Hati Senang

Surah al-Mulk 67 ~ Tafsir Sayyid Quthb (1/8)

Tafsir Sayyid Quthb - Tafsir Fi Zhilalil Qur'an
Dari Buku:
Tafsīr fi Zhilāl-il-Qur’ān
Oleh: Sayyid Quthb   Penerbit: Gema Insani

SURAH AL-MULK

Diturunkan di Makkah
Jumlah Ayat: 30.

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

 

تَبَاركَ الَّذِيْ بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَ هُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَ الْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَ هُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُ. الَّذِيْ خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا مَّا تَرَى فِيْ خَلْقِ الرَّحْمنِ مِنْ تَفَاوُتٍ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَى مِنْ فُطُوْرٍ. ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنْقَلِبْ إِلَيْكَ الْبَصَرُ خَاسِأً وَ هُوَ حَسِيْرٌ. وَ لَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيْحَ وَ جَعَلْنَاهَا رُجُوْمًا لِّلشَّيَاطِيْنِ وَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ السَّعِيْرِ. وَ لِلَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِرَبِّهِمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَ بِئْسَ الْمَصِيْرُ. إِذَا أُلْقُوْا فِيْهَا سَمِعُوْا لَهَا شَهِيْقًا وَ هِيَ تَفُوْرُ. تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ الْغَيْظِ كُلَّمَا أُلْقِيَ فِيْهَا فَوْجٌ سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيْرٌ. قَالُوْا بَلَى قَدْ جَاءَنَا نَذِيْرٌ فَكَذَّبْنَا وَ قُلْنَا مَا نَزَّلَ اللهُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا فِيْ ضَلَالٍ كَبِيْرٍ. وَ قَالُوْا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِيْ أَصْحَابِ السَّعِيْرِ. فَاعْتَرَفُوْا بِذَنْبِهِمْ فَسُحْقًا لِأَصْحَابِ السَّعِيْرِ. إِنَّ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَ أَجْرٌ كَبِيْرٌ. وَ أَسِرُّوْا قَوْلَكُمْ أَوِ اجْهَرُوْا بِهِ إِنَّهُ عَلِيْمٌ بِذَاتِ الصُّدُوْرِ. أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَ هُوَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ. هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُوْلًا فَامْشُوْا فِيْ مَنَاكِبِهَا وَ كُلُوْا مِنْ رِّزْقِهِ وَ إِلَيْهِ النُّشُوْرُ. أَأَمِنْتُمْ مَّنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الْأَرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُوْرُ. أَمْ أَمِنْتُمْ مَّنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا فَسَتَعْلَمُوْنَ كَيْفَ نَذِيْرِ. وَ لَقَدْ كَذَّبَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَكَيْفَ كَانَ نَكِيْرِ. أَوَ لَمْ يَرَوْا إِلَى الطَّيْرِ فَوْقَهُمْ صَافَّاتٍ وَ يَقْبِضْنَ مَا يُمْسِكُهُنَّ إِلَّا الرَّحْمنُ إِنَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ بَصِيْرٌ. أَمَّنْ هذَا الَّذِيْ هُوَ جُنْدٌ لَّكُمْ يَنْصُرُكُمْ مِّنْ دُوْنِ الرَّحْمنِ إِنِ الْكَافِرُوْنَ إِلَّا فِيْ غُرُوْرٍ. أَمَّنْ هذَا الَّذِيْ يَرْزُقُكُمْ إِنْ أَمْسَكَ رِزْقَهُ بَلْ لَّجُّوْا فِيْ عُتُوٍّ وَ نُفُوْرٍ. أَفَمَنْ يَمْشِيْ مُكِبًّا عَلَى وَجْهِهِ أَهْدَى أَمَّنْ يَمْشِيْ سَوِيًّا عَلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ. قُلْ هُوَ الَّذِيْ أَنْشَأَكُمْ وَ جَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَ الْأَبْصَارَ وَ الْأَفْئِدَةَ قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَ. قُلْ هُوَ الَّذِيْ ذَرَأَكُمْ فِي الْأَرْضِ وَ إِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ. وَ يَقُوْلُوْنَ مَتَى هذَا الْوَعْدُ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْنَ. قُلْ إِنَّمَا الْعِلْمُ عِنْدَ اللهِ وَ إِنَّمَا أَنَا نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌ. فَلَمَّا رَأَوْهُ زُلْفَةً سِيْئَتْ وُجُوْهُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَ قِيْلَ هذَا الَّذِيْ كُنْتُمْ بِهِ تَدَّعُوْنَ. قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَهْلَكَنِيَ اللهُ وَ مَنْ مَّعِيَ أَوْ رَحِمَنَا فَمَنْ يُجِيْرُ الْكَافِرِيْنَ مِنْ عَذَابٍ أَلِيْمٍ. قُلْ هُوَ الرَّحْمنُ آمَنَّا بِهِ وَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْنَا فَسَتَعْلَمُوْنَ مَنْ هُوَ فِيْ ضَلَالٍ مُّبِيْنٍ. قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَصْبَحَ مَاؤُكُمْ غَوْرًا فَمَنْ يَأْتِيْكُمْ بِمَاءٍ مَّعِيْنٍ.

67-1. Mahasuci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu,
67-2. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dia Mahaperkasa lagi Maha Pengampun.
67-3. Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?
67-4. Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah.
67-5. Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang. Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar setan dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.
67-6. Dan orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, memperoleh azab Jahannam. Dan, itulah seburuk-buruk tempat kembali.
67-7. Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya, mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak,
67-8. hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kair), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka, “Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?”
67-9. Mereka menjawab, “Benar ada. Sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, maka kami medustakan(nya) dan kami katakan, “Allah tidak menurunkan sesuatu pun. Kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar.”
67-10. Dan mereka berkata, “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu), niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.
67-11. Mereka mengakui dosa mereka. Maka, kebinasaanlah begi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.
67-12. Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya Yang tidak tampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar.
67-13. Rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah, sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.
67-14. Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan); dan Dia Mahahalus lagi Maha Mengetahui?
67-15. Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan, hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.
67-16. Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan menjungkirbalikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu berguncang?
67-17. Atau, apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan mengirimkan bagai yang berbatu? Maka, kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku.
67-18. Sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasulNya). Maka, alangkah hebatnya kemurkaan-Ku.
67-19. Apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu.
67-20. Atau, siapakah dia yang menjadi tentara bagimu yang akan menolongmu selain dari Allah Yang Maha Pemurah? Orang-orang kafir itu tidak lain hanyalah dalam (keadaan) tertipu.
67-21. Atau, siapakah dia ini yang memberi kamu rezeki jika Allah menahan rezeki-Nya? Sebenarnya mereka terus-menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri.
67-22. Maka, apakah orang yang berjalan terjungkal di atas mukanya itu lebih banyak mendapat petunjuk ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus?
67-23. Katakanlah, “Dialah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati.” (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.
67-24. Katakanlah, “Dialah Yang menjadikan kamu berkembang biak di muka bumi, dan hanya kepada-Nyalah kamu kelak dikumpulkan.”
67-25. Dan mereka berakata, “Kapankah datangnya ancaman itu jika kamu adalah orang-orang yang benar?”
67-26. Katakanlah, “Sesungguhnya ilmu (tentang hari Kiamat itu) hana pada sisi Allah. Sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan.”
67-27. Ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat) sudah dekat, muka orang-orang kafir itu menjadi muram. Dan dikatakan (kepada mereka), “Inilah (azab) yang dahulunya kamu selalu meminta-mintanya!”
67-28. Katakanlah, “Terangkanlah kepadaku jika Allah mematikan aku dan orang-orang yang bersama dengan aku atau memberi rahmat kepada kami, (maka kami akan masuk surga), tetapi siapakah yang dapat menlindungi orang-orang kafir dari siksa yang pedih?”
67-29. Katakanlah, “Dialah Allah Yang Maha Penyayang, kami beriman kepada-Nya dan kepadan-Nyalah kami bertawakal. Kelak kamu akan mengetahui siapakah dia yang berada dalam kesesatan yang nyata.”
67-30. Katakanlah, “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering, maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?”

Pengantar

Juz ini seluruhnya terdiri dari surah-surah Makkiyyah, sebagaimana juz sebelumnya semuanya terdiri dari surah-surah Madaniyyah, yang masing-masing memiliki tabiat tersendiri dan memiliki nuansa khusus. Sebagian dari surah-surah dalam juz ini termasuk surah-surah awal dari al-Qur’ān yang turun, seperti surah al-Muddatstsir dan surah al-Muzzammil.

Dalam juz ini juga terdapat surah-surah yang turun kurang lebih tiga tahun setelah Nabi Muhammad s.a.w., diutus oleh Allah, seperti surah al-Qalam. Juga ada yang sekitar sepuluh tahun seperti surah al-Jin yang menurut suatu riwayat ia turun pada waktu Nabi s.a.w. kembali dari Thā’if, setelah disakiti oleh suku Tsaqīf. Kemudian Allah mendatangkan segolongan jin kepada beliau, lalu mereka mendengarkan beliau ketika sedang membaca al-Qur’ān, sebagaimana diceritakan oleh surah al-Jin dalam juz ini. Peristiwa ini terjadi setelah wafatnya Khadijah dan Abu Thalib sekitar satu atau dua tahun sebelum hijrah, meskipun terdapat riwayat lain yang lebih kuat yang mengatakan bahwa surah ini turun pada masa-masa awal setelah beliau diutus sebagai Rasul.

Ayat-ayat al-Qur’ān yang turun di Makkah biasanya membicarakan pembentukan ‘aqidah, tentang Allah, wahyu, dan hari kemudian. Juga tentang pembentukan pola pikir dan tata pandang yang bersumber dari ‘aqidah ini terhadap alam semesta beserta hubungannya dengan Penciptanya. Dan, memperkenalkan kepada al-Khāliq dengan pengenalan yang menjadikan perasaan hati ini hidup, terkesan, dan terarah dengan perasaan-perasaan yang sesuai sebagai seorang hamba yang sedang menghadap kepada Tuhan, dengan adab-adab sebagaimana lazimnya seorang hamba menghadap Tuhan. Juga dengan tata nilai dan norma-norma yang dapat digunakan oleh seorang muslim untuk menimbang segala sesuatu, segala peristiwa, dan semua orang. Contoh-contoh mengenai ini dapat kita lihat dalam surah-surah Makkiyyah terdahulu, dan akan dapat kita lihat pula contoh-contohnya dalam juz ini.

Sedangkan, ayat-ayat al-Qur’ān Madaniyyah (yang turun di Madinah) biasanya membicarakan implementasi ‘aqidah dan pola pandang serta tata nilai tersebut di dalam kehidupan nyata. Juga menguatkan jiwa untuk memikul amanat ‘aqidah dan syariah ini di dalam pertarungan hidup, dan supaya bersemangat di dalam mengemban tugas-tugasnya secara lahir dan batin. Contoh-contoh yang demikian ini dapat kita lihat dalam surah-surah Madaniyyah terdahulu, di antaranya pada juz sebelum ini.

Surah pertama ini (yakni surah Tabārak) membicarakan pembentukan tashawwur (pandangan, pemikiran) baru terhadap alam dan hubungannya dengan Pencipta alam ini. Tashawwur yang luas dan komprehensif yang melampaui alam ardhi yang sempit dan alam dunia yang terbatas, ke alam-alam di langit, hingga kepada kehidupan di akhirat. Juga kepada alam-alam makhluk lain selain manusia di bumi, seperti jin dan burung-burung. Dan, alam lain seperti neraka Jahannam dan penjaga-penjaganya, dan alam-alam gaib di luar alam nyata ini yang punya hubungan dengan hati dan perasaan manusia. Maka, surah ini bukan hanya meliputi kehidupan nyata sekarang di muka bumi saja, melainkan ia juga memberikan pengaruh terhadap perasaannya untuk merenungkan apa yang akan mereka hadapi, di samping realitas kehidupan yang mereka lalui yang sering dilupakan orang.

Surah ini juga mengusik dan menggerakkan di dalam jiwa semua gambaran, watak, serta endapan-endapan yang beku, padam, dan kolot dari pola pikir jahiliah dengan segala kotorannya. Juga membukakan jendela-jendela di sana-sini, menyapu debu- debu, serta melepaskan perasaan, pikiran, dan pandangan untuk melihat dan memperhatikan alam semesta, lubuk dan relung jiwa, lapisan-lapisan udara, sumber-sumber air, dan hal-hal yang tersembunyi dalam kegaiban. Jika demikian, niscaya dia akan melihat di sana ada tangan Allah yang berbuat. Juga akan merasakan gerak alam semesta yang bersumber dari kekuasaan Allah. Dia (jiwa manusia) akan kembali dari perjalanannya disertai perasaan bahwa urusan ini sangat agung, dan lapangannya sangat luas. Kemudian dia berpindah dari bumi yang demikian luas ke alam langit, dan dari dunia nyata kepada hakikat, dan dari yang beku kepada yang bergerak bersama gerak kekuasaan Ilahi, gerak kehidupan, dan gerak makhluk hidup.

Kematian dan kehidupan adalah dua hal yang biasa terjadi berulang-ulang. Akan tetapi, surah ini menggerakkan hati untuk merenungkan apa yang ada di balik kematian dan kehidupan ini. Juga untuk memikirkan dan merenungkan qadar (takdir) dan cobaan Allah, hikmah dan pengaturan-Nya,

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dia Mahaperkasa lagi Maha Pengampun.” (al-Mulk: 2)

Langit adalah makhluk yang tetap di depan mata yang jahil yang pandangannya tidak sampai melampaui tangan yang menciptakannya dan tidak menengok kesempurnaannya. Tetapi, surah ini membangkitkan serta menggerakkan pikiran dan renungan terhadap keindahan dan kesempurnaan ini beserta gerakan dan tujuan yang ada di balik semua itu.

Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka, lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah. Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang. Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar setan….” (al-Mulk: 3-5)

Kehidupan dunia, dalam pandangan jahiliah, tampak sebagai tujuan keberadaan manusia dan akhir perjalanan. Akan tetapi, surah ini menyingkap tabir yang menutupnya dari alam lain, yang akan dihuni oleh setan dan orang-orang kafir. Yaitu, makhluk lain yang sarat dengan gerakan, kebinasaan, dan penantian.

…Dan Kami sediakan bagi mereka neraka yang menyala-nyala. Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, memperoleh azab Jahannam. Dan, itulah seburuk-buruk tempat kembali. Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya, mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak, hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka, “Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?” Mereka menjawab, “Benar ada. Sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, maka kami mendustakan(nya) dan kami katakan, “Allah tidak menurunkan sesuatu pun. Kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar.”” Dan mereka berkata, “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu), niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala. Mereka mengakui dosa mereka. Maka, kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.” (al- Mulk: 5-11)

Jiwa manusia pada zaman jahiliah hampir tidak melampaui alam lahir tempat mereka hidup ini saja, tidak sampai memikirkan perkara gaib dengan segala kandungannya. Jiwa manusia hanya tenggelam dalam kehidupan dunia saja, tertahan dalam sangkar bumi tempat tinggalnya. Maka, surah ini membawa hati dan pandangan mereka untuk memperhatikan alam gaib, langit, dan kekuasaan yang tidak terlihat oleh mata, tetapi ia mampu berbuat menurut apa yang ia kehendaki dan kapan saja ia berkehendak. Surah ini mengguncangkan di dalam perasaan mereka bumi yang mereka merasa tenang dan mantap hidup di dalamnya ini.

Alamat Kami
Jl. Zawiyah, No. 121, Rumah Botol Majlis Dzikir Hati Senang,
RT 06 RW 04, Kp. Tajur, Desa Pamegarsari, Parung, Jawa Barat. 16330.