Surah al-Ma’arij 70 ~ Tafsir al-Aisar (3/3)

TAFSĪR AL-AISAR
(Judul Asli: أَيْسَرُ التَّفَاسِيْرِ لِكَلَامِ الْعَلِيِّ الْكَبِيْرِ)
Edisi Indonesia:
Tafsir al-Qur’an al-Aisar (Jilid 7)

Penulis: Syaikh Abū Bakar Jābir al-Jazā’irī

(Jilid ke 7 dari Surah Qāf s.d. an-Nās)
 
Penerbit: Darus Sunnah

Rangkaian Pos: Surah al-Ma'arij 70 ~ Tafsir al-Aisar

Sūrat-ul-Ma‘ārij: Ayat 36-44

 

فَمَالِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا قِبَلَكَ مُهْطِعِيْنَ. عَنِ الْيَمِيْنِ وَ عَنِ الشِّمَالِ عِزِيْنَ. أَيَطْمَعُ كُلُّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ أَنْ يُدْخَلَ جَنَّةَ نَعِيْمٍ. كَلَّا إِنَّا خَلَقْنَاهُمْ مِّمَّا يَعْلَمُوْنَ. فَلَا أُقْسِمُ بِرَبِّ الْمَشَارِقِ وَ الْمَغَارِبِ إِنَّا لَقَادِرُوْنَ. عَلَى أَنْ نُّبَدِّلَ خَيْرًا مِّنْهُمْ وَ مَا نَحْنُ بِمَسْبُوْقِيْنَ. فَذَرْهُمْ يَخُوْضُوْا وَ يَلْعَبُوْا حَتَّى يُلَاقُوْا يَوْمَهُمُ الَّذِيْ يُوْعَدُوْنَ. يَوْمَ يَخْرُجُوْنَ مِنَ الْأَجْدَاثِ سِرَاعًا كَأَنَّهُمْ إِلَى نُصُبٍ يُوْفِضُوْنَ. خَاشِعَةً أَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ذلِكَ الْيَوْمُ الَّذِيْ كَانُوْا يُوْعَدُوْنَ.

70: 36. Maka mengapa orang-orang kafir itu bersegera datang ke hadapanmu (Muḥammad),
70: 37. dari kanan dan dari kiri dengan berkelompok-kelompok?
70: 38. Apakah setiap orang dari orang-orang kafir itu ingin masuk surga yang penuh kenikmatan?,
70: 39. Tidak mungkin! Sesungguhnya Kami menciptakan mereka dari apa yang mereka ketahui.
70: 40. Maka aku bersumpah demi Tuhan Yang Mengatur tempat terbit dan terbenamnya (matahari, bulan dan bintang), sungguh, Kami pasti mampu,
70: 41. untuk mengganti (mereka) dengan kaum yang lebih baik dari mereka, dan Kami tidak dapat dikalahkan.
70: 42. Maka biarkanlah mereka tenggelam dan bermain-main (dalam kesesatan) sampai mereka menjumpai hari yang diancamkan kepada mereka,
70: 43. (yaitu) pada hari ketika mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia),
70: 44. pandangan mereka tertuntuk ke bawah diliputi kehinaan. Itulah hari yang diancamkan kepada mereka.

PENJELASAN KATA

(قِبَلَكَ مُهْطِعِيْنَ) Qibalaka Muhthi‘īna: Mereka selalu memandangimu.

(عِزِيْنَ) ‘Izīna: Mereka beramai-ramai selalu mengolok-olok orang-orang yang beriman: “Apabila mereka (orang-orang yang beriman) masuk surga, maka kitalah orang yang pertama kali memasukinya sebelum mereka.”

(إِنَّا خَلَقْنَاهُمْ مِّمَّا يَعْلَمُوْنَ) Innā Khalaqnāhum min Mā Ya‘lamūna: Dari air mani yang hina. Faktor yang akan memasukkan seseorang ke surga adalah ketaatan yang akan menyucikan jiwa.

(عَلَى أَنْ نُّبَدِّلَ خَيْرًا مِّنْهُمْ) ‘Alā an Nubaddila Khairan Minhum: Kami Maha Kuasa untuk menghancurkan mereka dan menggantinya dengan manusia-manusia yang lebih baik dari mereka.

(وَ مَا نَحْنُ بِمَسْبُوْقِيْنَ) Wa mā Naḥnu bi Masbuqīna: Kami tidak pernah merasa lemah untuk menepati janji Kami, yaitu menghancurkan sebuah umat kemudian menggantinya dengan umat yang lebih baik dari mereka.

(يَوْمَ يَخْرُجُوْنَ مِنَ الْأَجْدَاثِ) Yauma Yakhrujūna min-al-Ajdātsi: Pada saat mereka keluar dari alam kubur dengan cepat menuju ke (arah) padang Maḥsyar.

(سِرَاعًا كَأَنَّهُمْ إِلَى نُصُبٍ يُوْفِضُوْنَ) Sirā‘an Ka’annahum Ilā Nushubin Yūfidhūna: Seolah-olah mereka berlari menuju ke padang maḥsyar menuju kepada sebuah benda yang berdiri tegak, seperti tiang bendera.

(تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ) Tarhaquhum Dzillatun: Mereka diliputi kehinaan.

(ذلِكَ الْيَوْمُ الَّذِيْ كَانُوْا يُوْعَدُوْنَ) Dzālik-al-Yaum-ul-Ladzī Kānu Yū‘adūna: Hari yang dijanjikan yang penuh ‘adzab, yaitu di hari Kiamat.

MAKNA AYAT 36-44 SECARA UMUM

Firman-Nya: “Mengapakah orang-orang (7321) kafir itu bersegera datang ke arahmu” Allah ta‘ālā telah memberitahukan seraya menghina perilaku orang-orang musyrik di depan Rasūlullāh s.a.w. Allah ta‘ālā berfirman: “Mengapakah orang-orang kafir itu”, maksudnya orang-orang kafir Makkah, mereka mengarahkan pandangannya ke arahmu ketika kamu berada di Masjid-ul-Ḥarām, “dari kanan dan dari kiri dengan berkelompok-kelompok,” maksudnya dari arah kanan dan kirimu secara berkelompok-kelompok.

Kata ‘izīna adalah bentuk jama‘ dari kata ‘izatun yaitu sekelompok, karena mereka berkelompok-kelompok mendengarkan bacaanmu mencari suatu kata yang bisa mereka jadikan alat untuk mencacimu dan sebagai alat penusuk da‘wahmu, yaitu sebagai kata-kata ejekan yang akan mereka arahkan kepadamu dan orang-orang yang beriman: “Jika mereka (orang-orang yang beriman) masuk surga, maka kamilah yang akan memasukinya (terlebih dahulu) sebelum mereka.”

Maka Allah membantah ucapan mereka dan mematahkan omong kosong mereka dengan firman-Nya: “Adakah setiap orang dari orang-orang kafir itu ingin masuk ke dalam surga yang penuh kenikmatan?” yaitu surga yang dipenuhi dengan kemuliaan dan kenikmatan. Sekali-kali tidak! Mereka tidak akan bisa mencapainya dan tidak akan pernah terjadi. Karena jiwa mereka adalah ruh yang berlumuran najis karena perbuatan syirik dan dosa-dosa mereka.

Lihatlah, bagaimana asal-muasal penciptaan kalian? Kalian diciptakan dari air mani yang hina (kotor). Sedangkan sesuatu yang kotor tidak boleh masuk ke dalam surga. Barang siapa yang menginginkan surga, hendaklah ia menyucikan dirinya dan membersihkannya dengan keimanan dan amal shalih serta menjauhkan dirinya dari hal-hal yang bisa mengotorinya, seperti perbuatan syirik dan dosa-dosa. Inilah makna yang terkandung di dalam firman-Nya: “Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (7332) dari apa yang mereka ketahui (air mani).” Maka Allah ta‘ālā berfirman: “Maka aku bersumpah dengan Tuhan Yang memiliki timur dan barat” Kalau saja hal tersebut seperti yang mereka gambarkan yaitu mereka tidak akan dibangkitkan setelah kematian mereka. Maka aku bersumpah dengan diri-Nya yang menguasai timur yang berjumlah tiga ratus enam puluh timur dan barat, yang mana matahari terbit tiap hari di tempat terbit dan terbenam di tempat yang lain yang tidak akan kembali ke tempat semula, kecuali setelah melewati masa setahun. Maka Allah ta‘ālā bersumpah dengan diri-Nya, sedangkan yang menjadi objek yang disumpahinya yaitu tercantum di dalam firman-Nya: “Sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa,” maksudnya Kami berkuasa untuk menghancurkan mereka dan akan Kami datangkan generasi yang lebih baik dari mereka.

Dan Kami sekali-kali tidak dapat dikalahkan,” maksudnya Kami tidak lemah untuk melakukan perbuatan tersebut. Apakah mustahil bagi Kami untuk menghidupkan mereka kembali setelah kematian mereka kelak di hari Kiamat? “Maka biarkanlah mereka tenggelam (dalam kebathilan) dan bermain-main sampai mereka menjumpai hari yang diancamkan kepada mereka,” maksudnya Allah telah menyuruh Rasūl-Nya untuk membiarkan mereka tenggelam di dalam senda-gurau, permainan dan kebathilan, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Inilah ancaman yang tidak mereka ketahui. “sampai mereka menjumpai,” mereka menjumpai balasan dari perbuatan syirik dan dosa-dosa pada hari yang telah dijanjikan kepada mereka, yaitu di hari Kiamat.

Allah telah menjelaskan keadaan hari tersebut, maka Allah berfirman: “(yaitu) pada hari ketika mereka keluar” yaitu keluar dari alam kubur mereka, “dengan cepat,” dengan segera, seakan-akan mereka sedang menuju kepada “berhala-berhala (sewaktu di dunia),” (7343) yaitu menuju sesuatu yang berdiri tegak seperti tiang bendera. “Mereka pergi,” yaitu mereka berkumpul dengan segera dan mereka merasa hina karena rasa cemas dan takut. Mereka diliputi kehinaan yang lain daripada yang lain. Allah ta‘ālā berfirman: “Itulah hari yang dahulunya diancamkan kepada mereka,” inilah hari (penuh ‘adzab) yang telah dijanjikan kepada mereka, yaitu di hari Kiamat yang dahulu mereka ingkari dan dustakan. Inilah hari Kiamat telah terjadi, maka mereka akan merasakan penyesalan sehingga mereka tersedak merasakan berbagai macam ‘adzab.

PELAJARAN YANG DAPAT DIAMBIL DARI AYAT 36-44.

  1. Penjelasan tentang nasib Rasūlullāh s.a.w. ketika di Makkah hidup di tengah-tengah kaum Quraisy dan gangguan yang selalu beliau rasakan dari mereka.
  2. Penjelasan bahwa surga hanya akan dimasuki oleh jiwa yang suci, bersih dari noda kemusyrikan dan dosa-dosa. Karena semua manusia berasal dari air mani yang menjijikkan, kecuali Nabi Ādam dan Ḥawwā’ serta Nabi ‘Īsā. Karena Nabi Ādam diciptakan dari tanah dan Ḥawwā’ diciptakan dari tulung rusuk Ādam. Adapun Nabi ‘Īsā, beliau diciptakan dengan tiupan Rūḥ-ul-Qudūs (malaikat Jibrīl pada rahim Maryam dan dengan kalimat (perintah) dari Allah). Adapun selian dari ketiga orang tersebut, maka semuanya berasal dari air mani yang hina dan menjijikkan.
  3. Berargumentasi dengan (kemampuan) menciptakan untuk pertama kali sebagai dalil kemampuan untuk menghidupkan yang kedua kalinya.
  4. Penetapan adanya hari kebangkitan dan hari pembalasan.

5. Penjelasan bahwa kehidupan orang kafir walaupun dipandang sebagai kehidupan yang modern (maju) dan penuh kesenangan. Padahal hakikatnya hanya kehidupan yang bathi, penuh dengan senda-gurau dan main-main belaka.

Catatan:

  1. 732). Kalimat pertanyaan untuk membantah yang sangat mena‘jubkan yaitu ketika orang-orang musyrik berkumpul di depan Nabi s.a.w. sambil mengejek kata-kata yang mereka dengar dari beliau yang berisi janji Allah berupa surga terhadap orang-orang yang beriman dan ancaman neraka bagi orang-orang musyrik.
  2. 733). Firman Allah ini sebagai ejekan untuk mereka ketika mereka menolak dan memalingkan diri (dari kebenaran), padahal mereka adalah seorang makhluk yang tercipta dari air mani (sperma) yang hina.
  3. 734). Kata “an-nashabu” dengan mem-fatḥah-kan huruf “nūn” dan meng-kasrah-kan huruf “shād”-nya yang berarti patung. Sedangkan Nāfi‘ membacanya dengan mem-fatḥah-kan dan men-sukūn-kannya, dibaca “nashab” sedangkan Ḥafsh membacanya dengan men-dhammah-kan kedua huruf tersebut, yaitu huruf “nūn” dan “shād”-nya dan maknanya sama yaitu patung.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *