SURAT KETUJUH PULUH ENAM
AL-QIYĀMAH
(Hari Qiamat)
Diturunkan di Makkah, terdiri dari 40 ayat.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
لَا أُقْسِمُ بِيَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَ لَا أُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ، أَيْحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَلَّنْ نَجْمَعَ عِظَامَهُ، بَلَى قَادِرِيْنَ عَلَى أَنْ نُسَوِّيَ بَنَانَهُ. بَلْ يُرِيْدُ الْإِنْسَانُ لِيَفْجُرَ أَمَامَهُ، يَسْأَلُ أَيَّانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ. فَإِذَا بَرِقَ الْبَصَرُ، وَ خَسَفَ الْقَمَرُ، وَ جُمِعَ الشَّمْسُ وَ الْقَمَرُ، يَقُوْلُ الْإِنْسَانُ يَوْمَئِذٍ أَيْنَ الْمَفَرُّ، كَلَّا لَا وَزَرَ، إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمُسْتَقَرُّ. يُنَبَّأُ الْإِنْسَانُ يَوْمَئِذٍ بِمَا قَدَّمَ وَ أَخَّرَ، بَلِ الْإِنْسَانُ عَلَى نَفْسِهِ بَصِيْرَةٌ، وَ لَوْ أَلْقَى مَعَاذِيْرَهُ. لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ، إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَ قُرْآنَهُ، فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ، ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ. كَلَّا بَلْ تُحِبُّوْنَ الْعَاجِلَةَ، وَ تَذَرُوْنَ الْلآخِرَةَ. وُجُوْهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ، إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ. وَ وُجُوْهٌ يَوْمَئِذٍ بَاسِرَةٌ، تَظُنُّ أَنْ يُفْعَلَ بِهَا فَاقِرَةٌ. كَلَّا إِذَا بَلَغَتِ التَّرَاقِيْ، وَ قِيْلَ مَنْ رَاقٍ، وَ ظَنَّ أَنَّهُ الْفِرَاقُ، وَ الْتَفَّتِ السَّاقُ بِالسَّاقِ، إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمَسَاقُ. فَلَا صَدَّقَ وَ لَا صَلَّى، وَ لكِنْ كَذَّبَ وَ تَوَلَّى، ثُمَّ ذَهَبَ إِلَى أَهْلِهِ يَتَمَطَّى. أَوْلَى لَكَ فَأَوْلَى، ثُمَّ أَوْلَى لَكَ فَأَوْلَى، أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى. أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِنْ مَنِيٍّ يُمْنَى، ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوَّى، فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَ الْأُنْثَى، أَلَيْسَ ذلِكَ بِقَادِرٍ عَلَى أَنْ يُحْيِيَ الْمَوْتَى.
Dengan – menyebut – asmā’ Allah yang Maha besar (banyak) rahmat-Nya, lagi senantiasa mencurahkan rahmat-Nya.
Keadaan hari qiamat dan huru-haranya:
75: 1. Aku bersumpah dengan hari kiamat (30971).
75: 2. Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat mencela – pasti kamu akan dibangkit – (30982).
75: 3. Apakah manusia itu mengira, bahwa sesungguhnya Kami sekali-kali tidak sanggup mengumpulkan tulang-belulangnya?
75: 4. Ya, Kami sanggup mengumpulkan tulang-tulangnya dan Kami kuasa membuat ujung-ujung jarinya.
75: 5. Sebenarnya manusia itu bermaksud supaya tetap terus-menerus berada dalam kesalahan.
75: 6. Dia menanyakan: “Bilakah hari kiamat itu?” (30993).
75: 7. Maka apabila ketika pemandangan telah kacau-balau (31004).
75: 8. Dan bulan hilang cahayanya.
75: 9. Bulan dan matahari dikumpulkan (31015).
75: 10. Di hari manusia berkata: “Ke mana kita lari berlindung?”
75: 11. Jangan mengharap dapat lari, tak ada tempat berlindung.
75: 12. Di hari itu hanyalah kepada Tuhan tempat ketetapan segala hamba.
75: 13. Di hari itu diberikan kepada manusia apa yang telah didahulukannya dan apa yang dikemudiankannya (31026).
75: 14. Sebenarnya manusia itu menjadi hujjah yang terang terhadap dirinya sendiri.
75: 15. Walaupun dia mengemukakan segala ke’udzurannya, namun yang demikian itu tidak memberikan manfa‘at kepadanya.
Petunjuk yang diberikan pada Muḥammad dalam menyambut wahyu Ilahi:
75: 16. Jangan engkau gerakkan lidah engkau untuk bergegas-gegas membaca al-Qur’ān itu. (31037).
75: 17. Sesungguhnya atas Kami-lah keharusan mengumpulkannya (31048) dan engkau akan membacanya (31059).
75: 18. Maka karena itu apabila Kami bacakannya (310610), turutilah bacaannya;
75: 19. Kemudian, atas Kami – pula – keharusan menjelaskannya (310711).
75: 20. Janganlah tergesa-gesa; sebenarnya kamu mencintai kehidupan dunia.
75: 21. Dan kamu meninggalkan negeri akhirat.
75: 22. Muka-muka pada hari itu – ada yang – bercahaya (cantik berseri-seri).
75: 23. Memandang kepada Tuhannya.
75: 24. Dan ada muka-muka di hari itu masam.
75: 25. Dia mengira bahwa bahaya besar akan datang menimpanya.
Manusia di ketika menghadapi kematian dan di ketika mulai diciptakannya:
75: 26. Janganlah kamu mengutamakan dunia, apabila jiwa telah sampai ke kerongkongan (+12).
75: 27. Dan dikatakanlah – kepadanya – : “Siapakah yang dapat memberikan penawar?”
75: 28. Dan diapun meyakini, bahwa itulah sa‘at perpisahan.
75: 29. Dan bahaya telah tindih-bertindih,
75: 30. Di hari itu akan dihalau kepada – putusan – Tuhan engkau.
75: 31. Maka dia telah tidak membenarkan kitab dan agama (310813) dan belum mengerjakan sembahyang (310914).
75: 32. Tetapi dia mendustakan dan membelakanginya.
75: 33. Dan dia pergi kepada keluarganya, sedang dia bersifat sombong dan angkuh (++15).
75: 34. Semoga engkau celaka, kemudian terus-menerus engkau celaka (311016).
75: 35. Kemudian semoga engkau celaka, dan terus-menerus engkau celaka.
75: 36. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan begitu saja (311117)?
75: 37. Bukankah dia dahulunya setetes mani yang ditumpahkan ke dalam rahim?
75: 38. Kemudian menjadi segumpal darah, dan Tuhan menciptakan anggota-anggota menurut ukuran-ukuran masing-masing dan menyempurnakannya serta menyiapkan anggota-anggotanya itu untuk pekerjaan-pekerjaannya.
75: 39. Maka Tuhan menjadikan dari padanya dua jenis, lelaki dan perempuan.
75: 40. Tidakkah Tuhan yang begitu besar kekuasaan-Nya, kuasa – pula – menghidupkan orang-orang yang telah mati? (311218).
MUQADDIMAH
Sebahagian ulama berkata bahwa ayat 31 dari surat ini diturunkan di Mekah.
Surat ini menugaskan Nabi bangun melaksanakan da’wah. Surat ini melengkapi beberapa pedoman kerja Nabi yang Nabi perlukan dalam menjalankan tugas da’wah. Dan surat ini mengancam seorang pemuka musyrikin yaitu al-Walid yang telah menuduh Nabi dengan berbagai-bagai tuduhan yang jelek.
Surat ini memperkatakan juga sifat jahannam dan penghuni-penghuninya dan bahwa orang yang berbakti, akan ditempatkan di dalam Surga Na’īm. Di dalamnya mereka duduk bersoal-jawab tentang keadaan penghuni-penghuni neraka.
Adapun persesuaian isi surat yang telah lalu dengan surat ini, ialah:
- Surat ini serupa benar isinya dengan surat yang telah lalu.
- Surat yang telah lalu menyiapkan Nabi untuk menjadi petugas da’wah.
- Surat ini memberikan kepada Nabi beberapa petunjuk yang diperlukan, untuk memperoleh hasil yang gemilang dari da’wah.
- Surat yang telah lalu dan surat ini dimulai dengan seruan kepada Nabi. Permulaan kedua-dua surat ini mengenai soal yang sama.
- Surat yang telah lalu dimulai dengan perintah supaya Nabi mengerjakan sembahyang malam untuk menyempurnakan diri pribadi.
- Surat ini dimulai dengan tugas bangun serta berusaha untuk menjauhkan manusia-manusia yang pribadi yang sempurna.
Menurut Jābir, inilah surat yang mula-mula diturunkan. Jumhur menyalahinya. Menurut Ibnu Jarīr surat ini adalah surat yang mula-mula turun sesudah putusnya wahyu.
Dinamakan surat ini dengan al-Qiyāmah adalah karena surat ini berita-berita yang menggambarkan bagaimana kiamat menampakkan keagungan Allah dan menampakkan penyesalan orang-orang yang tidak memenuhi Hukum-hukum Allah di dunia ini.
KHĀTIMAH
Di antara pembahasan-pembahasan yang dikandung Surat al-Qiyāmah ini, ialah:
- Menegakkan dalil-dalil yang menunjukkan adanya hari kiamat.
- Menerangkan sifat dan huru-haranya hari kiamat.
- Menerangkan sifat seseorang menghadapi maut.
- Di samping Allah kuasa menjadikan makhlūq ini, Allah kuasa menghidupkannya kembali.
Catatan:
- 3097). Menurut al-Qasyānī: Kiamat di sini, ialah: kiamat kecil.
- 3098). Ya‘ni: Jiwa yang selalu mencela temannya terhadap sesuatu keteledoran dan kesalahan, ya‘ni: nafsu orang mu’min.
- 3099). Pertanyaan ini atas dasar mengejek.
- 3100). Ya‘ni: ketika menghadapi kematian.
- 3101). Sama-sama tidak bercahaya lagi.
- 3102). Ya‘ni: apa yang dikerjakan dan apa yang tidak dikerjakannya.
- 3103). Ya‘ni: di ketika menerima wahyu, jangan bergegas-gegas membacanya. Al-Qaffāl berkata: Ayat ini berma‘na: Hai insān, janganlah bergegas-gegas membaca kitab ‘amalan engau, Kami telah kumpulkan segala ‘amalan engkau dan Kami akan membacanya untuk engkau. Apabila Kami telah membacanya, maka turutilah bacaan itu. Ayat ini tidak dihadapkan kepada Rasūl, tetapi dihadapkan kepada manusia yang tersebut dalam ayat 14 S. 17: al-Isrā’.
- 3104). Ya‘ni: Kami menjamin bahwa al-Qur’ān itu terkumpul di dada engkau dan engkau akan dapat membacanya dengan baik.
- 3105). Ya‘ni: Engkau tidak akan lupa-lupa lagi.
- 3106). Ya‘ni: Bila Kami telah sempurna membacanya dengan perantaraan Jibrīl.
- 3107). Ya‘ni: menerangkan kepada engkau ma‘na-ma‘na al-Qur’ān yang musykil.
- +). Baca: ayat 83 S. 76 al-Insān.
- 3108). Atau dia belum mengeluarkan zakat hartanya.
- 3109). Ini menyatakan bahwa orang kafir sebagaimana dicela lantaran tidak beragama, dicela pula lantaran tidak bershalat.
- ++). Ya‘ni: Selain dia tidak membenarkan agama, memberikan zakat dan bersembahyang, juga dia berlaku sombong dan congkak.
- 3110). Ma‘na: “Aulā laka”, ialah: Wailun laka = celaka bagi engkau.
- 3111). Ya‘ni: Apakah manusia mengira bahwa dia dihidupkan tanpa dibebani apa-apa, tanpa disuruh tanpa dilarang?
- 3112). Disukai bagi orang yang membaca ayat-ayat ini, membacakan sesudahnya: “Subḥānaka fabalā”.