Surah al-Qiyamah 75 ~ Tafsir Ibni Mas’ud

Dari Buku:
Tafsir Ibnu Mas‘ud
Oleh: Muhammad Ahmad Isawi
(Penyusun dan Pentahqiq)
(Judul Asli: Tafsīru Ibni Mas‘ūd: jam‘ wa taḥqīq wa dirāsah)

Penerjemah: Ali Murtadho Syahudi
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

SŪRAT-UL-QIYĀMAH

 

يَقُوْلُ الْإِنْسَانُ يَوْمَئِذٍ أَيْنَ الْمَفَرُّ، كَلَّا لَا وَزَرَ

(Pada hari itu manusia berkata: “Ke mana tempat lari?”. Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung!.)
(Al-Qiyāmah [75]: 10-11)

  1. Al-Qurthubī: Ibnu Mas‘ūd berkata: “Tidak ada tempat berlindung.” (12241).
  2. Ibnu Katsīr: Ibnu Mas‘ūd dan Ibnu ‘Abbās dan selain keduanya berkata: “Tidak ada keselamatan.” (12252).

 

إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمُسْتَقَرُّ.

(Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali.)
(Al-Qiyāmah [75]: 12)

  1. Al-Qurthubī: Ibnu Mas‘ūd berkata: “Hanya kepada Tuhanmu-lah tempat kembali dan tempat pulang.” (12263).

 

يُنَبَّأُ الْإِنْسَانُ يَوْمَئِذٍ بِمَا قَدَّمَ وَ أَخَّرَ

(Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya.)
(Al-Qiyāmah [75]: 13)

  1. Ath-Thabarī: Ibnu ‘Abd-ul-A‘lā menceritakan kepada kami, ia berkata: Ibnu Tsaur menceritakan kepada kami dari Ma‘mar dari ‘Abd-ul-Karīm al-Jazarī dari Ziyād bin Abī Maryam dari Ibnu Mas‘ūd, ia berkata: (بِمَا قَدَّمَ) “Apa yang telah dikerjakan” yakni, ‘amalnya. (وَ أَخَّرَ) “Dan apa yang dilalaikannya” yakni, perbuatan-perbuatan yang dilakukan sesudahnya, yang baik maupun yang buruk.” (12274).

 

كَلَّا بَلْ تُحِبُّوْنَ الْعَاجِلَةَ، وَ تَذَرُوْنَ الْلآخِرَةَ.

(Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia. dan meninggalkan (kehidupan) akhirat.)
(Al-Qiyāmah [75]: 20-21)

  1. As-Suyūthī: ‘Abdullāh bin Aḥmad mengeluarkan (dalam Zawā’id-uz-Zuhd) dari Ibnu Mas‘ūd:

Tentang firman Allah: (كَلَّا بَلْ تُحِبُّوْنَ الْعَاجِلَةَ) “Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia”, ia berkata: “Kesenangan dunia disegerakan (diberikan langsung) kepada mereka, cahaya dan kebaikannya; sedangkan di akhirat dihilangkan dari mereka.” (12285).

Catatan:

  1. 1224). Aḥkām 19: 96. As-Suyūthī mengutipinya dalam ad-Durr 6: 288 dari ‘Abd bin Ḥumaid, Ibnu Abid-Dunyā (dalam al-Aḥwāl), Ibn-ul-Mundzir dan Ibnu Abī Ḥātim.
  2. 1225). Tafsīr 8: 302.
  3. 1226). Aḥkām 19: 97.
  4. 1227). Jāmi‘ 19: 115. As-Suyūthī mengutipnya darinya dalam ad-Durr 6:288 dan ‘Abd-ur-Razzāq, ‘Abd bin Ḥumaid, dan Ibn-ul-Mundzir.
    Al-Baghawī meriwayatkannya dalam al-Ma‘ālim 7: 153 dengan makna yang sama, Ibn-ul-Jauzī dalam az-Zād 8: 420 dengan redaksi yang sama, al-Qurthubī dalam al-Aḥkām 19: 97 dengan redaksi yang sama. Lihat Sūrat-ul-Infithār ayat 5.
  5. 1228). Ad-Durr 6: 289-290. Lihat Sūrat-ul-A‘lā ayat 16-17.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *