Hati Senang

Surah al-Kautsar 108 ~ Tafsir Ibni Katsir (1/2)

Tafsir Ibnu Katsir

Dari Buku:
Tafsir Ibnu Katsir, Juz 30
(An-Nabā’ s.d. An-Nās)
Oleh: Al-Imam Abu Fida’ Isma‘il Ibnu Katsir ad-Dimasyqi

Penerjemah: Bahrun Abu Bakar L.C.
Penerbit: Sinar Baru Algensindo Bandung

Sūrat-ul-Kautsar

(Nikmat Yang Banyak)

Makkiyyah atau Madaniyyah, 3 ayat

Turun sesudah Sūrat-ul- ‘Ādiyāt

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

 

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَ انْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الأَبْتَرُ

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu, dialah yang terputus.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Fudhail, dari al-Mukhtar ibnu Fulful, dari Anas ibnu Malik yang mengatakan bahwa Rasulullah s.a.w. menundukkan kepalanya sejenak, lalu beliau mengangkat kepalanya seraya tersenyum. Beliau bersabda kepada mereka, atau mereka bertanya kepada beliau s.a.w.: “Mengapa engkau tersenyum?” Maka Rasulullah s.a.w. menjawab: “Sesungguhnya barusan telah diturunkan kepadaku suatu surat.” Lalu beliau membaca firman-Nya:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu al-Kautsar. (al-Kautsar: 1), hingga akhir surat.

Lalu Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tahukah kalian, apakah al-Kautsar itu? Mereka menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Rasulullah s.a.w. bersabda:

هُوَ نَهْرٌ أَعْطَانِيْهِ رَبِّيْ عَزَّ وَ جَلَّ فِي الْجَنَّةِ عَلَيْهِ خَيْرٌ كَثِيْرٌ، تَرِدُ عَلَيْهِ أُمَّتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ آنِيَتُهُ عَدَدُ الْكَوَاكِبِ يُخْتَلَجُ الْعَبْدُ مِنْهُمْ، فَأَقُوْلُ يَا رَبِّ إِنَّهُ مِنْ أُمَّتِيْ فَيُقَالُ: إِنَّكَ لاَ تَدْرِيْ مَا أَحْدَثُوْا بَعْدَكَ.

Al-Kautsar adalah sebuah sungai (haudh/telaga – dalam riwayat lain) yang diberikan kepadaku oleh Tuhanku di dalam surga, padanya terdapat kebaikan yang banyak, umatku kelak akan mendatanginya di hari kiamat; jumlah wadah-wadah (bejana-bejana)nya sama dengan bilangan bintang-bintang. Diusir darinya seseorang hamba, maka aku berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya dia dari umatku.” Maka dikatakan: “Sesungguhnya kamu tidak mengetahui apa yang telah dibuat-buatnya sesudahmu.”

Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanad Tsulatsi ini dan juga konteks yang sama dari Muhammad ibnu Fudhail, dari al-Mukhtar ibnu Fulful, dari Anas ibnu Malik.

Telah disebutkan sehubungan dengan gambaran tentang telaga ini di hari kiamat, bahwa tercurahkan kepadanya air dari langit melalui dua talang, dan bahwa bejana-bejananya bilangannya sama dengan bintang-bintang di langit. Imam Muslim, Imam Abu Daud, dan Imam Nasai telah meriwayatkannya melalui jalur ‘Ali ibnu Mishar dan Muhammad ibnu Fudhail; keduanya dari al-Mukhtar ibnu Fudhail, dari Anas.

Menurut lafaz Imam Muslim, disebutkan bahwa ketika Rasulullah s.a.w. berada di hadapan kami di masjid, tiba-tiba beliau menundukkan kepalanya sejenak, kemudian mengangkat kepalanya seraya tersenyum. Maka kami bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah yang menyebabkan engkau tertawa?” Rasulullah s.a.w. bersabda:

لَقَدْ أُنْزِلَتْ عَلَيَّ آنِفًا سُوْرَةٌ

Sesungguhnya telah diturunkan kepadaku barusan suatu surat.

Maka beliau s.a.w. membaca firman-Nya:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَ انْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الأَبْتَرُ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu, dialah yang terputus. (al-Kautsar: 1-3).

Kemudian beliau s.a.w. bersabda:

أًتَدْرُوْنَ مَا الْكَوْثَرُ؟ – قُلْنَا اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ قَالَ – فَإِنَّهُ نَهْرٌ وَعَدَنِيْ رَبِّيْ عَزَّ وَ جَلَّ عَلَيْهِ خَيْرٌ كَثِيْرٌ هُوَ حَوْضٌ تَرِدُ عَلَيْهِ أُمَّتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ آنِيَتُهُ عَدَدُ النُجُوْمِ فِي السَّمَاءِ. فَيُخْتَلَجُ الْعَبْدُ مِنْهُمْ فَأَقُوْلُ رَبِّ إِنَّهُ مِنْ أُمَّتِيْ، فَيَقُوْلُ إِنَّكَ لاَ تَدْرِيْ مَا أَحْدَثَ بَعْدَكَ.

“Tahukah kamu, apakah al-Kautsar itu?” Kami menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya al-Kautsar adalah sebuah sungai (telaga) yang telah dijanjikan oleh Tuhanku untukku, padanya terdapat kebaikan yang banyak. Al-Kautsar merupakan telaga yang akan didatangi oleh umatku kelak di hari kiamat, jumlah bejananya sama dengan bilangan bintang-bintang di langit, maka diusirlah darinya seorang hamba dari mereka, lalu aku berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya dia dari kalangan umatku.” Maka Dia berfirman: “Sesungguhnya kamu tidak mengetahui apa yang telah dibuat-buatnya sesudahmu.”

Sebagian besar ulama ahli qiraat mengatakan berdasarkan dalil ayat ini, bahwa surat ini adalah surat Madaniyyah. Dan kebanyakan ulama fiqih mengatakan bahwa Basmalahnya merupakan bagian dari surat dan diturunkan bersama-sama dengan surat ini. Adapun mengenai firman-Nya:

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu al-Kautsar. (al-Kautsar: 1)

Dalam hadis yang lalu telah disebutkan bahwa al-Kautsar adalah nama sebuah sungai di dalam surga. Imam Ahmad telah meriwayatkan melalui jalur lain dari Anas, untuk itu ia mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami ‘Affan, telah menceritakan kepada kami Hammad, telah menceritakan kepada kami Tsabit, dari Anas, bahwa ia membaca firman-Nya:

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu al-Kautsar. (al-Kautsar: 1)

Lalu ia mengatakan bahwa Rasulullah s.a.w. pernah bersabda:

أُعْطِيْتُ الْكَوْثَرَ فَإِذَا هُوَ نَهْرٌ يَجْرِيْ وَ لَمْ يَشُقَّ شَقًّا وَ إِذَا حَافَتَاهُ قُبَابُ اللُّؤْلُؤِ فَضَرَبْتُ بِيَدِيْ فِيْ تُرْبَتِهِ فَإِذَا مِسْكٌ أَذْفَرُ وَ إِذَا حَصْبَاؤُهُ اللُّؤْلُؤُ

Aku diberi al-Kautsar, dan ternyata ia adalah sebuah sungai yang mengalir, tetapi tidak dibedahkan sebagai mana sungai. Dan ternyata kedua tepinya adalah kubah-kubah dari mutiara; lalu aku menyentuhkan tanganku ke tanahnya, dan ternyata ia seharum minyak kesturi yang sangat harum baunya, dan ternyata batu-batu kerikilnya dari mutiara.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abu ‘Adiy, dari Humaid, dari Anas yang mengatakan bahwa Rasulullah s.a.w. pernah bersabda:

دَخَلْتُ الْجَنَّةَ فَإِذَا أَنَا بِنَهْرٍ حَافَتَاهُ خِيَامُ اللُّؤْلُؤِ فَضَرَبْتُ بِيَدِيْ إِلَى مَا يَجْرِيْ فِيْهِ الْمَاءُ فَإِذَا مِسْكٌ أَذْفَرُ قُلْتُ: مَا هذَا يَا جِبْرِيْلُ؟ قَالَ: هذَا الْكَوْثَرُ الَّذِيْ أَعْطَاكَهُ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ.

Aku masuk ke dalam surga, dan tiba-tiba aku melihat sebuah sungai yang kedua tepinya dipenuhi oleh kemah-kemah dari mutiara, lalu aku sentuhkan tanganku ke tanah yang dialiri airnya, tiba-tiba ia adalah minyak kesturi yang sangat harum baunya. Aku bertanya: “Hai Jibril, apakah ini?” Jibril menjawab: “Ini adalah al-Kautsar yang diberikan oleh Allah s.w.t. kepadamu.”

Imam Bukhari di dalam kitab sahihnya dan Imam Muslim telah meriwayatkan melalui hadis Syaiban ibnu ‘Abd-ur-Rahman, dari Qatadah, dari Anas ibnu Malik yang mengatakan bahwa setelah Nabi s.a.w. dibawa naik ke langit, beliau menceritakan:

أَتَيْتُ عَلَى نَهْرٍ حَافَتَاهُ قُبَابُ اللُّؤْلُؤِ الْمُجَوِّفِ فَقُلْتُ مَا هذَا يَا جِبْرِيْلُ؟ قَالَ: هذَا الْكَوْثَرُ

Aku datang ke sebuah sungai yang kedua tepinya dipenuhi oleh kemah-kemah dari mutiara yang dilubangi, lalu aku bertanya: “Apakah ini, hai Jibril?” Jibril berkata: “Ini adalah Sungai al-Kautsar.”

Demikianlah menurut lafaz Imam Bukhari raḥimahullāh. Ibnu Jarir mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami ar-Rabi‘, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, dari Sulaiman ibnu Bilal, dari Syarik ibnu Abu Namir; ia pernah mendengar Anas menceritakan hadis berikut kepadanya (dan teman-temannya), bahwa ketika Rasulullah s.a.w. melakukan Isrā’, Jibril membawanya naik ke langit terdekat, tiba-tiba Nabi s.a.w. melihat sebuah sungai yang padanya terdapat sebuah gedung dari mutiara dan zabarjad. Lalu Nabi s.a.w. mencium bau tanahnya, dan ternyata baunya harum seperti minyak kesturi, lalu beliau s.a.w. bertanya: “Hai Jibril, sungai apakah ini?” Jibril menjawab: “Ini adalah Sungai al-Kautsar yang disediakan oleh Tuhanmu untukmu.”

Hadis mengenai Isrā’ ini telah disebutkan di dalam tafsir sūrat-ul-Isrā’ melalui jalur Syarik, dari Anas, dari Nabi s.a.w. yang hadisnya diketengahkan di dalam kitab Shaḥīḥain.

Sa‘id telah meriwayatkan dari Qatadah, dari Anas, bahwa Rasulullah s.a.w. pernah bersabda:

بَيْنَمَا أَنَا أَسِيْرٌ فِي الْجَنَّةِ إِذْ عَرَضَ لِيْ نَهْرٌ حَافَتَاهُ قُبَابُ اللُّؤْلُؤِ الْمُجَوِّفِ، فَقَالَ الْمَلَكُ – الَّذِيْ مَعَهُ – أَتَدْرِيْ مَا هذَا الْكَوْثَرُ الَّذِيْ أَعْطَاكَ اللهُ، وَ ضَرَبَ بِيَدِهِ إِلَى أَرْضِهِ فَأَخْرَجَ مِنْ طِيْنَتِهِ الْمِسْكَ

Ketika aku sedang berjalan di dalam surga, tiba-tiba terbentang di hadapanku sebuah sungai yang kedua tepinya penuh dengan kemah-kemah mutiara yang berlubang. Maka berkatalah malaikat yang menemaninya: “Tahukah kamu apakah sungai ini? Inilah al-Kautsar yang akan diberikan Allah kepadamu.” Lalu Nabi s.a.w. memasukkan tangannya ke tanah dan mengeluarkan dari tanahnya minyak kesturi (yang harum baunya).

Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Sulaiman ibnu Tharkhan dan Ma‘mar serta Hammam dan lain-lainnya dari Qatadah dengan sanad yang sama.

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abu Syuraih, telah menceritakan kepada kami Abu Ayyub al-‘Abbas, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Sa‘d, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu ‘Abd-ul-Wahhab (keponakan Ibnu Syihab), dari ayahnya, dari Anas yang menceritakan bahwa Rasulullah s.a.w. pernah ditanya mengenai makna al-Kautsar, maka beliau s.a.w. menjawab:

هُوَ نَهْرٌ أَعْطَانِيْهِ اللهُ تَعَالَى فِي الْجَنَّةِ تُرَابُهُ مِسْكٌ أَبْيَضُ مِنَ اللَّبَنِ وَ أَحْلَى مِنَ الْعَسَلِ تَرِدُهُ طَيْرٌ أَعْنَاقُهَا مِثْلَ أَعْنَاقِ الْجُزُرِ

Al-Kautsar adalah sebuah sungai yang diberikan Allah kepadaku di dalam surga, tanahnya adalah minyak kasturi (airnya) lebih putih daripada air susu dan rasanya lebih manis daripada madu; sungai itu didatangi oleh burung-burung yang lehernya seperti leher unta.

Abu Bakar berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya burung itu benar-benar lezat dagingnya.” Rasulullah s.a.w. menjawab:

آكُلُهَا أَنْعُمُ مِنْهَا

Aku akan memakan dagingnya dan merasakan kelezatan (kenikmatan)nya.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Salamah al-Khuzza’i, telah menceritakan kepada kami, al-Laits, dari Yazid ibn-ul-Had, dari ‘Abd-ul-Wahhab, dari Abdullah ibnu Muslim ibnu Syihab, dari Anas, bahwa seorang lelaki pernah bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah al-Kautsar itu?” Rasulullah s.a.w. bersabda:

هُوَ نَهْرٌ فِي الْجَنَّةِ أَعْطَانِيْهِ رَبِّيْ لَهُوَ أَشَدُّ بَيَاضًا مِنَ اللَّبَنِ وَ أَحْلَى مِنَ الْعَسَلِ فِيْهِ طُيُوْرٌ أَعْنَاقُهَا كَأَعْنَاقِ الْجُزُرِ، قَالَ عُمَرُ، يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّهَا لَنَاعِمَةٌ. قَالَ: آكُلُهَا أَنْعُمُ مِنْهَا يَا عُمَرَ.

“Al-Kautsar adalah sebuah sungai di dalam surga yang diberikan oleh Tuhanku untukku. Airnya lebih putih daripada air susu dan rasanya lebih manis daripada madu, padanya terdapat burung-burung yang lehernya seperti leher unta.” Umar bertanya: “Wahai Rasulullah, sudah tentu dagingnya amat lezat.” Rasulullah s.a.w. bersabda: “Aku akan memakannya dan merasakan kelezatannya, hai Umar.”

Ibnu Jarir meriwayatkannya melalui az-Zuhri dari saudaranya (yaitu Abdullah), dari Anas, bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah s.a.w. tentang al-Kautsar, maka disebutkan hal yang semisal dengan hadis di atas.

Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Khalid ibnu Yazid al-Kahili, telah menceritakan kepada kami Israil, dari Abu Ishaq, dari Abu ‘Ubaidah, dari ‘A’isyah r.a. Bahwa ia pernah bertanya kepada ‘A’isyah tantang makna firman-Nya:

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu al-Kautsar. (al-Kautsar: 1)

Maka Siti ‘A’isyah r.a. menjawab: “Al-Kautsar adalah sebuah sungai yang diberikan kepada Nabi kalian, kedua tepinya berupa mutiara yang berlubang, jumlah bejana-bejananya sama dengan bilangan bintang-bintang di langit.” Kemudian Imam Bukhari mengatakan bahwa Zakaria, Abul-Ahwash dan Mutharrif telah meriwayatkannya dari Abu Ishaq; Imam Ahmad dan Imam Nasai meriwayatkannya melalui jalur Mutharrif dengan sanad yang sama.

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Waki‘, dari Sufyan dan Israil, dari Abu Ishaq, dari Abu ‘Ubaidah, dari ‘A’isyah yang mengatakan bahwa al-Kautsar adalah nama sebuah sungai di dalam surga yang kedua tepinya mutiara yang berlubang. Isra’il mengatakan bahwa al-Kautsar adalah sebuah sungai di dalam surga yang padanya terdapat bejana-bejana yang bilangannya sama dengan bintang-bintang di langit.

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid, telah menceritakan kepada kami Ya‘qub al-Qummi, dari Hafsh ibnu Humaid, dari Syamir ibnu ‘Athiyyah, dari Syaqiq atau Masruq yang mengatakan bahwa aku bertanya kepada Siti ‘A’isyah: “Wahai Ummul-Mu’minin, ceritakan kepadaku tentang al-Kautsar.” ‘A’isyah menjawab: “Sebuah sungai di lembah surga.” Aku bertanya: “Apakah yang dimaksud dengan lembah surga?” ‘A’isyah menjawab: “Terletak di bagian tengahnya, kedua tepinya penuh dengan gedung-gedung dari mutiara dan yaqut, dan tanahnya seharum minyak kasturi, sedangkan batu kerikilnya dari mutiara dan yaqut.

Ibnu Jarir mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Waki‘, dari Abu Ja‘far ar-Razi, dari Ibnu Abu Najih, dari ‘A’isyah r.a. yang mengatakan: “Barang siapa yang ingin mendengarkan gemerciknya air Telaga Kautsar, hendaklah ia menutupkan kedua jari telunjuknya ke kedua lubang telinganya. Riwayat ini terdapat mata rantai yang putus antara Ibnu Abu Najih dan Siti ‘A’isyah r.a. Dan menurut sebagian riwayat dari seorang lelaki, dari ‘A’isyah, disebutkan bahwa makna yang dimaksud ialah suara yang semisal dengan itu, bukan berarti suaranya persis, seperti itu; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui. As-Suhaili mengatakan bahwa Imam Daruqutni telah meriwayatkannya secara marfū‘ melalui jalur Malik ibnu Maghul, dari asy-Sya‘bi, dari Masruq, dari ‘A’isyah, dari Nabi s.a.w.

Kemudian Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ya‘qub ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Hasyim, telah menceritakan kepada kami Abu Bisyr, dari Sa‘id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas r.a. yang mengatakan sehubungan dengan al-Kautsar, bahwa al-Kautsar adalah kebaikan yang banyak yang diberikan oleh Allah kepada Nabi s.a.w.

Abu Bisyr mengatakan bahwa ia pernah berkata kepada Sa‘id ibnu Jubair, bahwa sesungguhnya orang-orang mengira al-Kautsar adalah sebuah sungai di dalam surga. Maka Sa‘id menjawab, bahwa sungai di dalam surga termasuk kebaikan yang diberikan oleh Allah s.w.t. kepada Nabi s.a.w.

Abu Bisyr telah meriwayatkannya pula melalui hadis Hasyim, dari Abu Bisyr dan ‘Atha’ ibn-us-Sa’ib, dari Sa‘id ibnu Jubair, dari Ibnu ‘Abbas r.a. yang mengatakan bahwa al-Kautsar adalah kebaikan yang banyak.

Ats-Tsauri telah meriwayatkan dari Atha’ ibn-us-Sa’ib, dari Sa‘id ibnu Jubair, dari Ibnu ‘Abbas yang mengatakan bahwa al-Kautsar artinya kebaikan yang banyak. Dan tafsir ini bersifat lebih umum mencakup sungai dan nikmat lainnya. Mengingat lafaz al-Kautsar berasal dari al-Katsrah yang artinya kebaikan yang banyak, dan di antaranya ialah sungai tersebut di dalam surga. Pendapat ini dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas, ‘Ikrimah, Sa‘id ibnu Jubair, Mujahid, Muharib ibnu Ditsar, dan al-Hasan ibnu Abul-Hasan al-Basri, sehingga Mujahid mengatakan bahwa al-Kautsar adalah kebaikan yang banyak di dunia dan akhirat.

Alamat Kami
Jl. Zawiyah, No. 121, Rumah Botol Majlis Dzikir Hati Senang,
RT 06 RW 04, Kp. Tajur, Desa Pamegarsari, Parung, Jawa Barat. 16330.