(Kebesaran dan Kemuliaan)
Diturunkan di Madinah, terdiri dari 5 ayat.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ. وَ مَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ. تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَ الرُّوْحُ فِيْهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّنْ كُلِّ أَمْرٍ. سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ.
Dengan – menyebut – asmā’ Allah yang Maha besar (banyak) rahmat-Nya, lagi senantiasa mencurahkan rahmat-Nya.
097:1. Sesungguhnya Kami telah – memulai – menurunkannya al-Qur’ān di malam kemuliaan (33441).
097:2. Dan apakah yang menyebabkan engkau mengerti apakah malam kemuliaan itu?
097:3. Malam kemuliaan itu, adalah lebih baik dari seribu bulan.
097:4. Di malam itu turun Malaikat dan rūḥ dengan idzin Tuhannya untuk setiap urusan (33452).
097:5. Dia itu kesejahteraan (33463) sehingga terbit fajar.
Menurut ats-Tsa‘labī, surat ini turun di Makkah, tetapi kebanyakan Mufassirīn mengatakan turun di Madīnah.
Surat ini menerangkan permulaan turunnya al-Qur’ān dan menandaskan bahwa Lailat-ul-Qadar adalah malam yang tinggi nilainya, malam besar bagi para Muslimīn; karena pada malam itulah al-Qur’ān itu diturunkan.
Malam ini melebihi malam yang lain-lain. Dalam malam ini Allah menurunkan raḥmat-Nya dan menurunkan Malaikat-malaikatNya untuk mengembangkan Rasūl-us-Salām dan kerukunan antara para Muslimīn.
Pada malam itu, Jibrīl turun untuk menemui Muḥammad yang pertama kalinya guna menyampaikan wahyu Ilahi.
Adapun persesuaian antara surat ini dengan surat yang telah lalu, ialah:
Di antara kandungan surat al-Qadr ini, ialah:
Menurut Muḥammad ‘Abduh, al-Qadr di sini adalah berma‘na taqdir, malam Tuhan menetapkan khiththah yang harus dijalankan Nabinya dalam berda‘wah, ada kala berma‘na malam kebesaran, malam Nabi dilantik menjadi Rasūl, tak ada ijma‘ yang menentukan malam itu.
Hadits-haditsnya satu sama lain berlainan. Dan sekali-kali, malam mubārakah yang diterangkan dalam surat ad-Dukhān, bukan malam nishfu Sya‘bān. Al-Qur’ān diturunkan permulaannya oleh Jibrīl dengan disaksikan oleh para Malaikat dan pada malam itu Nabi melihat Malaikat. Pada malam itu pula Tuhan menyingkap tirai rahasia bagi Nabi-Nya.