Surah al-Mulk 67 ~ Tafsir Hidayat-ul-Insan (1/3)

Tafsīru Hidāyat-il-Insān
Judul Asli: (
هداية الإنسان بتفسير القران)
Disusun oleh:
Abū Yaḥyā Marwān Ḥadīdī bin Mūsā

Tafsir Al Qur’an Al Karim Marwan Bin Musa
Dari Situs: www.tafsir.web.id

Rangkaian Pos: Surah al-Mulk 67 ~ Tafsir Hidayat-ul-Insan

Surah al-Mulk (Kerajaan)
Surah ke-67. 30 ayat. Makkiyyah

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

 

Ayat 1-5: Kerajaan Allah meliputi kerajaan dunia dan akhirat, dan bahwa kekuasaan dan ‘ilmu-Nya tampak di alam semesta.

تَبَاركَ الَّذِيْ بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَ هُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَ الْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَ هُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُ. الَّذِيْ خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا مَّا تَرى فِيْ خَلْقِ الرَّحْمنِ مِنْ تَفَاوُتٍ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَى مِنْ فُطُوْرٍ. ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنْقَلِبْ إِلَيْكَ الْبَصَرُ خَاسِأً وَ هُوَ حَسِيْرٌ. وَ لَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيْحَ وَ جَعَلْنَاهَا رُجُوْمًا لِّلشَّيَاطِيْنِ وَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ السَّعِيْرِ.

  1. Maha Suci Allah yang di tangan-Nya segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. (22261)
  2. Yang menciptakan mati dan hidup (22272), untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik ‘amalnya (22283). Dan Dia Maha Perkasa (22294) lagi Maha Pengampun, (22305)
  3. Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis (22316). Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang (22327) pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. (2233) Maka lihatlah sekali lagi (22348), adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?
  4. 4. Kemudian ulangi pandangan(mu) sekali lagi (dan) sekali lagi (22359), niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu tanpa menemukan cacat dan ia (pandanganmu) dalam keadaan letih. (223610)
  5. (223711) Dan sungguh, telah Kami hiasi langit yang dekat, (223812) dengan bintang-bintang (223913) dan Kami jadikan bintang-bintang itu sebagai alat-alat pelempar syaithan (224014), dan Kami sediakan bagi mereka (224115) ‘adzāb neraka yang menyala-nyala. (224216)

 

Ayat 6-11: Sifat neraka Jahannam yang disiapkan untuk orang-orang kafir, keadaannya yang marah kepada mereka, dan ‘adzāb yang diderita orang-orang kafir di neraka.

وَ لِلَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِرَبِّهِمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَ بِئْسَ الْمَصِيْرُ. إِذَا أُلْقُوْا فِيْهَا سَمِعُوْا لَهَا شَهِيْقًا وَ هِيَ تَفُوْرُ. تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ الْغَيْظِ كُلَّمَا أُلْقِيَ فِيْهَا فَوْجٌ سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيْرٌ. قَالُوْا بَلَى قَدْ جَاءَنَا نَذِيْرٌ فَكَذَّبْنَا وَ قُلْنَا مَا نَزَّلَ اللهُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا فِيْ ضَلَالٍ كَبِيْرٍ. وَ قَالُوْا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِيْ أَصْحَابِ السَّعِيْرِ. فَاعْتَرَفُوْا بِذَنْبِهِمْ فَسُحْقًا لِأَصْحَابِ السَّعِيْرِ.

  1. Dan orang-orang yang ingkar kepada Tuhannya, akan mendapat ‘adzāb Jahannam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.
  2. Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya (224317) mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu membara,
  3. hampir meledak karena marah (224418). Setiap kali ada sekumpulan (orang-orang kafir) dilemparkan ke dalamnya, penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: “Apakah belum pernah ada orang yang datang memberi peringatan kepadamu (di dunia)?” (224519)
  4. Mereka menjawab: “Benar, sungguh, seorang pemberi peringatan telah datang kepada Kami, tetapi Kami mendustakan(nya) dan Kami katakan: “Allah tidak menurunkan sesuatu apa pun, kamu sebenarnya di dalam kesesatan yang besar.” (224620)
  5. Dan mereka berkata (224721): “Sekiranya (dahulu) kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) tentulah kami tidak termasuk penghuni neraka yang menyala-nyala.” (224822)
  6. Maka mereka mengakui dosanya (224923). Tetapi, jauhlah (dari rahmat Allah) bagi penghuni neraka yang menyala-nyala itu. (225024)

Catatan:

  1. 2226). Ya‘ni Maha Agung, Maha Tinggi, Maha banyak kebaikan-Nya dan merata iḥsān-Nya. Di antara keagungan-Nya adalah di Tangan-Nya kerajaan alam bagian atas maupun alam bagian bawah, Dia yang menciptakannya, bertindak sesuai kehendak-Nya dengan hukum-hukum qadarī-Nya (taqdīr) dan hukum-hukum agama-Nya (syarī‘at) yang mengikuti ḥikmah (kebijaksanaan)-Nya. Di antara keagungan-Nya juga adalah sempurnanya kekuasaan-Nya di mana dengan kekuasaan itu Dia menaqdirkan segala sesuatu dan dengannya Dia menciptakan makhlūq-makhlūq yang besar seperti langit dan bumi.
  2. 2227). Ya‘ni kematian di dunia dan kehidupan di akhirat. Atau, Dia menetapkan untuk hamba-hambaNya hidup di dunia kemudian mati.
  3. 2228). Ya‘ni lebih ikhlas dan lebih sesuai dengan sunnah Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam. Hal itu, karena Allah subḥānahu wa ta‘ālā menciptakan hamba-hambaNya, mengeluarkan mereka ke tempat ini (dunia) dan memberitahukan bahwa mereka akan berpindah darinya; Dia memerintah dan melarang mereka serta menguji mereka dengan berbagai syubhat yang bertentangan dengan perintah-Nya, maka barang siapa yang tunduk kepada perintah Allah dan memperbagus ‘amalnya, maka Allah akan memperbagus balasan-Nya di dunia dan akhirat, sebaliknya barang siapa yang mengikuti hawa nafsu dan menolak mengikuti perintah Allah, maka dia akan memperoleh balasan yang buruk.
  4. 2229). Milik-Nya semua keperkasaan, di mana dengan keperkasaan-Nya Dia tundukkan segala sesuatu.
  5. 2230). Terhadap orang-orang yang bersalah dan berdosa, khususnya apabila mereka bertobat dan kembali, maka sesungguhnya Dia mengampuni dosa-dosa mereka meskipun dosa mereka setinggi langit, dan Dia akan menutup ‘aib mereka meskipun sepenuh dunia. Ya Allah, ampunilah kami dan tutupilah ‘aib kami.
  6. 2231). Masing-masing lapisan di atas yang lain, Dia menciptakannya dalam keadaan yang sangat bagus dan rapi.
  7. 2232). Bisa juga diartikan dengan kerusakan dan kekurangan. Jika pada langit tidak terdapat kerusakan, maka berarti langit itu sangat indah dan sempurna, seimbang dan sesuai baik warnanya, bentuknya maupun tingginya, demikian pula apa yang ada di sana seperti matahari, bulan, bintang, benda langit yang diam dan yang bergerak.
  8. 2234). Sambil memikirkan dan mengambil pelajaran.
  9. 2235). Maksudnya adalah melihatnya berkali-kali.
  10. 2236). Ternyata tidak ada cacat.
  11. 2237). Selanjutnya Allah subḥānahu wa ta‘ālā menyebutkan secara tegas keindahannya.
  12. 2238). Dengan bumi.
  13. 2239). Dengan cahayanya yang beraneka ragam, di mana jika tidak ada bintang tentu langit menjadi atap yang gelap dan menjadi tidak indah dan tidak menarik. Allah subḥānahu wa ta‘ālā juga menjadikannya sebagai petunjuk bagi musāfir di kegelapan daratan dan lautan.
  14. 2240) Apabila mereka (para syaithan) mencuri berita dari langit, yaitu dengan dilepasnya meteor dari bintang-bintang seperti suluh api yang diambil dari api, kemudian dilemparkan kepada jinn sehingga jinn yang mencuri berita itu terbunuh atau anggota badannya terpotong, bukan maksudnya bahwa bintang-bintang besar di langit jatuh menimpa syaithan. Dengan demikian, Allah subḥānahu wa ta‘ālā menjadikan bintang-bintang untuk menjaga langit.
  15. 2241). Di akhirat.
  16. 2242). Karena mereka durhaka kepada Allah dan menyesatkan hamba-hambaNya. Demikian pula para pengikut syaithan dari kalangan orang-orang kafir juga Allah siapkan ‘adzāb neraka yang menyala-nyala sebagaimana diterangkan dalam ayat selanjutnya.
  17. 2243). Ya‘ni dengan dihinakan dan direndahkan.
  18. 2244). Kepada orang-orang kafir.
  19. 2245). Yaitu Rasūl yang datang memberikan peringatan terhadap ‘adzāb akhirat.
  20. 2246). Mereka menggabung antara mendustakan secara khusus dengan mendustakan secara umum kepada semua yang Allah turunkan, bahkan tidak hanya itu, mereka terang-terangan menyesatkan para rasūl yang memberi peringatan, padahal sesungguhnya mereka adalah para pemimpin yang memberi petunjuk.
  21. 2247). Mengakui ketidaklayakan mendapat petunjuk.
  22. 2248). Mereka singkirkan jalan-jalan petunjuk yaitu mendengar apa yang Allah turunkan dan apa yang dibawa para rasūl serta akal yang bermanfaat bagi pemiliknya, yang mengarahkannya kepada hakikat segala sesuatu, mengutamakan kebaikan, membuat berhenti terhadap semua yang berakibat buruk, sehingga mereka tidak memiliki pendengaran dan akal lagi. Berbeda dengan orang-orang yang yakin dan ber‘ilmu; orang-orang yang jujur dan beriman, mereka perkuat keimanan mereka dengan dalil-dalil yang sam‘ī (naqlī), mereka dengar semua yang datang dari Allah dan yang dibawa Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam dengan mengilmuinya dan meng‘amalkannya. Demikian pula mereka perkuat iman mereka dengan dalil-dalil ‘aqlī (akal) sehingga mereka dapat mengetahui mana petunjuk dan mana kesesatan, mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang indah dan mana yang jelek, maka Maha Suci Allah yang telah memberikan karunia-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki dan menelantarkan siapa yang tidak layak memperoleh kebaikan.
  23. 2249). Yaitu mendustakan para pemberi peringatan.
  24. 2250). Sungguh sengsara dan binasa mereka karena tidak memperoleh pahala Allah, menetap terus di neraka yang membakar badan mereka dan menembus sampai ke hati.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *