Hati Senang

Surah al-Muddatstsir 74 ~ Tafsir Ibni Katsir (Bagian 5)

Tafsir Ibnu Katsir

Dari Buku:
Tafsir Ibnu Katsir, Juz 30
(An-Nabā’ s.d. An-Nās)
Oleh: Al-Imam Abu Fida’ Isma‘il Ibnu Katsir ad-Dimasyqi

Penerjemah: Bahrun Abu Bakar L.C.
Penerbit: Sinar Baru Algensindo Bandung

Firman Allah s.w.t.:

لَوَّاحَةٌ لِّلْبَشَرِ.

(Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia. (al-Muddatstsir: 29).

Maksudnya, apinya membakar hangus kulit. Ibnu ‘Abbās mengatakan, yang membakar kulit manusia.

Firman Allah s.w.t.:

عَلَيْهَا تِسْعَةَ عَشَرَ.

Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga). (al-Muddatstsir: 30).

Yaitu, dari barisan terdepan Malaikat Zabāniyah (juru siksa), bentuk tubuh mereka besar-besar dan penampilan mereka sangat kasar lagi bengis.

Ibnu Abī Ḥātim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abū Zar‘ah, telah menceritakan kepada kami Ibrāhīm ibnu Mūsā, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abī Zā’idah, telah menceritakan kepadaku Ḥārits, dari ‘Āmir, dari al-Barrā’ yang mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:

عَلَيْهَا تِسْعَةَ عَشَرَ.

Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga). (al-Muddatstsir: 30).

Sesungguhnya ada segolongan orang-orang Yahudi menanyakan kepada seorang lelaki dari sahabat Rasūlullāh s.a.w. tentang para penjaga neraka Jahannam, maka lelaki itu menjawab: “Allah dan Rasūl-Nya lebih mengetahui.” Lelaki itu datang dan menceritakan hal itu kepada Nabi s.a.w., lalu saat itu juga Allah menurunkan firman-Nya:

عَلَيْهَا تِسْعَةَ عَشَرَ.

Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga). (al-Muddatstsir: 30).

Kemudian Nabi s.a.w. memanggil para sahabatnya dan bersabda:

أُدْعُهُمْ أَمَا إِنِّيْ سَائِلُهُمْ عَنْ تُرْبَةِ الْجَنَّةِ إِنْ أَتُوْنِيْ أَمَا إِنَّهَا دَرْمَكَةٌ بِيْضَاءُ.

Panggillah mereka (orang-orang Yahudi) itu. Ingatlah, sesungguhnya aku akan menanyakan kepada mereka tentang warna tanah surga jika mereka datang kepadaku. Ingatlah, sesungguhnya warna tanah surga itu bagaikan tepung terigu yang putih.

 

Ternyata mereka datang, lalu menanyakan kepada beliau tentang para penjaga neraka Jahannam. Maka Nabi s.a.w. mengisyaratkan dengan jari-jemari kedua telapak tangannya sebanyak dua kali, sedangkan pada yang kedua kali beliau menggenggamkan jari jempolnya (yakni sembilan belas malaikat penjaga). Lalu Nabi s.a.w. bertanya: “Ceritakanlah kepadaku tentang warna tanah surga.” Mereka berkata kepada pemimpin mereka: “Hai Ibnu Salām, jawablah mereka!” Ibnu Salām menjawab: “Seakan-akan putihnya seperti adonan roti.” Maka Rasūlullāh s.a.w. bersabda:

أَمَا إِنَّ الْخُبْزَ إِنَّمَا يَكُوْنُ مِنَ الدَّرْمَكِ.

Ingatlah, sesungguhnya roti itu tiada lain terbuat dari tepung.

Demikianlah menurut apa yang dikatakan oleh Ibnu Abī Ḥātim, yakni dari al-Barrā’. Tetapi menurut pendapat yang terkenal, hadits ini dari Jābir ibnu ‘Abdillāh, sebagaimana yang disebutkan oleh al-Ḥāfizh Abū Bakar al-Bazzār di dalam kitab Musnad-nya. Ia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Aḥmad ibnu ‘Ubaidah, telah menceritakan kepada kami Sufyān dan Yaḥyā ibnu Ḥakam, telah menceritakan kepada kami Sufyān, dari Mujāhid, dari asy-Sya‘bī, dari Jābir ibnu ‘Abdillāh r.a. yang mengatakan bahwa seorang lelaki datang kepada Nabi s.a.w., lalu berkata: “Hai Muḥammad, sahabat-sahabatmu telah dikalahkan, hari ini.” Nabi s.a.w. bertanya: “Mengapa?” Lelaki itu menjawab: “Orang-orang Yahudi mengatakan kepada mereka: “Apakah nabimu telah memberitahukan kepadamu tentang jumlah para malaikat penjaga neraka?” Mereka menjawab: “Kami tidak mengetahuinya sebelum menanyakannya kepada nabi kami.”

Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Apakah suatu kaum yang ditanyai tentang sesuatu yang tidak mereka ketahui dapat dikatakan mereka dikalahkan, sedangkan mereka hanya menjawab: “Kami tidak mengetahuinya sebelum menanyakannya kepada Nabi kami?” Undanglah musuh-musuh Allah itu kemari, tetapi mereka pernah meminta kepada nabi mereka supaya Allah menampakkannya kepada mereka terang-terangan.”

Maka Rasūlullāh s.a.w. memerintahkan agar mereka dipanggil menghadap kepadanya, lalu mereka pun datang dan bertanya: “Hai Abul-Qāsim, berapakah jumlah penjaga neraka itu?” Nabi s.a.w. memberi petunjuk kepada sahabatnya dengan isyarat jari-jemari kedua tangannya sebanyak dua kali, sedangkan dengan yang kedua kalinya beliau menggamkan salah satu jarinya, seraya bersabda: “Jumlahnya segini.” Lalu Nabi s.a.w. bersabda kepada para sahabatnya:

إِنْ سُئِلْتُمْ عَنْ تُرْبَةِ الْجَنَّةِ فَهِيَ الدَّرْمَكُ.

Jika kamu ditanya mengenai warna tanah surga, maka tanah surga itu putih seperti tepung gandum.

Ketika mereka menanyakan tentang bilangan penjaga neraka, dan Nabi s.a.w. memberitahukannya kepada mereka, lalu beliau s.a.w. bertanya kepada mereka: “Bagaimanakah warna tanah surga?” Maka sebagian dari mereka memandang kepada sebagian yang lain, lalu berkata: “Seperti roti, hai Abul-Qāsim.” Nabi s.a.w. bersabda: “Roti itu terbuat dari tepung.

Imām Tirmidzī meriwayatkan hal yang sama dalam tafsir ayat ini dari Ibnu Abī ‘Umar, dari Syaibān dengan sanad yang sama. Ia serta al-Bazzār mengatakan hadits ini tidak dikenal melainkan hanya melalui riwayat Mujāhid. Imām Aḥmad telah meriwayatkannya dari ‘Alī ibn-ul-Madinī, dari Sufyān tanpa menyebutkan darmak (tepung terigu).

Alamat Kami
Jl. Zawiyah, No. 121, Rumah Botol Majlis Dzikir Hati Senang,
RT 06 RW 04, Kp. Tajur, Desa Pamegarsari, Parung, Jawa Barat. 16330.