Hati Senang

Surah al-Ma’un 107 ~ Tafsir Hidayat-ul-Insan

Cover Buku Tafsir Hidayat-ul-Insan oleh Abu Yahya Marwan bin Musa
Tafsīru Hidāyat-il-Insān Judul Asli: (هداية الإنسان بتفسير القران) Disusun oleh: Abū Yaḥyā Marwān Ḥadīdī bin Mūsā Tafsir Al Qur’an Al Karim Marwan Bin Musa Dari Situs: www.tafsir.web.id

Surah al-Mā‘ūn (Barang-Barang Berguna)
Surah ke-107. 7 ayat. Makkiyyah

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

 

Ayat 1-3: Beberapa sifat yang dipandang sebagai mendustakan hari pembalasan.

أَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِ. فَذلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَ. وَ لَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِ.

  1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? (33271)
  2. Itulah orang yang menghardik anak yatim, (33282)
  3. dan tidak mendorong (33293) memberi makan orang miskin.

 

Ayat 4-7: Membicarakan tentang orang munafik yang beramal riya’ karena manusia.

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَ. الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَ. الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاؤُوْنَ. وَ يَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ

  1. Maka celakalah orang yang shalat,
  2. (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya, (33304)
  3. yang berbuat riyā’, (33315)
  4. dan enggan (memberikan) bantuan. (33326)

Dalam surah yang mulia ini terdapat anjuran untuk memuliakan anak yatim, orang-orang miskin, mendorong diri atau orang lain untuk memberi makan orang miskin, memperhatikan perkara shalat, menjaganya, dan berlaku ikhlas dalam semua ‘amalan. Demikian pula terdapat anjuran mengerjakan perkara yang ma‘rūf dan memberikan harta-harta yang ringan yang bermanfaat, dsb.

Selesai tafsir surah al-Mā’ūn dengan pertolongan Allah, taufīq-Nya dan kemudahan-Nya, wal-ḥamdulillāhi rabb-il-‘ālamīn.

Catatan:

  1. 3327). Ad-Dīn di ayat ini bisa juga diartikan dengan pembalasan dan hisab. Maksudnya, tahukah kamu orang yang mendustakan (hari) pembalasan? Jika kamu belum tahu, maka itulah orang yang menghardik anak yatim, dst.
  2. 3328). Yakni yang mencegah haknya dengan keras, tidak punya rasa kasihan terhadapnya karena keras hatinya, dan karena ia tidak mengharap pahala dan tidak takut kepada siksa.
  3. 3329). Dirinya maupun orang lain.
  4. 3330). Yaitu orang-orang yang menunda shalat hingga lewat waktunya atau menyia-nyiakannya. Atau orang-orang yang tidak mengerjakan rukun-rukun shalat dalam shalatnya. Hal ini tidak lain karena kurang perhatiannnya mereka terhadap perkara shalat sehingga sampai meremehkannya dan menyia-nyiakanya, padahal shalat merupakan ketaatan yang paling agung dan ibadah yang paling utama. Oleh karena itu, Allah subḥānahu wa ta‘ālā menyifati mereka dengan sifat riyā’, kerasnya hati dan tidak punya rasa kasihan.
  5. 3331). Riya ialah melakukan suatu amal tidak untuk mencari keridhaan Allah, akan tetapi untuk mencari pujian atau kemasyhuran di masyarakat.
  6. 3332). Berupa barang-barang yang berguna yang jika dipinjamkan atau diberikannya tidaklah merugikannya karena murah dan ringannya seperti jarum, ember, gayung, paku, periuk, piring, pena, buku, dsb. Jika barang-barang yang ringan itu saja berat untuk diberikan, maka apalagi dengan barang-barang yang di atasnya. Sebagian mufassirin mengartikan ayat di atas dengan enggan membayar zakat.
Alamat Kami
Jl. Zawiyah, No. 121, Rumah Botol Majlis Dzikir Hati Senang,
RT 06 RW 04, Kp. Tajur, Desa Pamegarsari, Parung, Jawa Barat. 16330.