Tafsir Surah al-Muzzammil
[1329]. Firman Allah ta‘ālā: (يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ. قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيْلًا. نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيْلًا. أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَ رَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيْلًا.) “Hai orang yang berselimut (Muḥammad), bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (darinya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah al-Qur’ān itu dengan perlahan-lahan.” (28461).
Dia berkata: “Allah s.w.t. memerintahkan Nabi-Nya dan orang-orang mu’min agar shalat malam walaupun sejenak, dan hal tersebut membuat resah orang-orang mu’min. Allah s.w.t. lalu meringankan mereka dengan rahmat-Nya. Allah s.w.t. menurunkannya setelah ayat ini. (عَلِمَ أَنْ سَيَكُوْنُ مِنْكُمْ مَّرْضَى وَ آخَرُوْنَ يَضْرِبُوْنَ فِي الْأَرْضِ) “Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi….” Hingga firman-Nya: (فَاقْرَؤُوْا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ) “….maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari al-Qur’ān”. (Qs. al-Muzzammil [73]: 20). Allah s.w.t. pun melapangkan dan tidak mempersempit mereka.” (28472).
[1330]. Firman Allah ta‘ālā: (يَوْمَ تَرْجُفُ الْأَرْضُ وَ الْجِبَالُ وَ كَانَتِ الْجِبَالُ كَثِيْبًا مَّهِيْلًا.) “Pada hari bumi dan gunung-gunung bergoncangan, dan menjadilah gunung-gunung itu tumpukan-tumpukan pasir yang beterbangan.” (28483).
Dia berkata: “Lafazh (كَثِيْبًا مَّهِيْلًا) maknanya adalah ar-raml-us-sākhin (pasir panas).” (28494).
[1331]. Firman Allah ta‘ālā: (فَعَصَى فِرْعَوْنُ الرَّسُوْلَ فَأَخَذْنَاهُ أَخْذًا وَبِيْلًا.) “Maka Fir‘aun mendurhakai Rasūl itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat.” (28505).
Dia berkata: “Lafazh (وَبِيْلًا) maknanya adalah syadīd (keras).” (28516).
Catatan:
- 2846). Qs. al-Muzzammil [73]: 2-4. ↩
- 2847). Ath-Thabarī meriwayatkannya dalam Jāmi‘-ul-Bayāni ‘an Ta’wīli Āy-il-Qur’ān (jld. 9, h. 79) dengan sanad-nya, ia berkata: ‘Alī menceritakan kepadaku, ia berkata: Abū Shāliḥ menceritakan kepada kami, ia berkata: Mu‘āwiyah menceritakan kepadaku dari ‘Alī bin Abī Thalḥah, dari Ibnu ‘Abbās. Ibnu Katsir menyebutkannya dalam Tafsīr-ul-Qur’ān-il-‘Azhīm (jld. 8, h. 281). ↩
- 2848). Qs. al-Muzzammil [73]: 14. ↩
- 2849). Ath-Thabarī meriwayatkannya dalam Jāmi‘-ul-Bayāni ‘an Ta’wīli Āy-il-Qur’ān (Mufarriqaini) (jld. 9, h. 86) dengan sanad yang disebutkan pada atsar sebelumnya. As-Suyūthī menyebutkannya dalam al-Itqūnu fī ‘Ulūm-il-Qur’ān (jld. 2, h. 50) dan ad-Durr-ul-Mantsūri fit-Tafsīri bil-Ma’tsūr (jld. 6, h. 276). Ia menisbatkannya kepada Ibnu Jarīr, Ibn-ul-Mundzir, dan Ibnu Abī Ḥātim, dari Ibnu ‘Abbās. Al-Bukhārī menyebutkan atsar no. 1331 dalam al-Jāmi‘-ush-Shaḥīḥ (kitab Tafsīr) bi Ḥāsyiyat-is-Sanadī (jld. 3, h. 209). Ibnu Ḥajar al-Asqalānī berkata dalam Fatḥ-ul-Bārī bi Syarḥ Shaḥīḥ-il-Bukhārī (jld. 8, h. 544): “al-Bukhārī me-maushūl-kannya melalui jalur ‘Alī bin Abī Thalḥah, dari Ibnu ‘Abbās.” ↩
- 2850). Qs. al-Muzzammil [73]: 16. ↩
- 2851). Ath-Thabarī meriwayatkannya dalam Jāmi‘-ul-Bayāni ‘an Ta’wīli Āy-il-Qur’ān (jld. 9, h. 86) dengan sanad yang disebutkan pada atsar sebelumnya. As-Suyūthī menyebutkannya dalam al-Itqūnu fī ‘Ulūm-il-Qur’ān (jld. 2, h. 50) dan ad-Durr-ul-Mantsūri fit-Tafsīri bil-Ma’tsūr (jld. 6, h. 276). Ia menisbatkannya kepada Ibnu Jarīr, Ibn-ul-Mundzir, dan Ibnu Abī Ḥātim, dari Ibnu ‘Abbās. Al-Bukhārī menyebutkan atsar no. 1331 dalam al-Jāmi‘-ush-Shaḥīḥ (kitab Tafsīr) bi Ḥāsyiyat-is-Sanadī (jld. 3, h. 209). Ibnu Ḥajar al-Asqalānī berkata dalam Fatḥ-ul-Bārī bi Syarḥ Shaḥīḥ-il-Bukhārī (jld. 8, h. 544): “al-Bukhārī me-maushūl-kannya melalui jalur ‘Alī bin Abī Thalḥah, dari Ibnu ‘Abbās.” ↩