Surah al-Kafirun 109 ~ Tafsir al-Bayan

تَفْسِيْرُ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ
AL-BAYĀN
JILID IV
 
Oleh:
Prof. T.M. Hasbi ash-Shiddieqy.
 
Penerbit: PT ALMA‘ARIF – Bandung

SURAT KESERATUS SEMBILAN
AL-KĀFIRŪN

(Orang-orang Kafir)
Diturunkan di Makkah, terdiri dari 6 ayat.

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ. لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَ. وَ لَا أَنْتُمْ عَابِدُوْنَ مَا أَعْبُدُ. وَ لَا أَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْ. وَ لَا أَنْتُمْ عَابِدُوْنَ مَا أَعْبُدُ. لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَ لِيَ دِيْنِ

Dengan – menyebut – asmā’ Allah yang Maha besar (banyak) rahmat-Nya, lagi senantiasa mencurahkan rahmat-Nya.

 

Rasūl dan para mu’min menyembah Allah yang Esa dengan tulus ikhlas.

109:1. Katakanlah olehmu: “Hai orang-orang kafir (musyrikīn yang mengingkari kebenaran).
109:2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu – sembah – sekarang ini.
109:3. Dan kamu tidak menyembah Tuhan yang aku sembah – sekarang ini.
109:4. Dan aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah sekarang ini.
109:5. Dan kamu tidak akan menyembah Tuhan yang aku sembah sekarang ini – (dan kamu tidak akan ber‘ibādat dengan ‘ibādatku) (33861).
109:6. Untuk kamu agamamu dan untukku agamaku (33872).”

MUQADDIMAH

Diriwayatkan bahwa al-Walīd ibn-ul-Mughīrah, al-‘Āsh ibn Wā’il as-Sahmī, al-Aswad ibn ‘Abd-il-Muththalib, Umaiyah ibn Khalaf, serta segolongan pemuka Quraisy lainnya pada suatu hari datang kepada Nabi untuk mengemukakan anjuran mereka, yaitu sifat timbal-balik, ya‘ni mereka mengikuti Muḥammad selama setahun lalu Muḥammad mengikuti agama mereka untuk selama setahun pula.

Mereka berkata: kalau agama engkau Ya Muḥammad yang baik, maka berarti kami memperoleh sebahagian kebaikan itu. Dan kalau agama kami yang baik, maka berarti kamu memperoleh sebahagian kebaikan itu.

Mendengar itu Nabi pun berkata: Saya berlindung kepada Allah dari memperserikatkan sesuatu dengan Allah.

Untuk menandaskan penolakan itu, Allah menurunkan surat ini. Setelah surat ini diterima Rasūlullāh, beliaupun pergi ke Masjid al-Ḥarām yang kebetulan tokoh-tokoh Quraisy sudah berkumpul di situ. Di hadapan mereka dengan suara yang lantang Nabi membaca Surat al-Kāfirūn ini.

Mulai sa‘at itu Nabi menerima gangguan-gangguan yang lebih berat dari yang sudah-sudah.

Adapun persesuaian antara surat ini dengan surat yang telah lalu, ialah:

  1. Dalam surat yang telah lalu Allah memerintahkan Rasūl-Nya supaya menyembah Allah Sendiri dan mensyukuri ni‘mat-Nya dengan jalan ikhlāsh dalam menyembah kepada-Nya.
  2. Dalam surat ini Allah menandaskan yang demikian itu.

KHĀTIMAH

Surat al-Kāfirūn ini menandaskan bahwa Ma‘būd (Tuhan yang disembah) oleh Muḥammad dan kaum Muslimīn tidaklah sama dengan ma‘būd atau pujaan orang-orang musyrik. Demikian pula ‘ibādat Muḥammad dan ummatnya yang harus berdasarkan keikhlasan dan ketulusan hati dan bersih daripada memperserikatan sesuatu dengan Allah, adalah berbeda daripada ‘ibādat orang-orang musyrik.

Catatan:

  1. 3386). Ya‘ni: aku tidak sembah di waktu sekarang ini, apa yang kamu sedang sembah dan aku tidak akan menyembah di masa yang akan datang apa yang kamu telah sembah. Menurut al-Imām Muḥammad ‘Abduh, ayat ini berma‘na: “Kami tidak menyembah pujaanmu dan ‘ibādat kamipun tidak sama dengan ‘ibādatmu. Kami hanya menyembah Allah, ‘ibādat kami pun hanya untuk-Nya Sendiri”. pada mā ta‘budūna” dan pada “mā a‘bud” berma‘na “apa yang”. Sedang “” pada mā ‘abadtum” dan pada “mā a‘budu yang kedua, mā mashdariyyah, ‘ibādatmu. Begitu pula “mā a‘budu yang kedua – ‘ibādatku.
  2. 3387). Asy-Syāfi‘ī dan lain-lain berpegang kepada ayat ini untuk menetapkan, bahwa orang kafir semuanya dipandang seagama satu sama lainnya pusaka mempusakai jika ada di antara mereka hubungan darah. Aḥmad ibn Ḥanbal berpendapat, bahwa orang Nashrānī tidak mewarisi orang Yahūdī.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *