وَ أَنْ لَّوِ اسْتَقَامُوْا عَلَى الطَّرِيْقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُمْ مَّاءً غَدَقًا. لِنَفْتِنَهُمْ فِيْهِ وَ مَنْ يُعْرِضْ عَنْ ذِكْرِ رَبِّهِ يَسْلُكْهُ عَذَابًا صَعَدًا. وَ أَنَّ الْمَسَاجِدَ للهِ فَلَا تَدْعُوْا مَعَ اللهِ أَحَدًا. وَ أَنَّهُ لَمَّا قَامَ عَبْدُ اللهِ يَدْعُوْهُ كَادُوْا يَكُوْنُوْنَ عَلَيْهِ لِبَدًا. قُلْ إِنَّمَا أَدْعُوْ رَبِّيْ وَ لَا أُشْرِكُ بِهِ أَحَدًا. قُلْ إِنِّيْ لَا أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَ لَا رَشَدًا. قُلْ إِنِّيْ لَنْ يُجِيْرَنِيْ مِنَ اللهِ أَحَدٌ وَ لَنْ أَجِدَ مِنْ دُوْنِهِ مُلْتَحَدًا. إِلَّا بَلَاغًا مِّنَ اللهِ وَ رِسَالَاتِهِ وَ مَنْ يَعْصِ اللهَ وَ رَسُوْلَهُ فَإِنَّ لَهُ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِيْنَ فِيْهَا أَبَدًا. حَتَّى إِذَا رَأَوْا مَا يُوْعَدُوْنَ فَسَيَعْلَمُوْنَ مَنْ أَضْعَفُ نَاصِرًا وَ أَقَلُّ عَدَدًا.
072: 16. Dan sekiranya mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), niscaya Kami akan mencurahkan kepada mereka air yang cukup.
072: 17. Dengan (cara) itu Kami menguji mereka padanya. Dan barang siapa berpaling dari peringatan Tuhannya, niscaya akan dimasukkan-Nya ke dalam adzab yang sangat berat.
072: 18. Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah untuk Allah. Maka janganlah kamu menyembah apa pun di dalamnya selain Allah.
072: 19. Dan sesungguhnya ketika hamba Allah (Muḥammad) berdiri menyembah-Nya (melaksanakan shalat), mereka (jinn-jinn) itu desak berdesakan mengerumuninya.
072: 20. Katakanlah (Muḥammad): “Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku dan aku tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan-Nya.”
072: 21. Katakanlah (Muḥammad): “Aku tidak kuasa menolak mudarat maupun mendatangkan kebaikan kepadamu.”
072: 22. Katakanlah (Muḥammad): “Sesungguhnya tidak ada sesuatu pun yang dapat melindungiku dari (adzab) Allah dan aku tidak akan memperoleh tempat berlindung selain dari-Nya.”
072: 23. (Aku hanya) menyampaikan (peringatan) dari Allah dan risalah-Nya. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasūl-Nya maka sesungguhnya akan mendapat (adzab) neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
072: 24. Sehingga apabila mereka melihat (adzab) yang diancamkan kepadanya, maka mereka akan mengetahui siapakah yang lebih lemah penolongnya dan lebih sedikit jumlahnya.
(عَلَى الطَّرِيْقَةِ) ‘Alath-Tharīqati: Yaitu agama Islam.
(مَّاءً غَدَقًا) Mā’an Ghadaqan: Yaitu harta yang melimpah.
(لِنَفْتِنَهُمْ فِيْهِ) Linaftinahum Fīhi: Kami akan menguji mereka, apakah mereka bersyukur atau mengkufurinya?
(عَنْ ذِكْرِ رَبِّهِ) ‘An Dzikri Rabbihī: Yaitu al-Qur’ān, syariat dan hukum-hukumNya.
(عَذَابًا صَعَدًا) ‘Adzāban Sha‘adan: Adzab yang pedih.
(فَلَا تَدْعُوْا) Falā Tad‘ū: (Tidak akan menyekutukan) ketika beribadah kepada Allah ta‘ālā dengan seorang pun.
(عَبْدُ اللهِ يَدْعُوْهُ) ‘Abdullāhi yad‘ūhu: Yaitu ketika Nabi Muḥammad s.a.w. berdoa kepada Allah di dekat pohon kurma.
(عَلَيْهِ لِبَدًا) ‘Alaihi Libadan: Ketika berkumpul berdesak-desakan hanya untuk mendengarkan bacaan beliau.
(ضَرًّا وَ لَا رَشَدًا) Dharran wa Lā Rasyadan: Kejelekan dan tidak pula kebaikan.
(مُلْتَحَدًا) Multaḥadan: Perlindungan yang biasa aku jadikan sebagai tempat berlindung.
(إِلَّا بَلَاغًا) Illā Balāghan: Aku hanya bertugas menyampaikan risalah Allah kepada kalian.
(وَ أَقَلُّ عَدَدًا) Wa Aqallu ‘Adadan: memiliki sedikit penolong, baik dari kalangan orang-orang muslim atau orang-orang kafir.
Firman-Nya: “Dan bahwasanya jika mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam),” maksudnya Allah mewahyukan kepadaku, seandainya orang-orang musyrik Quraisy mau berjalan lurus di atas keimanan dan tauhid serta ketaatan kepada Allah dan Rasūl-Nya (ketika mereka dilanda kekeringan dan paceklik), maka “benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak),” (7731) sehingga harta dan rezeki mereka semakin banyak dan melimpah. “Untuk Kami beri cobaan kepada mereka padanya”, yaitu Kami akan menguji mereka di dalam harta yang melimpah tersebut, apakah mereka bersyukur atau justru mengingkarinya? Kemudian jika mereka bersyukur, maka Allah akan menambahkan nikmat-Nya kepada mereka. Apabila mereka ingkar, maka Allah akan merampasnya kembali dari mereka dan mengadzab mereka.
Allah ta‘ālā berfirman: “Dan barang siapa yang berpaling dari peringatan Tuhannya,” yaitu berpaling dari al-Qur’ān dan ajaran keimanan dan amal shalih yang beliau dakwahkan dan tidak (mau) membersihkan diri dari noda kemusyrikan dan keburukan perbuatan-perbuatan mereka, “niscaya akan dimasukkan-Nya ke dalam adzab yang amat berat.” (7742) Maksudnya Kami akan memasukkan mereka ke dalam adzab yang sangat berat di dunia seperti ditimpa kehinaan, kekafiran, dan malapetaka. Sedangkan di akhirat kelak akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam yang penuh dengan angin dan air panas dan pohon-pohon (neraka) yang sudah kering dan pohon-pohonan yang menjadi makanan pokok penghuni neraka.
Allah ta‘ālā berfirman: “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu (7753) adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.” Allah mewahyukan kepadaku bahwa semua masjid adalah milik Allah. Jika kalian akan memasukinya untuk beribadah, maka janganlah kalian beribadah di dalamnya menduakan Allah dengan makhluk lain. Bagaimana mungkin hal ini akan terjadi, karena masjid tersebut adalah milik-Nya. Engkau beribadah di dalamnya menyembah-Nya dan menyembah yang lain.
Perlu diketahui bahwa syirik adalah perbuatan yang diharamkan dan orang yang melakukannya akan dimasukkan ke dalam neraka. Karena akan disebut tidak beradab apabila seseorang bersikap dualisme ketika beribadah kepada Allah. Menyembah-Nya dan menyembah makhluk lain. “Dan bahwasanya tatkala hamba Allah (Muḥammad) berdiri menyembah-Nya (mengerjakan ibadah), hampir saja jinn-jinn itu desak mendesak mengerumuninya” Maksudnya telah diwahyukan juga kepadaku bahwa tatkala hamba dan Rasūl-Nya, yaitu Muḥammad s.a.w. berdiri menyembah Rabbnya (shalat) di dekat pohon kurma, beliau dikerumuni oleh jinn-jinn, berdesak-desakan, (7764) seperti sesuatu yang berhimpit-himpitan satu sama lainnya.
Allah ta‘ālā berfirman: “Katakanlah: “Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku dan aku tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan-Nya.”” Ayat sebagai jawaban terhadap orang-orang musyrik Quraisy ketika mereka bertanya kepada Nabi s.a.w.: “Sesungguhnya engkau telah membawa sebuah perkara besar, engkau telah membuat marah semua orang, maka hentikanlah dakwahmu ini! (Kalau berhenti berdakwah), maka kami akan menolongmu!” Maka beliau diperintahkan untuk menjawab perkataan mereka: “Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku, Tuhan yang esa dan aku tidak akan menyekutukan-Nya!” Aku juga diperintahkan untuk mengatakan bahwa aku tidak bisa mencelakai kalian, wahai orang-orang kafir Quraisy, dan tidak pula bisa mendatangkan manfaat. Tidak bisa menyesatkan dan tidak bisa pula memberi petunjuk. Karena semua ini hanya milik Allah. Dia akan menyesatkan siapa yang dikehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya pula. Allah juga telah memerintahkan beliau untuk mengatakan: “Sesungguhnya aku tidak memiliki seorang penolong pun yang akan menolongku dari adzab Allah jika aku bermaksiat kepada-Nya apabila aku menaati kalian. Aku tidak menemukan tempat berlindung, kecuali hanya kepada-Nya.” (7775).
Allah ta‘ālā berfirman: “Kecuali aku hanya menyampaikan risalah-Nya. Aku tidak berkuasa untuk mendatangkan malapetaka dan tidak juga mendatangkan manfaat, aku hanya menyampaikan risalah-Nya, karena aku diberi tugas untuk menyampaikan perintah-perintahNya kepada kalian.” Aku akan menunjukkan kalian kepada petunjuk, kebaikan, dan kemenangan. Allah ta‘ālā berfirman: “Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasūl-Nya maka sesungguhnya baginyalah neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.” Maksudnya Allah telah memberikan ancaman bahwa siapa saja yang bermaksiat kepada Allah, seperti dengan menyekutukan-Nya, tidak menaati, dan mendustakan ajaran yang dibawa Rasūl-Nya, maka dosa syirik dan kemaksiatannya akan dibalas dengan api neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Allah ta‘ālā berfirman: “Sehingga apabila mereka melihat adzab yang diancamkan kepada mereka, maka mereka akan mengetahui siapakah yang lebih lemah penolongnya dan lebih sedikit bilangannya.” Perbuatan mereka yang terus-menerus berkutat dengan kemusyrikan dan mendustakan Rasūl-Nya, maka ketika mereka telah melihat adzab di hari Kiamat yang dahulu diancamkan kepada mereka, maka mereka akan mengetahui, siapakah yang paling lemah penolongnya dan paling sedikit jumlahnya? Apakah para penolongnya adalah orang-orang mu’min, Nabi Muḥammad s.a.w. dan para sahabatnya ataukah orang-orang musyrik yang (sama-sama) mendustakan?
“Aduh diriku dan sesal diriku tidak ada manfaatnya.
Dari diriku dan tidak ada tempat berlindung selain Allah.”