Surah al-Muddatstsir 74 ~ Tafsir Hidayat-ul-Insan (2/2)

Tafsīru Hidāyat-il-Insān
Judul Asli: (
هداية الإنسان بتفسير القران)
Disusun oleh:
Abū Yaḥyā Marwān Ḥadīdī bin Mūsā

Tafsir Al Qur’an Al Karim Marwan Bin Musa
Dari Situs: www.tafsir.web.id

Rangkaian Pos: Surah al-Muddatstsir 74 ~ Tafsir Hidayat-ul-Insan

Ayat 26-31: Sifat neraka yang diancamkan kepada orang-orang kafir dan para penjaganya.

 

سَأُصْلِيْهِ سَقَرَ. وَ مَا أَدْرَاكَ مَا سَقَرُ. لَا تُبْقِيْ وَ لَا تَذَرُ. لَوَّاحَةٌ لِّلْبَشَرِ. عَلَيْهَا تِسْعَةَ عَشَرَ. وَ مَا جَعَلْنَا أَصْحَابَ النَّارِ إِلَّا مَلآئِكَةً وَ مَا جَعَلْنَا عِدَّتَهُمْ إِلَّا فِتْنَةً لِّلَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِيَسْتَيْقِنَ الَّذِيْنَ أُوْتُوا الْكِتَابَ وَ يَزْدَادَ الَّذِيْنَ آمَنُوْا إِيْمَانًا وَ لَا يَرْتَابَ الَّذِيْنَ أُوْتُوا الْكِتَابَ وَ الْمُؤْمِنُوْنَ وَ لِيَقُوْلَ الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ وَ الْكَافِرُوْنَ مَاذَا أَرَادَ اللهُ بِهذَا مَثَلًا، كَذلِكَ يُضِلُّ اللهُ مَنْ يَشَاءُ وَ يَهْدِيْ مَنْ يَشَاءُ، وَ مَا يَعْلَمُ جُنُوْدَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ، وَ مَا هِيَ إِلَّا ذِكْرَى لِلْبَشَرِ.

  1. Kelak, Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar. (26051)
  2. Dan tahukah kamu apa (neraka) Saqar itu? (26062)
  3. Ia (Saqar itu) tidak meninggalkan dan tidak membiarkan, (26073)
  4. yang menghanguskan kulit manusia.
  5. Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga). (26084)
  6. Dan yang Kami jadikan penjaga neraka itu hanya dari malaikat (26095): dan Kami menentukan bilangan mereka itu hanya sebagai cobaan bagi orang-orang kafir (26106), agar orang-orang yang diberi Kitab menjadi yakin (26117), agar orang yang beriman bertambah imannya (26128), agar orang-orang yang diberi kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu (26139); dan agar orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit (261410) dan orang-orang kafir berkata (261511): “Apakah yang dikehendaki Allah dengan (bilangan) ini sebagai suatu perumpamaan?” Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang Dia kehendaki (261612) dan memberi petunjuk kepada orang-orang yang Dia kehendaki (261713). Dan tidak ada yang mengetahui bala tentara Tuhanmu kecuali Dia sendiri (261814). Dan Saqar itu tidak lain hanyalah peringatan bagi manusia. (261915)

 

Ayat 32-48: Keadaan yang mengerikan di neraka Jahannam dan sebab yang memasukkan orang-orang yang berdosa ke dalamnya.

 

كَلَّا وَ الْقَمَرِ. وَ اللَّيْلِ إِذْ أَدْبَرَ. وَ الصُّبْحِ إِذَا أَسْفَرَ. إِنَّهَا لَإِحْدَى الْكُبَرِ. نَذِيْرًا لِّلْبَشَرِ. لِمَنْ شَاءَ مِنْكُمْ أَنْ يَتَقَدَّمَ أَوْ يَتَأَخَّرَ. كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِيْنَةٌ. إِلَّا أَصْحَابَ الْيَمِيْنِ. فِيْ جَنَّاتٍ يَتَسَاءَلُوْنَ. عَنِ الْمُجْرِمِيْنَ. مَا سَلَكَكُمْ فِيْ سَقَرَ. قَالُوْا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّيْنَ. وَ لَمْ نَكُ نُطْعِمُ الْمِسْكِيْنَ. وَ كُنَّا نَخُوْضُ مَعَ الْخَائِضِيْنَ. وَ كُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوْمِ الدِّيْنِ. حَتَّى أَتَانَا الْيَقِيْنُ. فَمَا تَنفَعُهُمْ شَفَاعَةُ الشَّافِعِيْنَ.

  1. Tidak! (262016) Demi bulan, (262117).
  2. dan demi malam ketika telah berlalu,
  3. dan demi Shubuḥ apabila mulai terang,
  4. Sesungguhnya (Saqar) itu adalah salah satu bencana yang sangat besar,
  5. sebagai peringatan bagi manusia,
  6. (yaitu) bagi siapa di antara kamu yang ingin maju atau mundur. (262218)
  7. Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya, (262319)
  8. kecuali golongan kanan,
  9. berada di dalam surga, mereka saling menanyakan, (262420)
  10. tentang (keadaan) orang-orang yang berdosa, (262521)
  11. “Apa yang menyebabkan kamu masuk ke dalam (neraka) Saqar?”
  12. Mereka menjawab: “Dahulu kami tidak termasuk orang-orang yang melaksanakan shalat,
  13. dan kami (juga) tidak memberi makan orang miskin, (262622)
  14. bahkan kami biasa berbincang untuk tujuan yang bāthil (262723), bersama orang-orang yang membicarakannya,
  15. dan kami mendustakan hari pembalasan, (262824)
  16. sampai datang kepada kami kematian. (262925)”
  17. Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafaat (pertolongan) dari orang-orang yang memberikan syafaat. (263026)

 

Ayat 49-56: Sebab berpalingnya kaum musyrik dari beriman dan hakikat keadaan mereka.

 

فَمَا لَهُمْ عَنِ التَّذْكِرَةِ مُعْرِضِيْنَ. كَأَنَّهُمْ حُمُرٌ مُّسْتَنْفِرَةٌ. فَرَّتْ مِنْ قَسْوَرَةٍ. بَلْ يُرِيْدُ كُلُّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ أَنْ يُؤْتَى صُحُفًا مُّنَشَّرَةً. كَلَّا بَلْ لَا يَخَافُوْنَ الْآخِرَةَ. كَلَّا إِنَّهُ تَذْكِرَةٌ. فَمَنْ شَاءَ ذَكَرَهُ. وَ مَا يَذْكُرُوْنَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللهُ، هُوَ أَهْلُ التَّقْوى وَ أَهْلُ الْمَغْفِرَةِ

  1. (263127) Lalu mengapa mereka (orang-orang kafir) berpaling dari peringatan (Allah)?
  2. Seakan-akan mereka keledai liar yang lari terkejut,
  3. lari dari singa.
  4. (263228) Bahkan setiap orang dari mereka ingin agar diberikan kepadanya lembaran-lembaran (kitab) yang terbuka. (263329)
  5. Tidak! (263431)
  6. Tidak! Sesungguhnya (al-Qur’ān) itu (263632) benar-benar suatu peringatan.
  7. Maka barang siapa menghendaki, tentu Dia mengambil pelajaran darinya. (263733)
  8. Dan mereka tidak akan mengambil pelajaran darinya (al-Qur’ān) kecuali (jika) Allah menghendakinya (263834). Dialah Tuhan yang patut (kita) bertaqwā kepada-Nya (263935) dan yang berhak memberi ampun. (264036)

Selesai tafsir surah al-Muddatstsir dengan pertolongan Allah dan taufīq-Nya, wal-ḥamdulillāhi rabb-il-‘ālamīn.

Catatan:

  1. 2605). Saqar adalah salah satu nama neraka Jahannam.
  2. 2606). Kalimat ini adalah untuk memperbesar perkaranya.
  3. 2607). Yang dimaksud dengan tidak meninggalkan dan tidak membiarkan ialah bahwa neraka itu akan melahap daging, urat, syaraf dan kulit mereka kemudian mereka dikembalikan lagi seperti semula untuk di‘adzab kembali, sedangkan mereka dalam keadaan tidak hidup dan tidak mati.
  4. 2608). Yang kasar dan keras; yang tidak mendurhakai perintah Allah dan mengerjakan apa yang diperintahkan.
  5. 2609). Sehingga mereka tidak dapat dikalahkan karena kuatnya mereka.
  6. 2610). Sehingga mereka berkata: “Mengapa jumlahnya sembilan belas?” Agar diketahui siapa yang membenarkan dan siapa yang mendustakannya. Atau maksud “sebagai cobaan” adalah sebagai ‘adzab dan hukuman bagi orang-orang kafir.
  7. 2611). Karena sembilan belas jumlah malaikat itu sesuai dengan yang disebutkan dalam kitab mereka, dan ketika mereka mendapatkan kesamaan, maka bertambahlah keyakinan mereka.
  8. 2612). Yang demikian karena orang-orang mu’min setiap kali diturunkan ayat kepada mereka, maka mereka mengimani dan membenarkannya sehingga iman mereka bertambah.
  9. 2613). Tentang jumlah malaikat yang menjaga itu. Atau maksudnya, agar keragu-raguan dan syak hilang dari mereka. Inilah tujuan yang agung yang diperhatikan sekali oleh orang-orang yang berakal, yaitu berusaha agar keyakinan mereka bertambah. Demikian pula iman mereka di setiap waktu.
  10. 2614). Yaitu penyakit syakk (keragu-raguan), syubhat dan kemunafikan.
  11. 2615). Dalam keadaan bingung dan ragu serta kafir kepada ayat-ayat Allah.
  12. 2616). Seperti orang yang mengingkari jumlah itu.
  13. 2617). Seperti halnya orang yang membenarkan jumlah itu. Atau maksudnya, bahwa orang yang diberi petunjuk oleh Allah subḥānahu wa ta‘ālā, maka Dia jadikan apa yang diturunkan-Nya kepada rasūl-Nya sebagai rahmat baginya, penambah iman dan agamanya. Sebaliknya orang yang disesatkan-Nya, maka Dia jadikan apa yang diturunkan-Nya kepada Rasūl-Nya sebagai penambah kesengsaraan dan kebingungan. Dengan demikian, kita wajib menerima apa yang Allah dan Rasūl-Nya beritakan meskipun kita belum mengetahui hikmahnya.
  14. 2618). Ya‘ni tidak ada yang mengetahui jumlah tentara Allah (seperti jumlah malaikat) selain Dia subḥānahu wa ta‘ālā. Jika kamu tidak mengetahui jumlah tentara-Nya, maka apabila Dia Yang Maha Mengetahui lagi Mahateliti memberitakan, hendaknya kamu membenarkan berita-Nya tanpa meragukan lagi.
  15. 2619). Bisa juga maksudnya, bahwa peringatan yang disebutkan itu maksudnya bukanlah main-main, bahkan maksudnya adalah agar manusia dapat menyadari apa yang bermanfaat bagi mereka sehingga mereka melakukannya dan menyadari apa yang membahayakannya sehingga mereka meninggalkannya.
  16. 2620). Maksud “tidak” adalah bantahan terhadap ucapan orang-orang musyrik yang mengingkari hal-hal tersebut di atas. Ada pula yang mengatakan, bahwa kata “Kallā” di ayat ini artinya “A lā” (Ingatlah!).
  17. 2621). Allah subḥānahu wa ta‘ālā bersumpah dengan bulan, dengan malam ketika berlalu dan dengan Shubuḥ ketka semakin terang karena semuanya (bulan, malam dan Shubuḥ) mengandung ayat-ayat Allah yang agung yang menunjukkan kesempurnaan Allah dan kebijaksanaan-Nya, luasnya keperkasaan-Nya, meratanya rahmat-Nya dan meliputnya ‘ilmu-Nya. Yang disumpahi adalah neraka yang merupakan salah satu bencana yang sangat besar. Apabila Dia telah memberitahukan tentangnya dan kamu pun sudah mengetahuinya dengan jelas, maka barang siapa yang ingin maju dengan mengerjakan ‘amal yang mendekatkan kepada Tuhannya, meraih keridhaan-Nya dan mendapatkan surganya, maka dipersilahkan, dan barang siapa yang ingin mundur dari itu sehingga ia mengerjakan maksiat dan mendekatkan dirinya ke neraka, maka dipersilahkan. Hal ini sebagaimana firman Allah ta‘ālā: “Dan katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barang siapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir”.” (Terj. al-Kahfi: 29)
  18. 2622). Yang dimaksud dengan maju ialah maju menerima peringatan dan yang dimaksud dengan mundur ialah tidak mau menerima peringatan.
  19. 2623). Yaitu perbuatannya yang buruk, ia terikat dengan perbuatannya itu dan telah dikalungkan ke lehernya serta berhak masuk neraka.
  20. 2624). Di antara sesama mereka.
  21. 2625). Sebagian mereka berkata kepada yang lain: “Maukah kamu melihat orang-orang yang berdosa itu?” Maka mereka pun melihatnya berada di tengah neraka sambil bertanya: “Apa yang menyebabkan kamu masuk ke neraka Saqar…dst.” Ya‘ni dosa apa yang menyebabkan kamu masuk ke neraka itu?
  22. 2626). Dengan demikian, mereka tidak berbuat ikhlas kepada Allah dengan melaksanakan shalat dan tidak berbuat iḥsān kepada manusia yang membutuhkan.
  23. 2627). Pembicaraannya batil dan dimaksudkan untuk menolak yang hak.
  24. 2628). Ini merupakan pengaruh dari berbincang untuk tujuan yang bāthil, yaitu mendustakan kebenaran, dan kebenaran yang paling benar adalah hari pembalasan, hari di mana ‘amal manusia diberikan balasan dan tampak kerajaan Allah dan hukum-Nya yang adil kepada semua makhlūq.
  25. 2629). Sedang kami di atas sikap dan keyakinan seperti itu.
  26. 2630). Seperti para malaikat, para nabi dan orang-orang shāliḥ, karena mereka tidaklah memberi syafā‘at kecuali kepada orang yang diridhāi Allah, sedangkan ‘amal mereka tidak diridhai Allah.
  27. 2631). Setelah Allah subḥānahu wa ta‘ālā menerangkan tentang tempat kembali orang-orang yang menyimpang dan menakut-nakuti manusia dengan tindakan-Nya terhadap mereka yang menyimpang, maka Allah subḥānahu wa ta‘ālā menyambung dengan celaan kepada mereka yang masih hidup yang belum mendapatkan seperti yang mereka dapatkan.
  28. 2632). Di samping mereka menjauhi kebenaran, mereka juga menuntut tuntutan-tuntutan yang besar.
  29. 2633). Yang turun dari langit, sebagaimana ucapan mereka: Kami sekali-kali tidak akan mempercayaimu sehingga engkau turunkan atas kami sebuah kitāb yang bisa kami baca.(lihat surah al-Isrā’: 93) Mereka menyangka, bahwa dengan cara seperti itu, mereka akan beriman dan tunduk kepada kebenaran, padahal mereka berdusta, karena meskipun setiap ayat datang kepada mereka, mereka tetap saja tidak beriman sampai mereka melihat ‘adzab yang pedih. Kalau sekiranya, dalam diri mereka terdapat kebaikan, tentu mereka akan beriman karena tidak ada satu pun rasūl kecuali telah membawa bukti terhadap kebenarannya yang biasanya diimani oleh manusia.
  30. 2634). Sebagai penolakan terhadap keinginan mereka agar diturunkan kitab langsung dari langit, karena maksud mereka hanyalah untuk melemahkan bukan untuk mencari dan mengikuti kebenaran.) Sebenarnya mereka tidak takut kepada akhirat. (2635302635). Kalau sekiranya mereka takut kepada akhirat, tentu mereka tidak akan berkata dan berbuat seperti itu.
  31. 2636). Dhamīr (k. ganti nama) “” yang artinya “dia” di ayat ini bisa kembalinya kepada surah ini dan bisa juga kembalinya kepada kandungannya yang berupa nasihat.
  32. 2637). Karena Allah subḥānahu wa ta‘ālā telah menerangkan jalan dan dalilnya kepadanya.
  33. 2638). Yang demikian karena kehendak Allah berlaku dan merata di alam semesta, di mana tidak ada sesuatu pun yang terjadi kecuali dengan kehendak-Nya. Dalam ayat ini dan sebelumnya terdapat bantahan terhadap golongan Qadariyyah yang mengatakan bahwa manusia bebas berkehendak dan tidak ada yang berkuasa terhadapnya, dan terdapat bantahan terhadap Jabariyyah yang mengatakan bahwa manusia tidak memiliki kehendak, maka di ayat di atas Allah subḥānahu wa ta‘ālā menetapkan kehendak bagi manusia secara hakiki dan menjadikan hal tersebut mengikuti kehendak Allah subḥānahu wa ta‘ālā.
  34. 2639). Ya‘ni berhak untuk ditujukan taqwā dan diibadahi karena Dia adalah Tuhan yang tidak ada yang berhak disembah selain Dia.
  35. 2640). Bagi orang-orang yang bertaqwā dan mengikuti keridhāan-Nya.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *