Surah al-Qiyamah 75 ~ Tafsir Hidayat-ul-Insan (2/2)

Tafsīru Hidāyat-il-Insān
Judul Asli: (
هداية الإنسان بتفسير القران)
Disusun oleh:
Abū Yaḥyā Marwān Ḥadīdī bin Mūsā

Tafsir Al Qur’an Al Karim Marwan Bin Musa
Dari Situs: www.tafsir.web.id

Rangkaian Pos: Surah al-Qiyamah 75 ~ Tafsir Hidayat-ul-Insan

Ayat 20-25: Terbaginya manusia menjadi dua golongan; orang-orang yang berbahagia dan orang-orang yang sengsara.

 

كَلَّا بَلْ تُحِبُّوْنَ الْعَاجِلَةَ، وَ تَذَرُوْنَ الْلآخِرَةَ. وُجُوْهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ، إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ. وَ وُجُوْهٌ يَوْمَئِذٍ بَاسِرَةٌ، تَظُنُّ أَنْ يُفْعَلَ بِهَا فَاقِرَةٌ.

  1. Tidak! (26641) Bahkan kamu (wahai manusia) mencintai kehidupan dunia, (26652)
  2. dan mengabaikan (kehidupan) akhirat. (26663)
  3. (26674) Wajah-wajah (orang mu’min) pada hari itu berseri-seri.
  4. Memandang Tuhannya. (26685)
  5. (26696) Dan wajah-wajah (orang kafir) pada hari itu muram,
  6. mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang sangat dahsyat. (26707)

 

Ayat 26-35: Keadaan manusia pada saat sakratul maut, dan keadaan orang munāfiq dan orang kafir.

 

كَلَّا إِذَا بَلَغَتِ التَّرَاقِيْ، وَ قِيْلَ مَنْ رَاقٍ، وَ ظَنَّ أَنَّهُ الْفِرَاقُ، وَ الْتَفَّتِ السَّاقُ بِالسَّاقِ، إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمَسَاقُ. فَلَا صَدَّقَ وَ لَا صَلَّى، وَ لكِنْ كَذَّبَ وَ تَوَلَّى، ثُمَّ ذَهَبَ إِلَى أَهْلِهِ يَتَمَطَّى. أَوْلَى لَكَ فَأَوْلَى، ثُمَّ أَوْلَى لَكَ فَأَوْلَى،

  1. (26718) Tidak! (26729) Apabila (nyawa) telah sampai ke kerongkongan,
  2. dan dikatakan (267310) (kepadanya): “Siapa yang dapat menyembuhkan?” (267411)
  3. dan dia yakin bahwa itulah waktu perpisahan (dengan dunia),
  4. dan bertaut (267512) betis (kiri) dengan betis (kanan),
  5. Kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau.
  6. Karena dia (dahulu) tidak mau membenarkan (al-Qur’ān dan Rasūl) (267613) dan tidak mau melaksanakan shalat,
  7. Tetapi justru dia mendustakan (Rasūl) dan berpaling (dari kebenaran), (267714)
  8. kemudian dia pergi kepada keluarganya, dengan sombong.
  9. (267815) Celakalah kamu! Maka celakalah!
  10. Sekali lagi, celakalah kamu (manusia)! Maka celakalah (267916)!

 

Ayat 36-40: Manusia tidak dibiarkan begitu saja setelah diciptakan, dalil-dalil yang menunjukkan akan dibangkitkannya manusia dan dikumpulkan, dan peringatan kepada manusia terhadap hari itu.

 

أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى. أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِنْ مَنِيٍّ يُمْنَى، ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوَّى، فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَ الْأُنْثَى، أَلَيْسَ ذلِكَ بِقَادِرٍ عَلَى أَنْ يُحْيِيَ الْمَوْتَى.

  1. Apakah manusia mengira, dia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban) (268017)?
  2. Bukankah dia mulanya hanya setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim),
  3. Kemudian (mani itu) menjadi sesuatu yang melekat, lalu Allah menciptakannya dan menyempurnakannya,
  4. Lalu Dia menjadikan darinya sepasang laki-laki dan perempuan.
  5. Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati? (268118)

Selesai tafsir surah al-Qiyāmah dengan pertolongan Allah dan taufīq-Nya, wal-ḥamdulillāhi rabb-il-‘ālamīn.

Catatan:

  1. 2664). Kata “kallā” di ayat ini bisa diartikan “Ingatlah”.
  2. 2665). Inilah yang membuat kamu lalai dan berpaling dari nasihat Allah dan peringatan-Nya.
  3. 2666). Sehingga kamu tidak ber‘amal untuknya seakan-akan kamu diciptakan bukan untuknya, dan seakan-akan dunia adalah tempat menetap yang perlu untuk diberikan pengorbanan pikiran dan tenaga sehingga hakikat menjadi berubah di hadapanmu dan kamu pun mendapatkan kerugian. Kalau sekiranya kamu mengutamakan akhirat di atas dunia, kamu melihat akibat (akhir) dari sesuatu sebagaimana orang yang berakal melihat, tentu kamu akan beruntung.
  4. 2667). Selanjutnya Allah subḥānahu wa ta‘ālā menyebutkan keadaan orang-orang yang mengutamakan akhirat.
  5. 2668). Mereka merasakan nikmat melihat Allah yang tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya. Ketika mereka melihatnya, maka mereka lupa terhadap semua kenikmatan dan mereka mendapatkan kenikmatan dan kegembiraan yang tidak dapat diungkapkan oleh lisan, wajah mereka pun semakin berseri dan bertambah indah, maka kita meminta kepada Allah Yang Maha Mulia agar Dia menjadikan kita bersama mereka, Āmīn yā Rabb-al-‘ālamīn.
  6. 2669). Allah subḥānahu wa ta‘ālā berfirman tentang orang-orang yang mengutamakan dunia daripada akhirat.
  7. 2670). Yaitu ‘adzab yang pedih dan keras sehingga wajah mereka berubah menjadi muram, wal ‘iyādz billāh.
  8. 2671). Allah subḥānahu wa ta‘ālā menasihati hamba-hambaNya dengan menyebutkan keadaan orang yang sedang dijemput kematian, dan bahwa apabila rūḥ telah sampai di kerongkongan, maka penderitaan semakin berat dan dicarilah segala cara dan sebab untuk menyembuhkan dan mengistirahatkannya. Oleh karena itu, pada ayat selanjutnya disebutkan: “Dan dikatakan (kepadanya): “Siapa yang dapat menyembuhkan?”
  9. 2672). Kata “kallā” di ayat ini bisa diartikan “Ingatlah”.
  10. 2673). Orang-orang yang mengelilinginya akan berkata: “Siapakah yang dapat menyembuhkannya?”
  11. 2674) Akan tetapi qadhā’ dan qadar apabila datang maka tidak ada yang dapat menolaknya.
  12. 2675). Ya‘ni merapat. Hal itu, karena demikian dahsyat penderitaan ketika itu dan rūḥ yang biasa melekat di badan diminta keluar, kemudian dihalau menghadap Allah agar Dia membalas ‘amalnya dan mereka mengakui perbuatannya. Peringatan dari Allah subḥānahu wa ta‘ālā ini dapat membawa seseorang kepada keselamatan dan meninggalkan sesuatu yang dapat membinasakannya, akan tetapi bagi orang yang membangkang tetap saja tidak bermanfaat peringatan dan ayat-ayat itu, bahkan ia senantiasa berada di atas kezhālimannya, kekafirannya dan pembangkangannya sebagaimana yang diterangkan dalam ayat selanjutnya.
  13. 2676). Ia tidak beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitāb-kitābNya, rasūl-rasūlNya, hari akhir dan qadar-Nya yang baik dan yang buruk.
  14. 2677). Dengan tenang hatinya tanpa rasa takut kepada Tuhannya.
  15. 2678). Imām Nasā’ī meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Sa‘īd bin Jubair ia berkata: Aku bertanya kepada Ibnu ‘Abbās (tentang firman Allah ta‘ālā), “Celakalah kamu! Maka celakalah!– Sekali lagi, celakalah kamu (manusia)! Maka celakalah! Ia berkata: “Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam mengucapkannya kepada Abū Jahal, kemudian Allah ‘azza wa jalla menurunkan ayat tersebut.” (Syaikh Muqbil berkata: “Hadits tersebut para perawinya adalah para perawi hadits shaḥīḥ.”).
  16. 2679). Kutukan terhadap orang kafir ini diulang-ulang sampai empat kali: (1) Pada saat ia akan mati, (2) Ketika berada dalam kubur, (3) Pada waktu hari berbangkit, dan (4) Di dalam neraka Jahannam.
  17. 2680). Ya‘ni tidak dibebani dengan beban syarī‘at (agama) dan tidak diberikan balasan.
  18. 2681). Ya, Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *