Surah al-Jinn 72 ~ Tafsir Muyassar

TAFSIR MUYASSAR

Oleh: Para Penyusun:
Dr. Hikmat Basyir
Dr. Hazim Haidar
Dr. Mushthafa Muslim
Dr. Abdul Aziz Isma‘il

Dikaji Ulang Oleh Sejumlah Ulama, di Bawah Arahan:
Syaikh al-Allamah Dr. Shalih bin Muhammad Alu asy-Syaikh

Penerjemah:
Muhammad Ashim, Lc.
Izzudin Karimi, Lc.
Penerbit: DARUL HAQ

Surat ke-072

AL-JINN (Jinn)

Makkiyyah – 28 Ayat

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

 

KEISLAMAN JINN SETELAH MENDENGAR AL-QUR’ĀN

قُلْ أُوْحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِّنَ الْجِنِّ فَقَالُوْا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآنًا عَجَبًا. يَهْدِيْ إِلَى الرُّشْدِ فَآمَنَّا بِهِ وَ لَنْ نُّشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَدًا.

(1-2).Katakanlah (wahai Rasul): “Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jinn telah mendengarkan (bacaan al-Qur’ān), lalu mereka berkata: “Kami telah mendengarkan bacaan yang menakjubkan (al-Qur’ān)”, (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, maka kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan sesuatu pun dengan Tuhan kami.

Katakanlah wahai Rasūl: “Allah mewahyukan kepadaku bahwa sekelompok jinn telah mendengar tilāwah al-Qur’ān yang aku lakukan. Manakala mereka mendengar al-Qur’ān yang sangat bagus dalam balaghah dan kefasihannya, hikmah-hikmah, hukum-hukum dan berita-beritanya, ia mengajak kepada kebenaran dan hidayah, lalu kami membenarkan al-Qur’ān itu dan mengamalkannya, kami tidak akan menyekutukan Tuhan kami yang telah menciptakan kami dengan siapa pun dalam beribadah kepada-Nya:

 

وَ أَنَّهُ تَعَالَى جَدُّ رَبِّنَا مَا اتَّخَذَ صَاحِبَةً وَ لَا وَلَدًا.

(3).dan bahwasanya Maha Tinggi keagungan Tuhan kami, Dia tidak memiliki istri dan tidak pula anak.

Maha Tinggi keagungan Tuhan kami, Dia tidak mengambil istri maupun anak.

 

وَ أَنَّهُ كَانَ يَقُوْلُ سَفِيْهُنَا عَلَى اللهِ شَطَطًا.

(4).Dan bahwasanya orang yang bodoh di antara kami dahulu selalu mengucapkan (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah,” (4241).

Yang bodoh dari kami, yaitu iblis, telah berkata atas Nama Allah sebuah perkataan yang jauh dari kebenaran, bahwa Allah mempunyai istri dan anak.

 

وَ أَنَّا ظَنَنَّا أَنْ لَّنْ تَقُوْلَ الْإِنْسُ وَ الْجِنُّ عَلَى اللهِ كَذِبًا.

(5).dan sesungguhnya kami mengira, bahwa manusia dan jinn tidak akan mengatakan perkataan yang dusta atas Nama Allah.

Kami menyangka tidak ada seorang pun yang berdusta atas Nama Allah, tidak dari kalangan manusia, tidak pula dari kalangan jinn dengan menisbatkan istri dan anak kepada Allah.

 

وَ أَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِّنَ الْإِنْسِ يَعُوْذُوْنَ بِرِجَالٍ مِّنَ الْجِنِّ فَزَادُوْهُمْ رَهَقًا.

(6).Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia meminta perlindungan (4252) kepada beberapa laki-laki dari jinn, maka mereka (jinn) menjadi mereka (manusia) bertambah sesat.

Ada beberapa orang manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa jinn, permintaan bantuan dari manusia kepada jinn-jinn itu justru membuat jinn-jinn tersebut menimpakan ketakutan, kecemasan dan kegelisahan yang lebih besar. Permohonan perlindungan yang Allah mencela orang-orang jahiliyyah karenanya ini, termasuk syirik akbar yang Allah tidak mengampuninya kecuali dengan taubat nashuha. Ayat ini mengandung peringatan keras terhadap permintaan pertolongan kepada para tukang sihir, dukun dan orang-orang seperti mereka.

 

وَ أَنَّهُمْ ظَنُّوْا كَمَا ظَنَنْتُمْ أَنْ لَّنْ يَبْعَثَ اللهُ أَحَدًا.

(7).Dan bahwasanya mereka mengira seperti kalian yang juga mengira, bahwa Allah tidak akan membangkitkan kembali siapa pun (pada Hari Kiamat).”

Orang-orang kafir dari kalangan manusia menyangka sebagaimana kalian wahai para jinn, bahwa Allah tidak membangkitkan siapa pun sesudah kematian.

 

وَ أَنَّا لَمَسْنَا السَّمَاءَ فَوَجَدْنَاهَا مُلِئَتْ حَرَسًا شَدِيْدًا وَ شُهُبًا.

(8).Dan bahwasanya kami (jinn) telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan bintang-bintang (yang menyala).”

Kami, para jinn, hendak naik ke langit untuk mencuri-curi dengar pembicaraan penghuninya, tetapi kami melihat langit penuh dengan para malaikat dalam jumlah besar yang menjaganya dan juga bola-bola api yang membakar yang dipakai melempar siapa yang mencoba mendekat.

 

وَ أَنَّا كُنَّا نَقْعُدُ مِنْهَا مَقَاعِدَ لِلسَّمْعِ فَمَنْ يَسْتَمِعِ الْآنَ يَجِدْ لَهُ شِهَابًا رَّصَدًا.

(9).dan bahwasanya kami (jinn) dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar (mencuri berita-beritanya). Tetapi sekarang (4263) siapa (yang mencoba) mendengar (mencuri berita-berita seperti itu), pasti akan mendapatkan bintang menyala yang mengintai (untuk membakarnya).”

Sebelum itu kami punya tempat-tempat di langit untuk menguping pembicaraan di sana. Tetapi saat ini siapa yang berusaha mencuri pendengaran, niscaya dia mendapatkan bola api yang disiapkan yang membakar dan menghanguskannya. Dua ayat ini mengandung bantahan terhadap apa yang diklaim oleh para tukang sihir dan dukun yang mengklaim ilmu ghaib, lalu mereka menipu orang-orang lemah akal dengan kebohongan dan bualan mereka.

 

وَ أَنَّا لَا نَدْرِيْ أَشَرٌّ أُرِيْدَ بِمَنْ فِي الْأَرْضِ أَمْ أَرَادَ بِهِمْ رَبُّهُمْ رَشَدًا.

(10).Dan bahwasanya kami (jinn) tidak mengetahui apakah keburukan yang dikehendaki (dengan adanya penjagaan itu) terhadap orang yang ada di bumi ataukah Tuhan mereka menghendaki bagi mereka.”

Kami, para jinn, tidak tahu apakah Allah hendak menurunkan keburukan kepada penduduk bumi atau Allah hendak menurunkan hidayah dan kebaikan kepada mereka?

 

وَ أَنَّا مِنَّا الصَّالِحُوْنَ وَ مِنَّا دُوْنَ ذلِكَ كُنَّا طَرَائِقَ قِدَدًا.

(11).Dan bahwasanya di antara kami (jinn) ada yang shalih dan ada (pula) yang selain itu. Kami menempuh jalan-jalan yang berbeda-beda.”

Di antara kami ada jinn-jinn baik dan bertaqwa, dan ada juga jinn-jinn yang tidak demikian, yaitu jinn-jinn yang kafir dan fasik. Kami terdiri dari kelompok-kelompok dan madzhab-madzhab yang beragam.

 

وَ أَنَّا ظَنَنَّا أَنْ لَّنْ نُّعْجِزَ اللهَ فِي الْأَرْضِ وَ لَنْ نُّعْجِزَهُ هَرَبًا.

(12).Dan bahwasanya kam (jinn) telah menduga, bahwa kami tidak akan mampu melepaskan diri (dari kekuasaan) Allah di bumi dan tidak (pula) dapat lari melepaskan diri (dari)-Nya.”

Kami yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas kami, kami berada dalam genggaman-Nya dan kekuasaan-Nya. Kami tidak bisa luput dari Allah manakala Dia menginginkan sesuatu pada kami. Kami tidak akan bisa menyelamatkan diri dari hukuman-Nya dengan berlari ke langit manakala Dia menghendaki keburukan bagi kami.

 

وَ أَنَّا لَمَّا سَمِعْنَا الْهُدَى آمَنَّا بِهِ فَمَنْ يُؤْمِنْ بِرَبِّهِ فَلَا يَخَافُ بَخْسًا وَ لَا رَهَقًا.

(13).Dan bahwasanya ketika kami (jinn) mendengar petunjuk al-Qur’ān), kami beriman kepadanya. Maka barang siapa beriman kepada Tuhannya, ia tidak perlu takut merugi (karena kebaikannya dikurangi) dan tidak pula dosa (ditambahkan atasnya).

Manakala kami mendengar al-Qur’ān, kami beriman kepadanya, kami mengakuinya bahwa ia berasal dari sisi Allah. Maka barang siapa beriman kepada Tuhannya, dia tidak takut kebaikannya akan dikurangi dan tidak takut kezhaliman dengan ditambahkannya keburukannya.

 

وَ أَنَّا مِنَّا الْمُسْلِمُوْنَ وَ مِنَّا الْقَاسِطُوْنَ فَمَنْ أَسْلَمَ فَأُوْلئِكَ تَحَرَّوْا رَشَدًا. وَ أَمَّا الْقَاسِطُوْنَ فَكَانُوْا لِجَهَنَّمَ حَطَبًا.

(14-15).Dan bahwasanya di antara kami ada yang Islam dan ada yang menyimpang dari kebenaran. Siapa yang Islam, maka mereka itu telah memilih jalan yang lurus. Dan adapun mereka yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi bahan bakar bagi Neraka Jahannam.”

Di antara kami ada jinn-jinn yang tunduk lagi taat kepada Allah, dan ada juga jinn-jinn zhalim yang menyimpang dari jalan kebenaran. Barang siapa masuk Islam, tunduk dan patuh kepada Allah, maka mereka adalah orang-orang yang berjalan di atas jalan kebenaran dan memilihnya dengan sungguh-sungguh, maka Allah membimbing mereka kepadanya. Adapun orang-orang yang menyimpang dari jalan Islam, mereka adalah bahan bakar Neraka Jahannam.”

 

وَ أَنْ لَّوِ اسْتَقَامُوْا عَلَى الطَّرِيْقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُمْ مَّاءً غَدَقًا. لِنَفْتِنَهُمْ فِيْهِ وَ مَنْ يُعْرِضْ عَنْ ذِكْرِ رَبِّهِ يَسْلُكْهُ عَذَابًا صَعَدًا.

(16-17).Dan sekiranya mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), niscaya Kami akan mencurahkan kepada mereka air yang banyak. Dengan (cara) itu Kami hendak menguji mereka. Dan barang siapa berpaling dari peringatan Tuhannya, niscaya Dia akan memasukkannya ke dalam adzab yang sangat berat.”

Bila orang-orang kafir dari kalangan jinn dan manusia berjalan di atas jalan Islam dan tidak menyimpang darinya, niscaya Kami menurunkan kepada mereka hujan yang deras, dan Kami lapangkan rizki bagi mereka di dunia untuk menguji mereka, bagaimana mereka mensyukuri nikmat Allah kepada mereka? Barang siapa berpaling dari Tuhannya dengan tidak menaati-Nya, tidak mendengar dan merenungkan al-Qur’ān, serta tidak mengamalkannya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam siksa yang besar dan berat.

 

وَ أَنَّ الْمَسَاجِدَ للهِ فَلَا تَدْعُوْا مَعَ اللهِ أَحَدًا.

(18).Dan bahwasanya masjid-masjid itu adalah milik Allah. Maka janganlah kalian menyembah seorang pung di dalamnya selain Allah.”

Masjid-masjid didirikan untuk beribadah kepada Allah semata, maka jangan beribadah padanya kepada selain Allah. Ikhlaskanlah doa dan ibadah hanya untuk Allah, karena masjid tidak dibangun kecuali untuk beribadah kepada Allah semata bukan selain-Nya. Ayat ini mewajibkan menyucikan masjid dari segala urusan yang menodai keikhlasan kepada Allah dan ittiba‘ kepada Rasūlullāh s.a.w.

 

وَ أَنَّهُ لَمَّا قَامَ عَبْدُ اللهِ يَدْعُوْهُ كَادُوْا يَكُوْنُوْنَ عَلَيْهِ لِبَدًا.

(19).Dan bahwasanya ketika hamba Allah (Muḥammad) berdiri menyebah-Nya (melaksanakan shalat), mereka (jinn-jinn) itu berdesakan mengerumuninya.”

Manakala Muḥammad s.a.w. berdiri beribadah kepada Tuhannya, para jinn berkumpul dalam jumlah besar, sebagian dari mereka di atas sebagian lainnya, mereka berdesak-desakan untuk mendengar al-Qur’ān darinya.

 

PEMELIHARAAN ALLAH s.w.t. TREHADAP WAHYU YANG DITURUNKAN KEPADA RASŪL s.a.w.

قُلْ إِنَّمَا أَدْعُوْ رَبِّيْ وَ لَا أُشْرِكُ بِهِ أَحَدًا.

(20).Katakanlah (wahai Rasūl): “Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku dan aku tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan-Nya.”

Katakanlah wahai Rasūl kepada orang-orang kafir itu: “Aku hanya menyembah Tuhanku semata, aku tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun dalam beribadah.”

 

قُلْ إِنِّيْ لَا أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَ لَا رَشَدًا. قُلْ إِنِّيْ لَنْ يُجِيْرَنِيْ مِنَ اللهِ أَحَدٌ وَ لَنْ أَجِدَ مِنْ دُوْنِهِ مُلْتَحَدًا. إِلَّا بَلَاغًا مِّنَ اللهِ وَ رِسَالَاتِهِ وَ مَنْ يَعْصِ اللهَ وَ رَسُوْلَهُ فَإِنَّ لَهُ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِيْنَ فِيْهَا أَبَدًا.

(21-23).Katakanlah (wahai Rasūl): “Aku tidak kuasa menolak mudharat maupun mendatangkan kebaikan bagi kalian.” Katakanlah (wahai Rasūl): “Sesungguhnya tidak ada sesuatu pun yang dapat melindungiku dari (adzab) Allah dan aku tidak akan memperoleh tempat berlindung selain dari-Nya. (Aku hanya) menyampaikan (peringatan) dari Allah dan risalah-Nya. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasūl-Nya, maka sesungguhnya dia akan mendapat (adzab) Neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya”.

Katakanlah wahai Rasūl kepada orang-orang kafir itu: “Aku tidak kuasa menolak mudharat dari kalian, tidak pula mendatangkan manfaat bagi kalian. Bila aku mendurhakai Allah, maka tidak ada seorang pun yang bisa menyelamatkanku dari adzab-Nya. Aku tidak menemukan tempat berlindung yang menjagaku dari adzab-Nya. Yang aku bisa lakukan adalah menyampaikan kepada kalian dari Allah apa yang Allah perintahkan kepadaku agar aku menyampaikannya kepada kalian dan risalah-Nya yang dengannya Allah mengutusku kepada kalian. Barang siapa durhaka kepada Allah dan Rasūl-Nya, serta berpaling dari agama Islam, maka balasannya adalah Neraka Jahannam, dia tidak akan keluar darinya selama-lamanya.”

 

حَتَّى إِذَا رَأَوْا مَا يُوْعَدُوْنَ فَسَيَعْلَمُوْنَ مَنْ أَضْعَفُ نَاصِرًا وَ أَقَلُّ عَدَدًا.

(24).Sehingga apabila mereka melihat (adzab) yang diancamkan kepada mereka itu, maka mereka akan mengetahui siapakah yang lebih lemah penolongnya dan lebih sedikit jumlahnya.”

Manakala kaum musyrikin menyaksikan adzab yang diancamkan kepada mereka, maka mereka akan tahu siapa yang lebih lemah penolongnya dan lebih sedikit bala tentaranya.

 

قُلْ إِنْ أَدْرِيْ أَقَرِيْبٌ مَّا تُوْعَدُوْنَ أَمْ يَجْعَلُ لَهُ رَبِّيْ أَمَدًا. عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا. إِلَّا مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَّسُوْلٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَ مِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا. لِيَعْلَمَ أَنْ قَدْ أَبْلَغُوْا رِسَالَاتِ رَبِّهِمْ وَ أَحَاطَ بِمَا لَدَيْهِمْ وَ أَحْصَى كُلَّ شَيْءٍ عَدَدًا.

(25-28).Katakanlah (wahai Rasūl): “Aku tidak mengetahui apakah adzab yang diancamkan kepada kalian itu sudah dekat ataukah Tuhanku menjadikan waktunya masih lama?” Dia-lah Yang Maha Mengetahui yang ghaib, tetapi Dia tidak memperlihatkan kepada siapa pun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasūl yang Dia ridhai, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di depan dan di belakangnya. Agar dia mengetahui, bahwa rasūl-rasūl itu sungguh telah menyampaikan risalah Tuhan mereka, sedang (ilmu-Nya) meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu.

Katakanlah wahai Rasūl kepada orang-orang kafir itu: “Aku tidak tahu apakah adzab yang diancamkan kepada kalian ini sudah dekat masanya ataukah Tuhanku menetapkan masa tenggat (batas waktu) yang lama?” Allah mengetahui apa yang ghaib dari pandangan mata, Dia tidak memperlihatkannya kepada seorang pun dari makhluk-Nya, kecuali siapa yang Dia pilih untuk mengemban risalah-Nya dan Dia ridhai, maka Dia membukakan untuknya sebagian hal ghaib. Allah mengirimkan para malaikat di depan dan di belakang Rasūl untuk menjaganya dari para jinn, agar mereka tidak mengupingnya lalu membisikkannya kepada para dukun, agar Rasūl tahu bahwa para rasūl sebelumnya sama dengan dirinya, yaitu mereka menyampaikan kebenaraan dengan jujur, dan bahwa dia dijaga sebagaimana para rasul dijaga dari jinn. Dan bahwa ilmu Allah mencakup segala apa yang ada pada mereka, baik lahir maupun batin, berupa syariat-syariat, hukum-hukum dan lainnya, tidak ada sesuatu pun yang terlewatkan oleh-Nya, dan juga bahwa Allah menghitung jumlah segala sesuatu, tidak ada sesuatu pun yang samar bagi Allah.

Catatan:


  1. 424). Mengatakan bahwa Allah s.w.t. mempunyai istri dan anak. Menurut Ibnu Katsīr, perkataan ini diucapkan sebelum jinn itu masuk Islam. 
  2. 425). Yakni, ada di antara orang-orang ‘Arab, apabila mereka melintasi tempat yang sunyi, mereka minta perlindungan kepada jinn yang mereka anggap berkuasa di tempat itu. 
  3. 426). Yakni, setelah Nabi Muḥammad s.a.w. diutus menjadi rasūl.