Diturunkan di Makkah
Jumlah Ayat: 52.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”
ن وَالْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُونَ. مَا أَنتَ بِنِعْمَةِ رَبِّكَ بِمَجْنُونٍ. وَإِنَّ لَكَ لَأَجْراً غَيْرَ مَمْنُونٍ. وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ. فَسَتُبْصِرُ وَيُبْصِرُونَ. بِأَييِّكُمُ الْمَفْتُونُ. إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ. فَلَا تُطِعِ الْمُكَذِّبِينَ. وَدُّوا لَوْ تُدْهِنُ فَيُدْهِنُونَ. وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَّهِينٍ. هَمَّازٍ مَّشَّاء بِنَمِيمٍ. مَنَّاعٍ لِّلْخَيْرِ مُعْتَدٍ أَثِيمٍ. عُتُلٍّ بَعْدَ ذَلِكَ زَنِيمٍ. أَن كَانَ ذَا مَالٍ وَبَنِينَ. إِذَا تُتْلَى عَلَيْهِ آيَاتُنَا قَالَ أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ. سَنَسِمُهُ عَلَى الْخُرْطُومِ. إِنَّا بَلَوْنَاهُمْ كَمَا بَلَوْنَا أَصْحَابَ الْجَنَّةِ إِذْ أَقْسَمُوا لَيَصْرِمُنَّهَا مُصْبِحِينَ. وَلَا يَسْتَثْنُونَ. فَطَافَ عَلَيْهَا طَائِفٌ مِّن رَّبِّكَ وَهُمْ نَائِمُونَ. فَأَصْبَحَتْ كَالصَّرِيمِ. فَتَنَادَوا مُصْبِحِينَ. أَنِ اغْدُوا عَلَى حَرْثِكُمْ إِن كُنتُمْ صَارِمِينَ. فَانطَلَقُوا وَهُمْ يَتَخَافَتُونَ. أَن لَّا يَدْخُلَنَّهَا الْيَوْمَ عَلَيْكُم مِّسْكِينٌ. وَغَدَوْا عَلَى حَرْدٍ قَادِرِينَ. فَلَمَّا رَأَوْهَا قَالُوا إِنَّا لَضَالُّونَ. بَلْ نَحْنُ مَحْرُومُونَ. قَالَ أَوْسَطُهُمْ أَلَمْ أَقُل لَّكُمْ لَوْلَا تُسَبِّحُونَ. قَالُوا سُبْحَانَ رَبِّنَا إِنَّا كُنَّا ظَالِمِينَ. فَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ يَتَلَاوَمُونَ. قَالُوا يَا وَيْلَنَا إِنَّا كُنَّا طَاغِينَ. عَسَى رَبُّنَا أَن يُبْدِلَنَا خَيْراً مِّنْهَا إِنَّا إِلَى رَبِّنَا رَاغِبُونَ. كَذَلِكَ الْعَذَابُ وَلَعَذَابُ الْآخِرَةِ أَكْبَرُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ. إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّاتِ النَّعِيمِ. أَفَنَجْعَلُ الْمُسْلِمِينَ كَالْمُجْرِمِينَ. مَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ. أَمْ لَكُمْ كِتَابٌ فِيهِ تَدْرُسُونَ. إِنَّ لَكُمْ فِيهِ لَمَا تَخَيَّرُونَ. أَمْ لَكُمْ أَيْمَانٌ عَلَيْنَا بَالِغَةٌ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ إِنَّ لَكُمْ لَمَا تَحْكُمُونَ. سَلْهُم أَيُّهُم بِذَلِكَ زَعِيمٌ.أَمْ لَهُمْ شُرَكَاء فَلْيَأْتُوا بِشُرَكَائِهِمْ إِن كَانُوا صَادِقِينَ. يَوْمَ يُكْشَفُ عَن سَاقٍ وَيُدْعَوْنَ إِلَى السُّجُودِ فَلَا يَسْتَطِيعُونَ. خَاشِعَةً أَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ وَقَدْ كَانُوا يُدْعَوْنَ إِلَى السُّجُودِ وَهُمْ سَالِمُونَ. فَذَرْنِي وَمَن يُكَذِّبُ بِهَذَا الْحَدِيثِ سَنَسْتَدْرِجُهُم مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ. وَأُمْلِي لَهُمْ إِنَّ كَيْدِي مَتِينٌ. أَمْ تَسْأَلُهُمْ أَجْراً فَهُم مِّن مَّغْرَمٍ مُّثْقَلُونَ. أَمْ عِندَهُمُ الْغَيْبُ فَهُمْ يَكْتُبُونَ. فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تَكُن كَصَاحِبِ الْحُوتِ إِذْ نَادَى وَهُوَ مَكْظُومٌ. لَوْلَا أَن تَدَارَكَهُ نِعْمَةٌ مِّن رَّبِّهِ لَنُبِذَ بِالْعَرَاء وَهُوَ مَذْمُومٌ. فَاجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَجَعَلَهُ مِنَ الصَّالِحِينَ. وَإِن يَكَادُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَيُزْلِقُونَكَ بِأَبْصَارِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا الذِّكْرَ وَيَقُولُونَ إِنَّهُ لَمَجْنُونٌ. وَمَا هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ لِّلْعَالَمِينَ.
68-1. Nūn, demi Qalam dan apa yang mereka tulis,
68-2. berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muḥammad) sekali-kali bukan orang gila.
68-3. Sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya.
68-4. Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
68-5. Maka, kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun akan melihat,
68-6. siapa di antara kamu yang gila.
68-7. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah Yang Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya; dan Dialah Yang Paling Mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
68-8. Maka, janganlah kamu ikuti orang-orang yang mendustakan (ayat-ayat Allah).
68-9. Maka, mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu).
68-10. Janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina,
68-11. yang banyak mencela, yang kian ke mari menghamur fitnah,
68-12. yang sangat enggan berbuat baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa,
68-13. yang kaku kasar, selain dari itu, yang terkenal kejahatannya,
68-14. karena dia mempunyai (banyak) harta dan anak.
68-15. Apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata, “(Ini adalah) dongeng-dongengan orang-orang dahulu kala.”
68-16. Kelak akan Kami beri tanda dia di belalai(nya).
68-17. Sesungguhnya Kami telah menguji mereka (musyrikīn Mekah) sebagaimana Kami telah menguji pemilik-pemilik kebun, ketika mereka bersumpah bahwa mereka sungguh-sungguh akan memetik (hasil)nya di pagi hari,
68-18. dan mereka tidak menyisihkan (hak fakir miskin).
68-19. Lalu kebun itu diliputi malapetaka (yang datang) dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur,
68-20. maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita,
68-21. lalu mereka panggil-memanggil di pagi hari.
68-22. “Pergilah di waktu pagi (ini) ke kebunmu jika kamu hendak memetik buahnya.”
68-23. Maka, pergilah mereka saling berbisik-bisikan,
68-24. “Pada hari ini janganlah ada seorang miskin pun masuk ke dalam kebunmu.”
68-25. Dan, barangkatlah mereka di pagi hari dengan niat manghalangi (orang-orang miskin) padahal mereka mampu (menolongnya).
68-26. Tatkala mereka melihat kebun itu, mereka berkata, “Sesungguhnya kita benar-benar orang-orang yang sesat (jalan),
68-27. bahkan kita dihalangi (dari memperoleh hasilnya).”
68-28. Berkatalah seorang yang paling baik pikirannya di antara mereka, “Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, hendaklah kamu bertasbih (kepada Tuhanmu)?”
68-29. Mereka mengucapkan, “Mahasuci Tuhan kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim.”
68-30. Lalu sebagian mereka menghadapi sebagian yang lain seraya cela-mencela.
68-31. Mereka berkata, “Aduhai celakalah kita. Sesungguhnya kita ini adalah orang-orang yang melampaui batas.
68-32. Mudah-mudahan Tuhan kita memberikan ganti kepada kita dengan (kebun) yang lebih baik daripada itu. Sesungguhnya kita mengharapkan ampunan dari Tuhan kita.”
68-33. Seperti itulah azab (dunia). Sesungguhnya azab akhirat lebih besar jika mereka mengetahui.
68-34. Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertaqwa (disediakan) surga-surga yang penuh kenikmatan di sisi Tuhannya.
68-35. Maka, apakah patut Kami menjadikan orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (kafir)?
68-36. Mengapa kamu (berbuat demikian)? Bagaimanakah kamu mengambil keputusan?
68-37. Atau, adakah kamu mempunyai sebuah kitab (yang diturunkan Allah) yang kamu membacanya
68-38. bahwa di dalamnya kamu benar-benar boleh memilih apa yang kamu sukai untukmu?
68-39. Atau, apakah kamu memperoleh janji-janji yang diperkuat dengan sumpah dari Kami yang tetap berlaku sampai Kiamat, sesungguhnya kamu benar-benar dapat mengambil keputusan (sekehendakmu)?
68-40. Tanyakanlah kepada mereka, “Siapakah di antara mereka yang bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil itu?”
68-41. Atau, apakah mereka mempunyai sekutu-sekutu? Maka, hendaklah mereka mendatangkan sekutu-sekutunya jika mereka adalah orang-orang yang benar.
68-42. Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud, maka mereka tidak kuasa,
68-43. dalam keadaan pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi mereka diliputi kehinaan. Sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) diseru untuk bersujud, sedang mereka dalam keadaan sejahtera.
68-44. Maka, serahkanlah (ya Muḥammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan ini (al-Qur’ān). Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui;
68-45. dan Aku memeri tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh.
68-46. Ataukah, kamu meminta upah kepada mereka, lalu mereka diberati dengan utang?
68-47. Ataukah, ada pada mereka ilmu tentang yang gaib lalu mereka menulis (padanya apa yang mereka tetapkan)?
68-48. Maka, bersabarlah kamu (hai Muḥammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu seperti orang (Yunus) yang berada dalam perut ikan ketika ia berdoa sedang ia dalam keadaan marah (kepada kaumnya).
68-49. Kalau sekiranya ia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, benar-benar ia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela.
68-50. Lalu Tuhannya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang-orang yang shāliḥ.
68-51. Sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar al-Qur’ān dan mereka berkata, “Sesungguhnya ia (Muḥammad) benar-benar orang yang gila.”
68-52. Dan, al-Qur’ān itu tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh umat.
Rasanya tidak mungkin menentukan tanggal turunnya surah ini, baik bagian permulaannya saja maupun keseluruhannya. Sebagaimana tidak mungkinnya dipastikan bahwa bagian permulaan lebih dahulu diturunkan, kemudian disusul bagian-bagian berikutnya. Juga tidak mungkin dapat ditarjihkan kemungkinan-kemungkinan ini. Karena bagian permulaan dan bagian akhir surah membicarakan hal yang sama, yaitu terus-menerusnya orang-orang kafir mengata-ngatai Nabi Muḥammad s.a.w. dan mengatakannya gila.
Riwayat-riwayat yang mengatakan bahwa surah ini merupakan surah yang turunnya menempati urutan kedua sesudah surah al-‘Alaq memang banyak jumlahnya, dan di antara yang disepakati di dalam urutan mushhaf yang berbeda-beda bahwa ia adalah surah kedua. Akan tetapi, konteks surah, temanya, dan metode penyampaiannya menjadikan kami menguatkan pendapat lain. Sehingga, hampir jelas bahwa ia turun setelah masa senggangnya dakwah umum, yang datang setelah sekitar tiga belas tahun dakwah fardiya (secara individual), yang pada waktu itu kaum Quraisy menolak dan memerangi dakwah ini. Sehingga, mereka mengata-ngatai Rasulullah dengan perkataan yang buruk itu. Lalu, al-Qur’ān menolak dan menyanggahnya, dan mengancam orang-orang yang memusuhi dakwah dengan ancaman yang disebutkan dalam surah ini.
Kemungkinan, permulaan surah ini turun lebih awal secara tersendiri sesudah turunnya surah al-‘Alaq. Adapun kegilaan yang ditiadakan di dalamnya (ayat 2), “Berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muḥammad) sekali-kali bukan orang gila,” itu datang sesuai dengan apa yang dikhawatirkan Nabi s.a.w. atas dirinya pada awal turunnya wahyu semoga yang demikian itu bukan kegilaan yang menimpanya… maka kemungkinan ini sangat lemah.
Pasalnya, mengenai kekhawatiran seperti ini sendiri tidak terdapat riwayat yang jelas. Karena konteks surah menunjukkan bahwa penyanggahan ini adalah terhadap apa yang disebutkan dalam firman Allah pada bagian akhir surah ini.
“Sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar al-Qur’ān dan mereka berkata, “Sesungguhnya ia (Muḥammad) benar-benar orang yang gila.”” (al-Qalam: 51)
Maka, hal inilah yang dinafikan (ditiadakan) di dalam pembukaan surah ini, sebagaimana yang akan segera ditangkap oleh orang yang membaca seluruh rangkaian surah ini.
Demikian pula dengan riwayat-riwayat yang menyebutkan bahwa di dalam surah ini terdapat beberapa ayat Madaniyyah dari ayat 17 hingga ayat 33. Yaitu, ayat-ayat yang membicarakan kisah para pemilik kebun beserta cobaan yang menimpa mereka. Juga ayat 42 hingga ayat 50 yang membicarakan kisah Nabi Yunus yang berada di dalam perut ikan…. Kami menganggap kemungkinan ini sebagai kemungkinan yang jauh, dan Kami berkeyakinan bahwa surah ini secara keseluruhan adalah Makkiyyah, karena ciri kemakkiyyahan ayat-ayatnya sangat mendalam. Hal ini sangat relevan karena kesesuaian tema-temanya dengan kondisi yang dihadapinya saat surah ini turun.
Menurut hemat kami, surah ini bukanlah surah kedua dalam urutan turunnya. Ia turun sesudah masa diutusnya Nabi s.a.w. dan diperintahkannya beliau melakukan dakwah secara umum, dan sesudah turunnya firman Allah.
“Dan, berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.” (asy-Syu’arā’: 214)
Juga setelah turunnya sebagian al-Qur’ān yang memuat kisah-kisah dan informasi-informasi orang-orang dahulu yang mereka komentari dengan mengatakan,
“…(Ini adalah) dongeng-dongengan orang-orang dahulu kala.” (al-Qalam: 15)
Dan, juga setelah kaum Quraisy secara keseluruhan diseru kepada Islam, lantas mereka menolak seruan ini dengan melontarkan tuduhan-tuduhan batil dan peperangan yang sengit. Sehingga, diperlukan sikap yang tegas terhadap orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah sebagaimana disebutkan dalam surah ini, juga ancaman yang berat pada bagian permulaan dan bagian akhir surah ini pula. Pemandangan di bagian akhir surah ini juga mengesankan hal ini.
“Sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar al-Qur’ān dan mereka berkata, “Sesungguhnya ia (Muḥammad) benar-benar orang yang gila.”” (al-Qalam: 51)
Nah, ini adalah pemandangan tentang dakwah umum terhadap kelompok-kelompok besar, sedang pada permulaan dakwah keadaan tidak demikian. Karena, dakwah pada permulaan itu hanya ditujukan kepada individu dengan metode yang sesuai dengan masing-masing individu pula, dan tidak disampaikan kepada orang-orang kafir secara keseluruhan. Hal ini tidak pernah terjadi, sebagaimana disebutkan dalam riwayat-riwayat yang kuat, melainkan sesudah tiga tahun sejak dimulainya dakwah.
Surah ini juga mengisyaratkan bagaimana kaum musyrikin berusaha menemui Nabi s.a.w. di tengah jalan dan berlunak-lunak untuk saling merelakan dalam persoalan yang mereka bertentangan dengan beliau dalam hal ini, yaitu persoalan ‘aqīdah.
“Mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu).” (al-Qalam: 9)
Jelaslah bahwa usaha semacam ini tidak mungkin terjadi kalau dakwah itu dilakukan secara individual (orang perorang), dan tidak ada urgensinya. Maka, usaha semacam ini dilakukan setelah dakwah dilakukan secara terang-terangan dan kaum musyrikin merasa terancam olehnya. Demikianlah banyaknya saksi atau bukti yang menunjukkan bahwa surah ini turun pada masa belakangan sesudah masa-masa permulaan dakwah, yaitu terdapat tenggang waktu sekitar tiga tahun atau lebih antara permulaan dakwah dengan turunnya surah ini. Tidak masuk akal selama tiga tahun tidak ada ayat al-Qur’ān yang turun. Sudah tentu pada masa-masa itu terdapat banyak surah al-Qur’ān yang turun, dan ada beberapa bagian dari surah-surah itu yang turun pada masa tersebut, yang membicarakan masalah ‘aqīdah dengan tanpa ada serangan yang sengit dari orang-orang yang mendustakannya seperti yang disebutkan dalam surah ini sejak bagian permulaan.
Akan tetapi, hal ini tidak menutup kemungkinan surah ini dan surah al-Muddatstsir serta al-Muzzammil turun pada masa-masa permulaan dakwah, meskipun bukan yang pertama kali turun sebagai mana disebutkan dalam mushhaf-mushhaf, dengan alasan-alasan yang sudah kami sebutkan di sini. Hal ini juga hampir berlaku bagi surah al-Muzzammil dan al-Muddatstsir.