Surah al-Jinn 72 ~ Tafsir Rahmat

Tafsir Rahmat
 
Oleh: H. Oemar Bakry

72. AL-JINN (JINN)

 

Surat ini termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Jumlah ayatnya 28. Diturunkan sesudah Surat al-A‘rāf.

Dinamakan Surat Jinn karena disebutkan pada ayat pertama dari surat ini dan kemudian disusul dengan ayat-ayat tentang Jinn itu.

Di antara isinya:

  1. Jinn, makhluk Allah yang disuruh menyembah-Nya sama dengan manusia.
  2. Kita percaya kepada adanya jinn karena diterangkan dalam al-Qur’ān.
  3. Jinn ada yang mu’min dan ada pula yang kafir.
  4. Percaya kepada adanya jinn termasuk kepercayaan kepada yang ghaib. Yang ghaib tidak dapat dijangkau dengan ilmu dan teknologi. Iman dan tawakkallah yang dapat menghayatinya.
  5. Jinn juga mendengar bacaan al-Qur’ān.
  6. Rasūlullāh tidak berdaya untuk mendatangkan bahaya atau manfaat kepada manusia. Ia hanya bertugas menyampaikan da‘wah.

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

قُلْ أُوْحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِّنَ الْجِنِّ فَقَالُوْا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآنًا عَجَبًا. يَهْدِيْ إِلَى الرُّشْدِ فَآمَنَّا بِهِ وَ لَنْ نُّشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَدًا. وَ أَنَّهُ تَعَالَى جَدُّ رَبِّنَا مَا اتَّخَذَ صَاحِبَةً وَ لَا وَلَدًا. وَ أَنَّهُ كَانَ يَقُوْلُ سَفِيْهُنَا عَلَى اللهِ شَطَطًا. وَ أَنَّا ظَنَنَّا أَنْ لَّنْ تَقُوْلَ الْإِنْسُ وَ الْجِنُّ عَلَى اللهِ كَذِبًا. وَ أَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِّنَ الْإِنْسِ يَعُوْذُوْنَ بِرِجَالٍ مِّنَ الْجِنِّ فَزَادُوْهُمْ رَهَقًا. وَ أَنَّهُمْ ظَنُّوْا كَمَا ظَنَنْتُمْ أَنْ لَّنْ يَبْعَثَ اللهُ أَحَدًا. وَ أَنَّا لَمَسْنَا السَّمَاءَ فَوَجَدْنَاهَا مُلِئَتْ حَرَسًا شَدِيْدًا وَ شُهُبًا. وَ أَنَّا كُنَّا نَقْعُدُ مِنْهَا مَقَاعِدَ لِلسَّمْعِ فَمَنْ يَسْتَمِعِ الْآنَ يَجِدْ لَهُ شِهَابًا رَّصَدًا. وَ أَنَّا لَا نَدْرِيْ أَشَرٌّ أُرِيْدَ بِمَنْ فِي الْأَرْضِ أَمْ أَرَادَ بِهِمْ رَبُّهُمْ رَشَدًا. وَ أَنَّا مِنَّا الصَّالِحُوْنَ وَ مِنَّا دُوْنَ ذلِكَ كُنَّا طَرَائِقَ قِدَدًا. وَ أَنَّا ظَنَنَّا أَنْ لَّنْ نُّعْجِزَ اللهَ فِي الْأَرْضِ وَ لَنْ نُّعْجِزَهُ هَرَبًا. وَ أَنَّا لَمَّا سَمِعْنَا الْهُدَى آمَنَّا بِهِ فَمَنْ يُؤْمِنْ بِرَبِّهِ فَلَا يَخَافُ بَخْسًا وَ لَا رَهَقًا. وَ أَنَّا مِنَّا الْمُسْلِمُوْنَ وَ مِنَّا الْقَاسِطُوْنَ فَمَنْ أَسْلَمَ فَأُوْلئِكَ تَحَرَّوْا رَشَدًا. وَ أَمَّا الْقَاسِطُوْنَ فَكَانُوْا لِجَهَنَّمَ حَطَبًا. وَ أَنْ لَّوِ اسْتَقَامُوْا عَلَى الطَّرِيْقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُمْ مَّاءً غَدَقًا. لِنَفْتِنَهُمْ فِيْهِ وَ مَنْ يُعْرِضْ عَنْ ذِكْرِ رَبِّهِ يَسْلُكْهُ عَذَابًا صَعَدًا. وَ أَنَّ الْمَسَاجِدَ للهِ فَلَا تَدْعُوْا مَعَ اللهِ أَحَدًا. وَ أَنَّهُ لَمَّا قَامَ عَبْدُ اللهِ يَدْعُوْهُ كَادُوْا يَكُوْنُوْنَ عَلَيْهِ لِبَدًا. قُلْ إِنَّمَا أَدْعُوْ رَبِّيْ وَ لَا أُشْرِكُ بِهِ أَحَدًا. قُلْ إِنِّيْ لَا أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَ لَا رَشَدًا. قُلْ إِنِّيْ لَنْ يُجِيْرَنِيْ مِنَ اللهِ أَحَدٌ وَ لَنْ أَجِدَ مِنْ دُوْنِهِ مُلْتَحَدًا. إِلَّا بَلَاغًا مِّنَ اللهِ وَ رِسَالَاتِهِ وَ مَنْ يَعْصِ اللهَ وَ رَسُوْلَهُ فَإِنَّ لَهُ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِيْنَ فِيْهَا أَبَدًا. حَتَّى إِذَا رَأَوْا مَا يُوْعَدُوْنَ فَسَيَعْلَمُوْنَ مَنْ أَضْعَفُ نَاصِرًا وَ أَقَلُّ عَدَدًا. قُلْ إِنْ أَدْرِيْ أَقَرِيْبٌ مَّا تُوْعَدُوْنَ أَمْ يَجْعَلُ لَهُ رَبِّيْ أَمَدًا. عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا. إِلَّا مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَّسُوْلٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَ مِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا. لِيَعْلَمَ أَنْ قَدْ أَبْلَغُوْا رِسَالَاتِ رَبِّهِمْ وَ أَحَاطَ بِمَا لَدَيْهِمْ وَ أَحْصَى كُلَّ شَيْءٍ عَدَدًا.

AL-JINN (JINN)

Surat ke-72. Jumlah ayatnya 28

 

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

  1. Katakanlah (hai Muḥammad): “Telah diwahyukan kepadaku bahwa sesungguhnya serombongan jinn mendengar (akan al-Qur’ān). Maka mereka berkata: “Sesungguhnya kami mendengar al-Qur’ān yang mengagumkan (mena‘jubkan),
  2. (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, maka kami mempercayainya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan Tuhan dengan seorang jua pun.
  3. Dan sesungguhnya amat tinggi kebesaran Tuhan kami. Dia tidak beristri dan tidak pula beranak.
  4. Dan sesungguhnya orang yang bodoh di antara kami mengatakan perkataan yang melampaui batas terhadap Allah.
  5. Dan sesungguhnya kami mengira, bahwa manusia dan jinn itu tidak akan mengucapkan perkataan yang bohong terhadap Allah.
  6. Dan sesungguhnya beberapa orang pria di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa orang pria dari jinn, maka mereka (manusia) menjadikan jinn bertambah sombong.
  7. Dan sesungguhnya mereka menyangka sebagaimana kamu menyangka bahwa Allah tidak akan mengutus (membangkitkan) seorang jua pun.
  8. (Jinn berkata): “Dan sesungguhnya kami telah mencoba mencari (rahasia) ruang angkasa, maka kami dapati di sana penuh dengan penjaga-penjaga yang kuat dan panah-panah api.
  9. Dan sesungguhnya kami dapat menduduki beberapa tempat (yang kosong dari penjagaan) di ruang angkasa itu untuk mendengar (tentang al-Qur’ān, tetapi tidak berhasil). Maka siapa yang hendak mendengar sekarang, tentu ia akan menjumpai panah api yang mengintai(nya).
  10. Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui, apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang-orang yang ada di muka bumi, ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan.
  11. Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang shalih dan ada (pula) yang tidak demikian halnya. Kami menempuh jalan yang berlain-lainan.
  12. Dan kami mengetahui bahwasanya kami tidak sanggup mengungguli (mengalahkan) Allah di muka bumi dan tidak pula dapat mengungguli-Nya (mengalahkan) dengan melarikan diri.
  13. Dan sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk (al-Qur’ān), kami beriman kepadanya. Barang siapa beriman kepada Tuhannya, maka ia tidak takut akan pengurangan pahala dan tidak pula (takut) akan penambahan dosa (dari orang lain).
  14. Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang tunduk (muslim) dan ada pula yang menyimpang (dari kebenaran). Barang siapa yang tunduk (muslim), maka merekalah yang telah memilih yang benar.

 

Ayat 1 s/d 14 menerangkan:

  1. Surat ini dinamakan Surat Jinn. Suatu nama yang menunjukkan bahwa jinn itu ada, dan ada pula berhubungan dengan Maha Pencipta dan makhluk lain yang diciptakan-Nya. Pada ayat lain ditegaskan Allah menciptakan jinn dan manusia untuk menyembah-Nya. Firman Allah: “Kami jadikan manusia dan jinn untuk menyembah-Ku.” (51: 56).
  2. Dapat diambil kesimpulan jinn itu ada dan ditugaskan untuk menyembah Allah. Dalam menunaikan tugas itu ada yang taat dan ada pula yang tidak taat sebagaimana manusia juga.
  3. Malaikat dan jinn masuk makhluk ghaib yang tidak dapat dijangkau oleh ilmu dan teknologi. Kita beriman kepada adanya jinn menurut yang tersebut dalam al-Qur’ān. Jangan ditambah-tambah dengan berbagai cerita-cerita dongeng. Lebih berbahaya lagi kalau mempercayai bahwa jinn itu mendatangkan kebaikan dan keburukan. Itu syirik namanya.

 

  1. Adapun orang-orang yang menyimpang (dari ajaran Islam), maka mereka menjadi kayu api Jahannam.”
  2. Dan bahwasanya kalau mereka tetap berjalan lurus sesuai (dengan Islam), sesungguhnya Kami akan memberi minum mereka dengan air yang segar (Kami beri rezeki mereka sebanyak-banyaknya).
  3. Kami akan menguji mereka (dengan ni‘mat yang mereka terima). Dan barang siapa yang membelakang dari peringatan Tuhannya, niscaya dimasukkan-Nya ke dalam ‘adzab yang tidak tertahankan beratnya.
  4. Sesungguhnya masjid-masjid itu untuk (mengingat) Allah (saja). Maka janganlah kamu menyembah siapa jua pun di samping (menyembah) Allah.
  5. Sesungguhnya tatkala hamba Allah (Muḥammad) berdiri menyembah-Nya, hampir saja jinn beramai-ramai mengerumuninya (karena keheranan melihat cara Muḥammad beribadat).

 

Ayat 15 s/d 19 menerangkan:

  1. Jinn-jinn mengakui bahwa dari golongan mereka ada yang patuh (muslim) dan ada pula yang membelakang dari kebenaran. Allah menjanjikan bagi yang berjalan di atas garis agama akan diberi rezeki dan yang melanggar akan ditimpa ‘adzab yang berat.
  2. Masjid tempat untuk menyembah Allah. Tidak boleh menyeru yang lain selain dari Allah di dalamnya. Jinn tercengang melihat Rasūlullāh s.a.w. beribadat, karena baru pada pandangan mereka.

 

  1. Katakanlah: “Sesungguhnya aku menyembah Tuhanku dan aku tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan-Nya.”
  2. Katankanlah: “Sesungguhnya aku tidak berdaya untuk mendatangkan bahaya kepadamu dan tidak pula kemanfaatan.”
  3. Katakanlah: “Sesungguhnya tidak seorang pun yang dapat melindungi aku dari (‘adzab) Allah dan aku tidak akan memperoleh tempat berlindung selain daripada-Nya.
  4. Aku hanya menyampaikan (peringatan) dari Allah dan risalah-Nya. Dan siapa yang mendurhakai Allah dan rasūl-Nya, maka sesungguhnya baginya Jahannam. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
  5. Hingga apabila mereka melihat ‘adzab yang dijanjikan kepada mereka, mereka akan mengetahui siapakah yang lemah sekali penolongnya dan sedikit sekali bilangannya.
  6. Katakanlah: “Aku tidak mengetahui, apakah sudah dekat ‘adzab yang dijanjikan kepada mereka atau Tuhanku memberi tangguh sampai waktu yang lama.

26 (Tuhanku) Yang Maha Mengetahui yang ghaib, maka tidak dilahirkan-Nya yang ghaib itu kepda seorang jua pun.

  1. kecuali kepada rasūl yang diridahi-Nya. Maka sesungguhnya Allah mengadakan penjaga-penjaga (para malaikat) di muka dan di belakang (rasūl yang diridai-Nya itu).
  2. Supaya Dia mengetahui bahwa para rasūl itu telah menyampaikan risalah Tuhannya. Dan Dia mengetahui sepenuhnya bagaimana keadaan mereka dan Dia menghitung segala sesuatu (dengan teliti).

 

Ayat 20 s/d 28 menerangkan:

  1. Rasūlullāh s.a.w. menegaskan bahwa ia tidak berdaya mendatangkan bahaya atau manfaat. Jika Rasūlullāh s.a.w. tidak bisa melakukan demikian apakah wali-wali atau siapa saja yang dianggap keramat dan sebagainya dapat melakukan?
  2. Rasūlullāh s.a.w. hanya bertugas menyampaikan da‘wah. Begitu pulalah wali-wali, guru-guru dan juru-juru da‘wah.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *