Surah al-Qiyamah 75 ~ Tafsir Rahmat

Tafsir Rahmat
 
Oleh: H. Oemar Bakry

75. AL-QIYĀMAH (HARI KIAMAT)

 

Surat ini termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Jumlah ayatnya 40. Diturunkan sesudah Surat al-Qāri‘ah.

Di antara isinya:

  1. Peristiwa hari kiamat adalah peristiwa amat besar. Allah menegaskan bahwa orang-orang musyrik yang mengingkari hari kiamat itu akan dikumpulkan kembali. Anggota tubuhnya akan menjadi saksi segala tingkah-lakunya.
  2. Manusia akan mati ketakutan pada hari kiamat itu. Mereka akan berkata, di manakah tempat lepas dari siksaan ini.
  3. Rasulullah s.a.w. tidak akan lupa sedikit pun akan ayat-ayat al-Qur’an yang diturunkan kepadanya.
  4. Kesenangan hidup di dunia sering melalaikan manusia dari mengingati Allah.
  5. Pada hari kiamat orang-orang mu’min akan bergembira ria dan orang-orang kafir akan menderita ‘adzab sengsara.
  6. Kepada manusia diingatkan asal-mula kejadiannya. Sesudah menempuh kehidupan dunia ini tidak disangsikan lagi ia akan kembali kepada Tuhannya.

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

لَا أُقْسِمُ بِيَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَ لَا أُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ، أَيْحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَلَّنْ نَجْمَعَ عِظَامَهُ، بَلَى قَادِرِيْنَ عَلَى أَنْ نُسَوِّيَ بَنَانَهُ. بَلْ يُرِيْدُ الْإِنْسَانُ لِيَفْجُرَ أَمَامَهُ، يَسْأَلُ أَيَّانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ. فَإِذَا بَرِقَ الْبَصَرُ، وَ خَسَفَ الْقَمَرُ، وَ جُمِعَ الشَّمْسُ وَ الْقَمَرُ، يَقُوْلُ الْإِنْسَانُ يَوْمَئِذٍ أَيْنَ الْمَفَرُّ، كَلَّا لَا وَزَرَ، إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمُسْتَقَرُّ. يُنَبَّأُ الْإِنْسَانُ يَوْمَئِذٍ بِمَا قَدَّمَ وَ أَخَّرَ، بَلِ الْإِنْسَانُ عَلَى نَفْسِهِ بَصِيْرَةٌ، وَ لَوْ أَلْقَى مَعَاذِيْرَهُ. لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ، إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَ قُرْآنَهُ، فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ، ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ. كَلَّا بَلْ تُحِبُّوْنَ الْعَاجِلَةَ، وَ تَذَرُوْنَ الْلآخِرَةَ. وُجُوْهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ، إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ. وَ وُجُوْهٌ يَوْمَئِذٍ بَاسِرَةٌ، تَظُنُّ أَنْ يُفْعَلَ بِهَا فَاقِرَةٌ. كَلَّا إِذَا بَلَغَتِ التَّرَاقِيْ، وَ قِيْلَ مَنْ رَاقٍ، وَ ظَنَّ أَنَّهُ الْفِرَاقُ، وَ الْتَفَّتِ السَّاقُ بِالسَّاقِ، إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمَسَاقُ. فَلَا صَدَّقَ وَ لَا صَلَّى، وَ لكِنْ كَذَّبَ وَ تَوَلَّى، ثُمَّ ذَهَبَ إِلَى أَهْلِهِ يَتَمَطَّى. أَوْلَى لَكَ فَأَوْلَى، ثُمَّ أَوْلَى لَكَ فَأَوْلَى، أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى. أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِنْ مَنِيٍّ يُمْنَى، ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوَّى، فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجَيْنِ الذِّكْرَ وَ الْأُنْثَى، أَلَيْسَ ذلِكَ بِقَادِرٍ عَلَى أَنْ يُحْيِيَ الْمَوْتَى.

AL-QIYĀMAH (HARI KIAMAT)

Surat ke-75. Jumlah ayatnya 40

 

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

  1. Aku bersumpah dengan hari kiamat
  2. dan Aku bersumpah dengan jiwa yang tidak merasa puas.
  3. Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan tulang-belulangnya?
  4. Ya benar! Kami kuasa menyusun (kembali) jari-jemarinya.
  5. Tetapi manusia itu hendak melakukan maksiat terus-menerus.
  6. Ia bertanya: “Bilakah hari kiamat itu?”
  7. (Tanda-tanda hari kiamat ialah) apabila mata telah terbelalak (karena dahsyatnya pemandangan).
  8. dan apabila bulan telah hilang cahayanya.
  9. dan dikumpulkan matahari dan bulan.
  10. Pada hari itu manusia berkata: “Ke mana tempat berlindung?”
  11. Sekali-kali tidak (ada) tempat berlindung.
  12. Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali.
  13. Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang diabaikannya.
  14. Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri,
  15. walaupun dia mengemukakan alasan-alasannya.

 

Ayat 1 s/d 15 menerangkan:

  1. Allah kuasa menghidupkan manusia kembali dan mengembalikan tubuhnya seperti sediakala.
  2. Kalau sudah terjadi hari kiamat tidak ada tempat berlindung selain pada Allah.
  3. Anggota tubuh manusia akan menjadi saksi apa yang sudah dikerjakannya.

 

  1. Janganlah engkau (Muḥammad) menggerakkan lidahmu membaca al-Qur’ān karena hendak cepat-cepat (memahaminya/menghafalnya).
  2. Sesungguhnya tanggungan Kamilah mengumpulkannya (dalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (di lidahmu).
  3. Apabila telah selesai Kami membacanya, maka ikutilah bacaannnya itu.
  4. Kemudian Kamilah yang menjelaskannya.
  5. Tidak benar (ucapanmu, hai orang-orang musyrik). Sebenarnya kamu mencintai kehidupan dunia
  6. dan meninggalkan (kehidupan) akhirat.
  7. Wajah-wajah (orang-orang mu’min) pada hari itu berseri-seri.
  8. Mereka melihat kepada Tuhannya.
  9. dan wajah-wajah (orang-orang durhaka) pada hari itu muram.
  10. Mereka yakin bahwa mereka akan ditimpa malapetaka besar.
  11. Waspadalah! Apabila roh telah sampai pada kerongkongan. (Telah dalam sakratulmaut).
  12. Dan dikatakan: “Siapakah yang dapat menyembuhkan?”
  13. Dan dia yakin bahwa itulah saat perpisahan (dengan dunia).
  14. Dan kedua betis telah bertaut (dan keadaan telah gawat sekali).
  15. Pada hari itu engkau dihalau kepada Tuhanmu.
  16. Maka ia tidak mau membenarkan (Rasūl dan al-Qur’ān) dan tidak mau (pula) menunaikan shalat.
  17. tetapi ia mendustakan dan membelakang,
  18. kemudian ia pergi kepada keluarganya dengan angkuhnya.
  19. Celakalah dan sengsaralah kamu!
  20. Celakalah dan sengsaralah kamu!
  21. Apakah manusia mengira ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?
  22. Bukankah ia dahulu setetes mani yang dipancarkan (ke dalam rahim),
  23. kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya dan menyempurnakannya.
  24. Lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang, pria dan wanita.
  25. Bukankah Allah (Yang menciptakan) demikian berkuasa menghidupkan orang mati?

 

Ayat 16 s/d 40 menerangkan:

  1. Rasūlullāh s.a.w. diperintahkan untuk mendengarkan dengan baik ayat-ayat al-Qur’ān yang dibacakan kepadanya.
  2. Allah berjanji akan memelihara al-Qur’ān dan menjelaskan pengertiannya.
  3. Orang-orang mu’min akan bergembira-ria pada hari kiamat dan orang-orang durhaka bermuram durja.
  4. Kalau manusia sudah dalam sakratulmaut tidak ada dayanya dan tidak ada lagi kesempatan untuk taubat dan beramal shalih.
  5. Kalau manusia tidak juga percaya kepada berbangkit kembali, hendaklah ia memikirkan asal kejadiannya. Allah Penciptanya kuasa menghidupkannya kembali.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *