Surah al-Mursalat 77 ~ Tafsir Hidayat-ul-Insan (1/2)

Tafsīru Hidāyat-il-Insān
Judul Asli: (
هداية الإنسان بتفسير القران)
Disusun oleh:
Abū Yaḥyā Marwān Ḥadīdī bin Mūsā

Tafsir Al Qur’an Al Karim Marwan Bin Musa
Dari Situs: www.tafsir.web.id

Rangkaian Pos: Surah al-Mursalat 77 ~ Tafsir Hidayat-ul-Insan

Surah al-Mursalāt (Malaikat Yang Diutus)
Surah ke-77. 50 ayat. Makkiyyah

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

 

Ayat 1-15: Sumpah dengan para malaikat bahwa Kiamat adalah hak, dan bahwa ‘adzab dan kebinasaan akan menimpa orang-orang kafir.

 

وَ الْمُرْسَلَاتِ عُرْفًا. فَالْعَاصِفَاتِ عَصْفًا. وَ النَّاشِرَاتِ نَشْرًا. فَالْفَارِقَاتِ فَرْقًا. فَالْمُلْقِيَاتِ ذِكْرًا. عُذْرًا أَوْ نُذْرًا. إِنَّمَا تُوْعَدُوْنَ لَوَاقِعٌ. فَإِذَا النُّجُوْمُ طُمِسَتْ. وَ إِذَا السَّمَاءُ فُرِجَتْ. وَ إِذَا الْجِبَالُ نُسِفَتْ. وَ إِذَا الرُّسُلُ أُقِّتَتْ. لِأَيِّ يَوْمٍ أُجِّلَتْ. لِيَوْمِ الْفَصْلِ. وَ مَا أَدْرَاكَ مَا يَوْمُ الْفَصْلِ. وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ.

  1. (27411) Demi (malaikat-malaikat) (27422) yang diutus untuk membawa kebaikan,
  2. dan (malaikat-malaikat) yang terbang dengan kencangnya, (27433)
  3. dan (malaikat-malaikat) yang menyebarkan (rahmat Allah) dengan seluas-luasnya, (27444)
  4. 4. dan (malaikat-malaikat) yang membedakan (antara yang baik dan yang buruk) dengan sejelasjelasnya, (27455)
  5. dan (malaikat-malaikat) yang menyampaikan wahyu, (27466)
  6. untuk menolak alasan-alasan (27477) atau memberi peringatan, (27488)
  7. Sungguh, apa yang dijanjikan kepadamu (27499) pasti terjadi.
  8. (275010) Maka apabila bintang-bintang dihapuskan (cahayanya),
  9. dan apabila langit terbelah,
  10. dan apabila gunung-gunung dihancurkan menjadi debu,
  11. dan apabila rasūl-rasūl telah ditetapkan waktu (mereka).
  12. (Niscaya dikatakan kepada mereka): “Sampai hari apakah ditangguhkan (‘adzab orang-orang kafir itu)?” (275111)
  13. Sampai hari keputusan. (275212)
  14. Dan tahukah kamu apakah hari keputusan itu? (275313)
  15. Celakalah (275414) pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran).

 

Ayat 16-28: Bukti terhadap kekuasaan Allah ‘azza wa jalla menghidupkan manusia setelah mati.

 

أَلَمْ نُهْلِكِ الْأَوَّلِيْنَ. ثُمَّ نُتْبِعُهُمُ الْآخِرِيْنَ. كَذلِكَ نَفْعَلُ بِالْمُجْرِمِيْنَ. وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ. أَلَمْ نَخْلُقْكُّمْ مِّنْ مَّاءٍ مَّهِيْنٍ. فَجَعَلْنَاهُ فِي قَرَارٍ مَّكِيْنٍ. إِلَى قَدَرٍ مَّعْلُوْمٍ. فَقَدَرْنَا فَنِعْمَ الْقَادِرُوْنَ. وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ. أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ كِفَاتًا. أَحْيَاءً وَ أَمْوَاتًا. وَ جَعَلْنَا فِيْهَا رَوَاسِيَ شَامِخَاتٍ وَ أَسْقَيْنَاكُمْ مَّاءً فُرَاتًا. وَيْلٌ يوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ.

  1. Bukankah telah Kami binasakan orang-orang yang dahulu (275515)?
  2. Lalu Kami susulkan (‘adzab Kami terhadap) orang-orang yang datang kemudian. (275616)
  3. Demikianlah Kami perlakukan orang-orang yang berdosa. (275717)
  4. Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran). (275818)
  5. Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina (mani)?
  6. Kemudian Kami letakkan ia dalam tempat yang kokoh (rahim), (275919)
  7. sampai waktu yang ditentukan, (276020)
  8. lalu Kami tentukan (bentuknya) (276121), maka (Kamilah) sebaik-baik yang menentukan. (276222)
  9. Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran). (276323)
  10. Bukankah Kami jadikan bumi untuk (tempat) berkumpul, (276424).
  11. Bagi yang masih hidup dan yang sudah mati (276525)?
  12. Dan Kami jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi (276626), dan Kami beri minum kamu dengan air tawar?
  13. Celakalah pada hari itu bagi mereka yang mendustakan (kebenaran). (276727)

Catatan:

  1. 2741). Allah subḥānahu wa ta‘ālā bersumpah terhadap kebangkitan dan pembalasan terhadap ‘amal dengan mursalāt ‘urfā, yaitu para malaikat yang diutus Allah ta‘ālā dengan membawa urusan qadarī-Nya dan pengaturan-Nya terhadap alam serta dengan membawa urusan syar‘ī-Nya dan wahyu-Nya kepada para rasūl-Nya. Sedangkan maksud ‘urfā adalah keadaan mereka diutus, yakni mereka diutus dengan membawa ‘urūf (perkara yang baik), hikmah dan maslahat, bukan dengan membawa sesuatu yang mungkar dan main-main.
  2. 2742). Sebagian mufassir mengartikan: “Demi angin yang dikirim.”
  3. 2743). Maksudnya, terbang dengan cepat untuk melaksanakan perintah Tuhannya. Ada pula yang menafsirkan “Demi angin yang bertiup dengan kencang.”
  4. 2744). Di waktu malaikat turun untuk membawa wahyu. Sebagian mufassir berpendapat, bahwa yang dimaksud dengan an-Nāsyirāt ialah angin yang bertiup dengan membawa hujan.
  5. 2745). Ada pula yang menafsirkan dengan: “Ayat-ayat al-Qur’ān yang memisahkan antara yang hak dan yang batil, yang halal dan yang haram.”
  6. 2746). Kepada para nabi dan rasul yang kemudian mereka sampaikan kepada umat-umat mereka. Dengan wahyu yang diturunkan-Nya, Allah subḥānahu wa ta‘ālā merahmati hamba-hambaNya.
  7. 2747). Dengan menegakkan ḥujjah sehingga mereka tidak memiliki ḥujjah lagi di hadapan Allah subḥānahu wa ta‘ālā.
  8. 2748). Kepada manusia terhadap apa yang ada di hadapan mereka berupa hal-hal yang menakuttkan mereka.
  9. 2749). Yaitu kebangkitan dan pembalasan terhadap ‘amal.
  10. 2750). Ketika terjadi perubahan dan peristiwa dahsyat terhadap alam semesta yang mencemaskan hati, maka bintang-bintang dihapuskan cahayanya atau bertaburan dan bergeser dari tempatnya, gunung-gunung dihancurkan menjadi seperti debu, sedangkan bumi menjadi rata tidak ada tempat tinggi dan tidak ada tempat rendah. Itulah hari di mana para rasūl ditetapkan waktunya untuk berkumpul bersama umat mereka masing-masing dan diberikan keputusan antara mereka (para rasūl) dengan umat-umat mereka. Oleh karena itu, Allah subḥānahu wa ta‘ālā berfirman: “Sampai hari apakah ditangguhkan (azab orang-orang kafir itu)?
  11. 2751). Kalimat tanya ini adalah untuk memperbesar perkaranya.
  12. 2752). Antara semua makhlūq.
  13. 2753). Kalimat ini untuk memperbesar masalahnya.
  14. 2754). Ya‘ni sungguh kecewa, rugi dan sangat besar ‘adzab serta sangat buruk tempat kembali mereka. Allah subḥānahu wa ta‘ālā telah memberitahukan mereka dan bersumpah untuk mereka, namun mereka tetap tidak mau membenarkan beritanya sehingga mereka berhak mendapatkan hukuman yang besar.
  15. 2755). Karena mereka mendustakan.
  16. 2756). Seperti yang menimpa kaum kafir Makkah. Ini adalah sunnatullāh bagi setiap orang yang berdosa, yaitu ditimpakan di‘adzab, di mana ‘adzab ini berlaku pula pada orang-orang yang terdahulu maupun orang-orang yang datang kemudian ketika mereka berdosa. Oleh karena itu, mengapa mereka tidak mau mengambil pelajaran terhadap apa yang mereka lihat dan apa yang mereka dengar.
  17. 2757). Ya‘ni demikianlah Kami perlakukan kepada setiap orang yang berdosa di masa mendatang.
  18. 2758). Setelah mereka (orang-orang yang mendustakan) itu menyaksikan ayat-ayat yang jelas dan bukti-buktinya, demikian juga mengetahui berbagai hukuman yang menimpa orang-orang terdahulu dan beberapa macam contoh siksaan yang menimpa generasi sebelum mereka, namun mereka tetap saja tidak mau beriman. Diulangi lagi kalimat di atas adalah untuk menguatkan.
  19. 2759). Di mana mani itu menetap dan berkembang di sana.
  20. 2760). Yaitu waktu kelahiran.
  21. 2761). Ya‘ni Kami tentukan dan Kami atur janin itu dalam kegelapan-kegelapan, dan Kami ubah dari mani menjadi segumpal darah, lalu menjadi segumpal daging sampai Allah subḥānahu wa ta‘ālā jadikan sebagai jasad, lalu ditiupkan rūḥ kepadanya, dan di antara mereka ada yang mati sebelum itu.
  22. 2762). Karena ketentuan-Nya sejalan dengan hikmah dan berhak mendapatkan pujian.
  23. 2763). Setelah Allah subḥānahu wa ta‘ālā menerangkan kepada mereka ayat-ayatNya, memperlihatkan berbagai ibrah (pelajaran) dan bukti-bukti.
  24. 2764). Ya‘ni bukankah Kami telah memberimu nikmat dengan menundukkan bumi untuk maslahat kamu; Kami jadikan bumi itu sebagai tempat berkumpul.
  25. 2765). Maksudnya, bumi mengumpulkan orang-orang hidup di permukaannya dan orang-orang mati dalam perutnya.
  26. 2766). Agar bumi tidak mengguncang penghuninya, maka Allah subḥānahu wa ta‘ālā mengokohkannya dengan gunung-gunung yang teguh.
  27. 2767). Setelah Allah subḥānahu wa ta‘ālā memperlihatkan kepada mereka berbagai nikmat yang diberikan-Nya, namun mereka (orang-orang yang mendustakan) masih saja menyikapinya dengan mendustakan, sehingga pantaslah jika mereka mendapatkan kecelakaan yang besar.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *