SŪRAT-UL-QIYĀMAH
يَقُوْلُ الْإِنْسَانُ يَوْمَئِذٍ أَيْنَ الْمَفَرُّ، كَلَّا لَا وَزَرَ
(Pada hari itu manusia berkata: “Ke mana tempat lari?”. Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung!.)
(Al-Qiyāmah [75]: 10-11)
- Al-Qurthubī: Ibnu Mas‘ūd berkata: “Tidak ada tempat berlindung.” (12241).
- Ibnu Katsīr: Ibnu Mas‘ūd dan Ibnu ‘Abbās dan selain keduanya berkata: “Tidak ada keselamatan.” (12252).
إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمُسْتَقَرُّ.
(Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali.)
(Al-Qiyāmah [75]: 12)
- Al-Qurthubī: Ibnu Mas‘ūd berkata: “Hanya kepada Tuhanmu-lah tempat kembali dan tempat pulang.” (12263).
يُنَبَّأُ الْإِنْسَانُ يَوْمَئِذٍ بِمَا قَدَّمَ وَ أَخَّرَ
(Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya.)
(Al-Qiyāmah [75]: 13)
- Ath-Thabarī: Ibnu ‘Abd-ul-A‘lā menceritakan kepada kami, ia berkata: Ibnu Tsaur menceritakan kepada kami dari Ma‘mar dari ‘Abd-ul-Karīm al-Jazarī dari Ziyād bin Abī Maryam dari Ibnu Mas‘ūd, ia berkata: (بِمَا قَدَّمَ) “Apa yang telah dikerjakan” yakni, ‘amalnya. (وَ أَخَّرَ) “Dan apa yang dilalaikannya” yakni, perbuatan-perbuatan yang dilakukan sesudahnya, yang baik maupun yang buruk.” (12274).
كَلَّا بَلْ تُحِبُّوْنَ الْعَاجِلَةَ، وَ تَذَرُوْنَ الْلآخِرَةَ.
(Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia. dan meninggalkan (kehidupan) akhirat.)
(Al-Qiyāmah [75]: 20-21)
- As-Suyūthī: ‘Abdullāh bin Aḥmad mengeluarkan (dalam Zawā’id-uz-Zuhd) dari Ibnu Mas‘ūd:
Tentang firman Allah: (كَلَّا بَلْ تُحِبُّوْنَ الْعَاجِلَةَ) “Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia”, ia berkata: “Kesenangan dunia disegerakan (diberikan langsung) kepada mereka, cahaya dan kebaikannya; sedangkan di akhirat dihilangkan dari mereka.” (12285).
Catatan:
- 1224). Aḥkām 19: 96. As-Suyūthī mengutipinya dalam ad-Durr 6: 288 dari ‘Abd bin Ḥumaid, Ibnu Abid-Dunyā (dalam al-Aḥwāl), Ibn-ul-Mundzir dan Ibnu Abī Ḥātim.
- 1225). Tafsīr 8: 302.
- 1226). Aḥkām 19: 97.
- 1227). Jāmi‘ 19: 115. As-Suyūthī mengutipnya darinya dalam ad-Durr 6:288 dan ‘Abd-ur-Razzāq, ‘Abd bin Ḥumaid, dan Ibn-ul-Mundzir.
Al-Baghawī meriwayatkannya dalam al-Ma‘ālim 7: 153 dengan makna yang sama, Ibn-ul-Jauzī dalam az-Zād 8: 420 dengan redaksi yang sama, al-Qurthubī dalam al-Aḥkām 19: 97 dengan redaksi yang sama. Lihat Sūrat-ul-Infithār ayat 5. - 1228). Ad-Durr 6: 289-290. Lihat Sūrat-ul-A‘lā ayat 16-17.
Sanggahan (Disclaimer): Artikel ini telah kami muat dengan izin dari penerbit. Terima kasih.
Komentar
Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?