Surah al-Mumtahanah 60 ~ Tafsir al-Bayan

تَفْسِيْرُ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ
AL-BAYĀN
JILID IV
 
Oleh:
Prof. T.M. Hasbi ash-Shiddieqy.
 
Penerbit: PT ALMA‘ARIF – Bandung

SURAT KEENAM PULUH
AL-MUMTAḤANAH

(Wanita yang diuji)
Diturunkan di Madīnah, terdiri dari (atas) 13 ayat.

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوْا عَدُوِّيْ وَ عَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ تُلْقُوْنَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَ قَدْ كَفَرُوْا بِمَا جَاءَكُمْ مِّنَ الْحَقِّ يُخْرِجُوْنَ الرَّسُوْلَ وَ إِيَّاكُمْ أَنْ تُؤْمِنُوْا بِاللهِ رَبِّكُمْ إِنْ كُنْتُمْ خَرَجْتُمْ جِهَادًا فِيْ سَبِيْلِيْ وَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِيْ تُسِرُّوْنَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَ أَنَا أَعْلَمُ بِمَا أَخْفَيْتُمْ وَ مَا أَعْلَنْتُمْ وَ مَنْ يَفْعَلْهُ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيْلِ. إِنْ يَثْقَفُوْكُمْ يَكُوْنُوْا لَكُمْ أَعْدَاءً وَ يَبْسُطُوْا إِلَيْكُمْ أَيْدِيَهُمْ وَ أَلْسِنَتَهُمْ بِالسُّوْءِ وَ وَدُّوْا لَوْ تَكْفُرُوْنَ. لَنْ تَنْفَعَكُمْ أَرْحَامُكُمْ وَ لَا أَوْلَادُكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَفْصِلُ بَيْنَكُمْ وَ اللهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ. قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِيْ إِبْرَاهِيْمَ وَ الَّذِيْنَ مَعَهُ إِذْ قَالُوْا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَاءُوْا مِنْكُمْ وَ مِمَّا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَ بَدَا بَيْنَنَا وَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَ الْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوْا بِاللهِ وَحْدَهُ إِلَّا قَوْلَ إِبْرَاهِيْمَ لِأَبِيْهِ لَأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ وَ مَا أَمْلِكُ لَكَ مِنَ اللهِ مِنْ شَيْءٍ رَّبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَ إِلَيْكَ أَنَبْنَا وَ إِلَيْكَ الْمَصِيْرُ. رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَ اغْفِرْ لَنَا رَبَّنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ. لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْهِمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللهَ وَ الْيَوْمَ الْآخِرَ وَ مَنْ يَتَوَلَّ فَإِنَّ اللهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيْدُ. عَسَى اللهُ أَنْ يَجْعَلَ بَيْنَكُمْ وَ بَيْنَ الَّذِيْنَ عَادَيْتُمْ مِّنْهُمْ مَّوَدَّةً وَ اللهُ قَدِيْرٌ وَ اللهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ. لَا يَنْهَاكُمُ اللهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِي الدِّيْنِ وَ لَمْ يُخْرِجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَ تُقْسِطُوْا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ. إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللهُ عَنِ الَّذِيْنَ قَاتَلُوْكُمْ فِي الدِّيْنِ وَ أَخْرَجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ وَ ظَاهَرُوْا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ أَنْ تَوَلَّوْهُمْ وَ مَنْ يَتَوَلَّهُمْ فَأُوْلئِكَ هُمُ الظَّالِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا إِذَا جَاءَكُمُ الْمُؤْمِنَاتُ مُهَاجِرَاتٍ فَامْتَحِنُوْهُنَّ اللهُ أَعْلَمُ بِإِيْمَانِهِنَّ فَإِنْ عَلِمْتُمُوْهُنَّ مُؤْمِنَاتٍ فَلَا تَرْجِعُوْهُنَّ إِلَى الْكُفَّارِ لَا هُنَّ حِلٌّ لَّهُمْ وَ لَا هُمْ يَحِلُّوْنَ لَهُنَّ وَ آتُوْهُمْ مَّا أَنْفَقُوْا وَ لَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ أَنْ تَنْكِحُوْهُنَّ إِذَا آتَيْتُمُوْهُنَّ أُجُوْرَهُنَّ وَ لَا تُمْسِكُوْا بِعِصَمِ الْكَوَافِرِ وَ اسْأَلُوْا مَا أَنْفَقْتُمْ وَ لْيَسْأَلُوْا مَا أَنْفَقُوْا ذلِكُمْ حُكْمُ اللهِ يَحْكُمُ بَيْنَكُمْ وَ اللهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ. وَ إِنْ فَاتَكُمْ شَيْءٌ مِّنْ أَزْوَاجِكُمْ إِلَى الْكُفَّارِ فَعَاقَبْتُمْ فَآتُوا الَّذِيْنَ ذَهَبَتْ أَزْوَاجُهُم مِّثْلَ مَا أَنْفَقُوْا وَ اتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ أَنْتُمْ بِهِ مُؤْمِنُوْنَ. يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِذَا جَاءَكَ الْمُؤْمِنَاتُ يُبَايِعْنَكَ عَلَى أَنْ لَّا يُشْرِكْنَ بِاللهِ شَيْئًا وَ لَا يَسْرِقْنَ وَ لَا يَزْنِيْنَ وَ لَا يَقْتُلْنَ أَوْلَادَهُنَّ وَ لَا يَأْتِيْنَ بِبُهْتَانٍ يَفْتَرِيْنَهُ بَيْنَ أَيْدِيْهِنَّ وَ أَرْجُلِهِنَّ وَ لَا يَعْصِيْنَكَ فِيْ مَعْرُوْفٍ فَبَايِعْهُنَّ وَ اسْتَغْفِرْ لَهُنَّ اللهَ إِنَّ اللهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا لَا تَتَوَلَّوْا قَوْمًا غَضِبَ اللهُ عَلَيْهِمْ قَدْ يَئِسُوْا مِنَ الْآخِرَةِ كَمَا يَئِسَ الْكُفَّارُ مِنْ أَصْحَابِ الْقُبُوْرِ.

Dengan – menyebut – asmā’ Allah yang Maha besar (banyak) rahmat-Nya, lagi senantiasa mencurahkan rahmat-Nya.

Larangan mengadakan hubungan erat dengan orang kafir:

60: 1. Wahai orang yang beriman! Janganlah musuh-Ku dan musuhmu kamu ambil menjadi penolong-penolongmu (28811); kamu benar-benar memberikan kepada mereka kasih-sayang – mu – (nasihat-nasihatmu) (28822), padahal mereka sungguh mengingkari kebenaran yang telah datang kepada kamu; mereka mengusir Rasul dan kamu, karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu (28833). – Janganlah kamu berbuat demikian – jika kamu berhijrah – dari Makkah – karena berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku; kamu merahasiakan kasih-sayangmu kepada mereka, sedang Aku lebih mengetahui terhadap apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu lahirkan. Dan barang siapa mengerjakan itu diantara kamu, maka sungguh dia telah tersesat dari jalan yang benar (28844).
60: 2. Jika mereka dapat menangkapmu, mereka akan memperlakukan kamu sebagai musuh dan mereka akan melepaskan kepada kamu tangan dan lidahnya dengan – perbuatan-perbuatan percakapan-percakapan – yang menyakitimu, dan mereka ingin supaya kamu mengingkari kebenaran.
60: 3. Kerabat-kerabatmu dan anak-anakmu sekali-kali tidak memberi manfa‘at kepadamu. Pada hari kiamat Tuhan memisahkan di antaramu – dengan kerabat-kerabatmu dan anak-anakmu – (28855); dan Allah senantiasa melihat apa yang kamu kerjakan.
60: 4. Sungguh telah ada untukmu pada Ibrāhīm dan pada orang-orang yang beriman besertanya teladan yang baik bagimu, yaitu ketika mereka mengatakan kepada kaumnya – yang memperserikatkan sesuatu dengan Allah – : “Sesungguhnya kami berlepas tangan terhadap kamu dan terhadap apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (agama) kamu dan antara kami dan kamu telah nyata ada permusuhan dan perasaan benci buat selama-lamanya hingga kamu beriman kepada Allah Sendiri; terkecuali pada perkataan Ibrāhīm kepada ayahnya: “Demi Allah, aku akan mohon ampun untukmu dan aku tidak dapat menolak barang sedikit juga dari padamu – siksaan – Allah (28866). – Ibrāhīm dan shahabatnya berdoa, ujarnya – : “Wahai Tuhan kami, kepada Engkau kami bertawakkal dan kepada Engkau kami kembali (28877) – dengan taubat – dan hanya kepada Engkau sahaja kami kembali.”
60: 5. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami ujian bagi orang-orang yang tidak beriman dan ampunilah kami wahai Tuhan kami; sesungguhnya Engkau adalah Tuhan yang senantiasa keras tuntutan-Nya, lagi senantiasa melaksanakan sesuatu sesuai dengan ḥikmah.”
60: 6. Demi Allah sungguh telah ada bagi kamu pada mereka (Ibrāhīm dan pengikut-pengikutnya) teladan baik bagi kamu, yaitu bagi siapa yang selalu berharap akan Allah dan hari kemudian (28888); dan barang siapa membelakangi – perintah Allah – dan menghubungi seteru-seteruNya, maka sesungguhnya Allah Dialah yang senantiasa kaya lagi terpuji.
60: 7. Mudah-mudahan Allah akan mengadakan kasih-sayang antara kamu dengan orang-orang yang kamu musuhi dari mereka. Dan Allah senantiasa kuasa; dan Allah Maha Pengampun, lagi senantiasa mencurahkan rahmat-Nya (28899).
60: 8. Allah tidak mencegah kamu terhadap orang-orang yang tidak memerangi kamu karena agama dan tidak mengusirmu dari kampungmu, dari berbuat kebajikan kepada mereka dan berlaku adil terhadap mereka; sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku ‘adil.
60: 9. Hanyasanya Allah melarang kamu terhadap orang-orang yang memerangi kamu, karena agama dan mengusirmu dari kampung halaman dan membantu orang-orang yang lain untuk mengusirmu, dari – menjadikan mereka penolong-penolongmu. Barang siapa mengambil mereka menjadi penolong-penolongnya, maka mereka itu adalah orang-orang yang zhalim (289010).

Bai‘at wanita-wanita yang berhijrah:

60: 10. Wahai sekalian orang yang beriman, apabila perempuan-perempuan yang beriman datang kepadamu selaku Muhājirah – dari Makkah ke Madīnah – , maka ujilah mereka (289111); Allah lebih mengetahui perihal keimanan mereka; maka jika kamu telah mengetahui bahwasanya mereka perempuan-perempuan yang beriman – berdasarkan sumpah umpamanya – , maka janganlah kamu mengembalikan mereka kepada orang-orang yang tidak beriman (suami mereka yang tetap dalam kafir) (289212). Wanita-wanita itu tidak halal bagi orang-orang yang tidak beriman dan orang-orang yang tidak beriman tidak halal bagi mereka. Dan berikanlah kepada orang-orang yang tidak beriman itu (suami-suami dari wanita-wanita yang telah Islam itu) apa yang mereka telah nafqahkan (mas kawinnya) (289313); tidak ada suatu keberatan atasmu jika kamu menikahi mereka (289414) apabila kamu berikan kepadanya mas kawinnya. Dan janganlah kamu memegangi pertalian nikahmu dengan wanita-wanita kafir itu, (289515), dan mintalah yang kamu nafqahkan (289616), dan orang-orang yang tidak beriman itu hendaklah meminta apa yang telah mereka nafqahkan (289717). Itulah hukum Allah, Dia memberikan keputusan di antara kamu; dan Allah senantiasa mengetahui lagi senantiasa menyelesaikan sesuatu sesuai dengan ḥikmah.
60: 11. Dan jika seseorang dari istrimu lari kepada orang-orang kafir (289818), kemudian kamu dapat mengalahkan mereka dan menemukan kembali istrimu, maka berikanlah kepada suami dari istri yang lari itu sebanyak yang telah dinafqahkan dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu mengimani-Nya.
60: 12. Wahai Nabi! Apabila wanita-wanita yang beriman datang kepada engkau dengan maksud akan membai‘atkan engkau, maka bai‘atkanlah mereka untuk mereka tidak mempersekutukan sesuatu dengan Allah, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anaknya, tidak mengadakan perkara-perkara bohong, yang mereka ada-adakan saja di antara tangan-tangan dan kaki-kaki mereka (289919) dan tidak mendurhakai engkau dalam pekerjaan yang ma‘rūf (290020), maka berilah bai‘atmu kepada mereka dan mohon ampunlah untuk mereka kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi senantiasa mencurahkan rahmat-Nya (290121).
60: 13. Wahai sekalian orang yang beriman, janganlah orang-orang yang dimurkai Allah kamu jadikan pemimpin-pemimpinmu (290222), sesungguhnya mereka telah terputus-asa terhadap – negeri – akhirat, sebagaimana telah terputus-asa orang-orang kafir terhadap saudara-saudara mereka yang telah dikubur.

MUQADDIMAH

Surat ini menandaskan batas hukum antara para mu’min dan musyrikīn, baik dari segi hubungan kekeluargaan, maupun dari segi peperangan, damai, ataupun antara para Muslimīn dan yang selainnya.

Surat ini juga menerangkan bagaimana Nabi membai‘atkan wanita.

Dengan ringkas surat ini menegaskan bahwa pengembalian wanita-wanita mu’minah kepada suami-suami mereka yang tetap berada syirik, adalah suatu hal yang diharamkan. Dan surat ini menerangkan pula bahwa boleh seseorang Muslim mengawini wanita-wanita Muhājirah itu, asal saja mengembalikan maskawin mereka kepada bekas suami-suami mereka.

Ini, adalah suatu hukum internasional yang bersendi kepada persamaan. Pada akhirnya surat ini mengakhiri pembicaraannya dengan melarang kita ummat Islam mempergunakan orang-orang kafir menjadi teman setia.

Adapun persesuaian ini dengan surat yang telah lalu ialah:

  1. Dalam surat telah lalu, Tuhan menerangkan perhubungan orang-orang munāfiq dengan orang-orang kafir.
  2. Dalam surat ini, Tuhan menegaskan para mu’min mempergunakan orang kafir menjadi pemimpin dan teman setia mereka.
  3. Dalam surat yang telah lalu, Tuhan menerangkan orang kafir Ahl-ul-Kitāb yang membuat perjanjian damai.
  4. Dalam surat ini, Tuhan menerangkan orang-orang musyrik yang membuat perjanjian damai.

Dinamakan surat ini dengan al-Mumtaḥanah adalah ayat imtiḥān memberi pengertian bahwa kita tidak boleh tertipu dengan kenyataan yang lahir. Kita harus meneliti keadaan-keadaan yang di belakang yang lahir. Dalam Jamāl-ul-Qurā, surat ini dinamakan juga surat al-Imtiḥān dan surat al-Mawaddah. Mumtaḥinah dapat dibaca Mumtaḥanah.

KHĀTIMAH

Surat al-Mumtaḥanah ini mengandung persoalan-persoalan yang di bawah ini:

  1. Larangan Allah untuk mengangkat orang-orang musyrikīn menjadi pemimpin dan teman setia.
  2. Perumpamaan yang diperoleh dari kisah Ibrāhīm.
  3. Wanita-wanita yang berhijrah ke Dār-ul-Kufri.
  4. Cara wanita-wanita Islam memberi bai‘at.
  5. Menguatkan larangan kita mengangkat orang-orang musyrikīn yang memusuhi kita menjadi pemimpin dan bersahabat setia dengan mereka.

Catatan:

  1. 2881). Ayat ini melarang Nabi s.a.w. mengadakan tali persahabatan dengan musyrikīn Makkah yang menentang Allah dan Rasūl-Nya pada masa itu.
  2. 2882). Ya‘ni: jangan kamu sampaikan kepada mereka berita-berita Nabi, lantaran perhubungan kasih-sayang yang terjadi di antaramu dengan mereka.
  3. 2883). Baca: ayat 8 S. 85: al-Burūj; ayat 40 S. 22: al-Ḥajj.
  4. 2884). Hubungkan dengan ayat 51 S. 5 al-Mā’idah; ayat 57 S. 5 al-Mā’idah; ayat 144 S. 4: an-Nisā’; ayat 28 S. 3: Āli ‘Imrān.

    Muwālah yang diharamkan dengan ijma‘, ialah: memuwālahi orang-orang kafir terhadap kekafiran dan orang-orang ma‘shiat terhadap kema‘shiatannya. Hubungkan ayat ini dengan ayat: 15 S. 31: Luqmān; ayat 8 S. 60: al-Mumtaḥanah.

  5. 2885). Baca: ayat 34, 36 S. 80: ‘Abasa.
  6. 2886). Ya‘ni: Ibrāhīm menegaskan, bahwa istighfar sahaja yang dapat beliau lalukan. Ayat ini melarang kita memohon ampunan untuk orang-orang musyrik.
  7. 2887). Ayat ini mengandung pengertian bahwa Allah menyuruh kita berdoa dengan doa Ibrāhīm ini.
  8. 2888). Ayat ini memberikan pengertian bahwa para mu’min harus meneladani sikap Ibrāhīm yang baik itu.
  9. 2889). Ayat ini suatu mu‘jizat al-Qur’ān. Apa yang diterangkan ini, benar-benar menjadi kenyataan. Banyak mereka yang memasuki agama Islam.
  10. 2890). Ayat ini membolehkan kita membuat kebajikan kepada orang-orang musyrik walaupun tak ada muwālah antara kita dan mereka.
  11. 2891). Ya‘ni: ujilah tentang keimanannya dengan suatu yang dapat menjadi ujian terhadap kebenaran pengakuan mereka, seperti dengan sumpah.
  12. 2892). Inilah ayat yang mengharamkan Muslimah mengawini lelaki kafir yang pada permulaan Islam masih dibiarkan.
  13. 2893). Menurut asy-Syāfi‘ī, perintah ini adalah sunnat.
  14. 2894). Ya‘ni: walaupun mereka masih mempunyai suami yang masih dalam syirik; karena perhubungan merkea telah putus.
  15. 2895). Menurut Ibnu Jarīr, ayat ini memerintahkan para Muslim menceraikan istri-istri yang musyrikah. Menurut Mujāhid, ayat ini memerintahkan para Muslim menceraikan istrinya yang menetap di Makkah, yang tetap berdiam di sana bersama-sama orang musyrik. Menurut an-Nakhā‘ī, Muslimah yang pergi ke Dār-ul-Ḥarb. Jumhur ‘ulamā’ berpendapat bahwa apabila si suami memeluk agama Islam tidaklah langsung diceraikan antara keduanya, terkecuali setelah berakhir ‘iddah. Menurut sebagian ‘ulamā’, langsung diceraikan antara keduanya.
  16. 2896). Ya‘ni: Mintalah kepada orang-orang musyrikīn apa yang kamu telah nafqahkan kepada istrinmu jika istrimu itu pergi menggabungkan diri kepada orang musyrik yang menikahi istrimu itu.
  17. 2897). Ya‘ni: meminta kembali mahr kepada Muslim yang menikahi bekas istrinya.
  18. 2898). Ya‘ni: jika menjadi murtad dan menggabungkan diri kepada golongan kafir dan mereka tidak mengembalikan maharnya.
  19. 2899). Ya‘ni: janganlah mereka menukas, berbohong dan lain-lain.
  20. 2900). Ma‘rūf nama bagi segala yang ma‘rūf, baik thā‘at, berbuat iḥsān dan segala perintah syara‘.
  21. 2901). Kejadian ini terjadi pada tahun Nabi menduduki Makkah. Menurut Ibn-ul-Jauzī, jumlah wanita-wanita yang membai‘atkan itu ada 457 orang. Baca: Fatḥ-ul-Bayān 9: 306.
  22. 2902). Ya‘ni: umum kafir yang sedang dalam permusuhan dengan kita atau umum orang Yahudi.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *