Surah al-Munafiqun 63 ~ Tafsir al-Bayan

تَفْسِيْرُ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ
AL-BAYĀN
JILID IV
 
Oleh:
Prof. T.M. Hasbi ash-Shiddieqy.
 
Penerbit: PT ALMA‘ARIF – Bandung

SURAT KEENAM PULUH TIGA
AL-MUNĀFIQŪN

(Orang-orang munāfiq)
Diturunkan di Madīnah, terdiri dari 11 ayat.

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُوْنَ قَالُوْا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُوْلُ اللهِ وَ اللهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُوْلُهُ وَ اللهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِيْنَ لَكَاذِبُوْنَ. اتَّخَذُوْا أَيْمَانَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّوْا عَنْ سَبِيْلِ اللهِ إِنَّهُمْ سَاءَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ. ذلِكَ بِأَنَّهُمْ آمَنُوْا ثُمَّ كَفَرُوْا فَطُبِعَ عَلَى قُلُوْبِهِمْ فَهُمْ لَا يَفْقَهُوْنَ. وَ إِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ وَ إِنْ يَقُوْلُوْا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُّسَنَّدَةٌ يَحْسَبُوْنَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ اللهُ أَنَّى يُؤْفَكُوْنَ. وَ إِذَا قِيْلَ لَهُمْ تَعَالَوْا يَسْتَغْفِرْ لَكُمْ رَسُوْلُ اللهِ لَوَّوْا رُؤُوْسَهُمْ وَ رَأَيْتَهُمْ يَصُدُّوْنَ وَ هُمْ مُّسْتَكْبِرُوْنَ. سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَسْتَغْفَرْتَ لَهُمْ أَمْ لَمْ تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ لَنْ يَغْفِرَ اللهُ لَهُمْ إِنَّ اللهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِيْنَ. هُمُ الَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ لَا تُنْفِقُوْا عَلَى مَنْ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ حَتَّى يَنْفَضُّوْا وَ للهِ خَزَائِنُ السَّمَاوَاتِ وَ الْأَرْضِ وَ لكِنَّ الْمُنَافِقِيْنَ لَا يَفْقَهُوْنَ. يَقُوْلُوْنَ لَئِنْ رَّجَعْنَا إِلَى الْمَدِيْنَةِ لَيُخْرِجَنَّ الْأَعَزُّ مِنْهَا الْأَذَلَّ وَ للهِ الْعِزَّةُ وَ لِرَسُوْلِهِ وَ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ لكِنَّ الْمُنَافِقِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَ لَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللهِ وَ مَنْ يَفْعَلْ ذلِكَ فَأُولئِكَ هُمُ الْخَاسِرُوْنَ. وَ أَنْفِقُوْا مِنْ مَّا رَزَقْنَاكُمْ مِّنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُوْلَ رَبِّ لَوْ لَا أَخَّرْتَنِيْ إِلَى أَجَلٍ قَرِيْبٍ فَأَصَّدَّقَ وَ أَكُنْ مِّنَ الصَّالِحِيْنَ. وَ لَنْ يُؤَخِّرَ اللهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا وَ اللهُ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ.

Dengan – menyebut – asmā’ Allah yang Maha besar (banyak) rahmat-Nya, lagi senantiasa mencurahkan rahmat-Nya.

Tindak-tanduk dan pekerti kaum munāfiq:

63: 1. Apabila orang-orang munāfiq datang kepada engkau (menghadiri majlis engkau), niscaya mereka berkata: “Kami bersumpah: sesungguhnya engkau benar-benar utusan Allah”, dan Allah mengetahui: sesungguhnya engkau benar Rasūl-Nya dan Allah mengetahui: sesungguhnya orang-orang yang munāfiq itu benar-benar orang-orang yang dusta. (29201).
63: 2. Mereka sungguh menjadikan sumpah-sumpah mereka untuk perisai, lalu mereka menghalangi hamba Allah dari jalan Allah; sesungguhnya alangkah buruknya apa yang selalu mereka kerjakan.
63: 3. Yang demikian itu disebabkan mereka telah beriman – pada lahirnya – kemudian mereka kufur – pada bāthinnya – lalu dicaplah hati-hati mereka; maka karenanya mereka tidak memahami (29212).
63: 4. Dan apabila engkau melihat mereka, niscaya tubuh-tubuh mereka menta‘jubkan engkau, dan jika mereka berkata: niscaya engkau tertarik mendengar perkataannya. Mereka adalah seolah-olah kayu-kayu yang disandarkan (29223). Mereka menyangka, setiap suara keras – ditunjukkan kepada – mereka (29234). Mereka itu adalah musuh, maka karenanya hendaklah kamu berhati-hati, mudah-mudahan Allah membinasakan mereka, betapa mereka dipalingkan dari kebenaran – pada hal kebenaran itu nyata bagaikan matahari di hari terik – ?
63: 5. Dan apabila dikatakan kepada mereka: Marilah kamu – kepada taubat dan kembali kepada Allah – agar Rasūlullāh memohon ampunan untukmu, niscaya mereka memalingkan kepala mereka (29245), dan engkau melihat mereka berpaling – diri dari da‘wah – dan mereka menyombongkan dirinya.
63: 6. Sama saja bagi mereka apakah engkau memohon ampunan ataukah engkau tidak memohon ampunan untuk mereka; Allah sekali-kali tidak akan mengampuni mereka (29256). Sesungguhnya Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada kaum yang fāsiq (kaum yang keluar dari petunjuk agama).
63: 7. Mereka adalah orang-orang yang berkata: “Janganlah kamu memberikan makanan kepada orang-orang yang dekat kepada Rasūlullāh (29267), sampai mereka pergi (29278). Dan perbendaharaan langit dan bumi hanyalah kepunyaan Allah, tetapi orang-orang munāfiq tidak memahaminya.
63: 8. Mereka berkata: “ – Demi Allah – sungguh jika kami kembali ke Madīnah, pastilah orang-orang yang rendah dari padanya, padahal kekuasaan itu adalah kepunyaan Allah, Rasūl-Nya dan para mu’min, akan tetapi orang-orang munāfiq tidak mengetahuinya (29289).

Kebimbangan hati kepada dunia menyebabkan lupa kepada Allah:

63: 9. Wahai segala orang yang beriman, janganlah harta-harta benda dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah (292910). Barang siapa berbuat yang demikian, maka itulah orang-orang yang merugi.
63: 10. Nafqahkanlah sebagian rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada seseorang dari pada kamu, lalu dia berkata: “Wahai Tuhanku, mengapakah aku tidak engkau berikan tangguhan barang sejenakpun, lalu aku memberikan sedekah (293011) dan aku berusaha menjadi orang-orang yang shāliḥ?”
63: 11. Allah sekali-kali tidak memberikan tangguh kepada sesuatu jiwa apabila ajalnya telah sampai dan Allah senantiasa mengetahui rahasia apa yang kamu kerjakan.

MUQADDIMAH

Surat ini menerangkan sifat-sifat orang munāfiq dan kerja usaha mereka.

Pada akhir surat ini diterangkan beberapa petunjuk penting yang perlu diperhatikan oleh para mu’min, yaitu tekun mengingat Allah, berlaku ikhlas dalam menthā‘ati-Nya, serta menafqahkan harta untuk kepentingan fakir-miskin.

Adapun persesuaian surat ini dengan surat yang telah lalu, ialah:

  1. Dalam surat yang telah lalu, Tuhan menerangkan keadaan mu’min dan menyebutkan kedatangan Muḥammad s.a.w. yang menyuruh mereka mengerjakan sembahyang Jum‘at dan meninggalkan jual-beli di ketika mendengar panggilan ke Jum‘at.
  2. Dalam surat ini, Allah menerangkan golongan yang menantang ummat Muḥammad, yaitu golongan munāfiq yang berpura-pura mengakui bahwa Muḥammad itu pesuruh Allah.
  3. Nabi s.a.w. senantiasa membaca surat ini dalam sembahyang Jum‘at, untuk mengajak para mu’min yang terus berdaya-upaya mendatangkan malapetaka kepada ummat Maḥammad s.a.w.

KHĀTIMAH

Di antara penjelasan-penjelasan yang diberikan oleh surat al-Munāfiqūn ialah:

  1. Sifat-sifat orang munāfiq dan pekerti-pekerti mereka yang buruk serta sumpah-sumpah mereka yang palsu.
  2. Menggerakkan para mu’min kepada thā‘at dan membelanjakan harta di jalan Allah sebelum ajal datang.

Catatan:

  1. 2920). Abū Ḥanīfah berpendapat bahwa perkataan: “Asyhadu billāh” dipandang sumpah, walaupun tidak diniatkan sumpah.
  2. 2921). Ya‘ni: tidak memahami kebenaran iman, agama dan risalah.
  3. 2922). Ya‘ni: kayu-kayu yang kosong dari jiwa, tak ada manfa‘atnya dan tidak pula berbuah.
  4. 2923). Ya‘ni: mereka orang kecut dan penakut. Keberanian itu datangnya dari keyakinan. Dan keyakinan itu datang dari cahaya fithrah dan keheningan jiwa.
  5. 2924). Ya‘ni: mereka menggoyang-goyangkan kepala sebagai cemoohan terhadap Rasūl s.a.w.
  6. 2925). Ya‘ni: telah lenyap kesediaan mereka untuk menerima petunjuk, karena mereka menyimpang dari agama fithrah.
  7. 2926). Ya‘ni: orang-orang fakir Muhājirīn yang berada bersama-sama Rasul.
  8. 2927). Ya‘ni: sampai mereka menderita lapar, lalu karenanya mereka menceraikan diri dari Rasūlullāh.
  9. 2928). Orang yang dikehendaki oleh ayat ini, ialah ‘Abdullāh ibn Ubay ibn Salūl. Peristiwa ini terjadi dalam peperangan Banī-l-Mushthaliq tahun 5 H.
  10. 2929). Ya‘ni: Mengingat perintah dan larangan-Nya, Wa‘ad dan Wa‘īd-Nya, atau mengingat wahyu Allah.
  11. 2930). Ya‘ni: bersedekah dan mengeluarkan segala ḥaqq harta. Ayat ini mewajibkan kita mengeluarkan zakat dengan segera dan berḥajji dengan segera.
    (Baca: at-Tirmidzī 44, 63: 5)

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *