Ayat 14-19: Terbaginya jinn menjadi dua golongan; mu’min dan kafir, tempat kembali masing-masing golongan itu, dan berkumpulnya jinn di dekat Rasūlullāh shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mendengarkan al-Qur’ān.
وَ أَنَّا مِنَّا الْمُسْلِمُوْنَ وَ مِنَّا الْقَاسِطُوْنَ فَمَنْ أَسْلَمَ فَأُوْلئِكَ تَحَرَّوْا رَشَدًا. وَ أَمَّا الْقَاسِطُوْنَ فَكَانُوْا لِجَهَنَّمَ حَطَبًا. وَ أَنْ لَّوِ اسْتَقَامُوْا عَلَى الطَّرِيْقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُمْ مَّاءً غَدَقًا. لِنَفْتِنَهُمْ فِيْهِ وَ مَنْ يُعْرِضْ عَنْ ذِكْرِ رَبِّهِ يَسْلُكْهُ عَذَابًا صَعَدًا. وَ أَنَّ الْمَسَاجِدَ للهِ فَلَا تَدْعُوْا مَعَ اللهِ أَحَدًا. وَ أَنَّهُ لَمَّا قَامَ عَبْدُ اللهِ يَدْعُوْهُ كَادُوْا يَكُوْنُوْنَ عَلَيْهِ لِبَدًا.
- Dan di antara kami ada yang Islam dan ada yang menyimpang (dari jalan yang lurus). Siapa yang Islam, maka mereka itu telah memilih jalan yang lurus. (2521[efn_note]2521). Yang menyampaikan mereka ke surga dan kenikmatannya.[/efn_note])
- Dan adapun orang yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi bahan bakar bagi neraka Jahannam. (2522[efn_note]2522). Sebagai balasan terhadap ‘amal mereka, bukan karena Allah menzhālimi mereka. Karena mereka jika tetap berada di atas jalan yang lurus (Islam), tentu Allah akan memberi minuman kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak) sebagaimana diterangkan dalam ayat selanjutnya. Namun tidak ada yang menghalangi mereka untuk berada di atasnya (jalan yang lurus) selain kezhāliman dan sikap melampaui batas mereka.[/efn_note])
- Dan sekiranya mereka telah berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), niscaya Kami akan mencurahkan kepada mereka air yang cukup.
- Dengan (cara) itu Kami hendak menguji mereka (2523[efn_note]2523). Agar terlihat jelas siapa yang jujur dan siapa yang dusta.[/efn_note]). Dan barang siapa berpaling dari peringatan Tuhannya (2524[efn_note]2524). Ya‘ni dari kitab-Nya, di mana dia tidak mengikutinya dan tidak tunduk kepadanya, bahkan lalai terhadapnya niscaya akan dimasukkan-Nya ke dalam ‘adzāb yang sangat berat.[/efn_note]), niscaya akan dimasukkan-Nya ke dalam ‘adzāb yang sangat berat.
- Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah untuk Allah. Maka janganlah kamu menyembah apa pun di dalamnya selain Allah. (2525[efn_note]2525). Sebagaimana yang dilakukan orang-orang Yahudi dan Nasrani ketika mereka berada di tempat ibadah mereka, mereka malah menyembah kepada selain-Nya. Hal itu, karena masjid yang merupakan tempat paling agung untuk beribadah dibangun di atas ikhlas dan ketundukan kepada keagungan Allah dan keperkasaan-Nya.[/efn_note])
- Dan sesungguhnya ketika hamba Allah (Muḥammad) berdiri menyembah-Nya (melaksanakan shalat), mereka (jin-jin itu) berdesakan mengerumuninya. (2526[efn_note]2526). Untuk mendengarkan al-Qur’ān.[/efn_note])
Ayat 20-25: Perintah kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam untuk menyebutkan secara terang-terangan ketundukannya kepada Allah ‘azza wa jalla dan mengikhlaskan ‘amal karena-Nya.
قُلْ إِنَّمَا أَدْعُوْ رَبِّيْ وَ لَا أُشْرِكُ بِهِ أَحَدًا. قُلْ إِنِّيْ لَا أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَ لَا رَشَدًا. قُلْ إِنِّيْ لَنْ يُجِيْرَنِيْ مِنَ اللهِ أَحَدٌ وَ لَنْ أَجِدَ مِنْ دُوْنِهِ مُلْتَحَدًا. إِلَّا بَلَاغًا مِّنَ اللهِ وَ رِسَالَاتِهِ وَ مَنْ يَعْصِ اللهَ وَ رَسُوْلَهُ فَإِنَّ لَهُ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِيْنَ فِيْهَا أَبَدًا. حَتَّى إِذَا رَأَوْا مَا يُوْعَدُوْنَ فَسَيَعْلَمُوْنَ مَنْ أَضْعَفُ نَاصِرًا وَ أَقَلُّ عَدَدًا. قُلْ إِنْ أَدْرِيْ أَقَرِيْبٌ مَّا تُوْعَدُوْنَ أَمْ يَجْعَلُ لَهُ رَبِّيْ أَمَدًا.
- Katakanlah (Muḥammad) (2527[efn_note]2527). Sebagai jawaban terhadap ajakan orang-orang kafir untuk meninggalkan menyembah Allah, atau maksudnya perintah Allah kepada Beliau agar menerangkan hakikat ajakan Beliau.[/efn_note]): “Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku dan aku tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan-Nya.”
- Katakanlah (Muḥammad): “Aku tidak kuasa menolak mudharat maupun mendatangkan kebaikan kepadamu. (2528[efn_note]2528). Karena aku seorang hamba dan tidak berkuasa apa-apa.[/efn_note])”
- Katakanlah (Muḥammad): “Sesungguhnya tidak ada sesuatu pun yang dapat melindungiku dari (‘adzāb) Allah (2529[efn_note]2529). Jika aku durhaka kepada-Nya.[/efn_note]) dan aku tidak akan memperoleh tempat berlindung selain dari-Nya.”
- (Aku hanya) menyampaikan (peringatan) dari Allah dan risalah-Nya (2530[efn_note]2530). Ya‘ni aku tidak berbeda dengan manusia yang lain, hanyasaja Allah subḥānahu wa ta‘ālā mengistimewakan aku untuk menyampaikan risalah-Nya dan mengajak manusia kepada-Nya, sehingga dengan begitu tegaklah hujjah atas manusia.[/efn_note]). Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasūl-Nya (2531[efn_note]2531). Dengan melakukan kekafiran sebagaimana diterangkan oleh ayat-ayat yang lain yang muḥkam (jelas). Adapun jika sekedar melakukan maksiat yang berada di bawah kekafiran, maka tidaklah membuat kekal di neraka sebagaimana ditunjukkan oleh ayat-ayat al-Qur’ān dan hadits-hadits Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam serta disepakati oleh salaf-ul-ummah dan para imām umat ini.[/efn_note]), maka sesungguhnya dia akan mendapat (‘adzāb) neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
- Sehingga apabila mereka melihat (‘adzāb) yang diancamkan kepadanya (2532[efn_note]2532). Ya‘ni menyaksikannya dengan mata kepala dan merasa yakin bahwa ‘adzāb itu pasti menimpa mereka.), maka mereka akan mengetahui siapakah yang lebih lemah penolongnya dan lebih sedikit jumlahnya. (2533[efn_note]2533). Yaitu ketika selain mereka tidak bisa memberikan pertolongan dan mereka tidak mampu membela diri; ketika mereka dikumpulkan secara sendiri-sendiri sebagaimana mereka diciptakan pertama kali.[/efn_note])
- Katakanlah (Muḥammad) (2534[efn_note]2534). Kepada mereka jika mereka bertanya kepadamu,:“Kapankah ancaman ini?”[/efn_note]): “Aku tidak mengetahui, apakah ‘adzab yang diancamkan kepadamu itu dekat ataukah Tuhanku menetapkan waktunya masih lama.” (2535[efn_note]2535). Oleh karena itu, pengetahuan terhadap hal itu ada pada sisi Allah subḥānahu wa ta‘ālā.[/efn_note])
Ayat 26-28: Hanya Allah yang mengetahui yang ghaib dan ‘ilmu-Nya yang luas meliputi segala sesuatu.
عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا. إِلَّا مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَّسُوْلٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَ مِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا. لِيَعْلَمَ أَنْ قَدْ أَبْلَغُوْا رِسَالَاتِ رَبِّهِمْ وَ أَحَاطَ بِمَا لَدَيْهِمْ وَ أَحْصَى كُلَّ شَيْءٍ عَدَدًا.
- Dia mengetahui yang ghaib, tetapi Dia tidak memperlihatkan kepada siapa pun tentang yang ghaib itu. (2536[efn_note]2536). Bahkan Dia sendiri yang mengetahui hal yang tersembunyi dan rahasia serta hal-hal ghaib.[/efn_note])
- Kecuali kepada Rasūl yang diridhai-Nya (2537[efn_note]2537). Maka Dia memberitahukannya sesuai kebijaksanaan-Nya untuk diberitahukan. Hal itu, karena para rasūl tidak seperti selain mereka. Mereka dikuatkan oleh Allah dengan mu‘jizat yang menunjukkan kebenaran mereka dan dengan dijaga wahyu-Nya agar mereka menyampaikannya kepada manusia tanpa didekati oleh para syaithan sehingga mereka tidak bisa menambah atau menguranginya. Oleh karena itulah, Allah subḥānahu wa ta‘ālā berfirman: “Maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di depan dan di belakangnya.”[/efn_note]), maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di depan dan di belakangnya. (2538[efn_note]2538). Mereka akan menjaganya dengan perintah Allah.[/efn_note])
- Agar Dia mengetahui (2539[efn_note]2539 Di alam nyata.[/efn_note]), bahwa rasūl-rasūl itu sungguh telah menyampaikan risalah Tuhannya (2540[efn_note]2540). Karena Dia telah mengadakan sebab-sebabnya.[/efn_note]), sedang ‘ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka (2541[efn_note]2541). Baik yang mereka sembunyikan maupun yang mereka tampakkan.[/efn_note]), dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu.
Syaikh as-Sa‘dī menyebutkan beberapa faedah dalam surah ini yang kesimpulannya sebagai berikut:
– Adanya jinn, dan bahwa mereka diperintah dan dilarang (diberikan beban atau kewajiban agama sebagaimana manusia), dan akan diberikan balasan.
– Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam juga diutus kepada jin sebagaimana Beliau diutus pula kepada manusia, karena Allah subḥānahu wa ta‘ālā menghadapkan segolongan jinn kepada Beliau agar mereka mendengarkan wahyu-Nya dan menyampaikannya kepada kaum mereka.
– Kecerdasan jinn dan tahunya mereka terhadap kebenaran, dan bahwa yang mendorong mereka beriman adalah ketika mereka mengetahui secara pasti petunjuk al-Qur’ān.
– Bagusnya adab mereka (jinn yang beriman itu) ketika berbicara.
– Perhatian Allah kepada Rasūl-Nya dan penjagaan-Nya kepada apa yang dibawa Rasūl-Nya. Oleh karena itulah, ketika telah mulai pengangkatan kenabian, langit-langit dijaga dengan bintang-bintang (meteor), para syaithan pergi dari tempat-tempatnya, Allah merahmati bumi dan penduduknya dengan rahmat yang ditentukan-Nya dan Dia menginginkan kebaikan untuk mereka. Dia ingin menampakkan agama-Nya, syariat-Nya dan agar Dia dikenal di bumi sehingga hati pun senang dan cinta kepada-Nya, syiar-syiar agama-Nya pun tampak dan para penyembah berhala serta berhala itu musnah.
– Semangatnya jinn mendengarkan wahyu dan berdesakannya mereka untuknya.
– Ayat ini juga mengandung perintah bertauḥīd dan larangan berbuat syirk, menerangkan keadaan makhlūq dan bahwa seorang pun di antara mereka tidak berhak diibadahi. Hal itu, karena apabila Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam tidak berkuasa memberikan manfaat dan menolak bahaya bagi seseorang bahkan bagi dirinya sedangkan Beliau adalah manusia paling utama dan paling sempurna, maka apalagi manusia yang lain. Oleh karena itu, merupakan kesalahan yang besar ketika mengambil makhlūq sebagai tuhannya di samping Allah.
– Hal ghaib hanya Allah saja yang mengetahui; tidak ada seorang pun dari makhlūq yang mengetahuinya kecuali Rasūl yang diridhāi-Nya, maka Allah perlihatkan sebagian kecil darinya.
Selesai tafsir surah al-Jīnn dengan pertolongan Allah dan taufīq-Nya, wal-ḥamdulillāhi rabb-il-‘ālamīn.