Surah al-Ma’arij 70 ~ Tafsir Hidayat-ul-Insan (2/2)

Tafsīru Hidāyat-il-Insān
Judul Asli: (
هداية الإنسان بتفسير القران)
Disusun oleh:
Abū Yaḥyā Marwān Ḥadīdī bin Mūsā

Tafsir Al Qur’an Al Karim Marwan Bin Musa
Dari Situs: www.tafsir.web.id

Rangkaian Pos: Surah al-Ma'arij 70 ~ Tafsir Hidayat-ul-Insan

Ayat 22-35: Sifat orang-orang mu‘min dan balasan untuk mereka.

إِلَّا الْمُصَلِّيْنَ. الَّذِيْنَ هُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ دَائِمُوْنَ. وَ الَّذِيْنَ فِيْ أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَّعْلُوْمٌ. لِّلسَّائِلِ وَ الْمَحْرُوْمِ. وَ الَّذِيْنَ يُصَدِّقُوْنَ بِيَوْمِ الدِّيْنِ. وَ الَّذِيْنَ هُمْ مِّنْ عَذَابِ رَبِّهِمْ مُّشْفِقُوْنَ. إِنَّ عَذَابَ رَبِّهِمْ غَيْرُ مَأْمُوْنٍ. وَ الَّذِيْنَ هُمْ لِفُرُوْجِهِمْ حَافِظُوْنَ. إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُوْمِيْنَ. فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذلِكَ فَأُوْلئِكَ هُمُ الْعَادُوْنَ. وَ الَّذِيْنَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَ عَهْدِهِمْ رَاعُوْنَ. وَ الَّذِيْنَ هُمْ بِشَهَادَاتِهِمْ قَائِمُوْنَ. وَ الَّذِيْنَ هُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ يُحَافِظُوْنَ. أُولئِكَ فِيْ جَنَّاتٍ مُّكْرَمُوْنَ.

  1. Kecuali orang-orang yang melaksanakan shalatnya, (24271)
  2. mereka yang tetap setia melaksanakan shalatnya, (24282)
  3. dan orang-orang yang dalam hartanya disiapkan bagian tertentu, (24293)
  4. Bagi orang (miskin) yang meminta dan yang tidak meminta,
  5. dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan, (24304)
  6. dan orang-orang yang takut terhadap ‘adzāb Tuhannya, (24315)
  7. sesungguhnya terhadap ‘adzāb Tuhan mereka, tidak ada seseorang merasa aman (dari kedatangannya),
  8. dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, (24326)
  9. kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki (24337) maka sesungguhnya mereka tidak tercela.
  10. Maka barang siapa mencari di luar itu (24348), mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. (24359)
  11. Dan orang-orang yang memelihara amanat (243610) dan janjinya, (243711)
  12. dan orang-orang yang berpegang teguh pada kesaksiannya, (243812)
  13. dan orang-orang yang memelihara shalatnya. (243913)
  14. Mereka itu (244014) dimuliakan dalam surga. (244115)

 

Ayat 36-39: Membicarakan tentang orang-orang kafir yang mengolok-olok Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam dan anehnya mereka ingin masuk surga.

فَمَالِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا قِبَلَكَ مُهْطِعِيْنَ. عَنِ الْيَمِيْنِ وَ عَنِ الشِّمَالِ عِزِيْنَ. أَيَطْمَعُ كُلُّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ أَنْ يُدْخَلَ جَنَّةَ نَعِيْمٍ. كَلَّا إِنَّا خَلَقْنَاهُمْ مِّمَّا يَعْلَمُوْنَ.

  1. (244216) Maka mengapa orang-orang kafir itu datang bergegas ke hadapanmu (Muḥammad),
  2. dari kanan dan dari kiri dengan berkelompok-kelompok? (244317)
  3. Apakah setiap orang dari orang-orang kafir itu ingin masuk surga yang penuh kenikmatan? (244418)
  4. Tidak mungkin! (244519) Sesungguhnya Kami menciptakan mereka dari apa yang mereka ketahui. (244620)

 

Ayat 40-44: Sumpah bahwa kebangkitan dan pembalasan adalah ḥaqq (benar), tidak ada keraguan padanya dan bahwa ia pasti terjadi.

فَلَا أُقْسِمُ بِرَبِّ الْمَشَارِقِ وَ الْمَغَارِبِ إِنَّا لَقَادِرُوْنَ. عَلَى أَنْ نُّبَدِّلَ خَيْرًا مِّنْهُمْ وَ مَا نَحْنُ بِمَسْبُوْقِيْنَ. فَذَرْهُمْ يَخُوْضُوْا وَ يَلْعَبُوْا حَتَّى يُلَاقُوْا يَوْمَهُمُ الَّذِيْ يُوْعَدُوْنَ. يَوْمَ يَخْرُجُوْنَ مِنَ الْأَجْدَاثِ سِرَاعًا كَأَنَّهُمْ إِلَى نُصُبٍ يُوْفِضُوْنَ. خَاشِعَةً أَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ذلِكَ الْيَوْمُ الَّذِيْ كَانُوْا يُوْعَدُوْنَ.

  1. (244721) Maka Aku bersumpah demi Tuhan yang mengatur tempat-tempat terbit dan terbenamnya (matahari, bulan dan bintang), sungguh, Kami pasti mampu,
  2. untuk mengganti (mereka) dengan kaum yang lebih baik dari mereka, dan Kami tidak dapat dikalahkan.
  3. (244822) Maka biarkanlah mereka tenggelam dan bermain-main (dalam kesesatan) sampai mereka menjumpai hari yang diancamkan kepada mereka, (244923)
  4. (245024) (yaitu) pada hari ketika mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia), (245125)
  5. pandangan mereka tertunduk ke bawah diliputi kehinaan (245226). Itulah hari yang diancamkan kepada mereka.

Selesai tafsir surah al-Ma‘ārij dengan pertolongan Allah dan taufīq-Nya wal-ḥamdulillāhi rabb-il-‘ālamīn.

Catatan:

  1. 2427). Yaitu orang-orang mu’min. Mereka apabila mendapatkan kebaikan, maka mereka bersyukur kepada Allah dan menginfaqkan sebagian dari rezeki yang Allah berikan, dan apabila mereka mendapatkan kesusahan, maka mereka bersabar dan mengharap pahala. Sifat-sifat mereka ini disebutkan dalam ayat selanjutnya.
  2. 2428). Mereka senantiasa melakukan shalat pada waktunya dengan memenuhi syarat dan penyempurnanya. Mereka bukanlah orang yang tidak melaksanakannya dan bukan pula orang yang mengerjakannya jarang-jarang atau melakukannya secara kurang.
  3. 2429). Untuk zakat dan sedekah.
  4. 2430). Ya‘ni beriman kepada apa yang Allah dan Rasūl-Nya beritakan, seperti kebangkitan dan pembalasan, mereka meyakininya dan mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Beriman kepada hari pembalasan mengharuskan pula beriman kepada para rasūl dan apa yang mereka bawa.
  5. 2431). Oleh karena itulah, mereka menjauhi segala yang dapat membuat mereka di‘adzāb.
  6. 2432). Oleh karena itu, mereka tidak menaruhnya di tempat yang haram seperti zina, liwāth (homoseks), menaruhnya di dubur atau ketika istri haidh, dsb. Mereka juga meninggalkan sarana-sarana yang haram yang dapat mendorong mereka berbuat keji.
  7. 2433). Maksudnya, budak-budak belian yang didapat dalam peperangan dengan orang kafir, bukan budak belian yang didapat di luar peperangan. Dalam peperangan dengan orang-orang kafir itu, wanita-wanita yang ditawan biasanya dibagi-bagikan kepada kaum muslimin yang ikut dalam peperangan itu, dan kebiasan ini bukanlah suatu yang diwajibkan. Imām boleh melarang kebiasaan ini.
  8. 2434). Ya‘ni selain istrinya dan budaknya, seperti melakukan zina, homoseks, lesbian dan sebagainya.
  9. 2435). Dari yang halal kepada yang haram. Ayat ini juga menunjukkan haramnya nikah mut‘ah (kontrak), karena keadaan wanitanya bukan istri yang dimaksudkan dan bukan pula budak.
  10. 2436). Mereka memeliharanya, melaksanakan kewajibannya dan berusaha memenuhinya. Amanah di sini mencakup amanah antara seorang hamba dengan Tuhannya seperti beban (kewajiban) agama dan beban-beban yang menjadi tanggung jawabnya yang tersembunyi yang hanya diketahui oleh Allah seperti titipan, maupun amanah antara seorang hamba dengan hamba yang lain baik dalam hal harta maupun sesuatu yang dirahasiakan.
  11. 2437). Baik janji antara dia dengan Allah subḥānahu wa ta‘ālā, maupun janji antara dia dengan hamba-hamba Allah. Janji ini akan ditanya; apakah dia memenuhinya atau tidak?
  12. 2438). Mereka bersaksi sesuai yang mereka ketahui tanpa menambah, mengurangi atau menyembunyikan, tidak memihak kepada kerabat, teman dan lainnya, tetapi dia lakukan karena mencari keridhaan Allah subḥānahu wa ta‘ālā sebagaimana firman-Nya: “Wa aqīm-usy-syahādata lillāh.” (artinya: tegakkanlah persaksian karena Allah).
  13. 2439). Dengan melaksanakannya pada waktunya, terpenuhi rukun dan syaratnya dan mengerjakan yang wajib dan sunnahnya.
  14. 2440). Yang telah disebutkan sifatnya.
  15. 2441). Kesimpulan ayat ini dan ayat-ayat sebelumnya, bahwa Allah subḥānahu wa ta‘ālā menyifati orang-orang yang berbahagia dengan sifat-sifat yang sempurna dan akhlāq yang mulia, yaitu ibadah badan seperti shalat dan konsisten di atasnya, ibadah hati seperti takut kepada Allah yang mendorong melakukan semua perbuatan yang baik, Ibadah harta, ‘aqīdah yang bermanfaat, akhlāq yang utama, bermu‘āmalah dengan Allah dan dengan makhlūq-Nya dengan mu‘āmalah yang terbaik seperti inshāf (adil), memelihara janji dan rahasia, memiliki rasa ‘iffah (menjaga diri dari yang haram) secara sempurna dengan menjaga kemaluan dari perkara yang dibenci Allah subḥānahu wa ta‘ālā.
  16. 2442). Allah subḥānahu wa ta‘ālā berfirman menerangkan tentang tertipunya orang-orang kafir.
  17. 2443). Dengan merasa bangga terhadap apa yang ada pada mereka. Menurut keterangan sebagian ahli tafsir, ayat ini berhubungan dengan peristiwa ketika Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam shalat dan membaca al-Qur’ān di dekat Ka‘bah lalu orang-orang musyrik berkumpul berkelompok-kelompok di hadapannya sambil mengejek dan mengatakan: “Jika orang-orang mukmin benar-benar akan masuk surga sebagaimana kata Muḥammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam, tentu kita yang akan masuk lebih dahulu.” Maka turunlah ayat 38.
  18. 2444). Sebab apa yang membuat mereka berkeinginan demikian? Bukankah yang mereka siapkah hanya kekafiran dan mengingkari Rabb-ul-‘ālamīn.
  19. 2445). Keadaannya tidaklah sesuai dengan harapan mereka dan mereka tidak akan mendapatkan apa yang mereka inginkan meskipun mereka kerahkan kemampuan mereka.
  20. 2446). Yang dimaksud dengan ayat ini ialah, bahwa mereka (orang-orang kafir) diciptakan Allah dari air mani untuk beriman dan bertaqwā kepada-Nya, sebagaimana yang telah disampaikan Rasūl. Jika mereka tidak beriman dan bertaqwā, maka mereka tidak berhak masuk surga. Atau maksudnya, karena mereka diciptakan dari air mani sehingga mereka lemah tidak berkuasa apa-apa untuk memberikan manfaat kepada diri mereka dan menghindarkan bahaya, tidak berkuasa mematikan, menghidupkan dan membangkitkan.
  21. 2447). Ini merupakan sumpah Allah subḥānahu wa ta‘ālā dengan tempat-tempat terbit dan terbenamnya matahari, bulan dan bintang, karena di sana terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah yang menunjukkan bahwa Dia berkuasa membangkitkan dan berkuasa mengganti mereka dengan kaum yang lebih baik.
  22. 2448) Jika telah tetap kebangkitan dan pembalasan, namun mereka masih tetap mendustakan juga dan tidak mau tunduk kepada ayat-ayat Allah, maka biarkanlah mereka tenggelam dan bermain-main dalam kesesatan.
  23. 2449). Karena Allah subḥānahu wa ta‘ālā telah menyediakan untuk mereka pada hari itu siksaan dan bencana akibat sikap mereka itu.
  24. 2450). Selanjutnya Allah subḥānahu wa ta‘ālā menyebutkan keadaan manusia ketika mereka menjumpai hari yang diancamkan kepada mereka.
  25. 2451). Ada pula yang menafsirkan “nushub” dengan “bendera”, ya‘ni mereka seakan-akan pergi dengan segera kepadanya. Mereka pergi untuk berdiri di hadapan Allah rabb-ul-‘ālamīn.
  26. 2452). Hal itu, karena kehinaan dan kecemasan menguasai hati mereka sehingga penglihatan mereka pun ikut tertunduk, gerakan pun berhenti dan suara pun terdiam.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *