Surah al-Mursalat 77 ~ Tafsir Hidayat-ul-Insan (2/2)

Tafsīru Hidāyat-il-Insān
Judul Asli: (
هداية الإنسان بتفسير القران)
Disusun oleh:
Abū Yaḥyā Marwān Ḥadīdī bin Mūsā

Tafsir Al Qur’an Al Karim Marwan Bin Musa
Dari Situs: www.tafsir.web.id

Rangkaian Pos: Surah al-Mursalat 77 ~ Tafsir Hidayat-ul-Insan

Ayat 29-40: ‘Adzab-‘adzab yang ditimpakan atas orang-orang yang mendustakan kebenaran.

انْطَلِقُوْا إِلَى مَا كُنْتُمْ بِهِ تُكَذِّبُوْنَ. انطَلِقُوْا إِلَى ظِلٍّ ذِيْ ثَلَاثِ شُعَبٍ. لَا ظَلِيْلٍ وَ لَا يُغْنِيْ مِنَ اللَّهَبِ. إِنَّهَا تَرْمِيْ بِشَرَرٍ كَالْقَصْرِ. كَأَنَّهُ جِمَالَتٌ صُفْرٌ. وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ. هذَا يَوْمُ لَا يَنْطِقُوْنَ. وَ لَا يُؤْذَنُ لَهُمْ فَيَعْتَذِرُوْنَ. وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ. هذَا يَوْمُ الْفَصْلِ جَمَعْنَاكُمْ وَ الْأَوَّلِيْنَ. فَإِنْ كَانَ لَكُمْ كَيْدٌ فَكِيْدُوْنِ. وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ.

  1. (Akan dikatakan) (27681): “Pergilah kamu mendapatkan ‘adzab yang dahulu kamu dustakan.
  2. (27692) Pergilah kamu mendapatkan naungan (asap api neraka) yang mempunyai tiga cabang, (27703)
  3. yang tidak melindungi dan tidak pula menolak nyala api neraka. (27714)”
  4. (27725) Sungguh, (neraka) itu menyemburkan bunga api (sebesar dan setinggi) istana.
  5. Seakan-akan iring-iringan unta yang kuning. (27736)
  6. 3 Celakalah pada hari itu bagi mereka yang mendustakan (kebenaran).
  7. Inilah hari, saat mereka tidak dapat berbicara, (27747)
  8. dan tidak diidzinkan kepada mereka mengemukakan alasan agar mereka dimaafkan. (27758)
  9. Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran).
  10. Inilah hari keputusan; (pada hari ini) Kami kumpulkan kamu (27769) dan orang-orang yang terdahulu. (277710)
  11. Maka jika kamu punyai tipu daya (277811), maka lakukanlah (tipu daya) itu terhadap-Ku. (277912)
  12. Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran).

 

Ayat 41-44: Balasan untuk orang-orang yang bertakwa.

إِنَّ الْمُتَّقِيْنَ فِيْ ظِلَالٍ وَ عُيُوْنٍ. وَ فَوَاكِهَ مِمَّا يَشْتَهُوْنَ. كُلُوْا وَ اشْرَبُوْا هَنِيْئًا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ. إِنَّا كَذلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنيْنَ.

  1. (278013) Sungguh, orang-orang yang bertaqwā (278114) berada dalam naungan (pepohonan surga yang teduh) dan (di sekitar) mata air,
  2. dan buah-buahan yang mereka sukai. (278215)
  3. (Dikatakan kepada mereka): “Makan dan minumlah dengan rasa nikmat (278316) sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan. (278417)”
  4. Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

 

Ayat 45-50: Sebab orang-orang kafir enggan beribadah kepada Allah Subhānahu wa Ta’āla, yaitu sombong, melampaui batas dan berbuat dosa.

وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ. كُلُوْا وَ تَمَتَّعُوْا قَلِيْلًا إِنَّكُمْ مُّجْرِمُوْنَ. وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ. وَ إِذَا قِيْلَ لَهُمُ ارْكَعُوْا لَا يَرْكَعُوْنَ. وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ. فَبِأَيِّ حَدِيْثٍ بَعْدَهُ يُؤْمِنُوْنَ

  1. Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran). (278518)
  2. (Dikatakan kepada orang-orang kafir): “Makan dan bersenang-senanglah kamu (di dunia) sebentar, sesungguhnya kamu orang-orang durhaka!” (278619)
  3. Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran).
  4. (278720) Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Rukū‘lah”, mereka tidak mau rukū‘. (278821)
  5. Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran). (278922)
  6. Maka kepada ajaran manakah selain al-Qur’ān ini mereka akan beriman?

Selesai dengan pertolongan Allah dan taufīq-Nya, wal-ḥamdulillāhi rabb-il-‘ālamīn.

Catatan:

  1. 2768). Kepada orang-orang yang mendustakan pada hari Kiamat. Ayat ini termasuk ancaman wail (kecelakaan besar) yang disiapkan untuk orang-orang yang berdosa; yang mendustakan.
  2. 2769). Selanjutnya diterangkan lebih lanjut ‘adzab yang disebutkan dalam ayat sebelumnya.
  3. 2770) Yang dimaksud dengan naungan di sini menurut terjemah al-Qur’ān DEPAG RI bukanlah naungan untuk berteduh, akan tetapi asap api neraka yang mempunyai tiga gejolak, yaitu di kanan, di kiri dan di atas. Hal ini berarti bahwa ‘adzab itu mengepung orang-orang kafir dari segala penjuru.
  4. 2771). Hal itu, karena nyala api mengepungnya, ada di kanan, di kiri dan di semua sisi. Hal ini sebagaimana firman Allah ta‘ālā: Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah merekapun lapisan-lapisan (dari api).(Terj. az-Zumar: 16)
  5. 2772). Selanjutnya Allah subḥānahu wa ta‘ālā menyebutkan besarnya bunga api neraka yang menunjukkan besarnya, seramnya dan buruknya dilihat.
  6. 2773). Ada yang mengartikan kata “Shufr” di sini dengan “hitam”. Menurut Syaikh as-Sa‘dī, yaitu “(Seperti iring-iringan unta) yang hitam yang mengarah kepada warna yang di sana ada kuningnya.” Hal ini menunjukkan bahwa neraka itu gelap, gejolaknya, baranya dan bunga apinya, dan bahwa ia adalah hitam, tidak enak dilihat dan sangat panas. Kita berlindung kepada Allah subḥānahu wa ta‘ālā darinya.”
  7. 2774). Ya‘ni inilah hari yang besar dan dahsyat bagi orang-orang yang mendustakan, di mana mereka tidak dapat berbicara pada hari itu karena ketakutan.
  8. 2775). Ya‘ni alasan mereka tidak akan diterima meskipun mereka mengemukakannya.
  9. 2776). Wahai orang-orang yang mendustakan.
  10. 2777). Ya‘ni untuk Kami berikan keputusan.
  11. 2778). Yakni berusaha untuk menghindarkan diri dari ‘adzab-Ku atau keluar dari kerajaan-Ku.
  12. 2779). Tentu kamu tidak mampu melakukannya. Hal ini sebagaimana firman Allah ta‘ālā: “Wahai jamaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.” (Terj. ar-Raḥmān [55]: 33) Pada hari itu, segala tipu daya dan usaha mereka sia-sia dan mereka menyerah kepada ‘adzab Allah.
  13. 2780). Setelah Allah subḥānahu wa ta‘ālā menyebutkan hukuman bagi orang-orang yang mendustakan, maka Allah subḥānahu wa ta‘ālā menyebutkan pahala bagi orang-orang yang membenarkan.
  14. 2781). Dengan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan.
  15. 2782). Ayat ini memberitahukan, bahwa makanan dan minuman di surga sesuai keinginan mereka berbeda dengan di dunia yang biasanya sesuai dengan yang didapat manusia.
  16. 2783). Kenikmatan minuman dan makanan itu tidaklah sempurna kecuali dengan selamat dari semua kekurangan dan sampai dapat dipastikan bahwa kenikmatan itu tidak akan berhenti dan hilang.
  17. 2784). Dengan demikian, amal kamu adalah sebab yang menyampaikan kamu kepada kenikmatan yang kekal ini. Demikianlah balasan bagi orang yang berbuat iḥsān dalam beribadah kepada Allah dan berbuat iḥsān kepada hamba-hamba Allah. Oleh karena itulah, Allah subḥānahu wa ta‘ālā berfirman, Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
  18. 2785). Kalau pun celakanya mereka karena kehilangan nikmat-nikmat itu, maka hal itu sudah cukup sebagai kecelakaan bagi mereka.
  19. 2786). Ayat ini merupakan ancaman keras bagi orang-orang yang mendustakan, bahwa mereka meskipun makan, minum dan bersenang-senang dengan kenikmatan dunia dan lalai dari beribadah, maka karena mereka adalah orang-orang yang berdosa, mereka pantas mendapatkan hukuman orang-orang yang berdosa; di mana segala kenikmatan akan hilang dari mereka dan tinggallah beban pertanggungjawaban.
  20. 2787). Di antara dosa mereka adalah bahwa apabila mereka diperintahkan shalat yang merupakan ibadah yang paling utama, maka mereka menolaknya. Padahal dosa apa yang lebih besar daripada ini dan pendustaan apa yang lebih besar daripada ini?
  21. 2788). Sebagian ahli tafsir mengatakan, bahwa yang dimaksud dengan rukū‘ di sini ialah tunduk kepada perintah Allah; sebagian yang lainnya mengatakan, maksudnya ialah shalat.
  22. 2789). Termasuk celakanya mereka adalah pintu-pintu taufīq tertutup bagi mereka, mereka dihalangi dari setiap kebaikan. Hal itu, karena apabila mereka telah mendustakan al-Qur’ān yang merupakan kebenaran yang paling tinggi, maka kepada ajaran manakah selain al-Qur’ān ini mereka akan beriman? Apakah kepada kebatilan yang tidak mampu menjadi syubhat apalagi menjadi dalil? Ataukah kepada perkataan setiap orang musyrik yang dusta? Padahal tidak ada setelah cahaya yang terang ini selain gelapnya kegelapan, dan tidak ada setelah kebenaran yang telah disaksikan dalil dan bukti terhadap kebenarannya selain kedustaan.
    Sungguh celaka mereka, apa yang membuat mereka buta dan sungguh sengsara mereka karena kerugian mereka.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *