Ayat 8-9: Hukum orang-orang kafir yang tidak memusuhi kaum mu’min dan tidak memerangi mereka, dan hukum orang-orang kafir yang memusuhi kaum mu’min dan memerangi mereka.
لَا يَنْهَاكُمُ اللهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِي الدِّيْنِ وَ لَمْ يُخْرِجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَ تُقْسِطُوْا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ.
- (1936) Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil (1937).
إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللهُ عَنِ الَّذِيْنَ قَاتَلُوْكُمْ فِي الدِّيْنِ وَ أَخْرَجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ وَ ظَاهَرُوْا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ أَنْ تَوَلَّوْهُمْ وَ مَنْ يَتَوَلَّهُمْ فَأُوْلئِكَ هُمُ الظَّالِمُوْنَ.
- Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan mereka sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu dalam urusan agama dan mengusir kamu dari kampung halamanmu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu (1938). Barang siapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang yang zhālim (1939).
Ayat 10-11: Perlakuan terhadap wanita-wanita mu’minah yang masuk ke daerah Islam, dan agar tidak mengembalikan mereka kepada orang-orang kafir ketika jelas keimanan mereka.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا إِذَا جَاءَكُمُ الْمُؤْمِنَاتُ مُهَاجِرَاتٍ فَامْتَحِنُوْهُنَّ اللهُ أَعْلَمُ بِإِيْمَانِهِنَّ فَإِنْ عَلِمْتُمُوْهُنَّ مُؤْمِنَاتٍ فَلَا تَرْجِعُوْهُنَّ إِلَى الْكُفَّارِ لَا هُنَّ حِلٌّ لَّهُمْ وَ لَا هُمْ يَحِلُّوْنَ لَهُنَّ وَ آتُوْهُمْ مَّا أَنْفَقُوْا وَ لَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ أَنْ تَنْكِحُوْهُنَّ إِذَا آتَيْتُمُوْهُنَّ أُجُوْرَهُنَّ وَ لَا تُمْسِكُوْا بِعِصَمِ الْكَوَافِرِ وَ اسْأَلُوْا مَا أَنْفَقْتُمْ وَ لْيَسْأَلُوْا مَا أَنْفَقُوْا ذلِكُمْ حُكْمُ اللهِ يَحْكُمُ بَيْنَكُمْ وَ اللهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ.
- (1940) (1941) Wahai orang-orang yang beriman! Apabila perempuan-perempuan mu’min datang berhijrah kepadamu, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka (1942) Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka; jika kamu telah mengetahui (1943) bahwa mereka (benar-benar) beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada orang-orang kafir (suami-suami mereka). Mereka tidak halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tidak halal bagi mereka (1944). berikanlah kepada (suami) mereka mahar yang telah mereka berikan. Dan tidak ada dosa bagimu menikahi mereka apabila kamu bayarkan kepada mereka maharnya. Dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali (pernikahan) dengan perempuan-perempuan kafir (1945); dan hendaklah kamu minta kembali mahar yang telah kamu berikan (1946); dan (jika suaminya tetap kafir) biarkan mereka meminta kembali mahar yang telah mereka bayarkan (kepada mantan istrinya yang telah beriman). Demikianlah hukum Allah yang ditetapkan-Nya di antara kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana (1947).
وَ إِنْ فَاتَكُمْ شَيْءٌ مِّنْ أَزْوَاجِكُمْ إِلَى الْكُفَّارِ فَعَاقَبْتُمْ فَآتُوا الَّذِيْنَ ذَهَبَتْ أَزْوَاجُهُم مِّثْلَ مَا أَنْفَقُوْا وَ اتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ أَنْتُمْ بِهِ مُؤْمِنُوْنَ.
- Dan jika ada sesuatu (pengembalian mahar) yang belum kamu selesaikan dari istri-istrimu yang lari kepada orang-orang kafir (1948), lalu kamu dapat mengalahkan mereka maka berikanlah (dari harta rampasan) kepada orang-orang yang istrinya lari itu mahar sebanyak mahar yang telah mereka berikan (1949). Dan bertaqwālah kamu kepada Allah yang kepada-Nya kamu beriman (1950).
Ayat 12-13: Bai‘at kaum wanita kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam dan peringatan kepada kaum mukmin agar tidak berwalā’ kepada musuh-musuh Allah.
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِذَا جَاءَكَ الْمُؤْمِنَاتُ يُبَايِعْنَكَ عَلَى أَنْ لَّا يُشْرِكْنَ بِاللهِ شَيْئًا وَ لَا يَسْرِقْنَ وَ لَا يَزْنِيْنَ وَ لَا يَقْتُلْنَ أَوْلَادَهُنَّ وَ لَا يَأْتِيْنَ بِبُهْتَانٍ يَفْتَرِيْنَهُ بَيْنَ أَيْدِيْهِنَّ وَ أَرْجُلِهِنَّ وَ لَا يَعْصِيْنَكَ فِيْ مَعْرُوْفٍ فَبَايِعْهُنَّ وَ اسْتَغْفِرْ لَهُنَّ اللهَ إِنَّ اللهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ.
- (1951). Wahai Nabi! Apabila perempuan-perempuan mu’min datang kepadamu untuk mengadakan bai‘at (janji setia), bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Allah; tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya (1952), tidak akan berbuat dosa yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka (1953) dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik (1954), maka terimalah janji setia mereka (1955) dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah (1956). Sungguh, Allah Maha Pengampun (1957) lagi Maha Penyayang (1958).
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا لَا تَتَوَلَّوْا قَوْمًا غَضِبَ اللهُ عَلَيْهِمْ قَدْ يَئِسُوْا مِنَ الْآخِرَةِ كَمَا يَئِسَ الْكُفَّارُ مِنْ أَصْحَابِ الْقُبُوْرِ.
- Wahai orang-orang yang beriman! (1959) Janganlah kamu jadikan orang-orang yang dimurkai Allah (1960) sebagai penolongmu, sungguh, mereka telah putus asa terhadap akhirat (1961) sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur juga berputus asa (1962).
Selesai dengan pertolongan Allah dan taufīq-Nya wal-ḥamdulillāhi Rabb-il-‘ālamīn.