Surah al-Jumu’ah 62 ~ Tafsir al-Bayan

تَفْسِيْرُ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ
AL-BAYĀN
JILID IV
 
Oleh:
Prof. T.M. Hasbi ash-Shiddieqy.
 
Penerbit: PT ALMA‘ARIF – Bandung

SURAT KEENAM PULUH DUA
AL-JUMU‘AH

(Jum‘at)
Diturunkan di Madīnah, terdiri dari 11 ayat.

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

يُسَبِّحُ للهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَ مَا فِي الْأَرْضِ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسِ الْعَزِيْزِ الْحَكِيْمِ. هُوَ الَّذِيْ بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّيْنَ رَسُوْلًا مِّنْهُمْ يَتْلُوْ عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَ يُزَكِّيْهِمْ وَ يُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَ الْحِكْمَةَ وَ إِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلَالٍ مُّبِيْنٍ. وَ آخَرِيْنَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوْا بِهِمْ وَ هُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ. ذلِكَ فَضْلُ اللهِ يُؤْتِيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَ اللهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيْمِ. مَثَلُ الَّذِيْنَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوْهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِآيَاتِ اللهِ وَ اللهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِيْنَ. قُلْ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ هَادُوْا إِنْ زَعَمْتُمْ أَنَّكُمْ أَوْلِيَاءُ للهِ مِنْ دُوْنِ النَّاسِ فَتَمَنَّوُا الْمَوْتَ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْنَ. وَ لَا يَتَمَنَّوْنَهُ أَبَدًا بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيْهِمْ وَ اللهُ عَلِيْمٌ بِالظَّالِمِيْنَ. قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَ الشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا إِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللهِ وَ ذَرُوا الْبَيْعَ ذلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ. فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوْا فِي الْأَرْضِ وَ ابْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللهِ وَ اذْكُرُوا اللهَ كَثِيْرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. وَ إِذَا رَأَوْا تِجَارَةً أَوْ لَهْوًا انْفَضُّوْا إِلَيْهَا وَ تَرَكُوْكَ قَائِمًا قُلْ مَا عِنْدَ اللهِ خَيْرٌ مِّنَ اللَّهْوِ وَ مِنَ التِّجَارَةِ وَ اللهُ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ.

Dengan – menyebut – asmā’ Allah yang Maha besar (banyak) rahmat-Nya, lagi senantiasa mencurahkan rahmat-Nya.

Tugas Rasūl dalam mengembangkan agama Allah:

62: 1. Apa yang di langit dan apa yang di bumi mentasbīḥkan Allah, Raja yang Maha Suci dan yang senantiasa keras tuntutan-Nya lagi senantiasa menetapkan sesuatu sesuai dengan hikmat.
62: 2. Dia adalah Tuhan yang telah mengutus dalam kalangan kaum yang ummi (orang ‘Arab) (29121) seorang Rasūl daripada mereka yang membacakan kepada mereka ayat-ayatNya dan yang membersihkan mereka (29132), dan mengajarkan kepada mereka al-Kitāb dan al-Ḥikmah; dan sesungguhnya mereka dahulunya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (29143).
62: 3. Dan – dalam kalangan – orang-orang yang lain dari mereka yang belum pernah berhubungan dengan mereka (29154); dan Dialah Allah yang senantiasa keras tuntutan-Nya lagi senantiasa menyelesaikan sesuatu sesuai dengan ḥikmah.
62: 4. Yang demikian itu, adalah karunia Allah, dianugerahkannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah mempunyai karunia yang besar.

Perumpamaan orang yang tidak menuruti isi kitāb-Nya:

62: 5. Tamsilan orang-orang yang ditugas menegaskan – hukum – at-Taurāt dan meng‘amalkan isinya, padahal mereka tidak menegakkannya dan tidak mengambilkannya, adalah seperti keledai yang memikul kitāb-kitāb yang tebal. Amat buruklah perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah; dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang zhālim.
62: 6. Katakanlah olehmu: Wahai sekalian orang Yahudi, jika kamu mengatakan bahwasanya kamu kekasih Allah, bukan manusia yang lain (29165), maka harapkanlah kematian; jika kamu adalah orang-orang yang benar tentang da‘wahmu – , lakukanlah yang demikian itu – .
62: 7. Mereka tidak akan mengharapkan kematian buat selama-lamanya, karena kesalahan-kesalahan yang telah mereka kerjakan dengan tangan-tangan mereka; dan Allah senantiasa mengetahui akan sekalian orang yang zhālim.
62: 8. Katakanlah olehmu: “Sesungguhnya mati yang kamu lari dari padanya, sesungguhnya akan menemui kamu, kemudian kamu dikembalikan kepada Allah yang mengetahui ‘alam ghaib dan ‘alam yang nyata, lalu diberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan (29176).

Beberapa hukum sekitar sembahyang jum‘at:

62: 9. Wahai sekalian orang yang beriman, apabila dikumandangkan seruan kepada sembahyang di hari Jum‘at maka pergilah kepada menyebut Allah (29187) dan tinggalkanlah jual-beli. Yang demikian itu adalah lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya.
62: 10. Kemudian apabila telah selesai mengerjakan sembahyang, bertebarlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah akan Allah sebanyak-banyaknya (29198) mudah-mudahan kamu mendapatkan kemenangan.
62: 11. Dan apabila mereka melihat kafilah yang membawakan perniagaan, atau permainan, mereka berlari-larian ke situ, meninggalkan engkau yang sedang berdiri (atas mimbar). Katakanlah: “Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan, dan Allah sebaik-baik yang memberikan rezeki.

MUQADDIMAH

Surat ini memperkatakan tentang keutamaan Allah mengutus Rasūl-Nya dari bangsa ‘Arab dan memperkatakan pula tentang hal kelicikan bangsa Yahudi yang tidak teguh memelihara Syarī‘at Allah.

Surat ini menjelaskan beberapa hukum di sekitar Jum‘at.

Pada akhirnya surat ini menganjurkan kita berusaha mencari rezeki sesudah selesai mengerjakan tugas sembahyang.

Adapun persesuaian surat ini dengan surat yang telah lalu, ialah:

  1. Dalam surat yang telah lalu, Allah menerangkan keadaan Mūsā dan kezhāliman kaumnya.
  2. Dalam surat ini, Allah menerangkan keadaan Muḥammad dan keutamaan ummatnya untuk menggariskan suatu pemisahan antara Bani Isrā’īl dengan ummat Muḥammad s.a.w.
  3. Dalam surat yang telah lalu Tuhan menerangkan perkataan ‘Īsā terhadap diri pribadi Muḥammad s.a.w.
  4. Dalam surat ini, Tuhan menandaskan bahwa Muḥammad itulah Nabi yang dikabarkan kedatangannya oleh ‘Isa.
  5. Surat yang telah lalu disudahi dengan perintah yang dinamai “tijārah rabīḥah” = perniagaan yang pasti akan membawa keuntungan.
  6. Surat ini disudahi dengan perintah menghadiri jamā‘ah Jum‘at. Menghadirinya adalah lebih baik daripada terus berbimbang dengan jual-beli dan usaha kerja.

Rasūlullāh s.a.w. selalu membaca surat ini dalam shalat Jum‘at bersama dengan surat al-Munāfiqūn.

Demikian diriwayatkan oleh Muslim.

KHĀTIMAH

Di antara soal-soal yang pokok diterangkan surat al-Jum‘ah ini ialah:

  1. Keterangan mengenai beberapa sifat Allah yang sempurna.
  2. Sifat Nabi yang ummi yang dibangkit menjadi rahmat bagi serata ‘alam.
  3. Pencelaan yang dihadapkan kepada ummat Yahudi lantaran tidak mau melaksanakan hukum Taurāt.
  4. Menganjurkan mubāhalah kepada orang Yahudi.
  5. Perintah pergi ke Masjid pada hari Jum‘at di ketika mendengar adzan Jum‘at yang diserukan ketika imam telah berada di atas mimbar.
  6. Perintah berusaha mencari rezeki sesudah selesai mengerjakan tugas ‘ibādat.
  7. Penghardikan yang dihadapkan kepada para mu’min lantaran mereka meninggalkan Nabi yang sedang berkhuthbah untuk melihat barang niaga, yang datang dari luar kota, atau untuk melihat permainan.

Catatan:

  1. 2912). Ya‘ni: orang-orang ‘Arab, baik yang bisa membaca dan menulis, maupun yang tidak, Ummi pada asalnya, orang yang tidak bisa membaca dan menulis.
  2. 2913). Ya‘ni: dari ‘aqīdah-‘aqīdah yang keliru dan akhlāq-akhlāq yang rusak.
  3. 2914). Baca: Ibnu Katsīr. Tuhan membangkit Muḥammad dari antara orang-orang ‘Arab, tidak berarti bahwa beliau bukan untuk seluruh manusia.
    Baca: ayat 15 S. 7: al-A‘rāf; ayat 19 S. 6: an-An‘ām.
  4. 2915). Ya‘ni: segala orang yang masuk ke dalam Islam.
    Baca: Ar-Rāzī. Baca: ayat 71 S. 9: at-Taubah. Ayat ini merupakan mu‘jizat al-Qur’ān. Baca: ayat 52 S. 23: al-Mu’minūn. Al-Qāsimī 16: 5799.
  5. 2916). Orang Yahudi mengatakan bahwa mereka adalah anak-anak Allah dan kekasih-Nya. Karenanya, dihadapkanlah kepada mereka khithāb Tuhan ini.
  6. 2917). Baca: ayat 94 S. 2: al-Baqarah.
  7. 2918). Ya‘ni: Khuthbah dan shalat Jum‘at di ketika imam telah duduk di atas mimbar. Ayat ini mensyarī‘atkan shalat Jum‘at, adzan dan pergi kepadanya dan mengharamkan berjual-beli sesudahnya adzan. Ada orang pada masa Nabi, yang tetap duduk berjualan di Baqī’ az-Zubair sesudah adzan, maka diturunkanlah ayat ini. Di masa Rasūl, Bilāl beradzan hanya satu kali saja yaitu ketika Rasūl duduk atas mimbar untuk atas mimbar untuk berkhuthbah.
  8. 2919). Ya‘ni: Ingatlah perintah-Nya, agama-Nya dan syarī‘at-Nya dengan jalan memuji dan mensyukuri-Nya. Ayat ini memberikan pengertian bahwasanya khuthbah Jum‘at dilakukan sebelum shalat sambil berdiri dan keharusan kita mendengarkan khuthbah.
    Dan ayat ini menandakan bahwa Syara‘ tidak menjadikan hari Jum‘at, hari libur sebagai yang dilakukan oleh ahli kitāb yaitu menjadikan Sabtu dan Ahad hari libur. Juga menyindir orang-orang yang memgimbangi orang-orang ahli kitāb. Dan ayat ini tidak mensyarī‘atkan sesuatu sembahyang sunnat pun sesudah Jum‘at di Masjid.
    Nabi hanya mengerjakan sunnat di rumahnya. Menetapkan bahwa wajib mengerjakan sembahyang Zhuhur sesudah Jum‘at, jika Jum‘at berbilang di sesuatu kota, sedikitpun tidak ada keterangan dari syara‘.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *