diibadahi, maka Dia memerintahkan mereka untuk bertasbih dan memuji-Nya.
  28. 1614). Ya‘ni sucikanlah Tuhanmu Yang Mahabesar, yang sempurna nama dan sifat-Nya, banyak iḥsān dan kebaikan-Nya. Dan pujilah Dia dengan hatimu, lisanmu dan anggota badanmu, karena Dia layak memilikinya, Dia berhak disyukuri tidak dikufuri, Dia berhak disebut nama-Nya tidak dilupakan dan Dia berhak ditaati dan tidak didurhakai. Menurut Ibnu Jarīr: “Maka sucikanlah dengan menamai Tuhanmu Yang Mahabesar dengan nama-nama-Nya yang indah (Asmā’-ul-Ḥusnā).

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *